Anda di halaman 1dari 4

Resensi Buku Novel

Happiness
Penulis: Fakhrisina Amalia
Penerbit: Ice Cube
Tahun terbit: Agustus, 2015
Tebal: 222 halaman
Sinopsis :
Ceria tidak menyukai matematika dan matapelajaran eksakta
apapun. Tapi tidak bagi orang tuanya–mama yang dosen
matematika dan papa yang seorang akuntan. Bagi kedua
orangtuanya, hitung-hitungan itu spesial. Kedua orang tuanya
selalu membanding-bandingkan Ceria dengan Reina, teman
sekelasnya yang jago matematika sekaligus tetangganya. Satu-
satunya pihak yang memahaminya cuma Farhan, abangnya.
Tetapi ternyata keberadaan Farhan tak cukup bagi Ceria, dia
tetap menginginkan pengakuan dari orangtuanya. Oleh karena
itu Ceria mati-matian belajar agar nilai eksaktanya lebih unggul
dari Reina. Ceria ingin orangtuanya mengakui bahwa Ceria
lebih baik dari Reina. Tetapi, meskipun nilai UN Ceria
sempurna–mengalahkan Reina dan jadi yang tertinggi di
sekolah–orangtuanya tetap selalu menyanjung-nyanjung Reina.
Hal itu membuat Ceria semakin membenci Reina.
Tidak hanya itu, demi kebanggaan orangtuanya pun Ceria rela
mengorbankan impiannya dan memilih masuk jurusan
Matematika. Farhan menentangnya. Tapi Ceria tak peduli.
Karena dia marah dengan Farhan yang berpacaran dengan
Reina. Untuk bisa lulus jurusan Matematika, Ceria dibantu oleh
Doni, teman sekaligus orang yang menyukai dan disukai Ceria.
Ceria menjadi mahasiswa jurusan Matematika. Dan kehidupan
Ceria semakin tidak bahagia. Setiap kuliah, ia sering merasa
mual dan muntah setelah perkuliah selesai. Akibatnya, nilai-
nilai UTSnya hancur. Ceria meminta tolong Doni untuk
membantunya, tapi Doni tidak bisa. Hal itu memicu
pertengkaran mereka.
Farhan yang mengetahui nilai-nilai Ceria, meminta Ceria untuk
berhenti. Tapi, Ceria menolaknya. Dia ingin membuktikan

2
bahwa dirinya bisa lebih baik dari Reina. Dia mampu
menaklukan matematika.
Hingga sesuatu yang buruk terjadi, dan membuka mata Ceria
bahwa dia harus berhenti sebelum semuanya menjadi semakin
buruk.

Kelebihan :

Buku ini sangat menginspirasi dimana didalam cerita ini anak


rela mengorbankan mimpinya diri sendiri hanya untuk
membanggakan orangtuanya dan dari novel ini. Benar-benar
wajib direnungi bagi kita juga orangtua dimana pun: bahwa
anak cerdas itu tidak hanya dilihat dari kemampuan
eksaktanya. Setiap anak punya kemampuan dan keahlian di
bidang masing-masing.

Kekurangan :

Terlalu meninmbulkan konflik

3
4

Anda mungkin juga menyukai