Disusun Oleh:
HILARION M NGADA (16023000043)
FEBRIANUS K NGONGO (16023000086)
SIPRIANI B SEI (16023000106)
MARGARETHA RLEFU-LEFU (16023000088)
MELDIANA DAFROSA YASNI (16023000093)
-----------
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 22 Revisi 2015 bertujuan
untuk meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding dari informasi yang disampaikan
entitas pelapor dalam laporan keuangannya mengenai kombinasi bisnis dan dampaknya. Untuk
mencapai tujuan tersebut, Pernyataan ini mengatur prinsip dan persyaratan tentang bagaimana
pihak pengakuisisi (acquirer) :
a. Mengakui dan mengukur dalam laporan keuangannya aset teridentifikasi yang diperoleh,
liabilitas yang diambil alih dan kepentingan nonpengendali dari pihak diakuisisi (acquiree).
b. Mengakui dan mengukur goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis atau keuntungan
dari pembelian dengan diskon.
c. Mengatur informasi yang diungkapkan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis.
Bagi banyak pemakai laporan keuangan, laba bersih (the bottom line) dianggap berguna. Salah
satu komponen dari unsur-unsur laba yaitu pendapatan.
Pendapatan umumnya juga merupakan salah satu penghasilan yang didapat dari aktivitas
perusahaan, biasanya dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda oleh setiap perusahaan sesuai
dengan aktivitas utama dari perusahaan tersebut .
Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan yaitu pada saat pengakuan dan pengukuran
pendapatan, maka pengakuan dan pengukuran 1 2 pendapatan harus dilakukan dengan akurat
agar perusahaan mampu menyajikan laporan keuangan secara wajar. Apabila pengakuan dan
pengukuran pendapatan tidak tepat, maka kegiatan operasi perusahaan akan dipandang tidak
efektif dan efisien. Oleh karena itu pengakuan dan pengukuran pendapatan telah diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23.
-----------
KOMBINASI BISNIS
Bisnis adalah suatu transaksi dimana suatu perusahaan memperoleh pengendalian
atas satu atau lebih perusahaan lain. Termasuk dalam pengertian kombinasi bisnis
adalah transaksi:
●Merjer,
●Konsolidasi,
●Akuisisi >50% saham.
Marger
Satu perusahaan mengambil-alih aset neto perusahaan lain
•A mengambil-alih aset neto B dan C.
• Aset dan liabilitas B dan C disatukan dengan aset dan liabilitas A.
Konsolidasi
Satu “perusahaan baru” dibentuk untuk mengambil -alih Aset neto perusahaan lain.
Perusahaan D (baru) dibentuk.
•Perusahaan D
mengambil-alih aset neto A, B, dan C.
Akuisisi Saham
Satu perusahaan membeli (mengakuisisi) > 50 % Saham perusahaan lain.
•A mengakuisisi > 50 % saham B
•A memperoleh pengendalian terhadap B.
METODE AKUNTANSI
Perusahaan mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode
akuisisi.
-----------
Metode akuisisi mensyaratkan:
(a) Aset dan liabilitas(aset neto) yang diambil-alih dicatat sebesar nilai
wajarnya.
(b) Goodwill diakui jika nilai wajar imbalan yang diserahkan lebih besar dari
nilai wajar aset neto yang diambil-alih.
(c) Laba akuisisi diakui jika nilai wajar imbalan yang diserahkan lebih rendah
dari nilai wajar aset neto yang diambil-alih. [Tidak boleh mengakui goodwill
negatif)
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Kas 475.000 125.000
125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000
1.000.000
Jumlah aset 3.075.000 975.000
Macam-macam liabilitas 500.000 300.000
350.000
Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
-----------
Tambahan modal disetor 200.000 40.000
Saldo laba 875.000 135.000
Jumlah liabilitasdan ekuitas 3.075.000 975.000
Perhitungan Goodwill :
Nilai wajar imbalan ……………………………… 885.000
Nilai wajar aset neto ……………………………... 775.000
Goodwill ................................................................. 110.000
-----------
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Kas 475.000 125.000
125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000
1.000.000
Jumlah aset 3.075.000 975.000
Macam-macam liabilitas 500.000 300.000
350.000
Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000
Saldo laba 875.000 135.000
Jumlah liabilitasdan ekuitas 3.075.000 975.000
-----------
Tambahan modal disetor .................................... 100.000
-----------
Aset lainnya ……………………………………………. 3.600.000
Jumlah aset Rp 4.040.000
Macam-macam liabilitas ……………………………… Rp 850.000
Modal saham …………………………………………… 2.000.000
Tambahan modal disetor ……………………………... 280.000
Saldo laba ………………………………………………. 910.000
Jumlah liabilitas dan ekuitas …………………………….. Rp 4.040.000
-----------
Jumlah aset 3.075.000 975.000
Macam-macam liabilitas 500.000 300.000
350.000
Modal saham, Rp1.000 1.500.00 0 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000
Saldo laba 875.000 135.000
Jumlah liabilitasdan ekuitas 3.075.000 975.000
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
Kas 475.000 125.000 125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000 775.000
Jumlah aset 3.075.000 975.000
Macam-macam liabilita 500.000 300.000 200.000
-----------
Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000
Saldo laba 875.000 135.000
Jumlah liabilitasdan ekuitas 3.075.000 975.000
PT A PT B
Nilai Buku Nilai wajar Nilai Buku Nilai Wajar
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Kas 475.000 475.000 125.000
125.000
Aset lainnya 2.600.000 3.000.000 850.000
1.100.000
Jumlah aset 3.075.000 975.000
-----------
Macam-macam liabilitas 500.000 600.000 300.000
400.000
Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000
Saldo laba 875.000 135.000
Jumlah liabilitasdan ekuitas 3.07 5.000 975.000
PT A PT B
Pembayaran tunai Rp200.000 Rp100.000
Penerbitan saham 2.000 lembar 400 lembar
Diminta:
(1) Siapkan ayat jurnal yang harus dibuat oleh PT C untuk mengambil -alih
aset neto PT A:
a. Mencatat penyerahan imbalan kepada pemegang saham PT A.
b. Mencatat pengambil-alihan aset dan liabilitas PT A.
(2) Siapkan ayat jurnal yang harus dibuat oleh PT C untuk mengambil-alih
aset neto PT B:
a. Mencatat penyerahan imbalan kepada pemegang saham PT B.
-----------
b. Mencatat pengambil-alihan aset dan liabilitas PT B.
(3) Siapkan ayat jurnal yang harus dibuat oleh PT C untuk mencatat biaya -
biaya terkait kombinasi bisnis.
(4) Siapkan laporan posisi keuangan PT C setelah kombinasi bisnis PT A
dan PT B.
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
----------------------------------------------------------------------------------- -------------
Kas 475.000 125.000 125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000 1.000.000
Jumlah aset 3.075.000 975.000
Macam-macam liabilitas 500.000 300.000 350.000
Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000
Saldo laba 875.000 135.000
-----------
Jumlah liabilitasdan ekuitas 3.075.000 975.000
<> PT A tidak perlu mencatat aset dan liabilitas dari PT B, karena yang dialuisisi
adalah saham PT B, dan PT B tidak dibubarkan
-----------
<> PTA menjadi induk perusahaan dari PT B, karena memiliki saham PT B lebih
dari 50% (dalam hal ini 100%).
<> Pada kasus ini, tidak ada kepentingan non-pengendali (pemegang saham
minoritas) karena 100% saham PT B dimiliki oleh PT A.Kepentingan non-
pengendali = 0%.
-----------
Nilai wajar imbalan yang diserahkan …………………………. 885.000
Nilai wajar kepentingan non-pengendali: 20% x Rp775.000… 155.000
Nilai agregat ……………………………………………………… 1.040.000
Nilai wajar aset neto: Rp1.125.000– Rp350.000………………. .. 775.000
Goodwill dari akuisisi saham …………………………………… 265.000
<> Goodwilldapat juga dihitung sebagai berikut:
Nilai wajar imbalan yang diserahkan …..………………… 885.000
Nilai wajar aset neto yang diperoleh: 80% x Rp7 75.000 … 620.000
Goodwill dari akuisisi saham ……………………………… 265.000
-----------
● Pada tanggal 31 Desember 2012 PT A mengakuisisi 100 % saham beredar PT
B, dan PT B tidak dibubarkan ● Sebagai imbalan, PT A membayar tunai Rp100.000
dan menerbitkan 500 lembar saham biasa, nilai nominal Rp1.000/lembar,
nilai wajar Rp1.200/lembar, untuk diserahkan kepada pemegang saham PT B. ●
Biaya akuisisi saham yang dibayar oleh PT A adalah: biaya pencatatan saham
Rp20.000; serta biaya konsultan dan profesional Rp40.000.
PT A PT B
Nilai Buku Nilai Buku Nilai Wajar
------------------------------------------------------------------- ------------------------------
Kas 475.000 125.000 125.000
Aset lainnya 2.600.000 850.000 1.000.000
Jumlah aset 3.075.000 975.000
Macam-macam liabilitas 500.000 300.000 350.000
Modal saham, Rp1.000 1.500.000 500.000
Tambahan modal disetor 200.000 40.000
Saldo laba 875.000 135.000
Jumlah liabilitasdan ekuitas 3.075.000 975.000
-----------
● Biaya akuisisi saham yang dibayar oleh PT A adalah: biaya pencatatan
saham Rp20.000; serta biaya konsultan dan profesional Rp40.000.
-----------
<> Laba yang timbul dari akuisisi saham juga dapat dihitung sebagai berikut:
Nilai wajar imbalan yang diserahkan …..………………….. 480.000
Nilai wajar aset neto yang diperoleh: 75% x Rp775.000 …. 581.250
Laba dari akuisisi saham ……………………………….…… 101.250
Quiz - 4
Pada tanggal 31 Desember 2012 PT D mengakuisisi 90% saham beredar
PT F, pada saat nilai wajar aset neto PT F sebesar Rp 900.000.000
Sebagai imbalan, PT D membayar tunai Rp125.000.000dan menerbitkan
700.000lembar saham biasa, nilai nominal Rp1.000/lembar, nilai wajar
Rp1.500/lembar, untuk dipertukarkan dengan 90% saham beredar
PT. F.Biaya terkait akuisisi saham yang dibayar oleh PT D adalah biaya pencatatan
saham Rp30.000.000 serta biaya konsultan dan profesional Rp45.000.000.
Diminta:
(a) Hitung goodwill atau laba yang timbul dari akuisisi saham PT F.
(b)(b)Siapkan ayat jurnal yang harus dibuat PT D untuk mencatatakuisisi saham
tersebut.
Quiz - 5
Pada tanggal 31 Desember 2012 PT X mengakuisisi 75% saham beredar
PT Z, pada saat nilai wajar aset neto PT Z sebesar Rp 1.00 0.000.000 Sebagai
imbalan, PT X menerbitkan 400.000 lembar saham biasa, nilai nominal
Rp1.000/lembar, nilai wajar Rp1.500/lembar, untuk dipertukarkandengan 75%
saham beredar PT Z.
Biaya terkait akuisisi saham yang dibayar oleh PT X adalah biaya konsultan d an
profesional Rp50.000.000serta biaya pencatatan saham Rp40.000.000.
Diminta:
(a) Hitung goodwillatau laba yang timbul dari akuisisi saham PT Z. (b)Siapkan
ayat jurnal yang harus dibuat PT X untuk mencatat akuisisi saham tersebut.
-----------
KOMBINASI BISNIS (AKUISISI) BERTAHAP
Dalam kombinasi bisnis secara bertahap, pengakuisisi:
a. mengukur kembali kepentingan ekuitas sebelumnya pada nilai wajar;
b.mengakui keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi (jika ada).
Ilustrasi-7
1 Januari 2011: PT A membeli 15% saham PTB dengan harga Rp320.000.000.
Pencatatan oleh PT A:
Investasi saham PT B …………………………. 320.000.000
Kas .............................................................. 320.000.000
1 Januari 2012: PTA membeli lagi 60% saham PT dengan harga Rp1.200.000.000.
Nilai wajar aset neto PT B saat akuisisi Rp1.800.000.000.
Pencatatanoleh PT A:
Investasi saham PT B …………………….. 1.200.000.000
Kas ....................................................... 1.200.000.000 ■ Total
kepemilikansaham menjadi 75%
■ Nilai wajar saham PT B tanggal 1 Januari 2012:
Rp1.200.000.000/60% = Rp2.000.000.000.
■ Kepemilikan lama (15%) dinilai kembali: 15% x Rp2.000.000.000 =
Rp300.000.000, sehingga ada penurunan nilai Rp20.000.000
(Rp320.000.000– Rp300.000.000)
-----------
Penyesuaian oleh PT A:
Rugi penurunan nilaiwajar investasi
sahamPT B ……………………………….. 20.000.000
Investasisaham PT B ……………….. 20.000.000 ■ Nilai tercatat
investasi saham PT B (75%) sekarang menjadi Rp1.500.000.000.
Quiz - 6
2 Januari 2011: PT A membeli 10% saham PT B dengan harga Rp1.000.000.000. 2
Januari 2012: PT A membeli lagi 75% saham PT B dengan harga Rp6.750.000.000.
Nilai wajar aset neto PT B tanggal tersebut Rp10.000.000.000.
Diminta:
(a) Buat ayat jurnal pada buku PT A untuk mencatat transaksi di atas, termasuk
jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 2 Januari 2012.
(b) (b) Hitung saldo investasi saham per 31 Desember 2012.
Reverse Acquisition
Reverse acquisition terjadi jika entitas yang menerbitkan saham (pihak
pengakuisisi secara hukum) teridentifikasi sebagai pihak yang diakuisisi.
Dalam reverse acquisition, pihak yang diakuisisi secara hukum menjadi pihak
pengakuisisi secara akuntansi.
-----------
Pihak pengakuisisi secara akuntansi biasanya tidak memberikan imbalan kepada
pihak yang diakuisisi.
Jika memenuhi kondisi reverse acquisition, maka entitas yang kep entingan
ekuitasnya diperoleh (pihak terakuisisi secara hukum) harus menjadi pihak
pengakuisisi untuk tujuan akuntansi.
Ilustrasi-8
PT A memiliki 100.000 lembar saham beredar, sedangkan PT B memiliki 60.000
lembar saham beredar(masing-masing bernominal
Rp1.000).
PT A mengakuisisi seluruh saham PT B dengan menerbitkan 150.000 lembar
saham baru untuk PT B, sehingga saham beredar menjadi 250.000 lembar.
Secara hukum PT A adalah induk perusahaan PT B, tetapi pemegang saham PT
B justrumenjadi pihak yang memiliki pengendalian terhadap PT A (60%) setelah
pertukaran saham.
Fakta tersebut merupakancontoh terjadinya reverse acquisition.
Walaupun secara hukum A adalah pengakuisisi B, tetapi secara akuntansi B
adalah pengakuisisi A (reverse acquisition).
Ilustrasi-8 (Lanjutan)
Lanjutan ilustrasi-7…..
Diasumsikan bahwa laporan posisi keuangan PT A dan PT B sebelum reverse
acquisition adalah sebagai berikut:
PT A PT B
--------------------------------------------------------------------------------------------
Aset 180.000.000 370.000.000
--------------------------------------------------------------------------------------------
Liabilitas 70.000.000 170.000.000
Modal saham 100.000.000 60.000.000
Saldo laba 10.000.000 140.000.000
--------------------------------------------------------------------------------------------
180.000.000 370.000.000
-----------
Laporan keuangan konsolidasian harus disusun dari sudut pandang PT B,
walaupun yang menyusun laporan konsolidasian adalah PT A. (PT B seolah-olah
mengakuisisi PT A, dan laporan keuangan seolah- olah disusun oleh PT B)
Karena PT B secara hukum tidak mengakuisisi PT A, maka perlu
ditentukanjumlah saham yang seolah-olah dikeluarkan PT B untuk mengakuisisi
PT A (serta nilai wajarnya).
Jumlah saham yang seharusnya dikeluarkan PT B harus memberikan%
kepemilikan yang sama kepada pemegang saham PT A atas entitas gabungan
seperti yang mereka miliki dalam reverse acquisition, yait u 40%.
Karena PT B memiliki 60.000 lembar saham, maka agar PT A memperoleh
kepemilikan 40%, PT B seolah-olah harus mengeluarkan40.000 lembar saham.
(Diasumsikan: nilai wajar saham PT B pada tanggal akuisisi Rp5.000 per saham).
A. PSAK 23 (Pendapatan)
-----------
1. Definisi
Pendapatan:
Nilai wajar adalah jumlah suatu asset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai
dalam suatu transksi yang wajar.
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Pendapatan hanya meliputi arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima
dan dapat diterima oleh entitas itu sendiri. Dalam hubungan keagenan, arus masuk
bruto manfaat ekonomi mencakup jumlah yang ditagi h untuk kepentingan principal
dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas. Jumlah yang ditagih atas nama
principal bukan merupakan pendapatan, sebaliknya, pendapatan adalah jumlah
komisi yang diterima.
2. Tujuan
• Untuk mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari
transaksi dan kejadian tertentu.
• Untuk mengidentifikasi keadaan-keadaan ketika kriteria pengakuan
pendapatan terpenuhi, yaitu bila kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan
akan mengalir ke entitas dan manfaat tersebut dapat diukur dengan andal.
• Untuk memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria pengakuan
pendapatan.
3. Ruang Lingkup
PSAK 23 (Revisi 2010) diterapkan dalam akuntansi pendapatan yang timbul dari
transaksi dan kejadian berikut ini:
a) penjualan barang;
b) penjualan jasa; dan
c) penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti, dan
dividen .
PSAK 23 (Revisi 2010) tidak mengatur pendapatan yang timbul dari:
-----------
a) perjanjian sewa (lihat PSAK 30 (Revisi 2011): Sewa);
b) dividen yang timbul dari investasi yang dicatat sesuai metode ekuitas (lihat PSAK
15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi);
c) kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 28: Akuntansi
Asuransi Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Asuransi Jiwa.
d) perubahan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan atau pelepasannya (lihat
PSAK 55 (Revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran);
e) perubahan nilai aset lancar lainnya;
f) ekstraksi hasil tambang (lihat PSAK 33 (Revisi 2011): Aktivi tas Pengupasan
Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pertambangan Umum dan
PSAK 64: Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya
Mineral) .
b. Prinsip pengukuran
Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi. c.
Pengecualian dari prinsip pengakuan dan pengukuran
PSAK ini memberikan pengecualian terbatas terhadap prinsip pengakuan
dan pengukuran.
4. Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan
diskon.
Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai
selisih lebih (a) atas (b) dibawah ini :
a. Nilai gabungan dari :
-----------
1) Imbalan yang dialihkan yang diukur sesuai dengan PSAK ini,
yang pada umumnya mensyaratkan nilai wajar tanggal akuisisi.
2) Jumlah setiap kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi yang
diukur sesuai dengan PSAK ini.
3) Untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, nilai wajar pada
tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang
sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi pada pihak diakuisisi.
b. Jumlah neto dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
yang diambil alih pada tanggal akuisisi, yang diukur sesuai pernyataan
ini.
-----------
Imbalan Kontinjensi
Imbalan yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi dalam p ertukaran untuk
pihak diakuisisi termasuk setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari
suatu kesepakatan imbalan kontinjensi. Pihak pengakuisisi mengakui
nilai wajar tanggal akuisisi atas imbalan kontinjensi sebagai bagian dari
imbalan yang dialihkan dalam pertukaran untuk pihak diakuisisi.
Pedoman tambahan untuk menerapkan metode akuisisi untuk jenis kombinasi
bisnis tertentu
a. Kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bert ahap, pihak
pengakuisisi mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki
sebelumnya pada pihak diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan
mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan jika ada dalam laba rugi.
b. Kombinasi bisnis yang dilakukan tanpa pengalihan imbalan
Pihak pengakuisisi kadang memperoleh pengendalian atas pihak
diakuisisi tanpa adanya pengalihan imbalan. Metode akuisisi untuk untuk
kombinasi bisnis diterapkan pada kombinasi tersebut. Keadaan tersebut mencakup :
1) Pihak diakuisisi membeli kembali sahamnya sendiri dengan jumlah
yang memadai sehingga investor yang ada saat ini memperoleh pengendalian.
2) Hilangnya hak veto minoritas, yang sebelumnya menghalangi pihak
pengakuisisi untuk mengendalikan pihak diakuisisi, dimana pihak pengakuisisi
memiliki hak suara mayoritas.
3) Pihak pengakuisisi dan pihak diakuisisi sepakat untuk
mengkombinasikan bisnisnya dengan kontrak semata.
Periode pengukuran
Periode pengukuran adalah periode setelah tanggal akuisisi selama
pihak pengakuisisi dapat menyesuaikan jumlah sementara yang diakui atas
-----------
suatu kombinasi bisnis. Periode pengukuran memberikan waktu yang cukup
pada pihak pengakuisisi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk
mengidentifikasi dan mengukur hal-hal sebagai berikut pada tanggal akuisisi sesuai
dengan persyaratan dalam PSAK :
Aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih, dan setiap
kepentingan nonpengendali pada pihak diakuisisi.
b. Imbalan yang dialihkan untuk pihak diakuisisi.
c. Dalam kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, kepentingan
ekuitas pada pihak diakuisisi yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi.
d. Goodwill yang dihasilkan atau keuntungan dari pembelian dengan diskon.
Pelaporan pendapatan
-----------
Pelaporan Pendapatan Menurut pawan (2013:352), Pendapatan yang telah diukur
dan diakui akan dimasukkan dalam laporan keuangan. Pada dasar kas, pendapatan
dilaporkan dalam laporan laba rugi peda periode dimana kas diterima atau dibayar.
Sedangkan pada dasar akrual, pendapatan dilaporkan dalam laporan laba rugi
periode saat pendapatan tersebut dihasilkan. Konsep yang mendukung pelaporan
pendapatan ini disebut konsep pengakuan pendapatan Pada dasar akrual. Beban dan
pendapatan yang saling terkait dilaporkan pada periode yang sama. Konsep
akuntansi yang mendukung pelaporan pend apatan dan beban terkait pada periode
yang sama disebut konsep perbandingan atau pengaitan. Dalam konsep ini, laporan
laba rugi akan melaporkan laba atau rugi untuk periode tersebut.
BAB 3
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Transaksi yang
terkadang disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau
“penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis
sebagaimana istilah ini digunakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) Nomor 22 Revisi 2015: Kombinasi Bisnis. Pernyataan ini dibuat untuk
meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding dari informasi yang
disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya mengenai kombinasi
bisnis dan dampaknya.
Penghasilan didefinisikan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode
akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan asset atau penurunan liabilitas
yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan
(gain). Tujuan Pernyataan ini adalah me ngatur
perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian
tertentu. Pendapatan diakui bila kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan
akan mengalir ke entitas dan manfaat ini dapat diukur dengan andal.
-----------
B.Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan kepada para pembaca pada
umumnya dan penulis pada khususnya dapat mengetahui, memahami dan
menambah wawasan tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Nomor 22 Revisi 2015: Kombinasi Bisnis.
-----------