Anda di halaman 1dari 2

STANDART OPERATING PROSEDUR

PEMERIKSAAN SARAF KRANIAL


Pemeriksaan saraf cranial merupakan pemeriksaan khusus neurologis pada pasien dengan penyakit saraf dan juga
dilakukan pada pemeriksaan umum. ( By; J Pitoyo, 2013)

Dilakukan/
NO KEGIATAN tdk
dilakukan
I Persiapan alat
1. Persiapan alat meliputi :
 Bengkok
 Pen Light/ lampu senter
 Tonge spatle
 Mitela/ penutup mata
 Kapas
 Bau –bauan ; minyak kayu putih, alcohol, bumbu dapur yg berbauh tajam kunyit,
lengkuas dll
 Garam , gula ditempatnya
2. Lembar observasi
3. Kartu Snellen
II Persiapan pasien
4. Ucapkan salam dan Perkenalkan diri
5. Jelaskan tujuan tindakan
6. Atur posisi yang nyaman : bisa tidur telentang atau duduk
7. Tutup pintu kamar atau pasang sketsel
III Prosedur :
8. Pemeriksaan Saraf Olfaktorius :NI ; Sensasi thd bau-bauhan
 Cara
Pasang penutup mata , dekatkan bau-bauhan dihidung pasien perintahkan untuk
mengidentifikasi bau benda apa , lakukan masing-masing pada lubang hidung secara
terpisah

9. Pemeriksaan saraf Optikus NII : Ketajaman penglihatan


Cara
Gunakan optotype snellen yang dipasang pada jarak 6 meter dari pasien dan pasien
diminta unttuk membaca deretan huruf –huruf yang ada.

Cara sederhana dapat dilakukan dengan meminta pasien untuk menyebutkan jari
pemeriksa yang berjarak 1 meter

10. Pemeriksaan saraf Okulomotorius /(N III), saraf Troclearis (NIV) dan saraf Abdoscent
(N VI: )

Diperiksa bersama dengan menilai kemampuan pergerakan bola mata kesegala arah,
diameter pupil dan reflek cahaya serta reflex akomodasi
Cara
Acungkan jari saudara di depan mata pasien dengan jarak sekitar 30 cm, minta pasien
untuk memfokuskan pandangan pada jari telunjuk saudara dan minta pasien untuk
mengikuti pandangan pada gerak jari, gerakkan jari kesamping kiri dan kanan , keatas ,
kebawah serta memutar.

Gunakan pen light untuk mengethui diameter pupil reflek akomodasi. Pemeriksaan NVI
paling sensitive terhadap kenaikan tekanan intra cranial, bola mata tak dapat melirik ke
lateral.
Dilakukan/
NO KEGIATAN tdk
dilakukan
11. Pemeriksaan saraf Trigeminus ( N V); Berfungsi sensorik dan motorik
Cara
 Sensorik : Tutup mata pasien , geserkan ujung kapas yang halus ke bagian dahi, pipi dan
rahang bawah,minta pasien untuk menyebut terasa atau tidak saat ujung kapas
menyentuh kulit muka.

Motorik: Minta pasien menggigit dengan kuat, rabalah kedua tonus musculus masseter
saat diperintahkan untuk gerak menggigit.

12. Pemeriksaan saraf Fascialis (N VII) ; Berfungsi unttuk pergerakan saraf muka
Cara
Saraf motoris
Mintalah pasien untuk mengangkat alis, mengerutkan dahi, mencucukan bibir,
tersenyum, meringis ( memperlihatkan gigi depan )
 Saraf Sensorik
Tutuplah mata pasien dengan mitela yang telah disediakan, mintalah pasien untuk
menjulurkan lidah, berilah gula , atau garam dan mintalah pasien untuk menyebutkan
nama benda yang dirasakan.
13. Pemeriksaan saraf Vestibuloacustikus ( N VIII) Berfungsi sebagai keseimbangan,
diperiksa dengan tes Romberg
 Cara
Mintalah pasien berdiri tegak dengan memejamkan mata, bila pasien terhuyung-
huyung dan jatuh berarti alat keseimbangan tidak baik ( disebutTest Romberg positif)

Mintalahpasien berdiridengan satu tumit atau berjalan pada satu garis lurus.

N VIII juga berfungsi untuk pendengaran , dengan menggunakan garpu penala( lebih
lanjut tak dibahas disini)

14. Pemeriksaan saraf Gloso Pharingeus (NIX) dan Nervus Vagus (NX) Berfungsi untuk
kemampuan menelan
Cara
Minta pasien untuk membuka mulut , dengan menggunakan pen light periksa letak
uvula, ditengah atau deviasi. Mintalah pasien untuk menelan ludah dengan kuat ,
tempelkan punggung tangan saudara dileher pasien.

15. Pemeriksaan saraf Accessorius (N XI) ; Berfungsi untuk mengkontraksikan muskulus


Trapezius dan gerakan kapala.
Cara
Mintalah pasien untuk mengangkat bahu kiri dan kanan , kemudian mintalah pasien
untuk menggerakkan kepala kekiri-kekanan dan memutar.

16. Pemeriksaan saraf Hypoglosus (N XII) : Berfungsi unttuk pergerakan lidah


Cara
Mintalah pasien untuk menjururkan lidah pada posisi lurus, gerakan lidah mendorong
pipi kiri dan kanan dari arah dalam.

Keterangan :

 Untuk efisiensi dalam pelaksanaan pemeriksaan penutup mata dilakukan secara berurutan ( Tindakan
nomor 8, 11 dan 12 untuk saraf sensorik). Untuk tindakan nomor 13 dapat dilakukan akhir tindakan
mengingat pasien harus turun dari tempat tidur.

Anda mungkin juga menyukai