Anda di halaman 1dari 8

Nama: Pratiwi Ineke Anwar

NIM: 06111181722003

GELOMBANG STASIONER
PENGERTIAN
Gelombang yaitu suatu getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan
mengikuti gerak sinusoide linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium
bisa dijumlahkan, terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas.

Gelombang stasioner merupakan perpaduan (superposisi) antara dua gelombang yang berlawanan
arahnya. Kedua gelombang yang berpadu memiliki amplitude, panjang gelombang, dan frekuensi
sama atau hamper sama. Kedua gelombang ini dapat dikatakan sebagai gelombang yang koheren
sehingga menimbulkan interferensi pada setiap titik yang dilewati gelombang. Interferensi pada
setiap titik berpeluang untuk menghasilkan gelombang baru berbentuk gelombang stasioner
dengan karakteristik tertentu. Titik-titik yang terjadi interferensi maksimum menghasilkan
gelombang dengan amplitude paling besar sehingga membentuk titik perut (anti node). Sedangkan
titik-titik yang terjadi interferensi minimum menghasilkan gelombang dengan amplituodu terkecil
atau nol sehingga membentuk titik simpul (node). Ilustrasi titik simpul dan perut diperlihatkan
pada gambar berikut.

Singkatnya :
Gelombang stasioner adalah gelombang yang memiliki frekuensi sama, cepat rambat sama,
amplitudo sama tetapi arah rambat berbeda
Besar amplitudo gelombang stasioner akan berubah-ubah di antara nilai maksimum dan nilai
minimimumnya.Titik yang amplitudonya maksimun disebut titik perut dan titik yang
amplitudonya minimum (0) disebut titik simpul. \
BAGAIMANA TERJADINYA GELOMBANG STASIONER?
Gelombang stasioner merupakan hasil perpaduan dua gelombang koheren yang arahnya
berlawanan. Untuk mendapatkan dua gelombang koheren berlawanan dapat dilakukan seperti
langkah berikut.
1. Rentangkan tali kemudian getarkan garpu tala atau sumber getar lain pada salah satu ujung
tali
2. Amatilah tali, maka akan terbentuk gelombang stasioner yang terdiri dari simpul dan perut
Ketika sumber getar menyentuh tali (O), maka gelombang datang merambat ke ujung tali
lain dengan persamaan YD = A sin (ωt – kx)
Berdasarkan gambar berikut ini, maka persamaan gelombang datang pada titik P

Setelah sampai di titik pemantul gelombang akan berbalik arah, menghasilkan gelombang pantul
dengan persamaan tertentu. Jika titik pantul merupakan ujung tali dengan ikatan kuat (ujung
terikat) maka gelombang pantul akan mengalami pembalikan fase. Sedangkan jika titik pantul
merupakan ujung tali dengan ikatan longgar (ujung bebas) maka gelombang pantul tidak
mengalami pembalikan fase. Dengan demikian terdapat dua kemungkinan persamaan gelombang
pantul, yaitu:
1. Gelombang pantul ujung bebas dengan persamaan

2. Gelombang pantul ujung terikat dengan persamaan

YP = persamaan gelombang pantul

MACAM-MACAM GELOMBANG STASIONER


Ada dua jenis gelombang stasioner, yaitu gelombang stasioner ujung terikat/tetap dan gelombang
stasioner ujung bebas.
1. Gelombang stasioner ujung terikat/ tetap Maksud dari gelombang stasioner ujung terikat adalah
suatu gelombang yang terjadi pada sebuah dawai/tali dan salah satu ujungnya terikat. Ada dua
hal yang akan dibahas pada saat kita mempelajari konsep ini, yaitu menentukan persam aan &
amplitudo, simpul dan perut pada gelombang stasioner.
a. Menentukan persamaan gelombang
Pada dasarnya persamaan gelombang stasioner bisa dituliskan sebagai berikut:
y = 2A sin kx cos ωt
y = Ap sin cos ωt
Dengan ampitudo stasionernya: 2A sin kx
Keterangan:
Ap = amplitudo gelombang stasioner (m)
k = bilangan gelombang
λ = panjang gelombang (m)

b. Menentukan titik simpul gelombang pada ujung terikat


Perhatikan gambar berikut!

Berdasarkan gambar tersebut kita melihat yang namanya simpul-simpul gelombang. Nah
untuk menentukan letak-letak simpul tersebut kita bisa mempergunakan persamaan.
Xn+1 = (2n) λ/4
Dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk simpul ke-1 n=0, simpul ke-2 n=1 dan seterusnya.

c. Menentukan titik perut gelombang pada ujung terikat Perhatikan gambar berikut!

Setelah mempelajari simpul gelombang. Selanjutnya kita akan mengaji tentang titik perut pada
gelombang. Nah untuk menentukan letak-letak titik perut gelombang tersebut kita bisa
memepergunakan persamaan:
Xn+1 = (2n+1) λ/4
Dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk simpul ke-1 n=0, simpul ke-2 n=1 dan seterusnya.
2. Gelombang stasioner pada ujung bebas
kebalikan dari gelombang stasioner ujung terikat, pada gelombang stasioner ujung bebas salah
satu ujungnya tidak diikat secara kuat melainkan dibiarkan longgar sehingga ujung tali bisa
bergerak secara bebas.
a. Menentukan persamaan gelombang stasioner pada ujung bebas
Pada dasarnya persamaan gelombang stasioner bisa dituliskan sebagai berikut:
y = 2A cos kx sin ωt
y = Ap sin ωt
Dengan amplitudo stasionernya: 2A cos kx
Keterangan:
Ap = Amplitudo gelombang stasioner (m)
k = Bilangan gelombang
λ = Panjang gelombang (m)

b. Menentukan letak titik simpul pada ujung bebas gelombang stasioner.

Berdasarkan gambar diatas kita melihat yang namanya simpul-simpul gelombang. Untuk
mengetahui letak-letak gelombang yang dihitung dari ujung gelombang, maka bisa
dipergunakan persamaan:
Xn+1 = (2n+1) λ/4
Dengan n = 0, 1, 2, . . . Untuk simpul ke-1 n=0, simpul ke-2 n=1 dan seterusnya.
c. Menentukan titik perut gelombang stasioner pada ujung bebas

Untuk menentukan letak-letak perut seperti yang ditunjukan diatas, bisa dipergunakan
persamaan berikut:
Xn+1 = (2n) λ/4
Dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk perut ke-1 n=0, perut ke-2 n=1 dan seterusnya.

Kejadian Pemanfaatan Gelombang Stasioner :


1. Dawai gitar.
Saat memetik dawai maka terjadi sebuah gelombang dan kemudian dipantulkan pada ujung
dawai yang terikat pada kedua ujungnya.
2. Permukaan Kulit Gendang atau Drum.
Ketika kita memukul sebuah gendang maka timbulah gelombang stasioner yang mengalami
superposisi dan pemantulan gelombang pada ujung permukaan gendang.
3. Gelombang Radio dan Telepon Seluler.
Pada pemancar radio atau sinyal telepon seluler, gelombang dikirim dari stasiun pemancar ke
stasiun pemancar lain sehingga terjadi pemantulan dan superposisi gelombang.
4. Gelombang Air Laut.
Gelombang air laut adalah jenis gelombang tetap atau stasioner dan mengalami pemantulan
ujung bebas. Gelombang air laut akhir-akhir ini sering dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Gelombang. Hal ini memanfaatkan gerak air laut untuk menggerakan motor dengan
sistem fluida hidrolik.
Peralatan Pembangkit Gelombang Stasioner :
1. Osilator.
Alat Osilator adalah jenis alat yang dimanfaatkan dalam membangkitan gelombang Radio. Pada
Osilator terdapat rangkaian elektronika yang dapat membangkitkan muata-muatan listrik yang
nantinya muatan-muatan tersebut menghasilkan gelombang.

Percobaan Melde adalah percobaan ilmiah yang dilakukan oleh ahli fisika asal Jerman Franz
Melde pada gelombang berdiri yang dihasilkan dari tali yang tegang dan dihubungkan dengan
vibrator listrik. Percobaan ini berusaha untuk mendemonstrasikan gelombang mekanik yang
bergerak berlawanan arah dari titik yang tidak bergerak, yang dinamakan node. Gelombang ini
dinamakan gelombang berdiri atau gelombang stasioner oleh melde karena posisi dari node dan
loopnya berada dalam keadaan statis atau tidak bergerak. Gelombang adalah sebuah pola
gangguan di dalam suatu medium yang merambat melalui medium itu dengan laju tetap. Jika
seutas tali salah satu ujungnya diberi tegangan (beban) dan ujung lainnya digetarkan terus-
menerus dengan amplitudo dan frekuensi yang tetap, saat gelombang merambat dan sampai pada
titik yang terikat maka gelombang tersebut akan dipantulakan dengan frekuensi dan panjang
yang sama. Selanjutnya akan terjadi interferensi (penggabungan dua gelombang) antara
gelombang datang dan gelombang pantul dengan amplitudo dan frekuensi yang sama tetapi
arahnya berlawanan. Hasil interferensi inilah yang disebut gelombang stasioner.

Gambar 1. Skema eksperimen gelombang stasioner yang dilakukan oleh Franz Melde

Gambar Model dari eksperimen yang dilakukan oleh Melde, vibrator listrik dihubungkan dengan
tali yang menggerakkan katrol membuat tali tersebut menjadi tegang karena tarikan dari beban
massa yang menyebabkan tegangan pada tali, setiap node adalah seperti gelombang berdiri,
gambar berikut adalah gambar antinode dan node pada gelombang.
Gambar 2 . Antinode dan node pada gelombang stasioner
Gelombang berdiri atau yang dikenal dengan gelombang stasioner adalah gelombang yang
konstan atau tetap pada posisinya. Fenomena ini terjadi karena medium bergerak berlawanan
arah dengan arah gelombang atau ini bisa terjadi pada medium yang tak bergerak sebagai hasil
dari interferensi antara dua gelombang yang bergerak berlawanan arah.

Gambar 3. Beberapa gambar pola dan bentuk gelombang pada gelombang berdiri pada tali.

Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat
membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga
gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat
merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan.
Gambar interferensi antar dua gelombang,interferensi yang bersifat destruktif atau bersifat
menghilangkan dan yang bersifat konstruktif atau memperkuat. Pengertian lain dari interferensi
adalah merupakan superposisi dari gelombang harmonik, superposisi gelombang harmonik
bergantung pada beda fasa antara gelombang–gelombang. Beda fasa tersebut terjadi karena
diakibatkan oleh dua hal yaitu jarak tempuh dan pemantulan saat gelombang datang dari medium
renggang ke medium rapat Agar dapat diamati hasil superposisi berupa gelombang berdiri.
Berikut adalah gambar superposisi gelombang dan persamaan gelombangnya:
Gambar 4. Superposisi gelombang berdiri / gelombang stasioner

Persamaan melde untuk tali yang tegang yang dihubungkan dengan vibrator dan ujung tali yang
dihubungkan dengan beban, persamaannya adalah Kecepatan perambatan gelombang dapat
dihitung dengan persamaan:

...............................................................................(1)

dan

λ = (1 / f) ν...........................................................................(2)

dengan: ν = laju gelombang (m/s) λ = panjang gelombang (m) µ = massa per satuan panjang
(kg/m) F = tegangan tali (N) f = frekuensi (Hz)

Anda mungkin juga menyukai