BISNIS
Sejak Tahun 1950, kontroversi tentang metode akuntansi pada Metode Penyatuan kepemilikan (pooling of
interest method)
Committee on Accounting Procedure menerbitkan ARB no. 40 : memperkenalkan metode alternatif
pegabungan usaha (purchase of interest method)
Tahun 1970, APB opinion No. 16, mengakui Metode Penyatuan kepemilikan (pooling of interest method) dan
metode pembelian (purchase of interest method)
Pada Bulan 30 juni 2001 FASB Statement No. 141, menggunakan metode pembelian (purchase of interest
method) dan mengahapus metode Penyatuan kepemilikan (pooling of interest method) tetapi tetap memakai
APB opinion No. 16 kecuali metode yang dihapus tsb)
31 maret 2004 IASB mengeluarkan IFRS 3 sebagai pengganti IAS 22, melarang menggunakan metode
Penyatuan kepemilikan (pooling of interest method) dan wajib metode pembelian (purchase of interest
method)
IASB & FASB menghasilkan kesepakatan merevisi IFRS 3 tahun 2004 sehingga terbitlah IFRS
3 tahun 2008
Tahun 1994 di Indonesia mengadopsi dari IAS 22 (SAK 22 tahun 1994), Penggabungan
usaha adalah penyatuan dua atau lebih perusahaanyang terpisah menjadi satu entitas
ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain atau memperoleh
kendali atas aktiva atau aset dan operasi perusahaan lain.
PSAK 22 tahun 2010 merevisi PSAK 22 tahun 1994, transaksi Kombinasi Bisnis terjadi ketika
entitas memperoleh pengendalian atas entitas lain yang berupa bisnis.
ALASAN PENGGABUNGAN
USAHA
Tujuan Utama :
Meningkatkan Profitabilitas
Integrasi Operasi :
Integritas Horisontal
Integritas Vertikal
KonglomerasiI
Integrasi vertikal adalah kombinasi bisnis dengan melakukan akuisisi entitas yang
memiliki hubungan pemasok atau distribusi.
Perusahaan
A A mengambil-alih
aset neto B dan C.
Aset dan liabilitas
B dan C disatukan
Perusahaan Perusahaan
dengan aset dan
B A
liabilitas A.
Perusahaan
C
Konsolidasi
Perusahaan
A Perusahaan D
(baru) dibentuk.
Perusahaan D
mengambil-alih
Perusahaan Perusahaan
aset neto A, B,
B D
dan C.
Perusahaan
C
Akuisisi Saham
Perusahaan Perusahaan A
A (Induk) A mengakuisisi
> 50 % saham B
A memperoleh
pengendalian
terhadap B.
Perusahaan Perusahaan
B B
(Anak)
METODE AKUN TANSI
(a) Mencatat penyerahan imbalan (uang tunai dan 500 lembar saham) dalam
rangka kombinasi bisnis
Investasi pada PT B .................................................... 885.000
Kas … … … … … … … … … … … … … … . . . . . . . . . . . . . . . . 135.000
Modal saham ........................................................ 500.000
Tambahan modal disetor .................................... 250.000
Kas ....................................................................
125.000
Aset lainnya
Goodwill ..................................................... 1.000.000
........................................................... 110.00
Macam-macam l ia bi li tas…………… ……. . . 0 350.000
Investasi pada PT B ……………................. 885.00
0
Perhitungan Goodwill :
Nilai wajar imbalan … … … … … … … … … … … … 885.000
Nilai wajar aset neto … … … … … … … … … … … . . . 775.000
PT A
L A P O R AN POSISI K E UA N G A N
Per 31 Desember 2012
Kas … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … Rp 405.000
Aset lainnya … … … … … … … … … … … … … … … … … . 3.600.000
Goodwill……………………………………………….. 110.000
(a) Mencatat penyerahan imbalan (uang tunai dan 500 lembar saham) dalam
rangka akuisisi 100% saham PT B
Investasi pada PT B .................................................... 885.000
Kas … … … … … … … … … … … … … … . . . . . . . . . . . . . . . . 135.000
Modal saham ........................................................ 500.000
Tambahan modal disetor .................................... 250.000