Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Peternakan Indonesia, Februari 2014 Vol.

16 (1)
ISSN 1907-1760

Sifat Fisik dan Kimia Daging Kelinci Rex dan Lokal (Oryctolagus cuniculus)

Physical and Chemical Properties of Rex and Local Rabbit’s (Oryctolagus cuniculus) Meat

B. Brahmantiyo1, Setiawan, M. A.,2 dan M. Yamin2


1
Balai Penelitian Ternak, Jl Veteran III, Ciawi PO BOX 221, Bogor 16002
2
Fakultas Peternakan IPB, Jl. Agathis Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
e-mail: brahmantiyo@gmail.com
(Diterima: 11 November 2013; Disetujui: 19 Februari 2014)

ABSTRAK

Kelinci berpotensi sebagai alternatif sumber protein hewani. Daging kelinci mengandung
protein tinggi dan kandungan lemak yang rendah dibandingkan dengan daging ternak lain. Saat ini,
informasi terkait performa karkas kelinci Rex dan lokal masih sangat kurang. Penelitian ini
bertujuan untuk mangetahui performa karkas, perlakuan fisik dan kimia pada daging kelinci Rex
dan lokal. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Faktorial 2x2
dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah jenis kelinci dan faktor kedua adalah jenis kelamin. 6
ekor kelinci Rex dan kelinci lokal yang digunakan pada penelitian ini adalah 3 jantan dan 3 betina.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelembaban daging kelinci Rex lebih tinggi dibandingkan
dengan kelinci lokal (P<0,05). Kelinci betina memiliki nilai pH, keempukan dan daya ikat air yang
lebih baik dibanding kelinci jantan (P<0,05). Perbedaan antar perlakuan dipengaruhi oleh
manajemen pemeliharaan, perlakuan sebelum antemortem dan postmortem, dan juga aktivitas
kelinci.
Kata kunci: kelinci Rex, kualitas fisik dan kimia

ABSTRACT

Rabbits had a potention as an alternative source of animal protein. Rabbit’s meat contain
higher protein with less fat in comparing with other livestock meat. Nowadays, the information
about the performance of Rex and local rabbit's carcass is still lack. The aims of this research
determined the performance of carcass, physical and chemical traits of Rex and local rabbit meat.
This experiment was designed by using factorial design with two factors. The first factor was rabbit
breed and the second one was sex of rabbit. Six Rexs and local rabbits were used in this research
(3 males and 3 females). Physical and chemical traits were observed. The result showed that meat
moisture of Rex rabbit were higher than local breed (P<0.05). The female rabbit showed better in
pH value, tenderness, water holding capacity than male (P<0.05). The differences between
treatment were influenced by maintenance management, treatment before antemortem and
postmortem, also rabbit activities.
Keywords: Rex rabbit, physical and chemical quality

PENDAHULUAN dan kolesterol rendah menjadikan daging


kelinci sebagai daging sehat. Hal ini men-
Kelinci mulai dikenal sebagai ternak dorong perkembangan ternak kelinci menjadi
alternatif penghasil daging karena keunggulan ternak penghasil daging di beberapa daerah
reproduksi yang tinggi, pertumbuhan yang sentra kelinci seperti Berastagi Medan, Lem-
baik dan mampu beradaptasi dengan pakan bang Bandung dan Batu Malang serta daerah
lokal. Selain itu, kualitas daging yang dicer- lainnya.
minkan dengan kandungan nutrisi seperti Kelinci Rex merupakan kelinci yang
protein yang tinggi dengan kandungan lemak dapat menghasilkan kulit rambut (fur) ber-

Sifat Fisik dan Kimia Daging … (B. Brahmantiyo et al.) 1


Vol. 16 (1)

kualitas dengan perdagingan yang baik se- kelinci milik penduduk di desa Banjarwaru,
hingga dikenal sebagai kelinci dual purposes. Ciawi, Bogor. Ternak yang digunakan pada
Kelinci Rex juga banyak dikembangkan se- penelitian ini adalah kelinci Rex dan kelinci
bagai kelinci hias yang banyak diperlombakan lokal, masing-masing sebanyak 12 ekor (6
karena kehalusan rambutnya menyerupai be- ekor jantan dan 6 ekor betina), jadi total ternak
ludru. Beberapa asosiasi peternak kelinci Ja- yang digunakan adalah 24 ekor. Kelinci Rex
karta Rex Rabbit Club, Indonesian Rabbit diberikan ransum berbentuk pelet dengan
Club dikenal sebagai asosiasi yang mem- kandungan nutrisi protein kasar 18% dan
perlombakan kelinci Rex sebagai kelinci hias energi 2700 kkal/kg, jumlah pemberian 100-
dengan standar penilaian mengacu pada Ame- 150 g/ekor/hari, air minum disediakan
rican Rabbit Breeder Association (1996). ad-libitum. Kelinci dikandangkan individu de-
Kelinci lokal adalah kelinci yang banyak ngan kandang terbuat dari kawat. Kelinci lokal
dipelihara oleh peternak dengan tujuan meng- diberi pakan hijauan dengan tambahan cam-
hasilkan anakan kelinci dan dapat pula sebagai puran dedak dan ampas tahu, air diberikan
penghasil daging. Anakan kelinci lokal cukup ad-libitum. Kandang yang digunakan adalah
populer diperjualbelikan di pasar-pasar tradi- kandang individu yang terbuat dari bambu
sional ataupun daerah-daerah wisata dataran dengan sisi bagian depan terbuat dari kawat.
tinggi. Kelinci dewasa yang sudah tidak bere- Kelinci dipotong setelah dipuasakan se-
produksi ataupun kelinci yang sakit akan lama 12 jam, pemotongan dilakukan dengan
dipotong dan dijadikan kelinci pedaging. Ke- memotong bagian leher, sehingga semua pem-
linci ini memiliki daya adaptasi yang tinggi buluh darah (arteri dan vena), saluran per-
dengan pakan lokal seperti limbah sayuran, nafasan dan saluran pencernaan terpotong.
gulma di ladang sayur dan hasil sortir tanaman Pengulitan, pemotongan kepala (sendi occipito
umbi-umbian. atlantis), kaki depan, kaki belakang dan ekor,
Kelinci merupakan salah satu hewan kemudian ditimbang. Setelah selesai dikuliti,
yang menjadi perhatian dunia untuk dijadikan semua isi rongga perut dan dada dikeluarkan
sebagai alternatif sumber protein. Kelinci di- dan ditimbang tiap bagian-bagiannya. Karkas
kenal sebagai ternak yang mempunyai ke- kemudian ditimbang dan ditempatkan di ruang
mampuan reproduksi yang tinggi dengan pendingin (refrigerator) selama 24 jam. Selan-
interval kelahiran yang pendek, tidak mem- jutnya, karkas dipotong menjadi 4 potongan
butuhkan lahan luas dalam pemeliharaannya komersial, yaitu foreleg, rack, loin dan
dan keragaman jenis yang tinggi. Selain itu, hindleg dan ditimbang. Potongan komersial
kelinci juga memiliki kadar protein daging Hindleg dibawa ke laboratorium untuk digu-
yang tinggi dan kadar lemak daging yang nakan sebagai bahan untuk analisis proksimat
rendah jika dibandingkan dengan daging yang dan uji fisik daging.
berasal dari ternak lain (Farrel dan Raharjo,
1984; Lebas et al., 1986). HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakter sifat fisik dan kimia daging
Sifat Fisik
kelinci, baik Rex maupun lokal masih sangat Sifat fisik yang diamati pada penelitian
terbatas. Penelitian menggali informasi pro- ini adalah nilai pH, keempukan, susut masak
duktivitas kelinci lokal dan Rex dilakukan dan daya mengikat air (DMA). Hasil uji fisik
sebagai dasar pengembangan potensi kelinci yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1.
sebagai penghasil daging berkualitas. Lawrie (2003) menyatakan penurunan
pH daging disebabkan akumulasi dari asam
METODE laktat setelah pemotongan. Hasil uji sifat fisik
menunjukkan bahwa jenis kelamin (sex) ber-
Penelitian ini dilaksanakan di Balai pengaruh terhadap nilai pH (P<0,05). Uji lan-
Penelitian Ternak (Balitnak), Bagian Kelinci, jut yang dilakukan menunjukkan bahwa pH
Ciawi, Bogor, Jawa Barat dan peternakan kelinci lokal betina (6,13±0,19) berbeda

2 Sifat Fisik dan Kimia Daging … (B. Brahmantiyo et al.)


Vol. 16 (1)

Tabel 1. Karakteristik sifat fisik daging kelinci


Karakteristik Rex Lokal
Jantan Betina Jantan Betina
pH 5,86 ± 0,16ab 5,92 ± 0,24ab 5,67 ± 0,07a 6,13 ± 0,19b
Keempukan (kg/cm2) 4,54 ± 0,13a 4,44 ± 0,42a 4,12 ± 0,30a 1,98 ± 1,46b
Susut masak (%) 36,01 ± 4,19a 35,63 ± 3,84a 40,77 ± 3,28a 40,48 ± 3,50a
DMA (mgH2O) 104,71 ± 13,02 122,18 ± 9,06ab
a
108,57 ± 12,87ab 133,29 ± 18,52b
Keterangan: DMA = Daya Mengikat Air
Huruf superskript menandakan berbeda nyata, huruf kecil P<0,05

dengan pH kelinci lokal jantan (5,67±0,07). nyah (Lawrie, 2003). Daging sangat empuk
Variasi nilai pH terhadap jenis kelamin pada memiliki daya Warner Blatzler (WB) <4,15
kelinci lokal jantan (5,67±0,07) dan betina kg/cm2, daging empuk 4,15 - <5,86 kg/cm2,
(6,13±0,19) disebabkan oleh tingkah laku daging agak empuk 5,86 - <7,56 kg/cm2, da-
kelinci tersebut. Umumnya jantan mempunyai ging agak alot 7,56–9,27 kg/cm2, daging alot
tingkah laku yang lebih agresif dibandingkan 9,27 - <10,27 kg/cm2, daging sangat alot
dengan betina, sehingga otot pada jantan lebih ≥10,97 kg/cm2 (Arief et al., 2006).
aktif. Kandungan asam laktat yang dihasilkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
oleh kelinci jantan akan lebih banyak di- rumpun (breed) maupun jenis kelamin (sex)
bandingkan dengan kelinci betina, sehingga sama-sama berpengaruh sangat nyata (P<0,01)
pH akhir dari jantan akan lebih asam. Buckle terhadap nilai keempukan daging kelinci. Hal
et al. (2007) menyatakan bahwa perubahan pH ini sesuai dengan Soeparno (1992) yang me-
sesudah ternak mati pada dasarnya ditentukan nyatakan bahwa faktor antemortem yang
oleh kandungan asam laktat yang tertimbun mempengaruhi keempukan daging ialah rum-
dalam otot, selanjutnya oleh kandungan gli- pun, spesies dan fisiologi, faktor umur, mana-
kogen dan penanganan sebelum penyem- jemen, jenis kelamin dan stres.
belihan. Rataan nilai keempukan pada kelinci
Nilai pH pada penelitian ini, baik kelinci lokal betina (1,98±1,46 kg/cm2) lebih baik
lokal maupun kelinci Rex, jantan atau betina, dibandingkan dengan kelinci lainnya (4,12–
mempunyai nilai pH yang tidak berbeda 4,54 kg/cm2). Perbedaan keempukan pada
dengan pH ultimat daging secara umum, yaitu jenis rumpun ini disebabkan tipe jenis kelinci.
5,4-5,85 (Soeparno, 1992). pH ultimat daging Kelinci Rex merupakan tipe kelinci medium
kelinci hampir sama dengan kebanyakan sedangkan kelinci lokal adalah tipe kelinci
daging dari ternak lain (Blasco et al., 1992). kecil. Tipe kelinci medium memiliki serabut
Stres sebelum pemotongan, pemberian sunti- otot yang lebih besar dibandingkan kelinci tipe
kan hormon atau obat-obatan tertentu, spesies, kecil. Hal ini menyebabkan perbedaan
individu ternak, macam otot stimulasi listrik keempukan pada kedua jenis rumpun ini.
dan aktivitas enzim yang mempengaruhi gli- Soeparno (1992) menyatakan bahwa perbe-
kolisis adalah faktor-faktor yang dapat meng- daan rumpun dapat menimbulkan perbedaan
hasilkan variasi pH daging (Soeparno, 1992). keempukkan. Hal ini terkait dengan tipe rum-
Beberapa aspek yang memberikan gam- pun. Ternak tipe kecil relatif memiliki tekstur
baran keempukan daging meliputi tekstur dan yang lebih halus dibandingkan ternak tipe
melibatkan tiga aspek. Pertama, mudah tidak- besar.
nya gigi berpenetrasi awal ke dalam daging. Jenis kelamin juga mempengaruhi rataan
Kedua, mudah tidaknya daging tersebut di- nilai keempukan pada penelitian ini. Rataan
pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. nilai keempukan pada jantan (4,33±0,31) lebih
Ketiga, jumlah residu tertinggal setelah diku- tinggi daripada kelinci betina (3,21±0,31). Hal

Sifat Fisik dan Kimia Daging … (B. Brahmantiyo et al.) 3


Vol. 16 (1)

ini disebabkan perilaku kelinci jantan yang karena jumlah nutrien yang keluar saat
lebih banyak bergerak dibandingkan dengan pemasakan adalah sama untuk kelinci lokal
kelinci betina sehingga kontraksi otot pada maupun kelinci Rex.
kelinci jantan lebih banyak dibandingkan Rumpun (breed) dapat juga berpengaruh
kelinci betina. Brahmantiyo (2000), menya- terhadap susut masak. Rumpun yang mem-
takan bahwa aktivitas otot mempengaruhi punyai kandungan lemak daging yang tinggi
keempukan dari daging. akan mempunyai susut masak yang tinggi pula
Hasil rataan nilai keempukan pada (Soeparno, 1992). Lemak tersebut akan ikut
penelitian ini (1,98–4,54 kg/cm2) termasuk keluar saat pemasakan. Kelinci Rex dan ke-
kategori empuk. Hal ini karena pemeliharaan linci lokal tidak mempunyai kandungan lemak
kelinci, baik lokal maupun rex, menggunakan yang jauh berbeda, sehingga nilai susut ma-
kandang individu. Kelinci yang dipelihara di saknya tidak berbeda nyata. Soeparno (1992)
dalam kandang individu relatif sedikit mela- menyatakan bahwa jenis kelamin (sex) mem-
kukan aktivitas gerak dibandingkan kelinci punyai pengaruh yang kecil terhadap susut
yang dipelihara pada kandang koloni. Akti- masak.
vitas gerak yang sedikit pada kelinci tersebut Daya ikat air oleh protein daging atau
akan mengurangi kontraksi otot, terutama water-holding capacity atau water binding
pada otot – otot rangka tulang gerak, sehingga capacity (WHC dan WBC) adalah kemam-
keempukan daging akan meningkat/bertam- puan daging untuk mengikat airnya atau air
bah. Aberle et al. (1981) menyatakan bahwa yang ditambahkan selama ada pengaruh ke-
domba yang dipelihara dalam kandang indivi- kuatan dari luar. Daya mengikat air daging
du relatif lebih sedikit melakukan aktivitas dipengaruhi oleh faktor yang mengakibatkan
gerak dibandingkan domba yang dipelihara perbedaan daya mengikat air di antara otot,
pada kandang koloni, lebih-lebih pada domba misalnya spesies, umur dan fungsi otot serta
yang digembalakan setiap hari. Aktivitas ge- pakan, transportasi, temperatur kelembaban,
rak pada domba dimungkinkan mampu me- penyimpanan dan preservasi, jenis kelamin,
ningkatkan kontraksi otot, terutama pada otot- kesehatan, perlakuan sebelum pemotongan
otot rangka tulang gerak, sehingga keempukan dan lemak intramuskuler (Soeparno, 1992).
daging berkurang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Susut masak merupakan perbedaan jenis kelamin (sex) berpengaruh nyata ter-
antara bobot daging sebelum dan sesudah hadap daya mengikat air pada daging kelinci.
dimasak dan dinyatakan dalam persentase. Kelinci lokal betina mempunyai rataan nilai
Daging dengan susut masak yang lebih rendah DMA (133,29±18,52) yang lebih tinggi diban-
mempunyai kualitas yang relatif lebih baik dingkan dengan kelinci Rex jantan
daripada daging dengan susut masak yang (104,71±13,02). Hal ini disebabkan kelinci
lebih besar. Kualitas daging ini berkaitan lokal betina lebih pasif dalam aktivitasnya
dengan banyaknya nutrisi yang hilang selama daripada kelinci Rex jantan, sehingga pH da-
pemasakan. Secara umum daging dengan su- ging pada lokal betina lebih tinggi diban-
sut masak yang rendah memiliki nutrisi yang dingkan dengan kelinci Rex jantan. pH rendah
baik, karena sedikit mengalami pengurangan pada daging akan membuat air yang beraso-
nutrisi saat pemasakan. siasi dengan protein otot akan keluar dari
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daging, sehingga DMA daging menurun.
rumpun (breed) dan jenis kelamin (sex) mau- Soeparno (1992) menyatakan periode
pun interaksi antar keduanya, tidak berpe- pembentukan asam laktat yang menyebabkan
ngaruh nyata (P>0,05) terhadap susut masak. penurunan pH otot postmortem, menurunkan
Nilai susut masak pada kelinci Rex DMA daging dan banyak air yang berasosiasi
(35,82±1,52) lebih kecil daripada kelinci lokal dengan protein otot akan bebas meninggalkan
(40,62 ±1,52), tetapi perbedaan tersebut tidak serabut otot.
sampai berbeda nyata saat uji statistik. Hal ini

4 Sifat Fisik dan Kimia Daging … (B. Brahmantiyo et al.)


Vol. 16 (1)

Tabel 2. Karakteristik sifat kimia daging kelinci


Karakteristik Rex Lokal
Jantan Betina Jantan Betina
Kadar air 72,73 ± 0,52ab 70,57 ± 2,51a 73,27 ± 0,76b 75,03 ± 0,79b
Abu 1,08 ± 0,12A 1,10 ± 0,03A 1,06 ± 0,05A 1,19 ± 0,03A
Lemak kasar 2,20 ± 1,32A 5,01 ± 1,42B 1,34 ± 0,64A 0,89 ± 0,28A
Protein kasar 18,78 ± 0,78A 18,50 ± 1,20A 18,36 ± 0,58A 18,77 ± 0,93A
GE (kal/g) 1572,67 ± 165,17AB 1411,67 ± 279,43A 1860,67 ± 120,35B 1310,00 ± 86,43A
Keterangan: GE = Gross Energi
Huruf superskript menandakan berbeda nyata, huruf kecil P<0,05 dan huruf besar P<0,01

Sifat Kimia bandingkan dengan kelinci lokal. Lawrie


Uji kimia daging merupakan uji yang (2003) menyatakan bahwa kadar air daging
dilakukan untuk mengetahui kandungan ki- segar lebih dipengaruhi tingkat dehidrasi ter-
mia (nutrisi) yang terkandung pada daging dan nak sebelum pemotongan.
umumnya ditentukan dengan menggunakan Kadar abu dalam suatu bahan yang diuji
analisis proksimat. Uji kimia daging yang di- dapat menggambarkan jumlah mineral yang
lakukan pada penelitian ini meliputi kadar air terkandung dalam bahan tersebut. Nilai kadar
(KA), abu, lemak kasar, protein kasar dan abu yang semakin tinggi maka kandungan
energi kotor (GE). Hasil uji kimia pada pene- mineral akan semakin tinggi pula. Mineral
litian ini dapat dilihat pada Tabel 2. tersebut dapat merupakan garam organik mau-
Ketersediaan air sangat mempengaruhi pun anorganik. Kadar abu daging kelinci pada
ketahanan daging sebagai bahan pangan khu- penelitian ini tidak dipengaruhi oleh jenis
susnya dalam konteks kerusakan mikro- rumpun, jenis kelamin dan interaksi antar ke-
biologis. Air yang terukur dengan metode duanya. Rataan nilai kadar abu untuk semua
pemanasan langsung merupakan air yang kelinci pada penelitian ini (1,06–1,19%). Hasil
menguap karena titik didihnya terlampaui dan penelitian ini menunjukkan bahwa daging
air yang hilang selama pemanasan dengan kelinci Rex dan kelinci lokal mempunyai kan-
oven (±105oC) meliputi air permukaan mau- dungan abu (mineral) yang tidak berbeda. Hal
pun air pada bagian dalam daging (Lawrie, ini disebabkan pakan yang diberikan pada
2003). kedua kelinci ini mempunyai kandungan mi-
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa neral yang sama, sehingga kadar abu yang
jenis rumpun dan interaksi antara jenis rum- diperoleh tidak jauh berbeda.
pun dan jenis kelamin berpengaruh nyata Kadar protein kasar yang terukur secara
(P<0,05) terhadap kadar air daging kelinci. proksimat sebenarnya bukan hanya fraksi
Rataan kadar air kelinci betina Rex (70,57 ± protein tetapi juga semua senyawa yang me-
2,51) lebih kecil daripada rataan kadar air ngandung nitrogen. Kadar protein merupakan
kelinci jantan dan betina lokal (73–75%). salah satu indikator yang sangat penting dalam
Total rataan nilai kadar air pada semua kelinci suatu bahan pangan. Bahan pangan yang ber-
di penelitian ini (70–75%) sesuai dengan kualitas mempunyai kadar protein yang tinggi.
Judge et al., (1989) yang menyatakan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kisaran air daging pada umumnya adalah 65– rataan kadar protein daging kelinci mempu-
80%. Variasi kadar air pada kelinci Rex dan nyai nilai yang tidak berbeda, yaitu 18%. Hal
kelinci lokal disebabkan kelinci Rex mem- ini berarti jenis rumpun dan jenis kelamin
punyai tingkat dehidrasi yang lebih tinggi di- serta interaksi kedua faktor ini tidak ber-
bandingkan kelinci lokal, sehingga kadar air pengaruh terhadap kadar protein daging.
daging pada kelinci Rex sedikit lebih kecil di- Ngadiono (1992) menyatakan bahwa kadar

Sifat Fisik dan Kimia Daging … (B. Brahmantiyo et al.) 5


Vol. 16 (1)

protein dan abu dalam daging relatif konstan. tingkah laku jantan yang mempunyai perilaku
Rataan nilai kadar protein daging pada makan yang lebih besar dibandingkan dengan
penelitian ini (18%) lebih kecil dari kadar betina, sehingga pakan yang dikonsumsi lebih
protein yang dilaporkan oleh Lebas et al. banyak pada jantan yang selanjutnya akan
(1986) yaitu sebesar 20,8%. Hal ini mempengaruhi kandungan energi dagingnya.
disebabkan pakan yang diberikan untuk Kadar gross energi pada penelitian ini (1310–
kelinci rex maupun lokal mempunyai kan- 1860 kal/g) masih di bawah kadar gross energi
dungan protein yang lebih kecil dibandingkan yang dilaporkan oleh Lebas et al. (1986) 7,1
dengan pakan yang digunakan Lebas et al. MJ/kg. Hasil konversi gross energi pada
(1986) sehingga protein yang diserap tubuh penelitian ini adalah 6,1 MJ/kg. Hal ini
lebih sedikit. disebabkan kandungan energi pakan yang
Kadar lemak bervariasi dan dipengaruhi digunakan berbeda. Ulil (2000) menyatakan
oleh rumpun, umur, spesies, lokasi otot dan bahwa perbedaan energi daging dapat
pakan (Judge et al., 1989). Hasil penelitian ini disebabkan oleh perbedaan energi ransum.
menunjukkan bahwa jenis rumpun berpeng-
aruh sangat nyata (P<0,01) dan interaksi KESIMPULAN
antara jenis rumpun dan jenis kelamin
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar Karakteristik sifat fisik dan kimia da-
lemak karkas daging kelinci. Kelinci Rex ging kelinci Rex dengan kelinci lokal mem-
memiliki rataan kadar lemak yang lebih tinggi punyai perbedaaan nilai pH, keempukan, daya
(2,20–5,01%) dibandingkan dengan kelinci mengikat air, kadar air, lemak dan gross ener-
lokal (0,89–1,34%). Hal ini disebabkan kelinci gi. Sifat fisik dan kimia daging kelinci Rex
Rex merupakan kelinci jenis hias yang tingkah lebih baik daripada kelinci lokal. Kelinci beti-
lakunya agak jinak dibandingkan dengan na menghasilkan nilai peubah yang lebih baik
kelinci lokal, sehingga energi dari pakan yang dibandingkan dengan jantan. Variasi perbe-
dikonsumsi lebih banyak dideposit menjadi daan tersebut dipengaruhi oleh manajemen
lemak ketimbang untuk bergerak. Selain itu pemeliharaan (pakan), perlakuan sebelum
kelinci Rex merupakan kelinci subtropis, pemotongan dan aktivitas ternak (perilaku).
sehingga perlemakannya lebih banyak
ketimbang dengan kelinci lokal yang hidup di DAFTAR PUSTAKA
lingkungan tropis.
Hubungan antara kadar air dengan kadar Aberle, E. D., E. S. Reeves, M. D. Judge, R.
lemak pada penelitian ini sesuai dengan Soe- E. Hunsley, and T. W. Perry. 1981.
parno (1992) yang menyatakan bahwa kadar Palatability and muscle characteristic of
air otot daging mempunyai korelasi negatif cattle with controlled weight gain: time
yang signifikan dengan kadar air lemak da- on a high energy diet. J. Anim. Sci. 52:
ging. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 757-763.
kelinci Rex dengan kadar air yang lebih kecil American Rabbit Breeders Association. 1996.
dibandingkan kelinci lokal, mempunyai Official Guide Book “To Raising Better
kandungan lemak kasar yang lebih besar Rabbit and Cavies”. The American
daripada kelinci lokal. Rabbit Breeders Assosiation, Inc. Blo-
Pengujian gross energi ini menggunakan mington Illionis 61704.
sampel daging pada pada bagian hindleg. Ha-
sil penelitian menunjukkan bahwa jenis kela- AOAC. 1999. Official Methods of Analysis of
min berpengaruh sangat nyata (P<0,01) the Association of Official Analytical
terhadap kandungan energi kotor pada daging Chemist. Association of Official Ana-
kelinci. Rataan gross energi kelinci jantan lytical Chemist. Washington, USA.
(1716 kal/g) lebih besar dibandingkan kelinci Arief, I. I., T. Suryati dan R. R. A.
betina (1360 kal/g). Hal ini disebabkan oleh Maheswari. 2006. Sifat fisik daging

6 Sifat Fisik dan Kimia Daging … (B. Brahmantiyo et al.)


Vol. 16 (1)

sapi dark firm dry (DFD) hasil Iowa.


fermentasi bakteri asal laktat Lawrie, R. A. 2003. Meat Science. 5th Ed.
Lactobacillus plantarum. Med Pet Vol. Perganon Press, Oxford.
29(2):76-82.
Lebas, F., P. Coudet, R. Rouvier and H. de
Blasco, A., J. Ouhayoun and G. Masoero. Rochambeau. 1986. The Rabbit, Hus-
1992. Study of rabbit meat and carcass : bandry, Health and Production. FAO.
criteria and terminology. J. Appl. Rabbit Animal Production and Health Series
Res. 15:775-786.
No. 21. Rome, Italy.
Brahmantiyo, B. 2000. Sifat fisik dan kimia Ngadiyono, N. 1995. Pertumbuhan serta sifat-
daging sapi Brahman Cross, Murray sifat karkas dan daging sapi Sumba
Grey dan Angus. Med Vet. 7(2):9-11. Ongole, Brahman Cross dan Australian
Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet dan Commercial Crosses yang dipelihara
M. Wootton. 2007. Ilmu Pangan. Ter- secara intensif pada berbagai bobot
jemahan. Purnomo dan Adiono. Uni- potong. Disertasi. Fakultas Pasca-
versitas Indonesia Press, Jakarta. sarjana IPB, Bogor.
Farrel, D. J. dan Y. C. Rahardjo. 1984. Potensi Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging.
ternak kelinci sebagai penghasil daging. Gadjah Mada University Press, Yog-
Pusat Penelitian dan Pengembangan yakarta.
Peternakan, Bogor.
Ulil, A. 2000. Kajian prokdutivitas sifat fisik-
Judge, M. D., E. D. Aberle, J. C. Forrest, H.B. kimia daging sapi Brahman Cross pada
Hedrick and R.S. Merkel. 1989. Prin- ransum yang berbeda. Disertasi.
ciples of Meat Science. 2nd. Ed. Ken- Program Pasca Sarjana Institut Pertanian
dall / Hunt Publishing Co. Dubuque, Bogor, Bogor.

Sifat Fisik dan Kimia Daging … (B. Brahmantiyo et al.) 7

Anda mungkin juga menyukai