Anda di halaman 1dari 13

TAFSIR Q.S.

AL QASHASH AYAT 26 , SURAT AL JATSIYAH AYAT 13

(SUMBER DAYA MANUSIA )

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Ayat Ayat Ekonomi

Dosen Pengampu : Drs.MOH.DIMYATI ,M.H.I

Disusun Oleh :

FADLIATUL MUNA (181130027)


LUTFI AFIFATUL MASNU’AH (181130039)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU (IAIM NU )

METRO LAMPUNG

TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Metro, september 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

‫ت ارسسستتأرنجررهه ُ إننن تخريسستر تمسسنن ارسسستتأرتجرر ت‬


Surat Al-Qashash Ayat 26 ‫ت‬ ‫ت إنرحتداههتماَ تياَ أتبتسس ن‬
‫تقاَلت ر‬
‫ي ارلتنميسسسهن‬
ِ‫ ارلتقسسسنو ي‬Arab-Latin: Qālat iḥdāhumā yā abatista`jir-hu inna khaira
manista`jartal-qawiyyul-amīn Terjemah Arti: Salah seorang dari kedua wanita
itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita),
karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya"

‫ت توتماَ نفيِ ارلترر ن‬


Surat Al-Jatsiyah Ayat 13 ‫ض تجنميععاَ نمرنهه ُ إننن‬ ‫توتسنختر لتهكرم تماَ نفيِ النستماَتوا ن‬
‫ت لنقترومم يتتتفتنكهروتن‬ ‫ نفيِ ذتذلن ت‬Arab-Latin: Wa sakhkhara lakum mā fis-samāwāti wa
‫ك تلتياَ م‬
mā fil-arḍi jamī'am min-h, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn
Terjemah Arti: Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan
apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang berfikir.

1.2 Rumusan Masalah


a) Bagaimana Penjelasan Tafsir Surat Al Qashash ayat 26 ?
b) Bagaimana Penjelasan Tafsir Surat Al Jatsiyah ayat 13 ?
1.3 Tujuan
a) Tujuan nya untuk mengetahui arti dari surat AL Qashash Serta
Mengamalkan nya dalam kehidupan sehari hari
b) Tujuan nya untuk mengetahui arti dari surat Al jatsiyah serta
mengamalkanya dalam kehidupan sehari hari

BAB II
PEMBAHASAN

A. SURAT AL QASHASH AYAT 26


‫ت ارسستتأرنجررهه ُ إننن تخريستر تمسسنن ارسستتأرتجرر ت‬
Surat Al-Qashash Ayat 26 ‫ت‬ ‫ت إنرحتداههتماَ تياَ أتبت ن‬
‫تقاَلت ر‬
‫ي ارلتنميسسسهن‬
ِ‫ ارلقتسسسنو ي‬Arab-Latin: Qālat iḥdāhumā yā abatista`jir-hu inna khaira
manista`jartal-qawiyyul-amīn Terjemah Arti: Salah seorang dari kedua wanita
itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita),
karena sesungguhnya orang yang pa".1
Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) Salah seorang
wanita itu berkata kepada bapaknya, “Wahai ayah, jadikanlah ia orang yang
bekerja menggembala ternak untukmu. Sesungguhnya sebaik-baik orang yang
engkau pekerjakan untuk menggembalakan ternak adalah orang yang kuat
untuk menjaga ternakmu lagi dapat dipercaya yang engkau tidak khawatir ia
akan berkhianat dalam urusan yang engkau percayakan kepadanya.”ling baik
yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya
1. Tafsir Al Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 26.

Salah satu dari putrinya berkata, “Wahai ayahandaku! Pekerjakan dia


untuk menggembalakan kambing kita, dia pantas untuk engkau pekerjakan
karena dia menggabungkan antara fisik yang kuat dan amanah. Dengan
kekuatannya dia menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya dan dengan
amanat dia menjaga apa yang diamanatkan kepadanya.”

2. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih


bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 26.
‫ت إنرحسستدذىههتماَ ذييسسأ تبت ن‬
‫ت ارستتـسرسسنجررهه‬ ‫( ُقتسساَلت ر‬Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya
bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita)) Untuk
menggembalakan kambing untuk kita. ‫ى ارلتنميسسهن‬
ِ‫ت ارلقتسسنو ي‬
‫(إننن تخريسستر تمسسنن ارستتـسرسستجرر ت‬karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada
kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”) Yakni ia layak untuk kamu
ajak bekerja karena ia memiliki dua sifat baik, yaitu kuat dan amanah; dua
sifat ini jika terdapat pada seseorang maka ia akan menjadi orang yang paling
1
Kementrian Agama RI., Alqur’an dan Tafsirnya, ( Jakarta: Lentera Abadi, 2010). jil IV. Hlm 198
layak untuk melakukan pekerjaan itu, baik itu sebagai buruh, wakil, pegawai,
pengawas, atau lainnya.2
1. Sifat pertama adalah amanah, sehingga ia tidak berkhianat dalam barang
orang lain yang diserahkan kepadanya.
2. Dan kedua adalah kekuatan untuk menjalankan pekerjaan itu, termasuk
di dalamnya adalah pengalaman dan semangat dalam bekerja serta
kebugaran badannya. Dua sifat ini terdapat pada diri Musa.
3. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al
Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 26.

Salah seorang dari kedua putri yang lebih tua itu berkata: "Wahai
bapakku, jadikanlah dia sebagai orang yang merawat ternak kita, karena
sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau jadikan pekerja kita ialah
orang yang kuat dan dapat dipercaya". Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr.
Wahbah az-Zuhaili Untuk menggembala kambing dan memberi minumnya.
Kedua sifat ini, “Kuat dan amanah” perlu diperhatikan ketika memilih
seseorang sebagai karyawannya. Jika kedua-duanya berkumpul bersamaan,
maka akan sempurnalah pekerjaan. Umar, Ibnu Abbas, Syuraih Al Qaadhiy,
Abu Malik, Qatadah dan lain-lain mengatakan, “Ketika wanita itu mengatakan
seperti itu, ayahnya bertanya kepadanya, “Dari mana kamu tahu demikian?”
wanita itu menjawab, “Sesungguhnya dia mampu mengangkat batu besar yang
tidak mungkin diangkat kecuali oleh sepuluh orang, juga pada saat aku datang
(kemari) bersamanya, aku berjalan di depannya, namun ia mengatakan,
“Berjalanlah di belakangku, jika hendak melewati jalan lain, lemparlah batu
kecil ini agar aku tahu jalan.”

4. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa,

‫ هداية النإساَن بتفسسير القسران‬Anak perempuan orang tua itu kagum kepada musa,
melihat kekuatan fisiknya dan kewibawaannya ketika mengambil air minum
ternak, serta kesantunannya ketika berjalan menuju rumah. Dan selanjutnya
salah seorang dari kedua perempuan itu yang datang mengundang musa
berkata, "wahai ayahku! jadikanlah dia sebagai pekerja pada kita antara lain
2
Kementrian Agama RI., Alqur’an dan Tafsirnya, ( Jakarta: Lentera Abadi, 2010). jil IV. Hlm 200
menggembalakan ternak kita, karena sesungguhnya dia adalah orang yang
kuat dan terpercaya, dan sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau
ambil sebagai pekerja pada kita untuk pekerjaan apa pun ialah orang yang kuat
fisik dan mentalnya dan dapat dipercaya. "27. Sang ayah memahami
kekaguman anak perempuannya terhadap musa dan memang orang seperti
musalah yang didambakan setiap perempuan untuk menjadi suami. Dengan
tanpa segan dia berkata, "sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan
engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini yang telah
engkau lihat dan kenal sejak di tempat sumber air. Pernikahan itu dengan
ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika
engkau sempurnakan yang delapan tahun itu menjadi sepuluh tahun secara
sukarela maka itu adalah suatu kebaikan darimu, bukan sebuah kewajiban
yang mengikat, dan kendati itu adalah usulan dariku tetapi ketahuilah bahwa
aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Aku akan selalu berusaha menjadi
orang yang menepati janji. Lnsya Allah engkau akan mendapatiku termasuk
orang yang baik. ". Tafsir Ringkas Kemenag RI3

B. Surat Al-Jatsiyah Ayat 13

‫ت لنقتسسرومم يتتتفتنكسسهروتن‬ ‫ض تجنميععسساَ نمرنسسهه ُ إننن فنسسيِ ذتذلنسس ت‬


‫ك تليتسساَ م‬ ‫ت توتمسساَ فنسسيِ ارلترر ن‬
‫ توتسنختر لتهكرم تماَ نفيِ النستماَتوا ن‬Arab-
Latin: Wa sakhkhara lakum mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi jamī'am min-h,
inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn Terjemah Arti: Dan Dia telah
menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.4

Terjemahan Makna Bahasa Indonesia (Isi Kandungan) Dia


menundukkan untuk kalian segala apa yang ada di langit berupa matahari,
rembulan dan bintang-bintang, dan segala yang ada di bumi berupa hewan,
pohon, kapal dan lain-lainnya untuk kemanfaatan kalian. Seluruh nikmat ini
merupakan karunia dari Allah semata, Dia melimpahkannya kepada kalian
sebagai nikmat, memberikannya kepada kalian sebagai karunia, maka hanya
3
Kementrian Agama RI., Alqur’an dan Tafsirnya, ( Jakarta: Lentera Abadi, 2010). jil IV.
4
Teuku Muhammad Hasbi ash-shidieqy, Tafsir Al Qur’anul Majid an-Nuur ( Semarang: Pustaka
Rizki Putra,2000 )
kepadaNya-lah hendaknya kalian beribadah, jangan mengangkat sekutu
bagiNya. Sesungguhnya dalam apa yang Dia tundukkan bagi kalian itu
terkandung tanda-tanda dan petunjuk-petunjuk atas keesaan Allah bagi kaum
yang merenungkan ayat-ayat, hujjah-hujjah dan dalil-dalil Allah lalu mereka
mengambil pelajaran darinya.

1. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 13. Dan Allah


-Subḥānahu- menundukkan bagi kalian apa yang ada di langit berupa
matahari, bulan dan bintang-bintang, dan apa yang ada di bumi berupa
sungai-sungai, pepohonan, langit-langit dan lain-lain. Sesungguhnya
dalam hal ditundukkannya semua itu untuk kalian benar-benar terdapat
bukti-bukti atas kekuasaan Allah dan keesaan-Nya bagi orang-orang yang
berfikir tentang ayat-ayatnya dan mengambil pelajaran darinya.
2. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Dr.
Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram 13. ِ‫توتسنختر لتهكم نماَ نفى‬

‫ت توتماَ نفىِ ارلترر ن‬


‫ض تجنميععسساَ ممرنسسهه‬ ‫( ُالنسذمذو ن‬Dan Dia telah menundukkan untukmu apa
yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-
Nya) Yakni Allah menundukkan segala makhluk-Nya di langit seperti
matahari, bulan, bintang, komet, hujan, awan, dan angin; dan makhluk-
makhluk yang ada di bumi. Semua itu merupakan rahmat Allah bagi
hamba-hamba-Nya sebagai kenikmatan dan karunia bagi mereka. ِ‫إننن فنسسى‬
‫(ذذلن ت‬Sesungguhnya pada yang demikian itu) Yakni pada penundukan itu.
‫ك‬
‫( ت ذلذي م‬benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
‫ت لمقترومم يتتتفتنكسسهروتن‬
kaum yang berfikir) Sehingga dengan berfikir mereka dapat sampai pada
petunjuk kepada tauhid. Sedangkan orang yang tidak berfikir maka mereka
tidak akan mendapat petunjuk dari tanda-tanda tersebut.5
3. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al
Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 13. Allah telah
menundukkan makhlukNya, dari apa yang ada di langit, dari matahari,
bulan, hujan dan angin, dan apa yang ada di bumi dari kebaikan, ilmu dan
kemanfaatan, sesungguhnya semua itu adalah bukti yang jelas atas
kekuasaan dan keesaan Allah bagi orang-orang yang berfikir Tafsir Al-
5
Teuku Muhammad Hasbi ash-shidieqy, Tafsir Al Qur’anul Majid an-Nuur ( Semarang: Pustaka
Rizki Putra,2000 )
Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili (Dan Dia menundukkan untuk
kalian apa yang ada di langit) berupa matahari bulan bintang-bintang, air
hujan dan lainlainnya (dan apa yang ada di bumi) berupa binatang-
binatang, pohon-pohonan, tumbuh-tumbuhan, sungai-sungai dan
lainlainnya. Maksudnya, Dia menciptakan kesemuanya itu untuk
dimanfaatkan oleh kalian (semuanya) lafal Jamii'an ini berkedudukan
menjadi Taukid, atau mengukuhkan makna lafal sebelumnya (dari-Nya)
lafal Minhu ini menjadi Hal atau kata keterangan keadaan, maksudnya
semuanya itu ditundukkan oleh-Nya. (Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan dan keesaan Allah bagi
kaum yang berpikir) mengenainya, karena itu lalu mereka beriman.
4. An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Seperti matahari, bulan, bintang dan benda-benda langit lainnya baik yang
diam maupun yang bergerak. Seperti binatang melata, pepohonan, sungai,
barang tambang dan lainnya. Semua itu diciptakan untuk manfaat dan
maslahat manusia. Hal ini tentunya mengharuskan mereka banyak
bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala atas nikmat-nikmat-Nya
dan berusaha memikirkan ayat-ayat-Nya dan hikmah-hikmah-Nya. Ya,
pada penciptaan, pengaturan dan penundukan-Nya kepada alam semesta
terdapat dalil yang menunjukkan berlakunya kehendak Allah dan
sempurnanya kekuasaan-Nya. Demikian pula kerapihan, keserasian dan
indahnya ciptaan-Nya juga menunjukkan sempurnanya hikmah-Nya dan
ilmu-Nya. Apa yang terlihat di alam semesta berupa luas, besar dan
banyak juga menunjukkan luasnya kerajaan-Nya. Pengkhususan yang
diberikan-Nya serta adanya sesuatu yang berlawanan juga menunjukkan
bahwa Dia berbuat apa yang Dia kehendaki. Manfaat dan maslahat baik
yang terkait dengan agama maupun dunia menunjukkan luasnya rahmat-
Nya, meratanya karunia dan ihsan-Nya, dan pada indahnya kelembutan-
Nya dan kebaikan-Nya dan pada semua yang disebutkan tadi juga
menunjukkan bahwa Dia yang berhak disembah, dimana tidak pantas
ibadah, penghinaan diri dan kecintaan kecuali kepada-Nya, dan bahwa apa
yang dibawa para rasul-Nya adalah benar. Ini adalah dalil ‘aqli (akal) yang
begitu jelas, yang tidak menerima lagi keraguan dan kebimbangan.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa,
M.Pd.I — ‫ هدايسسة النإسسساَن بتفسسسير القسسران‬Dan hanya dia yang maha esa lagi
mahakuasa yang dapat menundukkan bagi kemaslahatan kamu apa yang
ada di langit, seperti bintang-bintang dan planet-planet serta apa yang ada
di bumi, seperti tanah yang subur, air, dan lain-lainnya untuk kemaslahatan
kamu semuanya sebagai rahmat dari-Nya. Sesungguhnya, dalam hal yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran
Allah bagi orang-orang yang berpikir dan merenungkan ayat-ayat-Nya. 14.
Katakanlah, wahai nabi Muhammad, kepada orang-orang yang ber iman
kepada Allah dan rasul-Nya, hendaklah mereka memaafkan orang-orang
yang melakukan perbuatan jahat yang tidak takut akan hari-hari di mana
Allah menimpakan siksaan kepadamereka karena dia akan membalas suatu
kaum di akhirat nanti sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan di
dunia ini. Tafsir Ringkas Kemenag RI6
C. Tafsir QS. Al Jaatsiyah (45) : 13.
Oleh Kementrian Agama RI Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa
Dia-lah yang menundukkan semua makhluk ciptaan-Nya yang ada di langit
dan di bumi agar manusia dapat menggunakan dan memanfaatkannya untuk
kepentingan mereka dalam melaksanakan tugas sebagai khalifah Allah di
bumi. Hal ini berarti bahwa manusia wajib berusaha mencari manfaat dan
kegunaan ciptaan Allah bagi mereka. Kunci dari semuanya adalah kemauan
berusaha dan keinginan mengetahui sebagian pengetahuan Allah. Hal ini telah
dimulai oleh manusia sejak zaman dahulu sampai sekarang sehingga semakin
lama umur bumi ini didiami manusia, semakin banyak pula ilmu Allah yang
diketahui manusia dan manfaat alam semesta. Semua ini untuk kepentingan
hidup dan kehidupan manusia. Namun, baru sebagian kecil saja dari ilmu
Allah yang telah diketahui manusia. Ciptaan Allah yang ada di langit seperti
matahari, bulan, bintang-bintang, awan, angin, air hujan, dan ciptaan-Nya
yang ada di bumi seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, lautan dan
sebagiannya semua diciptakan-Nya di samping sebagai rahmat dan karunia-
Nya kepada manusia juga mengandung tanda-tanda kekuasaan dan
keagungan-Nya, yang menunjukkan bahwa penciptanya adalah Zat Yang

6
https://tafsirweb.com/9505-surat-al-jatsiyah-ayat-13.html
Maha Esa. Tidak ada Tuhan yang lain selain Dia, yang selalu menjaga
makhluk-Nya dan tidak layak dipersekutukan dengan sesuatu pun.
Kesimpulan seperti ini hanya akan diperoleh oleh hamba Allah yang
melakukan pengamatan dengan cermat, menggunakan pikiran yang sehat dan
mau mencari kebenaran. Apabila seseorang mau memperhatikan alam
semesta, mau memperhatikan hubungan kesatuan satu jenis makhluk dengan
makhluk yang lain, tentulah ia akan sampai kepada kesimpulan bahwa
masing-masing kesatuan itu ada kaitannya antara yang satu dengan yang lain,
tidak dapat lepas atau berdiri sendiri. Terlihat dalam proses terjadinya hujan,
erat hubungannya dengan adanya laut, adanya gunung-gunung, adanya panas
yang dipancarkan matahari, adanya angin dan sebagainya. Demikian pula
perkisaran arah angin ditentukan oleh banyak hal, seperti adanya awan,
gunung dan panas matahari. Kapal yang berlayar di laut memerlukan
hembusan angin atau bahan bakar seperti batubara atau minyak. Semakin
tinggi ilmu pengetahuan seseorang semakin banyak pula ia mengetahui
hubungan antara satu makhluk dengan makhluk-makhluk yang lain. Bulan
tidak dapat melepaskan lintasannya dari bumi, seolah-olah tertawan oleh
bumi, demikian pula bumi dan planet-planet yang lain menjadi tawanan
matahari. Planet-planet itu selalu mengitari matahari pada garis edarnya
masing-masing. Selanjutnya matahari dan planet-planet yang mengikuti tidak
dapat melepaskan diri dari kesatuan yang lebih besar, yaitu Galaksi
Bimasakti. Akhirnya Galaksi Bimasakti bersama-sama galaksi-galaksi yang
lain terikat pula kepada tata susunan tertentu pula. Maka dengan pemikiran
dan penelitian orang akan sampai kepada kesimpulan bahwa penciptanya
tentulah Zat Yang Maha Esa lagi Mahakuasa. Ayat di atas sebagaimana
banyak ayat senada memperlihatkan bagaimana Allah menundukkan langit
dan bumi untuk manusia. Seperti diketahui alam memiliki sifat-sifat fisis
yang semuanya merupakan ketetapan Allah, Sunatullah, dan merupakan
manifestasi ketertundukan alam. Sebagai contoh, bumi memiliki sifat-sifat
fisis seperti kelistrikan, kemagnetan, elastisitas dan kerapatan massa. Dari
sifat-sifat fisis tersebut manusia, khususnya para ahli kebumian, dapat
mempelajari bumi bahkan sampai jauh menembus bumi. Dengan
memanfaatkan sifat elastisitas bumi, manusia bisa menangkap gelombang-
gelombang gempa yang menjalar dalam perut bumi dan mengetahui karakter
fisis lapisan bumi yang dilaluinya. Dengan gelombang gempa ini manusia
dapat mengetahui lapisan-lapisan bumi dari atas hingga inti bumi yang berada
sekitar 6000 km di bawah kita. Pada penggunaan praktis, pencarian minyak
bumi menggunakan sifat elsatisitas bumi ini yakni dengan mengirim
gelombang yang sumbernya berasal ‘gempa buatan”, yang di masa lalu
menggunakan dinamit. Di bagian dalam bumi terdapat intibumi, yang bagian
luarnya bersifat cair. Inti inilah yang menyebabkan bumi memiliki medan
magnet kuat yang berperan penting dalam menjaga kelangsungan kehidupan.
Menyebar jauh di atas permukaan, medan magnet ini melindungi bumi dari
radiasi yang merusak dan berasal dari angkasa luar. Radiasi dari bintang
selain matahari tidak dapat melewati perisai ini, yang disebut dengan nama
Sabuk Van Allen. Perisai ini merentang hingga sekitar 18.000 km dari bumi,
melindungi bola ini dari energi mematikan. Dalam aspek praktis, dengan
mengetahui sifat kemagnetan ini pula para ahli-ahli kebumian
mengembangkan metoda-metoda eksplorasi baik mineral maupun minyak
bumi. Pernyataan mengenai penciptaan yang dilakukan bukan untuk main-
main, banyak di kemukakan dalam banyak ayat Alquran. Pernyataan inilah
yang menjamin bahwa bumi layak huni. Bumi dimudahkan Allah untuk
dihuni umat manusia. ‫ض تذلهروعل تفاَرمهشروا فنريِ تمتناَنكبنتهاَ توهكلهروا نمرن مررزقنهه توانلترينه‬ ‫ههتو الننذ ر‬
‫ي تجتعتل لتهكهم ارلترر ت‬
‫ اليِنهشروهر‬Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka
jelajahi lah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan
hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (al-Mulk [67]:
15)7

7
Naqiyah Mukhtar. Ulumul Qur’an. ( Purwokerto: STAIN PRESS, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Agama RI., Alqur’an dan Tafsirnya, ( Jakarta: Lentera Abadi, 2010).
jil IV

Naqiyah Mukhtar. Ulumul Qur’an. ( Purwokerto: STAIN PRESS, 2013).

Naqiyah Mukhtar. Ulumul Qur’an. ( Purwokerto: STAIN PRESS, 2013).

Kementrian Agama RI., Alqur’an dan Tafsirnya, ( Jakarta: Lentera Abadi, 2010).
jil IV.

Teuku Muhammad Hasbi ash-shidieqy, Tafsir Al Qur’anul Majid an-Nuur


( Semarang: Pustaka Rizki Putra,2000 )

Anda mungkin juga menyukai