Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Respirasi pada makhluk hidup

Disusun oleh:
1. I Ketut Ary Arimbawa (Ketua)
2. Gina Tasya Gavian (Sekretaris)
3. Hafidz Dwi Nugroho (Anggota)
4. Galih Xavier Prada (Anggota)
5. Gebby Audry (Anggota)

SMA PGRI 3 KOTA BOGOR


BOGOR
2018
I. Tujuan

1. Membuktikan bahwa respirasi memerlukan udara (oksigen)

2. Membuktikan bahwa respirasi menghasilkan karbondioksida

3. Mengetahui kapasitas pernapasan paru-paru

II. Teori
Pernapasan merupakan proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk
hidup yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya.
Sedangkan proses perombakan bahan makanan menggunakan oksigen sehingga
diperoleh energi dan gas sisa pembakaran karbon dioksida (CO 2) disebut
respirasi..Proses respirasi yang menggunakan oksigen disebut juga respirasi aerob
sedangkan respirasi yang tidak membutuhkan oksigen disebut respirasi anaerob
(Rahmat, 2007: 189). Respirasi merupakan proses penguraian senyawa organik
kompleks menjadi senyawa-senyawa yang sederhana. Sebagian besar proses
respirasi berlangsung didalam mitokondria. Adapun sebagian proses yang lain
berlangsung dalam sitosol (Dartius,1999:29).

Sistem pernapasan manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan


dan mekanisme pernapasan.Yang pertama adalah sistem pernapasan. Urutan
saluran pernapasan adalah sebagai berikut:

1. a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)


Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).

b. Faring (Tenggorokan)

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan


percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian
depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada bagian belakang. Pada
bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat
terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan
menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara..
c. Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher
dan sebagian di rongga dada (torak).Dinding tenggorokan tipis dan kaku,
dikelilingi oleh cincin tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia.Silia-
silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan.

d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronkus)


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang
rawan bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar
cincin tulang rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-
cabang lagi menjadi bronkiolus.

e. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi
oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot
kuat.Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri
atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.Paru-paru
dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang
langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan
selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk
disebut pleura luar (pleura parietalis).

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru.Cairan pleura berasal dari plasma darah yang
masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan
zat-zat lain.

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh


darah.Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan
dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
f. Bronkiolus
Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).

g. Alveolus
Cabang bronkiolus yang paling kecil masuk ke dalam
gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Menurut tempat
terjadinya pertukaran gas pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,
yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam:

Pernapasan luar (ekspirasi) adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara
dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam
(inspirasi) adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-
sel tubuh.Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan
di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila
tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar (Kurnia. 2008).

Pada mekanisme pernapasan, organ-organ pernapasan terlibat dalam


pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi). Sehingga
mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut.Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan (Agiel.
2010).

Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500


cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Walaupun
demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai
3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi
senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas
vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah
mengisi paru-parunya secara maksimum. Dalam keadaaan normal, kegiatan
inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam bernapas
hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ±
500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada
pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam
menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume =
inspiratory reserve volume = 1500 cc) (Agiel. 2010).
Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah:

1. Usia, Balita memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan manula.


Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun

2. Jenis kelamin., Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat


dibandingkan perempuan

3. Suhu tubuh, Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan
akan semakin cepat

4. Posisi tubuh, Frekuensi pernapasan meningkat saat berjalan atau berlari


dibandingkan posisi diam.

5. Aktivitas, Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapasan akan semakin


cepat.

III. Alat dan Bahan


1. air kapur
2. sedotan 5 buah (karena jumlah anggota kelompok ada 5)
3. 2 buah gelas plastik
4. stopwatch
5. timbangan
6. alat untuk mencatat

IV. cara kerja


1. isi 2 buah gelas plastik masing-masing ⅓ bagian dengan air kapur
2. taruh sedotan pada salah satu gelas plastik yang sudah diisi air kapur.
(gelas ini digunakan untuk pecobaan)
3. tiup gelas plastik yang berisi air kapur tersebut dengan menggunakan
sedotan masing-masing anggota kelompok selama 10 detik secara bergantian.
Catatlah hasilnya!
4. hitung jumlah denyut nadi selama 1 menit. Catatlah hasilnya!
5. mulailah jalan ditempat selama 2 menit. Lakukan bersamaan.
6. tiup gelas plastik tersebut seperti pada langkah nomor 3. Catatlah
hasilnya!
7. hitung jumlah denyut nadi selama 1 menit. Catatlah hasilnya!
8. kemudian lari bolak-balik selama 4 menit secara bersamaan.
9. tiup gelas plastik yang berisi air kapur tersebut dengan menggunakan
sedotan masing-masing anggota kelompok selama 10 detik secara bergantian.
Catatlah hasilnya!
10. hitung jumlah denyut nadi selama 1 menit. Catatlah hasilnya!
11. larilah mengelilingi lapangan selama 4 menit.
12. tiup gelas plastik yang berisi air kapur tersebut dengan menggunakan
sedotan masing-masing anggota kelompok selama 10 detik secara bergantian.
Catatlah hasilnya
13. hitung jumlah denyut nadi selama 1 menit. Catatlah hasilnya!
14. terakhir, bandingkan gelas yang berisi air kapur yang sudah ditiup
berkali-kali tersebut dengan gelas yang berisi air kapur tanpa diapa-apakan.

V. Hasil Pengamatan
Jumlah
No Nama Berat Perlakuan Denyut Keterangan
1 I Ketut Ary A 54 Awal 147 Bening
Jalan ditempat 2 menit 166 Bening
Lari ditempat 2 menit 179 Agak keruh
Lari bolak balik 3 menit 212 Agak keruh
Muterin meja 2 menit 220 Agak keruh
2 Gina Tasya.G 52 Awal 155 Bening
Jalan ditempat 2 menit 175 Bening
Lari ditempat 2 menit 198 Agak keruh
Lari bolak balik 3 menit 201 Agak keruh
Muterin meja 2 menit 197 Agak keruh
3 Galih X.P 42 Biasa 145 Bening
Jalan ditempat 2 menit 164 Bening
Lari ditempat 2 menit 178 Agak keruh
Lari bolak balik 3 menit 210 Agak keruh
Muterin meja 2 menit 221 Agak keruh
4 Hafidz Dwi N 60 Biasa 120 Bening
Jalan ditempat(2 menit) 135 Bening
Lari ditempat 2 menit 145 Agak keruh
Lari bolak balik 3 menit 150 Agak keruh
Muterin meja 2 menit 165 Agak keruh
5 Gebby Audry 50 Biasa 151 Bening
Jalan ditempat 2 menit 158 Bening
Lari ditempat 2 menit 168 Agak keruh
Lari bolak balik 3 menit 193 Agak keruh
Muterin meja 2 menit 201 Agak keruh
Untuk jumlah denyut dihitungnya tiap 1 menit setelah melakukan aktivitas

Perbandingannya :
VI. Pertanyaan & Jawaban

1. Mengapa terjadi perubahan pada air kapur tersebut?


2. Kenapa air makin mengeruh ketika setelah kegiatan?

Jawaban

1. Karena air kapur yang ditiup dengan sedotan akan menjadi keruh. Hal
tersebut membuktikan adanya karbondioksida yang dilepaskan saat
kita menghembuskan nafas. Ini karena karbondioksida akan bereaksi
dengan air kapur membentuk endapan kalsium karbonat.
2. Karena air terpengaruh dari kegiatan udara yang dialirkan secara
langsung kedalam air, sehingga warna air menjadi semakin keruh di
setiap kegiatannya.

VII. Kesimpulan

Dari beberapa percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa manusia


berespirasi dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Dan
dapat juga diambil kesimpulan bahwa semakin berat aktivitas yang dilakukan
maka akan mempercepat denyut nadi yang terjadi pada tubuh.

Anda mungkin juga menyukai