Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS NOVEL EDENSOR

A. Unsur-Unsur Intrinsik

1. Tema:
Keberanian bermimpi melahirkan kekuatan untuk menaklukan rintangan kehidupan (petualangan)
Kutipan “Aku ingin hidup mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan,
menggoda marabahaya, dan memecahkan misteri dengan sains.”

2. Penokohan (Perwatakan):
Penokohan Watak Cara Penokohan Bukti
Ikal sosok pria yang keras Secara analitik dari “aku ingin hidup mendaki puncak
kepala, nakal saat Ia perilaku/perkataan tantangan, menerjang batu granit
kecil, pintar, pemimpi tokoh kesulitan, menggoda mara bahaya,
sejati, pantang dan memecahkan misteri dengan
menyerah, tekun, setia. sains.”

Arai seorang yang baik dan Secara dramatik saat terjebak di suhu dingin sampai
penyayang, optimis dan dari jalan pikiran menembus minus. Ikal lemas dan
pantang menyerah, tokoh Arai berusaha menolongnya,
penuh semangat, dengan menggendong dibawanya
pemimpi sejati, setia ke tanah dan menimbuni tubuh
pintar, Ikal menggunakan daun-daun
kreatif pemberani. rowan dan memeluk Ikal kuat-
kuat, air matanya meleleh.
“Bertahanlah! Jangan pergi!
Jangan takluk!.”

Ayah Ikal orang yang penyabar Secara analitik dari “Ayah yang pendiam hanya
dan pendiam, sangat perilaku/perkataan menatapku putus asa”.
sayang terhadap Arai tokoh
dan Ikal, berjiwa sosial.

Ibu Ikal seorang yang Keras Secara analitik dari menginginkan anak nomor
kepala dan tegas jalan pikiran tokoh limanya perempuan dan harus lahir
pada tanggal 24 Oktober yang
bertepatan dengan tanggal lahirnya
PBB. Karena berharap anaknya
kelak akan menjadi sosok
pendamai bagi setiap orang yang
berada di sekitarnya.

Adik Ikal seorang anak yang Secara analitik dari “Dengan sogokan sebungkus
nomor lima polos yang mau perilaku/perkataan kwaci, kuhasut adikku untuk
melakukan apa saja tokoh menyanyikan lagu Indonesia Raya
yang disuruh oleh dengan pengeras suara mesjid.
abangnya asalkan Suaranya yang cadel melolong-
disogok dengan sesuatu lolong seantero kampong.”
yang ia sukai.

Weh seseorang yang Secara analitik dari “ sejurus kemudian, ia menunjuk


pemberani, pandai perilaku/perkataan ke arah yang jauh, nun di sana,
berlayar dan pandai tokoh empat kerlip bintang trapesium
mengeja bintang. perlahan menjelma di horizon.
Rasi belantik... Itulah timur “.

Mak Birah seorang tetangga yang Secara dramatik “kau tahu Ikal? Tanggal 23
baik, ia menolong ibu dari dialog antar Oktober waktu itu pukul setengah
Ikal saat melahirkan tokoh dua belas malam, hujan lebat.
dan ia menceritakan Sudah satu jam ibumu sakit perut,
bagaimana proses tapi tak sedikit pun ia mau
persalinan kepada Ikal. mengejan”.

Zakiah seorang wanita yang Secara analitik dari “Zakiah pasti menerima surat Arai
Nurmala dingin dan tak acuh perilaku/perkataan tapi tak sudi membalas. Seperti
tokoh dulu sejak SMA, perempuan itu
tetap indifferent, tak acuh”

Ms. Famke cantik jelita, teman Secara analitik dari “Native Eropa pertama yang kami
Somers yang baik, teman perilaku/perkataan temui di tanah airnya sendiri,
pertama yang Ikal dan tokoh keramahannya mencengangkan. Ia
Arai temui di Eropa. meraih koper kami. Koper berat
Buktinya adalah saat kulit buaya itu ringan saja di
mereka tiba di bandara, tangannya.”
Famke lah yang
menyambut kedatangan
mereka.
Simon Van Der seorang Manager Secara dramatik “Sikap Van der Wall delapan
apartemen yang dari derajat celsius, lebih satu strip dari
angkuh, sombong, tanggapan/reaksi suhu luar. Kulihat Arai ingin
arogan, acuh tak acuh tokoh lain marah dan aku ingin mengatakan
bahwa kami tak tahu harus kemana
jika tak boleh tinggal di apartemen
itu. Tapi kami tahu sikap itu hanya
akan membuatnya mengeluarkan
kata-kata lebih menyakitkan.”

Katya wanita yang cerdas, Secara analitik dari “ Walaupun ia cantik dan nyaris
cantik, baik dan tidak perilaku/perkataan sempurna, tapi tak pernah
sombong tokoh membeda-bedakan seseorang yang
ia sukai dari segi apapun itu.
Terbukti dari e-mail yang ia tulis
untuk Ikal”.
Stansfield seorang The Brits yang Secara analitik dari “Seperti kebanyakan orang
trendy, primodial, tidak perilaku/perkataan Inggris, sikapnya primodial.
mau kalah dan tokoh Perangai itu ia kibarkan lewat
pemarah. makian British kebanggaannya:
Bollock! Ia adalah seorang
perempuan yang trendy dan
berkejaran dengan mode.”
Townsend perempuan dari negeri Secara analitik dari “ Jika Stansfield mengumpainya
paman sam yang perilaku/perkataan Bloody Aniston Moron, Townsend
meladeni Stansfield. tokoh membalasnya yeah, yeah, yeah
Sifatnya hampir Stansfield, ha … Go to Hell, yeah,
menyerupai Stansfield. dengan logat Briteish yang dilebih-
Dan tidak jarang lebihkan untuk mengejek.”
mereka beradu mulut.

MVRC Manooj Berperangai sederhana, Secara analitik dari “Ia berkulit legam, kurus, tinggi,
jenaka, aneh, lucu. perilaku/perkataan dan berwajah jenaka tipikal India.
tokoh Bulu matanya lentik, lehernya
panjang. Gaya berjalannya seperti
orang yang ingin menari”.
Gonzalesersifat lebih jenaka dari Secara analitik dari “Tapi Gonzales lebih jenaka dari
MVRC Manooj, perilaku/perkataan MVRC terutama karena
periang, dan lucu. tokoh pembawaannya yang gembira dan
paras baby face-nya “.
Ninoch Wanita pemalu, tidak Secara analitik dari “Aku menoleh pada MVRC
punya teman selain dialog antar tokoh Manooj dan orang india itu
MVRC Manooj, menoleh pada Ninoch dan seperti
Gonzales, Arai dan biasa, ia menunduk malu”.
Ikal.

D’Archy sosok laki-laki playboy. Secara analitik dari “Sebenarnya D’Archy kekasih
dialog antar tokoh Stansfield, namun panggilan
jiwanya sebagai kelinci tak
membiarkan Katya berlalu”.
Pak Toha lelaki tua yang baik , Secara analitik dari “ menyenangkan sekali ngobrol
menyenangkan dan dialog antar tokoh dengan pak Toha. Seperti
penuh semangat, kebanyakan orang banyumas, ia
bersahabat dan periang bersahabat dan periang”.
berprofesi sebagai
pembasmi serangga di
Rumania

3. Alur/Plot: Alur Campuran


Sebenarnya pengarang lebih terfokus untuk menggambarkan kisah sukses yang selalu maju atau
mengarah ke masa depan. Hal ini dibuktikan dengan runtutan cerita yang dimulai dari masa kecil,
saat tiba di Bogor sampai akhirnya ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 di Universitas
Sorbonne, Paris, Perancis. Namun terkadang pengarang juga menyelipkan suatu kejadian yang
pernah terjadi sebelumnya. Jadi dalam novel Edensor pengarang memakai alur campuran.

a. Perkenalan:
Seorang ibu yang menginginkan anak perempuan dari kelima anaknya, namun takdir berkata
lain. Sampai anak yang terakhirnya itu tetap seorang laki-laki diberi nama Aqil Barraq
Badruddin. Aqil lahir di Tanjong Pandan. karena Aqil ini terkenal dengan kenakalannya
namanya pun berganti-ganti sampai terakhir berganti dengan nama Andrea Hirata. Ayahnya
adalah seorang pensiunan PN Timah.

b. Penampilan Masalah:
1). Saat Ikal kehilangan salah satu motivator hidupnya yaitu Weh
2). Disaat ayahnya kecewa terhadap ikal karena kenakalannya dan pusing memikirkan
sebuah nama yang pas untuk anaknya

c. Perumitan:
1). Ikal kehilangan seorang A Ling, perempuan yang membuatnya berubah 180 derajat dari
sebelumnya yang sangat nakal.
2). Ikal harus berpisah dengan ayahnya yang sangat ia sayangi untuk pergi ke Eropa
3). Ikal dan Arai tidak diterima untuk menginap di apartement Van Der Wall sehingga
mereka diusir dan berkeliaran di di alam terbuka.

d. Klimaks:
1). Ikal hampir meninggal karena tidak kuat dengan suhu yang sangat dingin, sehingga ia
mengeluarkan darah dari hidungnya.
2). Ketika musim panas Ikal dan Arai ingin mewujudkan cita-cita lamanya, yaitu menjelajahi
Eropa sampai ke Afrika. Tetapi mereka tidak punya uang.
3). Saat sampai di Denmark penampilan mengamen mereka tidak laku. Bahkan di Crainova
tas mereka sampai dirampas oleh para preman.
4). A Ling belum ditemui dan suatu hari di Afrika seorang suster berkata dan menyadarkan
ikal untuk menerima kenyataan pahit bahwa ia tidak akan pernah menemui A Ling

e. Penyelesaian:
1). Saat tas mereka dirampas, datanglah seorang seorang kakek yang menolongnya bernama
Pak Toha orang asli Purbalingga
2). Mereka berhasil keliling Eropa hingga sebagian Afrika, akhirnya pulang kembali ke
Eropa.
3). Ikal tidak berhasil menemukan A Ling dan ia dapat menerima kenyataan itu, tapi ia
menemukan sebuah desa yang mengingatkan sebuah kenangan lama yaitu desa Edensor yang
sangat indah dan berhasil mengingatkannya pada A Ling

4. Latar/Setting:
a. Latar Tempat:
Dalam novel Edensor Prancis merupakan latar utama seperti Universitas Sorbonne,
Apartemen Mallot, Bandara Schippol, Kantor Uni Eropa, Menara Eiffel, Stasiun Gare de
Lyon, jalan Hektor Marriot, Kafe mahasiswa Brigandi et Bourisees dan beberapa tempat
lainnya di Eropa. Rumania, Balkan, Yunani, Zaire, perbatasan Nigeria-Mali, Inggris, Swiss,
Islandia, Spanyol, Estonia, Rusia, Maskwa, Italia Prancis. Sedangkan Pulau Belitong,
Tanjung Pandan, dan Bogor merupakan latar tambahan.
b. Latar Waktu:
Dibulan September, Pada Tanggal 23 Oktober Waktu itu, Pada tanggal 24 Oktober, Malam
pun tiba, Pukul dua pagi, Sabtu malam, Minggu pagi, Waktu sholat jumat, Malam terakhir di
Jerman.

c. Latar Musim:
Disaat musim dingin, Disaat musim panas

d. Latar Suasana:
1). Teharu dan bahagia saat Ikal dan Arai mendapat beasiswa ke Universitas Sorbonne di
Prancis.
2). Malang sengsara ketika mereka tidak diperbolehkan masuk ke apartemen dan terpaksa
bermalam diluar dengan kondisi cuaca yang berbahaya, yaitu badai salju dengan suhu
mencapai minus derajat.

e. Latar Alat:
Perahu, Jam Weker, Bedug Masjid, Trombon, Kostum ikan duyung, Slepping bag.

5. Sudut Pandang
Dalam novel Edensor, penulis menempatkan dirinya sebagai pelaku aktif yang ikut terjun
dalam cerita. Yaitu memakai kata “aku”. Hal ini menunjukan bahwa sudut pandangnya adalah
sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama.

6. Amanat
a. Ciptakan mimpi-mimpi setinggi langit dan berjuanglah untuk mencapainya. Yakinlah
tidak ada sesuatu yang tidak mungkin terjadi di dunia ini.
b. Jelajahilah seluruh dunia untuk mendapatakan hal-hal baru dan jangan pernah takut untuk
berpetualang, karena berpetualang tidak hanya membawa kita ke tempat-tempat yang
spektakuler, tidak pula hanya memberi tantangan ganas yang menghadapkan kita pada
keputusan hitam putih, sehingga kita tahu seperti apa diri kita ini.
c. Carilah cinta sejatimu walaupun harus ke ujung dunia. Temukanlah dia dan yakinlah
cinta dapat mempersatukan.
d. Jangan menyerah!

7. Gaya Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam novel Edensor di dominasi oleh bahasa Ibu, yaitu bahasa
Indonesia. Namun tidak jarang penulis memakai bahasa asing dan bahasa gaul dari bahasa asing
yang mungkin belum bisa dipahami seutuhnya dan penulis juga mengartikan bahasa asing itu di
halaman bawah.
B. Unsur-Unsur Ekstrinsik

A. Nilai-Nilai Dalam Novel Edensor

a. Unsur Agama
“Aku lebih kaget lagi karena suara amin itu hanya sendiri, sebab mazhab yang dianut jemaah masjid
ini hanya mengucapkan amin dalam hati.”

Unsur agama yang terdapat pada penggalan cerita diatas adalah perbedaan Mazhab dalam suatu
Agama (Islam).

“Azan maghrib mengalir ke dalam rumah-rumah panggung orang Melayu, umat berduyun-duyun
menuju masjid, menuju kemenangan.”

Unsur agama yang terdapat pada penggalan cerita di atas adalah keutamaan sholat di masjid.

b. Unsur Budaya

“Di belahan dunia lain orang boleh mengatakan apalah arti sebuah nama. Namun bagi orang Melayu
pedalaman seperti kami, nama amat penting, nama berurusan dengan agama dan dianggap sumber
aura.”

Unsur Budaya yang terdapat pada penggalan cerita diatas adalah pentingnya sebuah nama bagi
sebuah orang Melayu Pedalaman.

c. Unsur Ekonomi
Dalam novel ini pengarang menceritakan tentang kehidupan masyarakat pedalaman yang mempunyai
ekonomi rendah mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

”Aku dan Arai sibuk seperti tupai mengumpulkan biji-biji pinang. Kami banting tulang mencari uang.
Melalui persengkongkolan dengan beberapa imigran gelap, aku mendapat pekerjaan part time sebagai
door man…”

Unsur ekonomi yang terdapat pada penggalan cerita diatas adalah berusaha mengumpulkan uang
dengan bekerja part time.

d. Unsur Moral
Tidak pernah putus asa kepada cobaan berat dari Tuhan. Tokoh Aku yang diceritakan dalam
novel Edensor, pada dasarnya memiliki tanggung jawab yang besar, hal ini ditunjukkan dengan
usahanya mengapai cita-cita. Tidak pernah ia menyerah akan cobaan berat yang menimpanya. Semua
cobaan dari Tuhan, pastilah berbuah manis. Sehingga manusia hanya berserah, berdoa, dan bersabar.
e. Unsur Sosial
Kehidupan sosial yang berlangsung dengan baik, dimana antar tokoh dapat menjalin hubungan
pertemanan yang baik dan saling membantu. Namun masih banyak kehidupan yang berkelompok,
sesuai dengan bangsanya sendiri.

B. Biografi Pengarang

Andrea Hirata, lahir di Belitong. Meskipun studi mayornya ekonomi, ia sangat menggemari sains-fisika,
kimia, biologi, astronomi, dan sastra. Edensor adalah novel ketiganya setelah Laskar Pelangi dan Sang
pemimpi. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sekarang ia
tengah mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di kye Gompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya.

Andrea berpendidikan ekonomi dari Universitas Indonesia. Ia mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi
master of science di Universite de Paris, Sorbonne, Prancis dan Sheffield Hallam University, United
Kingdom.

Tesis andrea di bidang ekonomi dan telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas
tersebut dan ia lulus cumlaude. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku
teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai
referensi ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dengan hobinya naik komidi putar.

Anda mungkin juga menyukai