Anda di halaman 1dari 7

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 80

T Tinjauan Pustaka

Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan Klorida


serta Pemeriksaan Laboratorium
Rismawati Yaswir, Ira Ferawati

Abstrak
Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel yang bermuatan (ion) positif
atau negatif. Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit. Konsentrasi
elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan. Pemeliharaan tekanan osmotik dan distribusi
beberapa kompartemen cairan tubuh manusia adalah fungsi utama empat elektrolit mayor, yaitu natrium (Na+),
kalium (K+), klorida (Cl-), dan bikarbonat (HCO3-). Pemeriksaan keempat elektrolit mayor tersebut dalam klinis
dikenal sebagai ”profil elektrolit. Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, kalium kation terbanyak
dalam cairan intrasel dan klorida merupakan anion terbanyak dalam cairan ekstrasel. Jumlah natrium, kalium dan
klorida dalam tubuh merupakan cermin keseimbangan antara yang masuk terutama dari saluran cerna dan yang
keluar terutama melalui ginjal. Gangguan keseimbangan natrium, kalium dan klorida berupa hipo- dan hiper-. Hipo-
terjadi bila konsentrasi elektrolit tersebut dalam tubuh turun lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai normal
dan hiper- bila konsentrasinya meningkat diatas normal.Pemeriksaan laboratorium untuk menentukan kadar
natrium, kalium dan klorida adalah dengan metode elektroda ion selektif, spektrofotometer emisi nyala,
spektrofotometer atom serapan, spektrofotometri berdasarkan aktivasi enzim, pemeriksaan kadar klorida dengan
metode titrasi merkurimeter, dan pemeriksaan kadar klorida dengan metode titrasi kolorimetrik-amperometrik.

Kata kunci: elektrolit, keseimbangan, gangguan keseimbangan

Abstract
Electrolyte is compound in condensation which is disociation become particle which is charged (ion)
negative or positive. Most metabolism processes need and influenced by electrolyte. Electrolyte concentration
which abnormal can cause many troubles. Conservancy of osmotic pressure and distribution some human being
body fluid compartment are especial function four major electrolyte, that is natrium (Na+), potassium (K+), chloride
(Cl-), and bicarbonate (HCO3-). Fourth Inspection of the major electrolyte in clinic known as "electrolyte
profile”.Sodium is cation many in extracell fluid, potassium is cation many in intrasel fluid, and chloride is anion
many in extracell fluid. Amount of natrium, chloride and potassium in body are balance which enter especially from
digest and excretion especially through kidney.Balance disorders of natrium, chloride and potassium in the form of
hipo- and hyper-. Hipo- happened when the electrolyte concentration in body go down more than some
miliekuivalen under normal values and hyper- when the concentration of mounting above normal.Laboratory
findings to determine concentration of natrium, chloride and potassium are with ion selective electrode (ISE)
method, flame emission spectrophotometry (FES), atomic absorption spectrophotometry, spektrofotometry
pursuant to enzyme activation, determine concentration of chloride with titration method of merkurimeter, and with
titration method of colorimetry-amperometry.

Keywords: Electrolyte, balance, balance disorders

Affiliasi penulis : BAGIAN PATOLOGI KLINIK FK UNAND/RSUP Pemeliharaan homeostasis cairan tubuh
Dr. M. DJAMIL adalah penting bagi kelangsungan hidup semua
Korespondensi : Rismawati Yaswir, BAGIAN PATOLOGI KLINIK organisme. Pemeliharaan tekanan osmotik dan
FK UNAND/RSUP Dr. M. DJAMILJl. Perintis Kemerdekaan Padang distribusi beberapa kompartemen cairan tubuh
Telp/Fax: (0751) 841514E-mail: pdspatklin_pdg@yahoo.com manusia adalah fungsi utama empat elektrolit mayor,
+ + -
yaitu natrium (Na ), kalium (K ), klorida (Cl ), dan
-
Pendahuluan bikarbonat (HCO3 ). Pemeriksaan keempat elektrolit
Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan mayor tersebut dalam klinis dikenal sebagai ”profil
5
yang berdisosiasi menjadi partikel yang bermuatan elektrolit”. .
(ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang
kation dan ion bermuatan negatif disebut anion. fisiologi natrium, kalium dan klorida, gangguan
Keseimbangan keduanya disebut sebagai keseimbangan serta pemeriksaan laboratoriumnya.
1-4
elektronetralitas.
Sebagian besar proses metabolisme Fisiologi Natrium, Kalium Dan Klorida
memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit. Cairan tubuh terdiri dari air dan elektrolit.
Konsentrasi elektrolit yang tidak normal dapat Cairan tubuh dibedakan atas cairan ekstrasel dan
1,3-5
menyebabkan banyak gangguan. intrasel. Cairan ekstrasel meliputi plasma dan cairan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id

81
interstisial. Distribusi elektrolit pada cairan intrasel
1,4,6-7
dan ekstrasel dapat dilihat pada Gambar 1.

Jumlah natrium yang keluar dari traktus


gastrointestinal dan kulit kurang dari 10%. Cairan
yang berisi konsentrasi natrium yang berada pada
saluran cerna bagian atas hampir mendekati cairan
ekstrasel, namun natrium direabsorpsi sebagai cairan
pada saluran cerna bagian bawah, oleh karena itu
konsentrasi natrium pada feses hanya mencapai 40
4
mEq/L .
Keringat adalah cairan hipotonik yang berisi
natrium dan klorida. Kandungan natrium pada cairan
keringat orang normal rerata 50 mEq/L. Jumlah
pengeluaran keringat akan meningkat sebanding
dengan lamanya periode terpapar pada lingkungan
1,4
yang panas, latihan fisik dan demam .
Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh
ginjal. Pengaturan eksresi ini dilakukan untuk
Gambar 1. Kation dan Anion Utama dalam Cairan mempertahankan homeostasis natrium, yang sangat
6 diperlukan untuk mempertahankan volume cairan
Intrasel dan Ekstrasel
tubuh. Natrium difiltrasi bebas di glomerulus,
1. Fisiologi Natrium direabsorpsi secara aktif 60-65% di tubulus proksimal
Natrium adalah kation terbanyak dalam bersama dengan H2O dan klorida yang direabsorpsi
cairan ekstrasel, jumlahnya bisa mencapai 60 mEq secara pasif, sisanya direabsorpsi di lengkung henle
per kilogram berat badan dan sebagian kecil (sekitar (25-30%), tubulus distal (5%) dan duktus koligentes
10- (4%). Sekresi natrium di urine <1%. Aldosteron
4,8 menstimulasi tubulus distal untuk mereabsorpsi
14 mEq/L) berada dalam cairan intrasel . Lebih dari
90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan natrium bersama air secara pasif dan mensekresi
oleh garam yang mengandung natrium, khususnya kalium pada sistem renin-angiotensin-aldosteron
9,11,13-17
dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium untuk mempertahankan elektroneutralitas.
bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan
5,18
osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan Nilai Rujukan Natrium
3
perubahan konsentrasi natrium . Nilai rujukan kadar natrium pada:
Perbedaan kadar natrium intravaskuler dan - serum bayi : 134-150 mmol/L
interstitial disebabkan oleh keseimbangan Gibbs- - serum anak dan dewasa : 135-145 mmol/L
Donnan, sedangkan perbedaan kadar natrium dalam - urine anak dan dewasa : 40-220 mmol/24 jam
cairan ekstrasel dan intrasel disebabkan oleh adanya - cairan serebrospinal : 136-150 mmol/L
transpor aktif dari natrium keluar sel yang bertukar - feses : kurang dari 10 mmol/hari
+
dengan masuknya kalium ke dalam sel (pompa Na 2. Fisiologi Kalium
+ 2,4,9 -10
K ) . Kadar natrium dalam cairan ekstrasel dan Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh
3
cairan intrasel dapat dilihat pada Tabel 1 . berada di dalam cairan intrasel. Konsentrasi kalium
Jumlah natrium dalam tubuh merupakan intrasel sekitar 145 mEq/L dan konsentrasi kalium
gambaran keseimbangan antara natrium yang masuk ekstrasel 4-5 mEq/L (sekitar 2%). Jumlah konsentrasi
dan natrium yang dikeluarkan. Pemasukan natrium kalium pada orang dewasa berkisar 50-60 per
yang berasal dari diet melalui epitel mukosa saluran kilogram berat badan (3000-4000 mEq). Jumlah
cerna dengan proses difusi dan pengeluarannya kalium ini dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin.
melalui ginjal atau saluran cerna atau keringat di Jumlah kalium pada wanita 25% lebih kecil dibanding
3-5,11-12 pada laki-laki dan jumlah kalium pada orang dewasa
kulit. . Pemasukan dan pengeluaran natrium
3 19
perhari mencapai 48-144 mEq. lebih kecil 20% dibandingkan pada anak-anak.
Perbedaan kadar kalium di dalam plasma
Tabel 1. Kadar Elektrolit dalam Cairan Ekstrasel dan cairan interstisial dipengaruhi oleh keseimbangan
3
dan Intrasel Gibbs-Donnan, sedangkan perbedaan kalium cairan
Plasma Cairan Cairan intrasel dengan cairan interstisial adalah akibat
Interstitial Intraseluler adanya transpor aktif (transpor aktif kalium ke dalam
mEq/L sel bertukar dengan natrium).
19-20
mEq/L mEq/L
+ Jumlah kalium dalam tubuh merupakan
Na 140 148 13
+ cermin keseimbangan kalium yang masuk dan keluar.
K 4,5 5,0 140
Pemasukan kalium melalui saluran cerna tergantung
2+ 5,0 4,0 1x10 -7 dari jumlah dan jenis makanan. Orang dewasa pada
Ca
2+
keadaan normal mengkonsumsi 60-100 mEq kalium
Mg 1,7 1,5 7,0 perhari (hampir sama dengan konsumsi natrium).
Cl
- 104 115 3,0 Kalium difiltrasi di glomerulus, sebagian besar (70-
80%) direabsorpsi secara aktif maupun pasif di
HCO3 24 27 10 tubulus proksimal dan direabsorpsi bersama dengan
19-20
SO4 2+ 1,0 1,2 -- natrium dan klorida di lengkung henle. Kalium
dikeluarkan
PO4 2- 2,0 2,3 107 dari tubuh melalui traktus gastrointestinal kurang dari
13,19-20
Protein 15 8 40 5%, kulit dan urine mencapai 90%.
Anion Organik 5,0 5,0 --
Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(2)
http://jurnal.fk.unand.ac.id 82

5,18
Nilai Rujukan Kalium osmotik seperti pada keadaan berkeringat selama
Nilai rujukan kalium serum pada: aktivitas berat yang berkepanjangan, berhubungan
- serum bayi : 3,6-5,8 mmol/L dengan penurunan volume cairan ekstrasel seperti
- serum anak : 3,5-5,5 mmo/L diare, muntah-muntah, dan penggunaan diuretik
10,12,19
- serum dewasa : 3,5-5,3 mmol/L secara berlebihan.
- urine anak : 17-57 mmol/24 jam Hiponatremia juga dapat disebabkan oleh
- urine dewasa : 40-80 mmol/24 jam beberapa penyakit ginjal yang menyebabkan
- cairan lambung : 10 mmol/L gangguan fungsi glomerulus dan tubulus pada ginjal,
penyakit addison, serta retensi air yang berlebihan
(overhidrasi hipo-osmotik) akibat hormon
10,12,19
3. Fisiologi Klorida antidiuretik . Kepustakaan lain menyebutkan
Klorida merupakan anion utama dalam cairan bahwa respons fisiologis dari hiponatremia adalah
ekstrasel. Pemeriksaan konsentrasi klorida dalam tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus
3,7
plasma berguna sebagai diagnosis banding pada (osmolaritas urine rendah).
gangguan keseimbangan asam-basa, dan menghitung Pseudohiponatremia dapat dijumpai pada
14
anion gap. penurunan fraksi plasma, yaitu pada kondisi
Jumlah klorida pada orang dewasa normal hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia,
sekitar 30 mEq per kilogram berat badan. Sekitar 88% hiperproteinemia dan hiperglikemia serta kelebihan
klorida berada dalam cairan ekstraseluler dan 12% 19
pemberian manitol dan glisin.
dalam cairan intrasel. Konsentrasi klorida pada bayi
lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak dan Penyebab Hipernatremia
20
dewasa. Peningkatan konsentrasi natrium plasma
Keseimbangan Gibbs-Donnan karena kehilangan air dan larutan ekstrasel (dehidrasi
mengakibatkan kadar klorida dalam cairan interstisial hiperosmotik pada diabetes insipidus) atau karena
lebih tinggi dibanding dalam plasma. Klorida dapat kelebihan natrium dalam cairan ekstrasel seperti pada
11 overhidrasi osmotik atau retensi air oleh ginjal dapat
menembus membran sel secara pasif. Perbedaan
kadar klorida antara cairan interstisial dan cairan menyebabkan peningkatan osmolaritas & konsentrasi
19
intrasel disebabkan oleh perbedaan potensial di natrium klorida dalam cairan ekstrasel.
15
permukaan luar dan dalam membran sel. Kepustakaan lain menyebutkan bahwa
Jumlah klorida dalam tubuh ditentukan oleh hipernatremia dapat terjadi bila ada defisit cairan
keseimbangan antara klorida yang masuk dan yang tubuh akibat ekskresi air melebihi ekskresi natrium
keluar. Klorida yang masuk tergantung dari jumlah dan atau asupan air yang kurang. Misalnya pada
jenis makanan. Kandungan klorida dalam makanan pengeluaran air tanpa elektrolit melalui insensible
sama dengan natrium. Orang dewasa pada keadaan water loss atau keringat, diare osmotik akibat
normal rerata mengkonsumsi 50-200 mEq klorida per pemberian laktulose atau sorbitol, diabetes insipidus
hari, dan ekskresi klorida bersama feses sekitar 1-2 sentral maupun nefrogenik, diuresis osmotik akibat
mEq perhari. Drainase lambung atau usus pada diare glukosa atau manitol, gangguan pusat rasa haus di
3,7
menyebabkan ekskresi klorida mencapai 100 mEq hipotalamus akibat tumor atau gangguan vaskular.
perhari. Kadar klorida dalam keringat bervariasi, rerata
40 mEq/L. Bila pengeluaran keringat berlebihan, 2. Gangguan Keseimbangan Kalium
kehilangan klorida dapat mencapai 200 mEq per hari. Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L
1,4,20 disebut sebagai hipokalemia dan kadar kalium lebih
Ekskresi utama klorida adalah melalui ginjal.
dari 5,3 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia.
5,18 Kekurangan ion kalium dapat menyebabkan frekuensi
Nilai Rujukan Klorida
3,10,16,19
- serum bayi baru lahir : 94-112 mmol/L denyut jantung melambat. Peningkatan kalium
- serum anak : 98-105 mmol/L plasma 3-4 mEq/L dapat menyebabkan aritmia
- serum dewasa : 95-105 mmol/L jantung, konsentrasi yang lebih tinggi lagi dapat
3,10
- keringat anak : <50 mmol/L menimbulkan henti jantung atau fibrilasi jantung.
- keringat dewasa : <60 mmol/L
- urine : 110-250 mmol/24 jam Penyebab Hipokalemia
- feses : 2 mmol/24 jam Penyebab hipokalemia dapat dibagi sebagai berikut :
a. Asupan Kalium Kurang
GANGGUAN KESEIMBANGAN NATRIUM, KALIUM Orang tua yang hanya makan roti panggang dan
DAN KLORIDA teh, peminum alkohol yang berat sehingga jarang
1. Gangguan Keseimbangan Natrium makan dan tidak makan dengan baik, atau pada
Seseorang dikatakan hiponatremia, bila pasien sakit berat yang tidak dapat makan dan
konsentrasi natrium plasma dalam tubuhnya turun minum dengan baik melalui mulut atau disertai oleh
lebih dari beberapa miliekuivalen dibawah nilai normal masalah lain misalnya pada pemberian diuretik
(135-145 mEq/L) dan hipernatremia bila konsentrasi atau pemberian diet rendah kalori pada program
natrium plasma meningkat di atas normal. menurunkan berat badan dapat menyebabkan
1,3,7,10
Hiponatremia biasanya berkaitan dengan hipo- hipokalemia.
osmolalitas dan hipernatremia berkaitan dengan hiper-
8,10,12
osmolalitas.
b. Pengeluaran Kalium Berlebihan
Penyebab Hiponatremia Pengeluaran kalium yang berlebihan terjadi
Kehilangan natrium klorida pada cairan melalui saluran cerna seperti muntah-muntah,
ekstrasel atau penambahan air yang berlebihan pada melalui ginjal seperti pemakaian diuretik, kelebihan
cairan ekstrasel akan menyebabkan penurunan hormon mineralokortikoid
konsentrasi natrium plasma. Kehilangan natrium primer/hiperaldosteronisme primer (sindrom bartter
klorida primer biasanya terjadi pada dehidrasi hipo-

Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 83

atau sindrom gitelman) atau melalui keringat yang Pemeriksaan Laboratorium


3,7,10
berlebihan. Bahan Pemeriksaan
Diare, tumor kolon (adenoma vilosa) dan Pemeriksaan dapat dilakukan pada sampel
pemakaian pencahar menyebabkan kalium keluar whole blood, plasma, serum, urine, keringat, feses,
bersama bikarbonat pada saluran cerna bagian dan cairan tubuh. Pemeriksaan pada whole blood
1,3
bawah (asidosis metabolik). Licorice (semacam biasanya dilakukan bersama dengan pemeriksaan pH
permen) yang mengandung senyawa yang bekerja dan gas darah dan harus segera diperiksa (kurang
mirip aldosteron, dapat menyebabkan hipokalemia dari 1 jam). Sampel serum, plasma atau urine dapat
jika dimakan berlebihan.
1 disimpan pada refrigerator dalam tabung tertutup pada
0 0
c. Kalium Masuk ke Dalam Sel suhu 2 C - 8 C dan dihangatkan kembali pada suhu
0 0 14
Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada ruangan (15 C -30 C) sebelum diperiksa. Sampel
alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, feses harus cair, disaring dan diputar (sentrifugasi)
peningkatan aktivitas beta-adrenergik 5,14
sebelum dilakukan pemeriksaan.
(pemakaian β2- agonis), paralisis periodik
3,7,10
hipokalemik, dan hipotermia. Metode Pemeriksaan
1. Pemeriksaan dengan Metode Elektroda
Penyebab Hiperkalemia Ion Selektif (Ion Selective Electrode/ISE)
Hiperkalemia dapat disebabkan oleh : Pemeriksaan kadar natrium, kalium, dan klorida
a. Keluarnya Kalium dari Intrasel ke Ekstrasel dengan metode elektroda ion selektif (Ion Selective
Kalium keluar dari sel dapat terjadi pada Electrode/ISE) adalah yang paling sering digunakan.
keadaan asidosis metabolik bukan oleh Data dari College of American Pathologists (CAP)
asidosis organik (ketoasidosis, asidosis pada 5400 laboratorium yang memeriksa natrium dan
laktat), defisit insulin, katabolisme jaringan kalium, lebih dari 99% menggunakan metode ISE.
meningkat, pemakaian obat penghambat-β Metode ISE mempunyai akurasi yang baik, koefisien
3,10 variasi kurang dari 1,5%, kalibrator dapat dipercaya
adrenergik, dan pseudohiperkalemia.
dan mempunyai program pemantapan mutu yang
b. Berkurangnya Ekskresi Kalium melalui Ginjal baik.
14
Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal ISE ada dua macam yaitu ISE direk dan ISE
terjadi pada keadaan hiperaldosteronisme, indirek. ISE direk memeriksa secara langsung pada
gagal ginjal, deplesi volume sirkulasi efektif, sampel plasma, serum dan darah utuh. Metode inilah
pemakaian siklosporin atau akibat koreksi ion yang umumnya digunakan pada laboratorium gawat
kalium berlebihan dan pada kasus-kasus darurat. Metode ISE indirek yang diberkembang lebih
yang mendapat terapi angiotensin-converting dulu dalam sejarah teknologi ISE, yaitu memeriksa
enzyme inhibitor dan potassium sparing 14
3,7,10 sampel yang sudah diencerkan.
diuretics. - Prinsip Pengukuran
Pada dasarnya alat yang menggunakan metode
Pseudohiperkalemia dapat disebabkan oleh hemolisis,
ISE untuk menghitung kadar ion sampel dengan
sampel tidak segera diperiksa atau akibat kesalahan
preanalitik yang lain yaitu tornikuet pada lengan atas membandingkan kadar ion yang tidak diketahui
tidak dilepas sebelum diambil darah setelah penderita nilainya dengan kadar ion yang diketahui nilainya.
menggenggam tangannya berulangkali (peningkatan Membran ion selektif pada alat mengalami reaksi
3 dengan elektrolit sampel. Membran merupakan
sampai 2 mmol/L). Jumlah trombosit >500.000/mm
3 penukar ion, bereaksi terhadap perubahan listrik
atau leukosit >70.000/mm juga dapat meningkatkan ion sehingga menyebabkan perubahan potensial
14
kadar kalium serum. membran. Perubahan potensial membran ini
diukur, dihitung menggunakan persamaan Nerst,
3. Gangguan Keseimbangan Klorida hasilnya kemudian dihubungkan dengan amplifier
Penyebab Hipoklorinemia 20
dan ditampilkan oleh alat . Proses ini dapat
Hipoklorinemia terjadi jika pengeluaran 20
dilihat pada Gambar 2.
klorida melebihi pemasukan. Penyebab hipoklorinemia
umumnya sama dengan hiponatremia, tetapi pada 20
Salah satu persamaan Nernst yang dipakai yaitu:
alkalosis metabolik dengan hipoklorinemia, defisit
klorida tidak disertai defisit natrium. Hipoklorinemia
E = E’ = R . T . 1n (f1-c1)
juga dapat terjadi pada gangguan yang berkaitan
n.F
dengan retensi bikarbonat, contohnya pada asidosis
14
respiratorik kronik dengan kompensasi ginjal. ( untuk kation (-) untuk anion E
= Potensial elektrik yang diukur
Penyebab Hiperklorinemia
E’ = Sistem e.m.f pada larutan standar
Hiperklorinemia terjadi jika pemasukan
R = Konstanta Gas (8,31 J/Kmol)
melebihi pengeluaran pada gangguan mekanisme
T = Suhu
homeostasis dari klorida. Umumnya penyebab
n = Valensi ion yang diukur
hiperklorinemia sama dengan hipernatremia.
F = Konstanta Faraday 96,496 A.s/g
Hiperklorinemia dapat dijumpai pada kasus dehidrasi,
f1 = Koefisien aktivitas
asidosis tubular ginjal, gagal ginjal akut, asidosis
c1= Konsentrasi ion yang diukur
metabolik yang disebabkan karena diare yang lama
dan kehilangan natrium bikarbonat, diabetes insipidus,
hiperfungsi status adrenokortikal dan penggunaan
larutan salin yang berlebihan, alkalosis respiratorik.
Asidosis hiperklorinemia dapat menjadi petanda pada
14
gangguan tubulus ginjal yang luas.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 84

yang paling rendah. Elemen yang mendapat sinar


dalam bentuk ikatan kimia (atom) dan ditempatkan
pada ground state (atom netral). Metode
spektrofotometer atom serapan mempunyai
sensitivitas spesifisitas yang lebih tinggi dibandingkan
28
metode spektrofotometer nyala emisi.
5. Pemeriksaan Kadar Klorida dengan Metode
Titrasi Merkurimeter
Prinsip: Spesimen filtrat yang bebas protein dititrasi
dengan larutan merkuri nitrat, dengan penambahan
2+
diphenylcarbazone sebagai indikator. Hg yang
bebas, bersama klorida membentuk larutan merkuri
14 2+
klorida yang tidak terionisasi . Kelebihan ion Hg
bereaksi dengan diphenylcarbazone membentuk
senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Titik akhir dari
14
titrasi adalah saat mulai timbul perubahan warna.
6. Pemeriksaan Kadar Klorida dengan Metode
Titrasi Kolorimetrik-Amperometrik
Prinsip pemeriksaan kadar klorida dengan metode
titrasi kolorimetrik-amperometrik bergantung pada
Gambar 2. Prinsip Pengukuran Elektrolit dengan +
20 generasi Ag dari elektroda perak yang konstan dan
Metode ISE. pada reaksi dengan klorida membentuk klorida perak
tang tidak larut. Interval waktu yang digunakan
2. Pemeriksaan dengan Spektrofotometer Emisi 14
Nyala (Flame Emission Spectrofotometry/FES) sebanding dengan kadar klorida pada sampel.

Spektrofotometer emisi nyala digunakan untuk Daftra Pustaka


pengukuran kadar natrium dan kalium. Penggunaan 1. Wilson L.M, ‘Keseimbangan Cairan dan
spektrofotometer emisi nyala di laboratorium ElektrolitsertaPenilaiannya’dalam:
berlangsung tidak lama, selanjutnya penggunaannya Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
dikombinasi dengan elektrokimia untuk Penyakit, Edisi ke-4, Penerbit Buku
mempertahankan penggunaan dan keamanan Kedokteran EGC, Jakarta, 1995, hh. 283-
14 301.
prosedurnya.
Prinsip pemeriksaan spektrofotometer emisi nyala 2. SacherR.A.danMcphersonR.A,
adalah sampel diencerkan dengan cairan pengencer ‘Pengaturan Asam-Basa dan Elektrolit’ pada:
yang berisi litium atau cesium, kemudian dihisap dan Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
dibakar pada nyala gas propan. Ion natrium, kalium, Laboratorium, edisi kedua, Penerbit Buku
litium, atau sesium bila mengalami pemanasan akan Kedokteran EGC, Jakarta, 2002, hh.320-340.
memancarkan cahaya dengan panjang gelombang 3. Darwis D, Moenajat Y, Nur B.M, Madjid A.S,
tertentu (natrium berwarna kuning dengan panjang Siregar P, Aniwidyaningsih W, dkk, ’Fisiologi
gelombang 589nm, kalium berwarna ungu dengan Keseimbangan Air dan Elektrolit’ dalam
panjang gelombang 768 nm, litium 671 nm, sesium Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan
825 nm). Pancaran cahaya akibat pemanasan ion Asam-Basa, Fisiologi, Patofisiologi, Diagnosis
dipisahkan dengan filter dan dibawa ke detektor dan Tatalaksana, ed. ke-2, FK-UI, Jakarta,
sinar.
14 2008, hh. 29-114.
4. Matfin G. and Porth C.M, ‘Disorders of Fluid
3. Pemeriksaan dengan Spektrofotometer and Electrolyte Balance’ In: Pathophysiology
berdasarkan Aktivasi Enzim th
Concepts of Altered Health States, 8
Prinsip pemeriksaan kadar natrium dengan Edition, McGraw Hill Companies USA, 2009,
metode spektrofotometer yang berdasarkan aktivasi pp. 761-803.
enzim yaitu aktivasi enzim beta-galaktosidase oleh ion 5. Scott M.G., LeGrys, V.A. and Klutts J,
natrium untuk menghidrolisis substrat o-nitrophenyl-β- ‘Electrochemistry and Chemical Sensors and
D-galaktipyranoside (ONPG). Jumlah galaktosa dan o-
Electrolytes and Blood Gases’’ In: Tietz Text
nitrofenol yang terbentuk diukur pada panjang
14 Book of Clinical Chemistry and Molecular
gelombang 420 nm. th
Diagnostics, 4 Ed. Vol.1, Elsevier Saunders
Prinsip pemeriksaan kalium dengan metode Inc., Philadelphia, 2006, pp. 93-1014.
+
spektrofotometer adalah ion K mengaktivasi enzim 6. Guyton A.C and Hall J.E, dalam: Buku Ajar
14
tryptophanase. Fisiologi Kedokteran Edisi ke-11, Penerbit
Prinsip pemeriksaan klorida dengan metode Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2008, hh.
spektrofotometer adalah reaksi klorida dengan merkuri 307-400.
thiosianat menjadi merkuri klorida dan ion thiosianat. 7. Siregar P, ‘Gangguan Keseimbangan Cairan
Ion thiosianat bereaksi dengan ion ferri dan dibaca dan Elektrolit’ dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
14
pada panjang gelombang 480 nm. Dalam, Edisi ke-5, Interna publishing,
4. Pemeriksaan dengan spektrofotometer atom Jakarta, 2009, hh. 175-189.
serapan (Atomic Absorption Spectrophotometry/ 8. O’Callaghan C, ’Sains Dasar Ginjal dan
AAS) Gangguan Fungsi Metabolik Ginjal’ At a
Prinsip pemeriksaan dengan spektrofotometer Glance Sistem Ginjal, Edisi Kedua, Penerbit
atom serapan adalah teknik emisi dengan elemen Erlangga, Jakarta, 2009, hh. 22-68.
pada sampel mendapat sinar dari hollow cathode dan
cahaya yang ditimbulkan diukur sebagai level energi

Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 85
9. Stefan Silbernagl and Florian Lang, Teks dan 15. Eaton D.C. and Pooler J.P, in: Vander’s

th
Atlas Berwarna Patofisiologi, Penerbit Buku Renal Physiology, 7 Ed, McGraw Hill
Kedokteran EGC, 2007, hh. 92-125. Companies Inc. Atlanta, 2009, pp. 77-154.
10. Fischbach F, Dunning M.B, Talaska F, Barnet 16. Emmett M. and Mederkehr M.K, ‘Disorders of
M, Schweitzer T.A, Strandell C, et al, Potassium Balance: Hipokalemia and
‘Chlorida, Potassium, Sodium’ In: A Manual Hyperkalemia’ In: Lange Current Diagnosis
th
of Laboratory and Diagnostic Test, 8 Ed., and Treatment Nephrology and Hypertension,
Lippincot Wiliams and Wilkins, 2009, pp. 997- McGraw Hill Companies Inc, 2009, pp. 32-
1009. 41.Sherwood L, ’The Urinary System’ In:
th
11. Widmaier E.P, Raff H. dan Strang K.T, ’The Human Physiology from cells to systems, 7
Kidney and Regulation of Water and Ed. Brooks/Cole, USA, 2010, pp. 510-557.
Inorganic Ions’ In: Vander Human Physiology: 17. Kee J.L,‘Uji Laboratorium’ dalam: Pedoman
th Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik,
The Mechanisms of Body Function, 9
Edition, McGraw Hill Publishing, 2004, pp. Edisi ke-6, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
513-557. Jakarta, 2003, hh. 1-484.
12. Singer G.G and Brenner B.M, ‘Fluid and 18. Reilly R.F and Perazella M.A, In: Lange Acid-
Electrolyte Disturbances’ In: Harrison’s Base Fluids and Electrolytes, McGraw Hill
th
Principles of Internal Medicine, 17 Ed., Vol. Companies Inc.USA, 2007, pp. 21-170.
1, McGraw Hill Companies USA, 2008, pp. 19. Priest G, Smith B and Heitz, ’9180 Electrolyte
st
274-287. Analyzer Operator’s Manual’ 1 Ed, AVL
13. Ganong W.F, ’Fungsi Ginjal dan Miksi’ pada Scientifi Corporation, USA, 1996, pp. 1-120.
Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi ke-22,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
2005, hh. 725-756.
14. Klutts J.S. and Scott M.G, ‘Physiology and
disorders of Water, Electrolyte, and Acid-
Base Metabolism’ In: Tietz Text Book of
Clinical Chemistry and Molecular Diagnostics,
4th Ed. Vol.1, Elsevier Saunders Inc.,
Philadelphia, 2006, pp. 1747-1775.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(2)

Anda mungkin juga menyukai