Anda di halaman 1dari 19

A.

KONSEP PENGGABUNGAN,
PELEBURAN DAN PEMEKARAN

Disusun Oleh:
- Carolina Anastasia
- Tria Mustoko Weni
- Hidanti Kirana
- Anne Febrita
I. PENGGABUNGAN

Merger
Penggabungan badan usaha
dengan cara mengambil alih secara
langsung kekayaan (net assets)
satu atau lebih perusahaan oleh
perusahaan lain.
Akuisisi
Penggabungan dua atau lebih
perusahaan dengan cara
menguasai posisi control terhadap
perusahaan lain.
Konsolidasi
Penggabungan dari dua atau
lebih Wajib Pajak Badan yang
modalnya terbagi atas saham
dengan cara mendirikan badan
usaha baru.
II. PELEBURAN
Penggabungan usaha adalah penggabugan dari dua badan usaha
atau lebih dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu
badan usaha dan melikuidasi badan usaha lainnya yang menggabung.
Peleburan usaha adalah penggabungan dari dua atau lebih badan
usaha dengan cara mendirikan badan usaha baru dan melikuidasi
badan-badan usaha yang bergabung tresebut.
III. PEMEKARAN
Pemekaran adalah melakukan pemisahan satu perusahaan menjadi dua atau lebih
perusahaan dengan cara mendirikan perusahaan baru tanpa membubarkan
perusahaan yang lama. Perusahaan yang baru ini menerima pengalihan sebagian harta
dari perusahaan yang lama.
B. KETENTUAN PSAK 22 DAN HUBUNGANYA DENGAN AKUNTANSI PAJAK

Penggabungan usaha menurut PSAK No. 22, dibedakan menjadi dua:


Akuisisi (Acquisiton) adalah suatu penggabungan usaha di mana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto
dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquiree), dengan memberikan aktiva
tertentu, mengakui suatu kewajiban, atau mengeluarkan saham. Contoh
perusahaan yang melakukan akuisisi asalah satunya adalah Semen Padang
yang diakuisisi oleh Semen Gresik serta PT HM Sampoerna yang dikuisisi oleh
Philips Morris.
Penyatuan Kepemilikan (Uniting of interest/Pooling of Interest) adalah suatu
penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang
bergabung bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif
seluruh aktiva neto dan operasi perusahaan yang bergabung tersebut dan
selanjutnya memikul bersama segala resiko dan manfaat yang melekat pada
entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak yang dapat diidentifikasi sebagai
perusahaan pengakuisisi (acquirer).
Suatu penggabungan usaha dapat mengakibatkannya terjadinya legal merger.
Suatu legal merger biasanya merupakan merger dua badan usaha melalui salah
satu cara berikut (PSAK 22) :
Aktiva dan kewajiban dari suatu perusahaan dialihkan ke perusahaan lain dan
perusahaan yang melakukan pengalihan tersebut dibubarkan, atau
Aktiva dan kewajiban dari dua atau lebih perusahaan dialihkan ke perusahaan
baru dan kedua perusahaan yang melakukan pengalihan tersebut dibubarkan
(PSAK No. 22)
MENURUT PSAK NO. 22, TERDAPAT DUA METODE PENCATATAN AKUNTANSI DALAM
TRANSAKSI PENGGABUNGAN USAHA:

1. Metode Purchase (Nilai Pasar)


Indikasi yang terukur untuk penggabungan usaha dengan menggunakan
metode purchases adalah adanya pengeluaran uang tunai selain biaya penggabungan
dan biaya emisi saham yang dikeluarkan perusahaan pembeli. Disamping itu akan terjadi
perubahan kepemilikan.
Jika biaya investasi melebihi nilai pasar bersih, pertama dialokasikan pada
asset bersih yang dapat diindentifikasikan pada goodwill. Jumlah yang ditetapkan pada
goodwill dan asset berwujud yang dapat diindentifikasikan harus di amortisasi sepanjang
masa manfaat tetapi tidak lebih dari 20 tahun. Seperti yang diatur dalam PSAK No. 19,
maksimum periode amortisasi goodwill adalah 20 tahun. Amortisasi dilakukan secara garis
lurus, kecuali perusahaan dapat menunjukan bahwa metode yang sistematis lainnya
lebih baik.
Pada metode ini penggabungan usaha dilakukan dengan cara perusahaan
pembeli tetap melanjutkan usaha sedangkan perusahaan yang dibeli dibubarkan dan
berhenti beroperasi.
2. Metode Pooling of Interest (Nilai Buku)
Penggabungan usaha dengan menggunakan Pooling Of Interest
(POI), keberlangsungan usaha kedua atau lebih perusahaan tetap
dipertahankan, dan tidak mudah menentukan perusahaan satu mendominasi
perusahaan lainnya. Karakter utama penggabungan usaha melalui POI ini
akan menggabungkan unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang
bergabung sesuai dengan nilai buku perusahaan masing-masing.
Aspek perpajakan berpengaruh terhadap penentuan metode apa
yang akan dipakai dalam penggabungan usaha selain dengan
menggunakan pertimbangan hukum. Perlu diketahui bahwa pasal 4 ayat 1
huruf d angka 1 Undang-Undang Perpajakan No. 10 Tahun 1994,
menyebutkan bahwa keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan
harta termasuk keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha adalah salah satu
objek pajak. Kemudian Pasal 10 ayat 3, Undang-undang Pajak Penghasilan
No. 10 Tahun 1994 mengatur tentang dasar pengenaan pajak atas
penggabungan usaha. Pasal ini mengatur bahwa: "Nilai perolehan atau
pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka likuidasi, penggabungan,
peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilan usaha adalah
jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar
(market price), kecuali ditetapkan lain oleh menteri keuangan
Dengan demikian bisa diartikan bahwa prinsip akuntansi membebaskan
perusahaan untuk memilih metode mana yang akan dipakai. Pertanyaan yang
timbul adalah mengapa Direktorat Jenderal Pajak memutuskan untuk tidak
memperbolehkan penggunaan metode pooling of interest dalam rangka
penggabungan usaha. Jawabannya tidak lain bahwa dengan pooling of interset,
tidak ada pajak yang dibebankan atas penggabungan usaha tersebut, lain halnya
apabila menggunakan metode by purchase yang berdasarkan pada nilai pasar.
Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Keuangan
No.469/KMK.04/1998 tanggal 30 Oktober, maka penggunaan Pooling of Interest Method
tidak lagi dibatasi pada perusahaan-perusahaan tertentu, melainkan untuk semua jenis
perusahaan dengan syarat- syaratsebagai berikut:
a. Semua kewajiban perpajakan harus lunas.
b. Tidak terjadi konsolidasi kerugian.
c. Penilaian asset berdasar nilai buku dan disusun berdasar sisa masa manfaat
d. Angsuran bulanan PPh pasal 25 tidak lebih rendah dari total sebelum penggabungan,
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode
penggabungan usaha dengan Pooling of Interest tidak
dikenakan pajak sedangkan penggabungan usaha
dengan menggunakan metode nilai pasar dikenakan
pajak karena ada penambahan nilai assets.
C. MERGER MENURUT HARGA PASAR (METODE PURCHASE)
DAN PERLAKUAN PERPAJAKANNYA

Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa


penggabungan usaha merupakan suatu transaksi
dimana suatu entitas memperoleh aktiva bersih dari
perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Ilustrasi
berikut ini akan memberikan gambaran jelas mengenai
penggabungan badan usaha secara merger atas
dasar pembelian PT Aku memperoleh aktiva bersih PT
Dia melalui penggabungan dengan metode
pembelian atau by purchase. Berikut ini adalah neraca
dari PT Dia.
CONTOH KASUS
Nilai Buku Nilai Wajar

Aktiva

Kas Rp 50,000,000 Rp 50,000,000

Piutang bersih Rp 150,000,000 Rp 140,000,000

Persediaan Rp 200,000,000 Rp 250,000,000

Tanah Rp 50,000,000 Rp 100,000,000

Bangunan Rp 300,000,000 Rp 500,000,000

Peralatan Rp 250,000,000 Rp 350,000,000

Hak Paten Rp 50,000,000

Total Aktiva Rp 1,000,000,000 Rp 1,440,000,000

Kewajiban

Hutang Usaha Rp 60,000,000 Rp 60,000,000

Wesel Bayar Rp 150,000,000 Rp 135,000,000

Kewajiban
Lain-lain Rp 40,000,000 Rp 45,000,000

Total Kewajiban Aktiva Bersih Rp 250,000,000 Rp 240,000,000

Rp 750,000,000 Rp 1,200,000,000
PT Aku membayar Rp 400.000.000 tunai dan
menerbitkan 50.000 lembar saham biasa dengan nilai
nominal Rp 10.000, nilai pasar Rp 20.000 per saham
untuk memperoleh aktiva bersih PT Dia. Ayat jurnal
untuk mencatat penggabungan usaha pada buku PT
Aku adalah sebagai berikut :
Investasi pada PT Dia Rp 1.400.000.000
Kas Rp 400.000.000
Saham-biasa Rp 500.000.000
Tambahan modal disetor Rp 500.000.000
Pencatatan oleh PT DIA
Kas Rp 50.000.000
Piutang bersih Rp 140.000.000
Persediaan Rp 250.000.000
Tanah Rp 100.000.000
Bangunan Rp 500.000.000
Peralatan Rp 350.000.000
Hak paten Rp 50.000.000
Goodwill Rp 200.000.000
Hutang usaha Rp 60.000.000
Wesel bayar Rp 135.000.000
Kewajiban lain-lain Rp 45.000.000
Investasi pada PT Dia Rp 1.400.000.000
Goodwill sebesar Rp 200.000.000 merupakan selisih
antara nilai wajar aktiva dan nilai perolehan suatu
aktiva dalam hal ini selisih antara Rp 1.400.000.000 dan
Rp 1.200.000.000. Sesuai dengan prinsip akuntansi
goodwill yang timbul sebesar Rp 200.000.000 ini
nantinya harus diamortisasi
THANKYOU
MERGER MENURUT NILAI BUKU (POOLING OF INTEREST)
DAN PERLAKUAN PERPAJAKANNYA

Apabila suatu penggabungan usaha dianggap


sebagai suatu pooling of interest maka badan usaha
yang baru dianggap sebagai kelanjutan dari semua
badan usaha yang bergabung, baik dalam bentuk
suatu badan usaha yang tunggal maupun sebagai
induk perusahaan dengan satu atau beberapa anak
perusahaan. Ilustrasi di bawah ini akan memperjelas
penggunaan metode pooling of interest. Berikut ini
adalah neraca saldo PT Bunda dan PT Ananda.
PT BUNDA dan PT ANANDA adalah dua perusahaan yang akan melakukan penggabungan usaha.
Di bawah ini adalah posisi keuangan milik kedua perusahaan sesaat sebelum bergabung:

Keterangan PT BUNDA PT ANANDA


Aktiva:
Kas Rp 25.000.000,- Rp 15.000.000,-
Piutang 35.000.000,- 25.000.000,-
Persediaan 40.000.000,- 40.000.000,-
Aktiva Tetap 80.000.000,- 60.000.000,-
Aktiva Lain-lain 20.000.000,- 10.000.000,-
Total Aktiva Rp 200.000.000,- Rp 150.000.000,-
Hutang:
Hutang Dagang Rp 15.000.000,- Rp 20.000.000,-
Hutang Bank 25.000.000,- 30.000.000,-
Total Hutang
Rp 40.000.000,- Rp 50.000.000,-
Modal:
Modal Saham
(Nom. Rp 10.000,-) Rp 100.000.000,- Rp 50.000.000,-
Agio Saham 10.000.000,- 20.000.000,-
Laba Yang Ditahan 50.000.000,- 30.000.000,-
Jumlah Modal

Rp 160.000.000,- Rp 100.000.000,-
Total Hutang dan Modal Rp 200.000.000,- Rp 150.000.000,-
PT BUNDA akan mengganti aktiva bersih PT ANANDA.
Untuk itu PT BUNDA mengeluarkan 5.000 lembar
sahamnya untuk mengganti aktiva bersih milik PT
ANANDA. Dalam kasus ini, 5.000 lembar saham PT
BUNDA diserahkan kepada PT ANANDA sehingga jurnal
yang harus dibuat oleh PT BUNDA pada saat
pengeluaran saham tersebut adalah sebagai berikut:

Investasi pada PT ANANDA Rp 100.000.000,-


Modal Saham Rp 50.000.000,-
Agio Saham Rp 20.000.000,-
Laba yang ditahan Rp 30.000.000,-
Neraca Gabungan
Keterangan PT BUNDA PT ANANDA
(Buku PT BUNDA)
Aktiva:
Kas Rp 25.000.000,- Rp 15.000.000,- Rp 40.000.000,-
Piutang 35.000.000,- 25.000.000,- 60.000.000,-
Persediaan 40.000.000,- 40.000.000,- 80.000.000,-
Aktiva Tetap 80.000.000,- 60.000.000,- 140.000.000,-
Aktiva Lain-lain 20.000.000,- 10.000.000,- 30.000.000,-
Total Aktiva Rp 200.000.000,- Rp 150.000.000,- Rp 350.000.000,-
Hutang:
Hutang Dagang Rp 15.000.000,- Rp 20.000.000,- Rp 35.000.000,-
Hutang Bank 25.000.000,- 30.000.000,- 55.000.000,-
Total Hutang
Rp 40.000.000,- Rp 50.000.000,- Rp 90.000.000,-
Modal:
Modal Saham
(Nom. Rp 10.000,-) Rp 100.000.000,- Rp 50.000.000,- Rp 150.000.000,-
Agio Saham 10.000.000,- 20.000.000,- 30.000.000,-
Laba Yang Ditahan 50.000.000,- 30.000.000,- 80.000.000,-
Jumlah Modal

Rp 160.000.000,- Rp 100.000.000,- Rp 260.000.000,-


Total
Hutang&Modal Rp 200.000.000,- Rp 150.000.000,- Rp 350.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai