Anda di halaman 1dari 2

Alat Ukur Daya, Frekuensi, dan Faktor Daya

Budi Suhardjo NIM : 05311010

Wattmeter

Alat ukur watt tidak sering digunakan di laboratorium tetapi banyak digunakan untuk
pengukuran energi listrik komersil. kalibrasi alat ukur watt – jam dilakukan pada kondisi beban
penuh yang diizinkan, dan pada kondisi 10% dari beban yang diizinkan. Pada beban penuh,
kalibrasi terdiri dari pengaturan posisi magnet – magnet permanent kecil agar alat ukur membaca
dengan tepat. Pada beban – beban yang sangat ringan, komponen tegangan dari medan
menghasilkan suatu torsi yang tidak berbanding langsung dengan beban.
Kompensasi diperoleh dengan menyisipkan sebuah kumparan pelindung atau pelat diatas sebagai
kumparan tegangan dengan membuat alat ukur bekerja pada 10% beban yang diizinkan.
Kalibrasi alat ukur pada kedua posisi ini biasanya menghasilkan pembacaan yang memuaskan
untuk semua beban yang lainnya.
Pengukuran energi pada 3 fasa dilakukan oleh alat ukur watt – jam fasa banyak. Kumparan arus
dan kumparan tegangan dihubungkan cara yang sama seperti wattmeter 3 fasa. Masing – masing
fasa alat ukur – alat ukur watt – jam mempunyai rangkaian magnetic dan piringan tersendiri, tapi
semua piringan dijumlahkan secara mekanis dan putaran total per menit dari poros sebanding
dengan energi total 3 fasa yang dipakai.

Alat Ukur Faktor Daya

Factor daya adalah cosinus sudut fasa antara tegangan dan arus, dan pengkuran factor daya
biasanya menyangkut penentuan sudut fasa. Ini ditunjukan dalam alat ukur factor daya kumparan
bersilang ( crossed coil power factor meter ). pada dasarnya instrument ini adalah gerak elektro
dynamometer dimana elemen berputar terdiri dari 2 kumparan yang dipasang pada poros yang
sama tetapi tegak lurus satu sama lain. Kumparan putar berputar didalam medan magnetic yang
dihasilkan oleh kumparan medan yang membawa arus jala – jala.
Kedua jenis alat ukurfaktor daya terbatas pada pengukuran frekuensi yang relative rendah dan
khususnya digunakan pada frekuensi jala – jala ( 60 Hz ). Pengukuran fasa pada frekuensi –
frekuensi yang lebih tinggi sering diteliti dan ini secara memuaskan akan dihasilkan oleh
instrument – instrument elektornik atau teknik – teknik tertentu.

Alat Ukur Frekuensi

Frekuensi dapat ditentukan dalam berbagai cara tiada lain yaitu memanfaatkan efek frekuensi
tehadap factor – factor seperti induktansi bersama, resonansi sircuit penyetelaan ( tuned sircuit )
dan resonansi mekanik. Dalam alat ukur frekuensi, kumparan – kumparan medan membentuk
sebagian dari 2 rangkaian resonan yang terpisah. Kumparan medan satu adalah seri dengan
inductor L1 dan kapasitor. Dan membentuk rangkaian resonan yang disetel kesuatu frekuensi
sedikit dibawah skala terendah dari instrument. Kumparan medan dua adalah seri dengan
inductor dua dan kapasitor dua dan membentuk sebuah rangkaian resonan yang disetel frekuensi
sedikit lebih tinggi dari skala tertinggi instrument dalam hal ini frekuensi jala – jala, rangkaian
harus disetel ke frekuensi berturut – turut 50 Hz dan 70 Hz, dengan 60 Hz pada pertengahan
skala.
Alat ukur frekuensi ada dua jenis bentuk, pertama alat ukur frekuensi jenis batang atau lidah
bergetar ( tuned – reed frekuensi meter ) bekerja berdasarkan prinsip resonansi mekanis, dan
yang kedua alat ukur frekuensi tipe inti jenuh ( saturabel – core frekuensi meter) yang dapat
menangani dan mengukur suatu rangkuman frekuensi dengan baik.
posted by Melida Polban @ 20:00

Anda mungkin juga menyukai