Anda di halaman 1dari 36

Akuntansi Keuangan Lanjutan

Akuisisi dan Investasi


Pada Entitas lain
Pada beberapa tahun terakhir, dunia usaha
telah menjadi saksi atas berbagai peristiwa
akuisisi antarperusahaan dan kombinasi
bisnis yang seringkali melibatkan
perusahaan-perusahaan besar dan ternama.
Pengembangan Struktur Usaha
yg Kompleks
Alasan Perusahaan melakukan
pengembangan usaha:
O Meningkatkan ukuran perusahaan

O Mencari penghasilan tambahan baru

O Stabilitas penghasilan melalui diversifikasi

O Semakin besar perusahaan, makin


meningkatkan penghargaan manajemen
O Pamor yang meningkat melalui size
perusahaan.
Perluasan Usaha
Perusahaan dapat membentuk anak perusahaan
untuk menjalankan aktivitas usaha tertentu.
Anak perusahaan (subsidiary company) adalah
perusahaan yang dikendalikan perusahaan lain; yg
disebut induk perusahaan (parent company),
melalui kepemilikan mayoritas pada saham biasa.
Karena subsidiary merupakan entitas legal
terpisah, risiko induk perusahaan sehubungan
aktivitas anak perusahaan menjadi terbatas.
Perluasan Usaha melalui
Kombinasi Bisnis
Perusahaan dapat lebih mudah memasuki area baru dg
mengakuisisi atau bergabung dg perusahaan lain
melalui ekspansi.
Kombinasi Bisnis adalah suatu transaksi dimana suatu
perusahaan memperoleh pengendalian atas 1 atau lebih
perusahaan lain.
Konsep pengendalian berhubungan dgn kemampuan
untuk mengendalikan kebijakan dan manajemen, dg
mengakuisisi mayoritas (> 50%) saham biasa
perusahaan tsb. Tapi belakangan ada peluang untuk
mendapatkan kendali tanpa kepemilikan mayoritas.
Struktur Organisasi yang
Kompleks
Ketika sebuah perusahaan mengembangkan atau
mengubah struktur organisasinya, baik melalui
pengambilalihan perusahaan lain atau melalui divisi
internal’ struktur baru tersebut harus dievaluasi
untuk menentukan prosedur pelaporan keuangan
yang tepat.
O Merger
O Kepemilikan/Kepentingan pengendali
O Kepentingan/kepemilikan non-pengendali
O Kepentingan menguntungkan lainnya
Penciptaan Entitas Usaha
Perusahaan mentransfer aset dan
liabilitas pada perusahaan yang
dibentuk pada nilai bukunya, dan
mengakui adanya kepemilikan pada
perusahaan yang baru dibentuk
tersebut sebesar nilai aset bersih
yang ditransfernya.
Lanjutan…
Selisih lebih nilai wajar di atas nilai buku aset
yang ditransfer, tidak boleh diakui sebagai
keuntungan (kerugian) oleh perusahaan
pentransfer. Tapi bila aset yang ditransfer
mengalami penurunan nilai sebelum terjadi
transfer, maka perusahaan pentransfer harus
mengakui kerugian dari penurunan nilai dan
mentransfer aset pada perusahaan yang baru
pada nilai wajar tsb.
Asumsikan PT Alianso membentuk anak
perusahaan, PT Binato dg mentransfer aset
berikut untuk memperoleh 100.000 lembar
par Rp 2.000 saham biasa PT Binato:
Item Hrg Perolehan Nilai Buku
Cash --- Rp 70.000.000
Persediaan Rp 50.000.000 50.000.000
Tanah 75.000.000 75.000.000
Bangunan 100.000.000 80.000.000
Peralatan 250.000.000 160.000.000
Total Rp 475.000.000 Rp 435.000.000
Ayat jurnal pencatatan PT Alianso:
(1) Investasi pada Modal saham biasa PT Binato 435. 000.000 -
Akumulasi Peny. Bangunan 20.000.000 -
Akumulasi Peny. Peralatan 90.000.000 -
Kas - 70.000.000
Persediaan - 50.000.000
Tanah - 75.000.000
Bangunan - 100.000.000
Peralatan - 250.000.000
Ayat jurnal pencatatan PT Binato:
(2) Kas 70.000.000 -
Persediaan 50.000.000 -
Tanah 75.000.000 -
Bangunan 100.000.000 -
Peralatan 250.000.000 -
Akumulasi Peny. Bangunan - 20.000.000
Akumulasi Peny. Peralatan - 90.000.000
Modal Saham Biassa, Par Rp 2000 - 200.000.000
Agio Saham 235.000.000
Penggabungan Usaha
1. Merger statutori (statutory merger atau merger): jenis penggabungan
usaha dimana hanya 1 dari perusahaan yg bergabung yg bertahan dan
perusahaan lainnya dibubarkan. Aset dan kewajiban perusahaan yg
diakuisisi dipindahkan ke perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yg
diakuisisi dibubarkan (liquidated).

2. Konsolidasi statutori (statutory consolidation atau konsolidasi): jenis


penggabungan usaha dimana kedua perusahaan yg bergabung dibubarkan
serta aset dan kewajiban perusahaan tsb dipindahkan ke perusahaan yg
baru dibentuk.

3. Akuisisi saham (stock acquisition): 1 perusahaan mengakuisisi saham


perusahaan lain dan kedua perusahaan tetap beroperasi secara terpisah
tapi mempunyai hubungan istimewa. Perusahaan pengakuisisi mencatat
kepemilikannya di perusahaan diakuisisi sebagai investasi. Laporan
keuangannya dikonsolidasikan.
Metode untuk melakukan Penggabungan
Usaha
O Akuisisi Aset
Perusahaan mengakuisisi aset perusahaan lain
melalui negosiasi langsung dg manajemen, dapat
berbentuk merger atau konsolidasi. Perusahaan
penjual mendistribusikan aset atau efek yang
diterimanya dalam penggabungan usaha ke
pemegang sahamnya dan likuidasi (bubar),
sehingge hanya perusahaan pengakuisisi yg
bertahan sebagai entitas legal.
Metode untuk melakukan Penggabungan
Usaha - Lanjutan
O Akuisisi Saham
Hanya diperlukan > 50% saham berhak suara,
dimana saham dari perusahaan yang diakuisisi
dicatat sebagai investasi dan selanjutnya
diperhitungkan sebagai investasi antarperusahaan.
Alternatif lain, perusahaan yg diakuisisi
dilikuidasi dan aset dan liabilitasnya ditransfer ke
perusahaan pengakuisisi atau perusahaan yg baru
dibentuk.
AKUNTANSI AKUISISI
Penentuan Nilai Wajar
Pengakuisisi harus menilai aset dan
liabilitas yg diakuisisi serta kepemilikan
minoritas pada nilai wajar yg
dipertimbangkan (fair value of the
consideration), yg ditentukan berdasarkan
nilai kepemilikan pengakuisisi dalam
perusahaan yg diakuisisi (acquiree).
Penerapan Metode
Akuisisi
Menurut metode Akuisisi, bila acquirer
mengakuisisi seluruh aset dan liabilitas
acquiree dalam suatu merger, maka aset dan
liabilitas dicatat pada nilai wajar; pada
tanggal akuisisi (acquisition-date fair value).
Bila yang diakuisisi < 100%, maka kepemilikan
minoritas juga diukur pada nilai wajar pada
tanggal akuisisi.
Goodwill
Secara konseptual, Goodwill merupakan faktor tak
berwujud yang memungkinkan perusahaan memperoleh
profit di atas rata-rata. FASB menetapkan goodwill
sebagai aktiva yang menggambarkan manfaat ekonomis
mendatang yang timbul dari aktiva lain yang diakuisisi
dalam penggabungan usaha. Dengan kata lain akun
”Goodwill” akan timbul jika terjadi akuisisi perusahaan.

Menurut metode Akuisisi, acquirer mengukur goodwill


berdasarkan hubungan antara total nilai wajar acquiree
dan nilai wajar aktiva bersih yang diidentifikasi.
Goodwill - Lanjutan
FASB mengidentifikasikan 3 (tiga) komponen
yang diukur untuk menentukan goodwill dalam
penggabungan usaha :
a. Nilai wajar yang dipertimbangkan (fair value of
the consideration) yang diberikan oleh
acquirer.
b. Nilai wajar kepemilikan dalam acquiree yang
telah dimiliki oleh acquirer(bila ada)
c. Nilai wajar kepemilikan minoritas dalam
acquiree(bila ada)
Ketiga item tersebut kemudian dijumlahkan dan
dibandingkan dengan nilai wajar aktiva bersih yang
diidentifikasii dari acquire.
Contoh
Asumsikan PT Angkordok mengakuisisi seluruh aset PT Zandoso
senilai Rp 400 juta ketika nilai wajar aktiva yg diidentifikasi
ZANFOR sebesar Rp 380 juta. Bila PT Angkordok mengakuisisi
75% saham biasa PT Zandoso senilai Rp 300 juta, dan nilai wajar
kepemilikan nonpengendali (noncontrolling interest) sebesar Rp
100 juta, maka goodwill dihitung:

Nilai wajar yg diberikan oleh Angkordok Rp 300.000.000


Nilai wajar Kepentingan non pengendali 100.000.000
Total Nilai wajar Rp 400.000.000
Fair value of net identifiable assets yg diakuisisi (-) 380.000.000
Goodwill Rp 20.000.000
Penggabungan Usaha Melalui
Akuisisi Aset Bersih
Ketika perusahaan mengakuisisi aset bersih
perusahaan lain dalam penggabungan usaha,
setiap aset dan liabilitas yang diakuisisi,
dicatat dalam buku pengakuisisi sebesar nilai
wajar pada tanggal akuisisi. Kelebihan fair
value of the consideration di atas nilai wajar
aset bersih yang diidentifikasi dicatat
sebagai goodwill.
Contoh
Asumsikan pada 1 Januari 20X1, POINT Corp.
membeli semua aset dan liabilitas dalam suatu
merger statutori dengan mengeluarkan 10.000
lembar saham, par Rp 10.000. Nilai pasar
saham tersebut total Rp 610 juta.
POINT Corp. mengeluarkan biaya legal dan
penilai Rp 40 juta dan biaya pengeluaran saham
Rp 25 juta.
Nilai buku dan nilai wajar aset dan hutang
SHARP Co. pd tanggal penggabungan adalah
sbb:
Lanjutan
Assets, Liabilities and Equity Book Value Fair Value
Cash and Receivable Rp 45.000.000 Rp 45.000.000
Inventory 65.000.000 75.000.000
Land 40.000.000 70.000.000
Building and Equipment 400.000.000 350.000.000
Accum. Depreciation (150.000.000) -
Patent - 80.000.000
Total assets Rp 400.000.000 Rp 620.000.000
============
Current Liabilities Rp 100.000.000 Rp 110.000.000
Common Stock, Par Rp 5.000 100.000.000
Additional Paid in Capital 50.000.000
Retained Earnings 150.000.000
Total Liabilities and Equity Rp 400.000.000
============
Total Fair Value Net Assets Rp 510.000.000
============
Ayat jurnal pencatatan POINT Corp.
(Perusahaan Pengakuisisi)
Merger Expense 40.000.000 -
Cash - 40.000.000
(Mencatat biaya akuisisi SHARP Co. sbg expense)

Deferred Stock Issued Costs 25.000.000 -


Cash - 25.000.000
(Mencatat biaya pengeluaran saham biasa)

Cash and Receivable 45.000.000 -


Inventory 75.000.000 -
Land 70.000.000 -
Building and Equipment 350.000.000 -
Patent 80.000.000 -
Goodwill 100.000.000 -
Current Liabilities - 110.000.000
Common Stock, Par Rp 10.000 - 100.000.000
Additional Paid in Capital* - 485.000.000
Deferred Stock Issued Expense - 25.000.000
(Mencatat pembelian SHARP Co.)
Ayat jurnal pencatatan SHARP Co. (Perusahaan
yg Diakuisisi)
Investment in POINT Stock* 610.000.000 -
Current Liabilities 100.000.000 -
Accumulated depreciation 150.000.000 -
Cash and Receivable - 45.000.000
Inventory - 65.000.000
Land - 40.000.000
Building and Equipment - 400.000.000
Gain on Sale of Net Assets** - 310.000.000
(Mencatat transfer aktiva ke POINT Corp.)

Common Stock, Par Rp 5.000 100.000.000 -


Additional Paid in Capital 50.000.000 -
Retained Earnings 150.000.000 -
Gain on Sale of Net Assets 310.000.000 -
Investment in POINT Stock - 610.000.000
(Mencatat pembagian saham POINT Corp.)
Penggabungan Usaha Melalui
Pembelian Saham
Beberapa penggabungan usaha dilakukan dg
akuisisi saham perusahaan lain. Dalam hal ini,
perusahaan yang diakuisisi tetap berdiri dan
perusahaan pengakuisisi mencatatnya sebagai
investasi pada saham biasa acquiree sebesar
total nilai pasar dipertimbangkan dalam
pertukaran.
Contoh
Asumsikan POINT Corp.
O menukarkan 10.000 lembar sahamnya dg total
nilai pasar Rp 610 juta untuk semua saham
SHARP Co. dan
O timbul biaya merger Rp 40 juta dan biaya
pengeluaran saham Rp 25 juta. Maka:
Merger Expense 40.000.000 -
Deferred Stock Issued Costs 25.000.000 -
Cash - 65.000.000
(Mencatat biaya merger dan biaya pengeluaran saham)

Investment in Stock SHARP Co. 610.000.000 -


Common Stock, Par Rp 10.000 - 100.000.000
Additional Paid in Capital - 485.000.000
Deferred Stock Issued Expense - 25.000.000
(Mencatat pembelian SHARP Co.)
Kepemilikan Antar
Perusahaan
Ada 3 Metode:
O Cost Method
O Equity Method
O Consolidation
Cost Method
Karakteristik:
O Kepemilikan < 20% saham
O Nilai Investasi dicatat sebesar harga
perolehan (Cost)
O Tidak mengakui perubahan dari ekuitas
perusahaan asosiasi
Contoh Cost Method
1. Pada 2 Januari 2019 PT A memiliki
penyertaan saham pada PT B sebesar Rp
200juta (20% dari total modal PT B).
2. Tgl 30 September 2019 PT B
membayarkan dividen sebesar Rp 100jt
kepada pemegang sahamnya.
3. Per 31 Des 2019 PT B mengakui laba bersih
sebesar Rp 150jt.
Jurnal Cost Method
Tgl Keterangan Dr Cr
2/1 Investasi pada PT B 200.000.000
Kas/Bank 200.000.000
(Pencatatan investasi
awal di PT B)

30/9 Kas/Bank 20.000.000


Pndapatan Dividen 20.000.000
(Penerimaan
pembayaran Dividen)

31/12 No entry
Equity Method
O Karekteristik:
O Kepemilikan 20%< X < 50%
O Nilai investasi dicatat sebesar harga
perolehan ditambah perubahan ekuitas
perusahaan asosiasi.
O Mengakui setiap perubahan yang terjadi
dengan nilai ekuitas perusahaan asosiasi.

12-32
Contoh Equity Method
1. Pada 2 Januari 2019 PT A memiliki
penyertaan saham pada PT B sebesar
Rp 400juta (40% dari total modal PT
B).
2. Tgl 30 September 2019 PT B
membayarkan dividen sebesar Rp 100jt
kepada pemegang sahamnya.
3. Per 31 Des 2019 PT B mengakui laba
bersih sebesar Rp 150jt.
Jurnal Equity Method
Tgl Keterangan Dr Cr
2/1 Investasi pada PT B 400.000.000
Kas/Bank 400.000.000
(Pencatatan investasi
awal di PT B)
30/9 Kas/Bank 40.000.000
Investasi pada PT B 40.000.000
(Penerimaan pebyrn
Dividen)

31/12 Investasi pada PT B 60.000.000


Pndptn atas laba PT B 60.000.000
(Pengakuan Laba PT B)
Konsolidasi
Karakteristik:
O Kepemilikan diatas 50%
O Pengakuan pendapatan seperti Equity
Method.
O Laporan keuangan Anak Perusahaan akan
dikonsolidasi dengan Laporan Induk, dengan
mengeliminasi transaksi-transaksi terkait
kedua belah pihak.
O Laba Induk Perusahaan = Laba laporan
konsolidasi
THANK YOU

ANY QUESTION 

12-36

Anda mungkin juga menyukai