Anda di halaman 1dari 8

GELOMBANG STASIONER

Tujuan
Mengamati terbentuknya gelombang stasioner pada dawai ujung bebas dan ujung
terikat.

Alat dan Bahan


 Sebuah tali sepanjang 1,5m
 Sebuah tiang untuk mengikat tali
 Sebuah kamera perekam
 Alat tulis (buku dan pulpen)
 Meteran
 Stopwatch

Prosedur Kerja I
1. Mengikat tali pada tiang namun dengan ikatan yang longgar sehingga ujung tali
dapat bergerak naik turun
2. Membuat gelombang berjalan dengan menggerakkan tali ke atas terlebih dahulu,
dengan percobaan 2- 5 kali.
3. Lalu salah seorang teman kelompok akan mengukur waktu yang diperlukan
dengan menggunakan stopwatch, dan teman yang lain akan mencatatnya serta
teman yang satu lagi akan mengambil video tepat ketika peristiwa ini terjadi.
4. Mengamati hasil perpaduan gelombang datang dan gelombang pantul.
5. Membuat gelombang berjalan dengan menggerakkan tali ke atas secara
bergantian dengan teman.
6. Membuat gelombang berjalan dengan menggerakkan tali ke bawah dengan
percobaan 2- 5 kali.
7. Lalu salah seorang teman kelompok akan mengukur waktu yang diperlukan
dengan menggunakan stopwatch, dan teman yang lain akan mencatatnya serta
teman yang satu lagi akan mengambil video tepat ketika peristiwa ini terjadi.
8. Mengamati hasil perpaduan gelombang datang dan gelombang pantul.
9. Membuat gelombang berjalan dengan menggerakkan tali ke bawah secara
bergantian dengan teman
Prosedur Kerja II
1. Mengikat tali pada tiang namun dengan ikatan yang ketat dan kuat.
2. Membuat gelombang berjalan dengan menggerakkan tali ke atas terlebih dahulu,
dengan percobaan 2- 5 kali.
3. Lalu salah seorang teman kelompok akan mengukur waktu yang diperlukan
dengan menggunakan stopwatch, dan teman yang lain akan mencatatnya serta
teman yang satu lagi akan mengambil video tepat ketika peristiwa ini terjadi.
4. Mengamati hasil perpaduan gelombang datang dan gelombang pantul.
5. Membuat gelombang berjalan dengan menggerakkan tali ke atas secara
bergantian dengan teman.
6. Membuat gelombang berjalan dengan menggerakkan tali ke bawah dengan
percobaan 2- 5 kali.
7. Lalu salah seorang teman kelompok akan mengukur waktu yang diperlukan
dengan menggunakan stopwatch, dan teman yang lain akan mencatatnya serta
teman yang satu lagi akan mengambil video tepat ketika peristiwa ini terjadi.
8. Mengamati hasil perpaduan gelombang datang dan gelombang pantul.
9. Membuat gelombang berjalan dengan menggerakkan tali ke bawah secara
bergantian dengan teman
Tinjauan Teori
GELOMBANG STASIONER

Sebuah getaran akan berubah menjadi gelombang. Gelombang adalah getaran yang
merambat.Di dalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel
perantaranya.Pada hakekatnya gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran).

Jika tali digetarkan dengan frekuensi yang tepat, kedua gelombang akan berinterferensi
sedemikian sehingga akan dihasilkan gelombang berdiri dengan amplitudo besar. Gelombang
ini disebut “gelombang berdiri” karena tampaknya tidak merambat. Gelombang stasioner
biasa juga disebut gelombang tegak,gelombang berdiri atau gelombang diam, karena
terbentuk dari perpaduan atau interferensi dua buah gelombang yang mempunyai amplitudo
dan frekuensi yang sama, tapi arah rambatnya berlawanan. Tali hanya berosilasi ke atas ke
bawah dengan pola yang tetap.Titik interferensi destruktif, dimana tali tetap diam, disebut
simpul; titik-titik interferensi konstruktif, dimana tali berosilasi dengan amplitudo maksimum,
disebut perut.Simpul dan perut tetap di posisi tertentu untuk frekuensi tertentu. Amplitudo
pada gelombang stasioner tidak konstan, besarnya amplitudo pada setiap titik sepanjang
gelombang tidak sama. Pada simpul amplitudo nol, dan pada perut gelombang amplitudo
maksimum.

Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang untuk menempuh
satu panjang gelombang penuh.Panjang gelombang (λ) adalah jarak yang ditempuh dalam
waktu satu periode.Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap
satuan waktu.Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap
satuan waktu. Jadi dapat dirumuskan bahwa:

v = λ .f , T = 1/f , maka v = λ/T

ω = 2π.f k = 2π/ λ v = ω/k

T = t/n f = n/t

Keterangan:

v = Cepat rambat gelombang (m/s)

T = Periode gelombang (s)

F = Frekuensi (Hz)

λ = Panjang gelombang (m)

ω = Kecepatan sudut(rad/sekon)

k = bilangan gelombang
1. Gelombang Stasioner pada ujung terikat
Perhatikan gambar gelombang berjalan berikut :

:
Seutas tali diikatkan kuat pada sebuah tiang dan ujung yang satunya digetarkan terus
menerus. Setelah mengenai tiang, gelombang datang akan terpantul. gelombang pantulan
akan berbalik fase. Jadi, gelombang pantulnya berbeda fase 180 derajat dengan gelombang
datang.

Persamaan gelombang datang (dari kiri) adalah : y1 = A sin (ωt – kx) (merambat ke kanan)

Sedangkan gelombang pantulannya yang merambat dari kiri kekanan dan fasenya berubah
180 derajat memiliki persamaan: y2 = - A sin (ωt + kx) (merambat ke kiri)

Hasil pertemuan gelombang datang dengan gelombang pantulan membentuk sebuah


gelombang stasioner.persamaan gelombang stasioner hasil gabungan gelombang datang dan
gelombang pantul itu dapat diperoleh dengan menjumlahkan simpangan kedua gelombang

Y = y1+ y2 = A sin ( ωt-kx) +(-Asin(ωt+kx))

Berdasarkan identitas trigonometri kita peroleh persamaan gelombang stasionernya


adalah:
y = y1 + y2 = 2A sin kx cos ωt
Amplitudo gabungan Ap sebesar Ap = 2A sin kx.

Cara menentukan letak simpul dan perut


Perhatikan gambar gelombang di atas dengan seksama.

1. Simpul pertama merupakan titik awal berarti jarak dari titik pantul = 0. Simpul kedua
merupakan ½ λ, simpul ketiga merupakan λ, keempat 1 ½ λ dst.

2. Perut pertama merupakan ¼ λ, perut kedua ¾λ, perut ketiga 1¼ λ dst.


Metode di atas lebih mudah dipahami dari pada menghafal dengan rumus letak simpul
dan perut.
2. Gelombang Stasioner Akibat Pantulan pada Ujung Bebas
Perhatikan gambar gelombang berjalan berikut :

Berbeda dengan ujung terikat, pada ujung bebas mempunyai persamaan (fungsi
cosinus) :

ys = y1 + y2 = 2A cos kx sin ωt

Amplitudo gabungan (Ap) sebesar Ap = 2A cos kx.

Yang dimaksud ujung bebas adalah ujung yang bisa bebas bergerak.Gelombang pantulan
pada ujung bebas tidak mengalami perubahan fase, hanya berbalik arah.

Persamaan gelombang datang adalah y1 = A sin ( ωt-kx), sedangkan persamaan


gelombang pantulannya adalah y2 = A sin ( ωt + kx). persamaan gelombang stasioner
diperoleh dengan menjumlahkan gelombang datang dengan gelombang pantulannya.

y = y1 + y2 = Asin ( ωt-kx) + Asin (ωt+kx), dengan mengingat identitas trigonometri


diperoleh:

y = 2A cos (kx) sin ( t)

besar amplitudo gelombang stasioner pada ujung bebas adalah:

As= 2A cos (kx).

Cara menentukan letak simpul dan perut


Perhatikan gambar gelombang di atas dengan seksama.

1. Simpul pertama merupakan ¼ λ, simpul kedua = ¾ λ, simpul ketiga = 1¼ λ dst.


2. Perut pertama merupakan titik awal berarti jarak dari titik pantul = 0. perut kedua
merupakan ½ λ, perut ketiga merupakan λ, keempat 1 ½ λ dst.
Pembahasan
Pada percobaan pertama dengan menggerakkan tali ke atas dengan tali yang yang di
ikat dengan ketat diperoleh gelombang datang dengan 2 bukit ,1 lembah dan gelombang
pantul dengan 1 bukit, 2 lembah pada satu kali percobaan .

Kemudian menggerakkan tali ke bawah dengan tali yang di ikat dengan ketat
diperoleh gelombang datang dengan 1 bukit, 2 lembah dan gelombang pantul dengan
2bukit, 1 lembah dalam satu kali percobaan, percobaan ini dapat di lakukan hingga
beberapa kali.

Pada percobaan kedua menggerakkan tali ke atas dengan tali yang di ikat dengan
longgar diperoleh gelombang datang dengan 1bukit, 1 lembah dan gelombang pantul
dengan 1 bukit, 1 lembah dalam satu kali percobaan .
Kemudian menggerakkan tali ke bawah dengan tali yang di ikat dengan longgar
diperoleh gelombang datang dengan 1 bukit, 1 lembah dan gelombang pantul dengan
1bukit, 1 lembah dalam satu kali percobaan, percobaan ini dapat di lakukan hingga
beberapa kali.

Berdasarkan percobaan tersebut diperoleh cepat rambat gelombangnya dengan


menggunakan rumus:

v = λ .f v = λ/T v = ω/k

berdasarkan percobaan yang dilakukan setiap anggota kelompok, cepat rambat


gelombang yang di dapat berbeda-beda karena banyak percobaan yang dilakukan pun
berbeda beda setiap anggotanya, begitu juga dengan waktu yang diperlukan. Kita dapat
menentukan amplitudo bernilai positif bila titik asal getaran pertama kalinya bergerak ke atas
dan amplitudo bernilai negative bila titik asal getaran pertama kalinya bergerak ke bawah.
Kemudian akan diperoleh persamaan simpangannya.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :
1. Gelombang stasioner disebut gelombang tegak,gelombang berdiri
atau gelombang diam, karena terbentuk dari perpaduan atau interferensi dua
buah gelombang yang mempunyai amplitudo dan frekuensi yang sama, tapi
arah rambatnya berlawanan.
2. Saat menggerakkan tali dari bawah ke atas , pada tali yang di ikat
ketat akan diperoleh 2 bukit dan 1 lembah, sedangkan saat tali di gerakkan
dari atas ke bawah pada tali yang di ikat ketat akan di peroleh 1 bukit dan 2
lembah
3. Pada saat tali di ikat longgar dan tali di gerakkan dari bawah ke atas
akan di peroleh 1 bukit dan 1 lembah begitu juga halnya saat tali di gerakkan
dari atas ke bawah diperoleh 1 bukit dan 1 lembah

Saran :
Sebaiknya lebih teliti lagi dalam menghitung berapa banyaknya gelombang yang
terjadi atau berapa banyaknya lembah dan bukit yang terjadi dalam setiap perrcobaan yang
dilakukan

Daftar Pustaka
http://www.instafisika.com/2015/04/kelas-xii-gelombang-stasioner.html?m=1
http://fisikazone.com/gelombang-stasioner/
http://carafisika.blogspot.co.id/2013/09/gelombang-stasioner-ujung-bebas-dan.html?m=1
http://infogreget.blogspot.co.id/2013/12/mengenal-gelombang-stasioner-dan.html?m=1
http://riyantihusna.blogspot.co.id2013/06/gelombang-stasioner.html?m=1
https://agungborn91.wordpress.com/2010/10/27/gelombang-berjalan-dan-gelombang-
stasioner/

Anda mungkin juga menyukai