Anda di halaman 1dari 6

CPK 3 - 15%

Rubrik Penilaian
SKALA
DIME Sangat Cukup Cukup SKO
Baik Cukup Kurang
NSI Baik Baik Memadai R
≤80 71-79 66-70 61-65 56-60 51-55
A AB B BC C D
Isi Isi Isi Isi Isi materi Isi materi
materi materi materi materi dideskrips dideskrips
dideskrip dideskrip dides dides- ikan ikan
sikan sikan kripsika kripsika kurang sangat
dengan dengan n n cukup baik , kurang
baik, baik, dengan baik, kurang baik, tidak
akurat, akurat, baik, secara runtut dan akurat
runtut runtut secara umum kurang atau
dan dan umum akurat, lengkap. terlalu
lengkap cukup akurat, cukup umum,
(ada lengkap cukup runtut , tidak
contoh serta runtut , cukup runtut dan
ISI
kasus/co menam cukup lengkap kurang
MAT
ntoh bah lengkap . lengkap
ERI
soal) wawasan pembaca
serta baru bagi tidak
mampu pembaca belajar
Menggu tentang apapun
gah topik atau
pembaca tersebut. tulisan
untuk Menyesat
mendala kan
mi topik karena
tersebut. bermakna
ganda.

Menggu Menggu Cukup Kurang Kurang Kurang


nakan nakan dapat dapat dapat dapat
Bahasa Bahasa dapat menje menjelas- menjelas-
Indone- Indone- menje- laskan kan pokok kan pokok
sia sia laskan pokok pikiran pikiran
dengan dengan pokok pikiran dengan dengan
TATA baik dan baik dan pikiran dengan mengguna menggu-
TULI benar benar menggu menggu kan nakan
S dalam dalam nakan nakan Bahasa Bahasa
menjelas menjelas Bahasa Bahasa Indonesia Indonesia
kan kan Indone- Indone- secara secara
pokok pokok sia sia tertulis. tertulis.
pikiran, pikiran, secara secara Kerapian Kerapian
runtut, runtut, tertulis tertulis, dan dan
cukup dengan cukup ketelitian
rapi serta rapi dan baik dan rapi dan ketelitian sangat
teliti. cukup benar, cukup kurang. kurang.
teliti kurang teliti
rapi
serta
kurang
teliti
CPK 3
NAMA : Maulida Alifiyah Maulani
NIM : 170701039
NO HP/WA : 082142877334
ALAMAT EMAIL : alfi.alifiyah22@gmail.com
Dokumen #: Rev #:
FORMULIR UMG-S4.4 01
Halaman :
UJI KOMPETENSI TENGAH SEMESTER (CPK 1 dari 1
3) Tanggal terbit :
15 November 2019

MATA KULIAH : Konseling Psikologi


SEMESTER/KELAS :5
DOSEN : Prianggi Amelasasih, S.Psi., M.Si
: Dra. Dwi R E Haniwati, M.Si., Psikolog
PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Dikumpulkan tg 22 November 2019
Tempat : Kelas PAGI
Sifat : Take Home test

CPK III: Kode Etik Psikologi

1. Apa perbedaan antara konseling dan terapi di Kode Etik Psikologi?

2. Apa saja kualifikasi konselor menurut Kode Etik Psikologi?

3. Bagaimana menerapkan kelima Prinsip Umum dari Kode Etik Psikologi ketika
konseling?

4. Apa perbedaan antara Etika dan Etiket? Jelaskan dengan contoh!

5. Hal apa saja yang harus dijelaskan kepada klien sebelum konseling?

Disusun oleh Diverifikasi oleh


Dosen pengampu Ka. Prodi

(Dra. Dwi RE Haniwati, M.Si) (Awang Setiawan Wicaksono, M.Psi.,


Psikolog)
1. Perbedaan antara konseling dan terapi di Kode Etik Psikologi telah dijelaskan
dalam kode etik di pasal 71 : Batasan Umum.
Pasal ini menjelaskan batasan umum konseling dan terapi psikologi. Adapun
hal-hal yang dibahas dalam pasal 71 ini antara lain :
1. Definisi Konseling
Konseling psikologi adalah kegiatan yang dilakukan untuk membantu
mengatasi masalah psikologis yang berfokus pada aktivitas preventif dan
pengembangan potensi positif yang dimiliki dengan menggunakan prosedur
berdasar teori yang relevan.

Istilah untuk subyek yang menjalani layanan konseling psikologi adalah


klien. Orang yang menjalankan konseling psikologi disebut konselor.
Konseling psikologi dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah:
- Pendidikan
- Perkembangan manusia
- Pekerjaan baik secara individual maupun kelompok.

2. Definisi terapi psikologi


Terapi psikologi adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyembuhan dari
gangguan psikologis atau masalah kepribadian dengan menggunakan
prosedur baku berdasar teori yang relevan dengan ilmu psikoterapi.

Istilah untuk subyek yang menjalani layanan terapi psikologi adalah klien.
Orang yang menjalankan terapi psikologi disebut psikoterapis. Terapi
psikologi disebut Psikoterapi.
Terapi psikologi dapat dilakukan secara:
- Individual
- Kelompok.

2. Pasal 72: Kualifikasi Konselor dan Psikoterapis


Bab ini menjelaskab perihal kualifikasi konselor dan psikoterapis.. adapun
kualifikasi yang diperlukan seorang konselor adalah:
- Memiliki kualifikasi dan kompetensi untuk menjadi konselor
- Mengutamakan dasar dasar professional
- Memberikan layanan konseling bagi semua yang membutuhkan
- Mampu bertanggung jawab menghindari dampak buruk

Adapun yang dimaksud dengan sikap professional adalah:


- Mengandalkan pengetahuan yang bersifat ilmiah
- Bertanggung jawab dalam pelaksanaan
- Selalu berusaha Meningkatkan derajat kompetensinya dalam menjalani
praktek

3. Mengaplikasikan kelima prinsip untuk mencapai keprofesionalan dari seorang


konselor merupakan tugas yang tidak mudah, orang professional tentu saja
akan menerapkan keahlian yang dimilikinya kepada masyarakat.
Penyalahgunaan atau penyimpangan penggunaan keahlian ini tentu akan
sangat merugikan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan suatu etika
profesi yang dalam hal ini bertindak sebagai “self control”. Pelayanan
bimbingan dan konseling baik di sekolah atau perguruan tinggi maupun di
luar sekolah, kode etik profesi bimbingan dan konseling harus
dipergunakan sebagai acuan atau pedoman kerja. Memperhatikan kode etik
tersebut, maka konselor harus memiliki dan mengembangkan sikap
profesional konselor yang memberikan citra positif terhadap profesi dan
kepribadian yang terpuji dari sosok konselor.

4. PERBEDAAN ETIKA DAN ETIKET


Etika diartikan sebagai suatu sikap yang menunjukkan kesedian atau
kesanggupan seseorang untuk mentaati ketentuan serta macam macam
norma kehidupan lainnya yang berlaku di dalam suatu masyarakat maupun
organisasi tertentu. Etika merupakan sebuah cabang ilmu tentang kesusilaan
yang di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan terkait bagaimana sepatutnya
manusia hidup dalam suatu lingkungan masyarakat, yang dapat memahami
tentang baik dan buruk.
Etiket diartikan sebagai suatu sikap seperti sopan santun maupun aturan
lainnya yang mengatur tentang hubungan di antara kelompok manusia yang
beradab di dalam pergaulan. Etiket merupakan suatu perilaku seseorang yang
dianggap cocok, sopan, pas, serta terhormat yang berkaitan dengan kepribadian
orang tersebut, seperti gaya berbicara, gaya makan, gaya berpakaian, gaya tidur,
gaya duduk, maupun gaya dalam berjalan. Akan tetapi, karena etiket yang
dimiliki seseorang menghubungkannya dengan orang lain, maka etiket menjadi
peraturan sopan santun dalam pergaulan, serta hidup bermasyarakat. Jadi etiket
berkaitan dengan cara suatu perbuatan, adat, kebiasaan, serta cara-cara tertentu
yang menjadi panutan bagi sekelompok masyarakat dalam berbuat sesuatu.

CONTOH ETIKA DAN ETIKET


ETIKA
- “Di hari senin santri dilarang mencuci” Seorang yang mempunyai etika
ia tidak akan mencuci ketika hari senin, meskipun ada kesempatan dan
tidak ada saksi yang mengawasinya
- Mencuri atau merugikan orang lain
- Terlambat ngampus, ngantor, atau lainnya
ETIKET
- Adab ngupil, kentut, meludah, dan sebagainya, berbagai macam
tindakan tersebut akan dinilai kurang sopan jika ada orang lain yang
menyaksikannya, sementara jika tidak ada orang hal ini bukanlah suatu
masalah
- Makan tanpa sendok, etiket makan tanpa sendok hanya berlaku pada
kalangan borjuis saja, sementara dalam agama Islam tindakan ini
merupakan Sunnah

5. Membangun raport dengan klien, mengisi inform concent, menanyakan


perkiraan waktu yang digunakan, menjelaskan tentang apa saja yang dilakukan
dalam konselng, kerahasian data/permasalahan klien.

Anda mungkin juga menyukai