Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umumnya, janin akan berpindah ke posisi persalinan beberapa minggu sebelum kelahiran,
di mana posisi kepala janin menjadi lebih dekat dengan jalan lahir. Akan tetapi, tidak semua
janin berada dalam posisi ini. Beberapa janin berada dalam posisi sungsang. Pada posisi
sungsang, posisi kepala janin berada di atas sehingga pada saat persalinan normal, bokong atau
kaki janin akan keluar terlebih dahulu.1
Belum diketahui secara pasti mengapa janin bisa berada pada posisi sungsang. Kondisi
semacam ini umumnya tidak dapat dirasakan secara langsung. Ini biasanya dapat terdeteksi
ketika pemeriksaan USG rutin selama kehamilan. Posisi janin sungsang memerlukan
penanganan khusus. Pada kehamilan sungsang, persalinan normal menjadi terlalu berisiko
untuk dilakukan. Akan tetapi, masih ada cara bila ibu dengan kehamilan sungsang
menginginkan persalinan normal, yaitu dengan memutar posisi janin.1
Salah satu metode yang sering digunakan untuk mengubah posisi janin sungsang adalah
External Cephalic Version (ECV). ECV adalah upaya untuk menempatkan posisi kepala janin
hingga berada di bawah. Cara ini dilakukan di rumah sakit dengan teknik khusus oleh dokter
kandungan dengan menekan perut ibu hamil, biasanya saat usia kehamilan 37 minggu.2,3
Hingga saat ini prosedur ECV masih menjadi kontroversi, apakah perlu dilakukan untuk
memperoleh outcome yang sehat dan berkualitas pada ibu dan bayi. Preferensi terhadap
tindakan ECV mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Di Israel pada tahun 1995 dilaporkan
oleh Yogev 54% memilih ECV dan 65% memilih seksio sesarea jika presentasi bokong
menjadi persisten. Sementara itu pada tahun 2001 hanya 24% yang memilih ECV dan 97%
memilih seksio sesarea. Sedangkan Raynes dan Greenow melaporkan bahwa wanita di
Australia tahun 2001 yang memeriksakan kehamilnnya di klinik, 39% memilih dilakukannya
ECV dan 22% dari mereka tidak memutuskan pilihannya. Prevalensi tindakan versi luar di
Indonesia belum ditemukan informasinya.1
ECV memiliki tingkat keberhasilan antara 60 dan 75%. Berbagai faktor dapat mengubah
tingkat keberhasilan ECV. Pengalaman praktisi, berat badan ibu, faktor obstetri seperti
relaksasi rahim, kepala janin yang teraba, bokong yang tidak bertunangan, plasenta non-
anterior, dan indeks cairan ketuban di atas 7-10 cm, adalah semua faktor yang dapat dikaitkan
dengan keberhasilan yang lebih tinggi.2
Sebelum dan sesudah dilakukannya ECV detak jantung janin akan terus dipantau. Jika ada
masalah timbul dengan sang ibu atau janin, ECV akan dihentikan segera. ECV biasanya
dilakukan di dekat ruang persalinan. Jika terjadi masalah, kelahiran caesar dapat dilakukan
dengan cepat. Tingkat keberhasilan ECV mencapai lebih dari 50%. Namun, beberapa janin
mungkin kembali ke posisi sungsang. Jika hal ini terjadi, ECV dapat dilakukan lagi.2
Indikasi untuk dilakukan ECV yaitu termasuk janin dengan usia kehamilan lebih dari 36
minggu dengan malpresentasi, meyakinkan status janin, dan tidak ada kontraindikasi untuk
persalinan pervaginam. Sebagian besar praktisi akan melanjutkan dengan ECV pada 37
minggu untuk mengurangi risiko kelahiran prematur. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan
keberhasilan termasuk multiparitas, presentasi transversal atau miring, bokong lengkap, cairan
ketuban yang memadai, dan bagian presentasi yang tidak terlibat. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan penurunan keberhasilan termasuk nulliparitas, pelebaran lanjut, perkiraan
berat janin kurang dari 2.500 gram, plasenta anterior, lateral atau kornu, penurunan cairan
ketuban atau membran yang pecah, obesitas ibu, sungsang terbuka, tulang belakang janin pada
posisi posterior, dan stasiun rendah dengan bagian presentasi yang terlibat.4,5
Sedangkan kontraindikasi untuk dilakukannya ECV yaitu sebagai berikut: pendarahan
antepartum, plasenta previa, anomali uterus, penyakit jantung pada ibu, janin abnormal, pecah
ketuban, kehamilan ganda, pre-eklampsia, berkurangnya cairan ketuban (Oligohidramnion)
dan beberapa kelainan lain dari rahim atau bayi.4

1.1. Tujuan
Laporan kasus ini bertujuan untuk membahas tentang definisi, teknik, indikasi,
kontraindikasi, dan komplikasi dari External Cephalic Version (ECV)

1.2. Manfaat
Dengan adanya laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
memperjelas tentang definisi, teknik, indikasi, kontraindikasi, dan komplikasi dari External
Cephalic Version (ECV) agar kemudian dapat diterapkan dan dilaksanakan pada praktiknya di
lapangan ketika menghadapi pasien sebagai seorang dokter.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi ECV (External Cephalic Version)

Versi luar / ECV (External Cephalic Version) adalah manipulasi sepenuhnya dilakukan
melalui dinding abdomen, sedangkan pada versi dalam kedua tangan penolong dimasukan
kedalam rongga Rahim.6
Versi luar pada dua dekade terakhir ini menjadi populer kembali seiring dengan adanya
penggunaan yang luas dari alat ultrasonografi, peralatan elektronik untuk pengamatan kesehatan
janin (electronic fetal monitoring) dan obat-obat tokolitik yang efektif. American College of
Obstericians and Gynecologist (2000) melaporkan bahwa keberhasilan tindakan versi luar berkisar
antara 35-85% atau ratarata 60%. Selain itu juga tahun 2001 merekomendasikan versi luar sebagai
usaha untuk mengurangi kejadian presentasi sungsang bilamana memungkinkan. Prosedur versi
luar menjadi penting untuk dilakukan pada situasi yang sulit, seperti tidak ada akses terhadap
tindakan operasi seksio sesarea.7

Beberapa studi menginformasikan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi


keberhasilan ECV antara lain presentasi janin (engagement of the presenting part), volume cairan
ketuban, usia kehamilan, obesitas maternal (kesulitan melakukan palpasi karena ketebalan dinding
perut), letak plasenta pada korpus anterior, dilatasi serviks, posisi anterior atau posterior dari spina
janin, ras (wanita bukan kulit putih dengan uterus yang rileks), penggunaan tokolitik.7

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan versi luar adalah: Bagian terendah
janin sudah engage, bagian janin sulit diidentifikasi (terutama kepala), kontraksi uterus yang sering
terjadi, hidramnion, talipusat pendek, kaki janin dalam keadaan ekstensi (frank breech).8

Syarat dari Versi Luar adalah:8


1. Janin dapat lahir pervaginam atau diperkenankan untuk lahir pervaginam (tak ada
kontraindikasi).
2. Bagian terendah janin masih dapat dikeluarkan dari pintu atas panggul
3. Dinding perut ibu cukup tipis dan lentur sehingga bagian-bagian tubuh janin dapat dikenali
(terutama kepala) dan dapat dirasakan dari luar dengan baik
4. Selaput ketuban utuh
5. Pada inpartu : dilatasi servik kurang dari 4 cm dengan selaput ketuban yang masih utuh
6. Umur kehamilan
7. Pada persalinan pembukaan serviks < 3 cm
8. Pemeriksaan USG : letak lintang > 34 minggu; Letak sungsang > 36 minggu
9. Bunyi jantung janin baik

Teknik Versi Luar:8


1. Versi Luar harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas tindakan SC emergensi dan
dilakukan atas persetujuan penderita setelah mendapatkan informasi yang memadai dari
dokter.
2. Sebelum melakukan tindakan Versi luar, lakukan pemeriksaan ultrasonografi untuk
memastikan presentasi janin (vertex atau bukan), manila Indeks cairan amnion, melihat ada
atau tidaknya kelainan kongenital janin, lokasi plasenta. Dan ada tidaknya lilitan talipusat.
3. Lakukan pemeriksaan kardiotokografi (NST) untuk memantau keadaan janin.
4. Pasang infus sambil dilakukan pengambilan darah darah untuk pemeriksaan darah lengkap
sebagai persiapan apabila harus segera dilakukan tindakan sectio caesar.
5. Tokolitik : terbutalin 250u gr IV perlahan (> 5 menit) atau salbutamol 0,5 mg IV perlahan
(> 5 menit)
6. Kandung kemih dikosongkan
7. Periksa bunyi jantung janin
8. Posisi berbaring dengan kaki fleksi
9. Mobilisasi dengan bagian terendah janin
10. Sentralisasi : kepala dan bokong didekatkan
11. Versi : pemutaran dilakukan ke arah yang paling rendah tahanannya (ke arah perut janin)
supaya tidak terjadi defleksi kepala atau tali pusat terkemuka
12. Pantau BJJ selama 5 – 10 menit pasca versi, bila terjadi gawat janin, diputar kembali ke
posisi semula
13. Fiksasi Bila BJJ baik, ibu berbaring sekitar 15 menit; kemudian fiksasi dinding perut
dengan gurita.
Versi luar dianggap gagal jika: Ibu mengeluh nyeri saat dilakukan pemutaran, terjadi gawat
janin atau hasil NST memperlihatkan adanya gangguan terhadap kondisi janin, bagian janin tidak
dapat diidentifikasi dengan baik oleh karena sering terjadi kontraksi uterus saat dilakukan palpasi,
terasa hambatan yang kuat saat melakukan rotasi, letak anak yang diharapkan tidak tercapai.8

DAFTAR PUSTAKA

1. Arnold, Kate C.; Flint, Caroline J. (2017). Obstetrics Essentials: A Question-Based


Review . Oklahoma, USA: Springer. pp. 231–235.
2. De Hundt, M; Velzel, J; de Groot, CJ; Mol, BW; Kok, M (June 2014). "Mode of
delivery after successful external cephalic version: a systematic review and meta-
analysis". Obstetrics and Gynecology. 123 (6): 1327–34.
3. "External Cephalic Version: Overview, Technique, Periprocedural Care" .
Medscape . 6 August 2018.
4. Shawn Walker et al (may 2015) Standards for midwife practitioners of external
cephalic version: A Delphi study Midwifery ;-Vol 31, Issue 5, pp: e79-e86
5. Nalam RL, Chinnachamy P, Emmanuel P. External Cephalic Version: A Dying Art
Worth Reviving. J Obstet Gynaecol India. 2018 Des; 68 (6): 493-497.
6. Hindawi I. Value and pregnancy outcome of external cephalic version. Estern
Mediterranean Health Journal. [Health Journal]. 2005;11 No 4 May.
7. Hofmeyr GJ KR. External cephalic version for breech presentation at term (Review).
Cochrane Database of Systematic Review 2004. [Journal]. 2007 (1): 1-15
8. Astuti LD. External cephalic version (versi luar). Program Pascasarjana Magister Ilmu
Kebidanan Universitas Padjadjaran Bandung. Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 3
No. 1, Oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai