Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

AIR UMPAN BOILER

(BOILER FEED WATER)

Ahmad zarhan al-Qosimy (191420006)

Fernandus Fendy Rianto (191420066)

Ilma yuniawati (191420026)

Muhammad Alfarisyi (191420038)

Siti Darun Nikmah (191420052)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “Air
Umpan Boiler” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas pertama semester pertama
untuk mata kuliah Utilitas. Melalui makalah ini, kami berharap agar kami dan pembaca mampu
mengenal lebih jauh mengenai Air Umpan Boiler.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
proses penyusunan makalah ini khususnya kepada dosen Utilitas, yaitu Bapak Farid Alfalaki
Hamid M.T. yang bersedia mengarahkan kami untuk menyusun makalah ini.

Kami berharap agar makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan inspirasi bagi
pembaca dan penulis yang lain. Kami juga berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik
dan berkualitas.

1
PENGERTIAN BOILER

Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana/wadah yang di dalamnya berisi air atau fluida
lain untuk dipanaskan. Energi panas dari fluida tersebut selanjutnya digunakan untuk berbagai
macam keperluan, seperti untuk turbin uap, pemanas ruangan, mesin uap, dan lain sebagainya.
Secara proses konversi energi, boiler memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang
tersimpan di dalam bahan bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida kerja.

Bejana bertekanan pada boiler umumnya menggunakan bahan baja dengan spesifikasi
tertentu yang telah ditentukan dalam standard ASME (The ASME Code Boilers), terutama untuk
penggunaan boiler pada industri-industri besar. Dalam sejarah tercatat berbagai macam jenis
material digunakan sebagai bahan pembuatan boiler seperti tembaga, kuningan, dan besi cor.
Namun bahan-bahan tersebut sudah lama ditinggalkan karena alasan ekonomis dan juga
ketahanan material yang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan industri.

Panas yang diberikan kepada fluida di dalam boiler berasal dari proses pembakaran
dengan berbagai macam jenis bahan bakar yang dapat digunakan, seperti kayu, batubara,
solar/minyak bumi, dan gas. Dengan adanya kemajuan teknologi, energi nuklir pun juga
digunakan sebagai sumber panas pada boiler.

berikut adalah beberapa jenis boiler:

1. “Pot Boiler” atau “Haycock Boiler”


Merupakan boiler dengan desain paling sederhana dalam sejarah. Mulai diperkenalkan
pada abad ke 18, dengan menggunakan volume air besar tapi hanya bisa memproduksi
pada tekanan rendah. Boiler ini menggunakan bahan bakar kayu dan batubara. Boiler
jenis ini tidak bertahan lama penggunaannya karena efisiensinya yang sangat rendah.
2. Fire-Tube Boiler (Boiler Pipa-Api)
Pada perkembangan selanjutnya muncul desain bari boiler yakni boiler pipa-api. Boiler
ini terdapat 2 bagian di dalamnya, yaitu sisi tube/pipa dan sisi barrel/tong. Pada sisi
barrel berisi fluida/air, sedangkan sisi pipa merupakan tempat terjadinya pembakaran.

2
Gambar Boilet Pipa-Api

3. Water-Tube Boiler (Boiler Pipa-Air)


Sama seperti boiler pipa-api, boiler pipa-air juga terdiri atas bagian pipa dan barrel.
Tetapi sisi pipa diisi oleh air sedangkan sisi barrel menjadi tempat terjadinya proses
pembakaran. Boiler jenis ini memiliki kecepatan yang tinggi dalam memproduksi uap air,
tetapi tidak banyak memiliki cadangan uap air di dalamnya.

Gambar boiler Pipa-Ai

3
4. Kombinasi Boiler Pipa-Api dengan Pipa-Air Firebox
Boiler jenis ini merupakan kombinasi antara boiler pipa-api dengan pipa-air. Sebuah
fireboxdidalamnya terdapat pipa-pipa berisi air, uap air yang dihasilkan mengalir ke dalan
barrel dengan pipa-api didalamnya. Boiler jenis ini diaplikasikan pada beberapa kereta
uap, namun tidak terlalu populer dipergunakan.

Bagian utama feedwater system terdiri dari deaerator feedwater tank dan feedwater
pump. Seperti yang telah kita ketahui pada pembahasan three element control steam drum bahwa
mass balance antara feedwater dan steam yang dihasilkan boiler harus terjaga dalam kondisi load
yang fluktuatif, sehingga feedwater system yang handal sangat diperlukan untuk menjaga dan
mengontrol supply air ke boiler pada berbagai variasi load (steam demand dan firing rate).

Air yang dibutuhkan boiler tentu harus memenuhi parameter-parameter tertentu untuk
kondisi operasional yang baik untuk boiler, diantaranya dissolved oksigen, copper, silica, pH,
conductivity, dll. Pertimbangan utamanya adalah masalah korosi dan scalling pada tube-tube di
boiler.

Deaerator feedwater tank mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:


1.Menghilangkan dissolved oksigen dan non-condensable gas dari condensate
2. Menaikkan temperatur feedwater sampai saturated temperature.
3. Sebagai reservoir untuk menjaga supply feedwater dan condensate yang stabil pada demand
yang fluktuatif.

Air dari demineralization plant dan condensate dispray pada deaerator melalui nozzle,
kemudian untuk mengurangi kadar gas dan oksigen terlarut, low pressure steam diinjeksikan ke
dalam deaerator, seperti tampak pada gambar di bawah. Gas dan oksigen kemudian dibuang ke
udara melalui deaerator venting, sebaliknya air yang sudah berkurang kadar oksigen terlarutnya
masuk ke feedwater tank. Lebih lanjut, untuk mengurangi kadar oksigen dalam feedwater
ditambahkan chemical seperti hydrazine (N2H4) atau sodium sulfite (Na2SO3). Selain untuk
membantu mengurangi oksigen terlarut, low pressure steam juga digunakan untuk meningkatkan
temperature feedwater sampai 115-130C.

4
Gambaran umum proses pengontrolan feedwater tank level adalah sebagai berikut,
condensate dan make up water dari demineralization plant masuk ke dearator/feedwater tank,
kemudian level air pada feedwater tank dijaga pada setpoint tertentu dengan control output pada
make up water control valve. Tekanan pada feedwater tank dicontrol dengan low pressure steam
control valve. Pada saat kondisi feedwater level melebihi batas maksimum, make up water
control valve dan turbine condensate inlet valve menutup, kemudian drain line akan membuka
untuk mengurangi level feedwater.

Feedwater dipompa oleh 3-4 pompa feedwater yang bekerja secara parallel, biasanya
salah satu pompa feedwater berada dalam kondisi standby. Pada beberapa boiler, feedwater
pump digerakkan oleh konstan speed motor sementara salah satu feedwater pump menggunakan
turbine driven pump yang digerakkan secara mekanikal oleh steam turbine. Sebelum feedwater
pump dipasang strainer atau filter untuk menyaring kotoran-kotoran dalam feedwater. Strainer
ini dilengkapi dengan differential pressure transmitter dengan tapping point pada sisi inlet dan
outlet strainer, sehingga dapat mengindikasikan banyaknya kotoran pada strainer tergantung
seberapa besar perbedaan tekanan pada sisi inlet dan outlet strainer. Untuk menjaga kualitas air,
feedwater system biasanya juga dilengkapi dengan chemical dosing diantaranya oxygen
scavenger, amine dan phosphate dosing tank.

5
Gambar Boiler

6
PENGOLAHAN AIR UNTUK BOILER (KETEL UAP)

UNIT PENGADAAN UAP

Uap (Steam) sangat berperan penting dalam proses untuk menggerakkan mesin-mesin
bertenaga uap dan pemanas awal. Sebuah ketel uap (boiler) digunakan untuk mengubah air
menjadi uap dengan pertolongan panas. Ditinjau dari tenaga termis (panas) yang didapat dengan
pembakaran bahan bakar, ketel uap termasuk External Combustion Engine, yaitu pesawat tenaga
dimana pembakaran bahan bakar dilakukan di luar pesawat (mesin uap) itu sendiri.

Uap yang dihasilkan mempunyai tenaga termis, tenaga potensial dan tenaga kinetis yang
dimanfaatkan sebagai berikut:
a. Tenaga termis yang dikandung uap dapat langsung digunakan sebagai bahan pemanas pada
proses industri.
b. Tenaga potensial dari uap diubah menjadi tenaga mekanik dengan mesin uap untuk
selanjutnya diperoleh tenaga mekanik.
c. Tenaga kinetis dari uap diubah menjadi tenaga putar dengan suatu turbin uap. Selanjutnya
dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.

A. Ketel Uap
ketel uap adalah suatu pesawat yang digunakan untuk mengubah air yang ada di
dalamnya menjadi uap dengan cara dipanaskan. Dengan adanya bahan perantara air tersebut,
maka di dalam ketel uap harus ada ruang atau tempat air. Uap yang dibentuk di dalam ketel
mempunyai tekanan yang lebih besar dari pada tekanan udara luar, maka ketel harus mampu
menahan tekanan uap tersebut. Kekuatan ketel uap tergantung dari bentuk dan bahannya. Bentuk
yang lebih kuat untuk menahan tekanan yang lebih besar dari dalam adalah bentuk bulat
cembung dan silinder sebab dengan bentuk semacam itu sukar berubah bentuknya yang

7
disebabkan oleh tekanan dari dalam. Tetapi bentuk bulat cembung ini tidak digunakan untuk
ketel uap karena konstruksinya yang sulit unruk dikerjakan. Oleh karena itu pada umumnya ketel
uap dibuat dalam bentuk silinder. Bahan untuk ketel uap harus baik karena disamping harus
menahan tekanan yang tinggi juga harus tahan pada suhu yang tinggi. Biasanya digunakan baja
Siemens-Martin yang liat dan mudah dikerjakan.

AIR PENGISI KETEL

A. Sumber-sumber air pengisi ketel

Macam-macam air yang dapat digunakan sebagai air pengisi ketel adalah air sumur dan
air kondensat. Air kondensat sudah murni sehingga tidak perlu mengalami pengolahan yang
khusus, sedangkan untuk air yang berasal dari sumur perlu mendapat pengolahan-pengolahan
lebih dahulu.

8
B. Syarat Air Pengisi Ketel

Pada dasarnya air yang akan digunakan, terutama yang digunakan sebagai air pengisi
ketel, harus memenuhi syarat. Air yang berasal dari alam (sungai dan tanah) tidak ada yang
dalam keadaan murni, biasanya terdapat pengotor-pengotor, antara lain :
1. Zat tersuspensi, seperti lumpur dan tanah liat. Biasanya dihilangkan dengan penyaringan.
2. Zat terlarut, seperti garam-garam mineral (garam magnesium, kalsium dan lain-lain).

Tabel 5-1. Syarat air pengisi ketel dan air ketel

Spesifikasi Air pengisi ketel Air ketel

Kesadahan < 0,1 OD <0,1 OD


pH 7,5-8,0 10,0-10,8

TDS Tidak nyata max 1500

PAlkali 50 ppm 300 ppm

M Alkali 100 ppm 500 ppm

Chlorine Tidak nyata max 70 ppm


Sulfit 30 ppm max 60 ppm

Oksigen Tidak nyata -

9
Silikat Tidak nyata -

Fe Tidak nyata
P205 Max 30 ppm

C. Persyaratan air umpan boiler :

Boiler atau ketel uap merupakan sebuah alat untuk pembangkit uap dimana uap ini berfungsi
sebagaizat pemindah tenaga kaloris. Tenaga kalor yang dikandung dalam uap dinyatakan dengan
entalpi panas.

Hal-hal yang mempengaruhi efisiensi boiler adalah bahan bakar dan kualitas air umpan
boiler.Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air umpan boiler antara lain:
a. Oksigen terlarut, dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi pada peralatan
boiler.
b. Kekeruhan, dapat mengenda pada perpipaan dan peralatan proses serta mengganggu
proses.
c. PH. Bila tidak sesuai dengan standar kualitas air umpan boiler dapat menyebabkan korosi
pada peralatan
d. Kesadahan, merupakan kandungan ion Ca dan Mg yang dapat menyebabkan kerak pada
peralatan serta perpipaan boiler sehingga menimbulkan local overheating
e. Fe, dapat menyebabkan air bewarna dan mengendap disaluran air dan boiler bila
teroksidasi oleh oksigen

10
Secara umum air yang akan digunakan sebagai umpan boiler adalah air yang tidak
mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak
pada boiler dan air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi boiler.

Berikut ini merupakan persyaratan bakumutu air umpan boiler :


 Tabel baku mutu air umpan boiler

Parameter Satuan Ukuran


PH Unit 10,5-11,5
Conductivity Ymhos/cm 5000, max
TDS Ppm 3500, max
P-Alkalinity Ppm -
M- Alkalinity Ppm 800 , max
O – Alkalinity Ppm 2,5 x SiO2 , min
T - Hardness Ppm -
Silica Ppm 150, max
Besi Ppm 2, max
PHospat residual Ppm -
SulpHite residual Ppm 20,50
PH Condensate Unit 8,0 – 9,0

Harga PH pada air umpan boiler dan air pendingin penting untuk diperhatikan untuk
mencegah terjadinya korosi. Terdapat hubungan antara PH dan laju terjadinya korosi pada bahan
kontruksi dari logam mid steel yang menunjukkan adanya kecenderungan menurunnya korosi
dengan naiknya harga pH . Namun pada bahan kontruksi dari logam Cu terjadi sebaliknya, yaitu
kecenderungan laju korosi menaik dengan menaiknya harga pH diatas 9.

11
D. Karakteristik air boiler :

1. PH, Merupakan indikasi untuk keasaman suatu zat . PH (Pondus hidrogenium)


ditentukan oleh jumlah hydrogen bebas (H+) dalam suatu zat. PH adalah factor
logaritmik, ketika sebuah larutan menjadi 10x lebih asam, PH akan jatuh oleh satu
unit.
2. Daya hantar listrik/konduktivita, Daya hantar listrik adalah kemampuan dari larutan
untuk menghantarkan arus listrik yang dinyatakan dalam pmhos/cm. Harga daya
hantar listrik dari umpan air boiler di[erhatikan untuk mencegah terjadinya endapan
kerak pada bagian permukaan perpidahan panas dan untuk menjaga kemurnian steam.
3. Alkalinitas, Didefinisikan sebagai jumlah anion dalam air yang akan bereaksi untuk
menetralkan ion H+ . Harga alkalinitas tinggi tidak dikehendaki untuk umpan air
boiler karena dapat menimbulkan pembusaan dan carryover.
4. Kesadahan, karbonat dan non karbonat
5. Silica
6. Besi
7. Phospat
8. Turbiditas, sifat optic dari suatu larutan yang menyebabka cahaya yang melaluinya
terabsorsi.
9. TTS ( Total Suspendied Solid)

E. Pengolahan Eksternal Air Umpan Boiler

Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan telarut


(terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama pembentukan kerak)
dan gas- gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida).
Proses perlakuan eksternal yang ada adalah:
1. Koagulasi dan Flokulasi
2. Sedimentasi

12
3. Filtrasi
4. Demineralisasi
5. Softening
6. Deaerasi
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tangki pengendapan
ataupengendapan dalam clarifiers dengan bantuan koagulan dan flokulan. Penyaring
pasirbertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon dioksida dan besi.

E.1 Koagulasi dan Flokulasi


Koagulasi dan flokulasi yaitu proses pemberian bahan-bahan koagulan dan flokulan
kedalam air umpan boiler dengan cara penginjeksian. Koagulasi merupakan proses netralisasi
muatan sehingga partikel-partikel dapat saling berdekatan satu dengan yang lainnya. Flokulasi
merupakan proses penyatuan antar partikel-partikel yang sudah saling berdekatan satu dengan
yang lain sehingga partikel-partikel akan saling menarik dan membentuk flok. Untuk
menurunkan turbidity pada inlet clarifier diinjeksikan bahan kimia, yaitu :
a. Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3 . 18 H2O)
b. Natrium Hidroksida (NaOH)
c. Klorin (Cl2)
d. Coagulant Aid (Polymer)

E.2 Sedimentasi
Tujuan sedimentasi adalah memberikan kesempatan kepada partikel-partikel besar
untuk mengendap dan partikel yang lebih halus akan membutuhkan waktu endap yang lebih
lama.

E.3 Filtrasi
Pengolahan dengan cara filtrasi dapat dilakukan dengan cara penyaringan zat padat
tersuspensi didalam air sebelum air diisikan kedalam boiler. Efisiensi saringan paling baik bila
unit beroperasi pada kecepatan aliran terkecil, padatan akan melalui media membawa padatan
bersamanya. Demikian pada tekanan yang tinggi dapat memecahkan media akan keluar pada
saat dilakukan backwash.

13
E. 4 Demineralisasi
Demineralisasi berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur silika, sulfat, chloride
(klorida) dan karbonat dengan menggunakan resin. Diagram Alir proses seperti gambar dibawah
ini:

Gambar Diagram Alir Demineralizer


a. Cation exchenger
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur logam yang berupa ion- ion
positif yang terdapat dalam air dengan menggunakan resin kation R-SO3H (type Dowex Upcore
Mono A-500). Proses ini dilakukan dengan melewatkan air melalui bagian bawah, dimana akan
terjadi pengikatan logam-logam tersebut oleh resin. Resin R-SO3H ini bersifat asam kuat,
karena itu disebut asam kuat cation exchanger resin.

14
Proses ini menghasilkan asam seperti asam seperti HCl, H2SO4 dan asam-asam lain.
Keasaman berkisar antara Ph 2,8 – 3,5. untuk memperoleh resin aktif kembali, dilakukan
regenerasi dengan menambahkan H2SO4 pada resin tersebut.

b. Degasifier

Dari cation tower air dilewatkan ke degasifier yang berfungsi untuk menghilangkan
gas CO2 yang terbentuk dari asam karbonat pada proses sebelumnya.

Reaksi yang terjadi adalah :


H2CO3 -----> H2O + CO2

Proses di degasifier ini berlangsung pada tekanan vakum 740 mmHg dengan
menggunakan steam ejektor, di dalam tangki ini terdapat netting ring sebagai media untuk
memperluas bidang kontak sehingga air yang masuk terlebih dahulu diinjeksikan dengan steam..
Sedangkan keluaran steam ejektor dikondensasikan dengan menginjeksi air dari bagian atas dan
selanjutnya ditampung dalam seal pot sebagai umpan recovery tank, maka CO2 akan terlepas
sebagai fraksi ringan dan air akan turun ke bawah sebagai fraksi berat.

c. Anion Tower

Berfungsi untuk menyerap atau mengikat ion-ion negatif yang terdapat dalam kandungan
air yang keluar dari degasifier. Resin pada anion exchanger adalah R = NOH (Tipe Dowex
Upcore Mono C-600). Reaksi ini menghasilkan H2O, oleh karena itu air demin selalu bersifat
netral.Selanjutnya air outlet anion tower masuk ke mix bed polisher dari bagian atas. Air keluar
tangki ini memiliki pH = 7,5 – 8,5. Untuk memperoleh resin aktif kembali, dilakukan
regenerasi dengan menambahkan NaOH pada resin tersebut.

15
d. Mix Bed Polisher

Berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa logam atau asam dari proses sebelumnya,
sehingga diharapkan air yang keluar dari mix bed polisher telah bersihdari kation dan anion. Di
dalam mix bed polisher digunakan dua macam resin yaitu resin kation dan resin anion yang
sekaligus keduanya berfungsi untuk menghilangkan sisa kation dan anion, terutama natrium dan
sisa asam sebagai senyawa silika, dengan reaksi sebagai berikut :
Reaksi Kation :

Na2SiO3 + 2 R – SO3H ----> 2 RSO3Na + H2SiO3


Reaksi Anion :

H2SiO3 + 2 R = N – OH ----> 2 R=N-SiO3 + H2O

Air yang telah bebas mineral tersebut dimasukkan ke polish water tank dandigunakan untuk air
umpan boiler. Air yang keluar dari mix bed polisher ini memiliki pH antara 6 – 7. ( Anonymous.
1994 )

E. Deaerasi

Dalam deaerasi, gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang dengan
pemanasan awal air umpan sebelum masuk ke boiler. Seluruh air alam mengandung gas terlarut
dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon dioksida dan oksigen, sangat meningkatkan
korosi. Bila dipanaskan dalam sistim boiler, karbon dioksida(CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan
sebagai gas dan bergabung dengan air (H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3).

Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat terembunkan dari
air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan juga keamanan operasi. Asam
karbonat mengkorosi logam menurunkan umur peralatan dan pemipaan. Asam ini juga
melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke boiler akan mengalami pengendapan dan
meyebabkan terjadinya pembentukan kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini tidak hanya berperan

16
dalam penurunan umur peralatan tapi juga meningkatkan jumlah energi yang diperlukan untuk
mencapai perpindahan panas.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://annesniwa.blogspot.com/2014/09/pengilahan-air-untuk-boiler-ketel-uap.html

https://triashartha.com/elementor-160/

18

Anda mungkin juga menyukai