Anda di halaman 1dari 101

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

Oleh:
Direktorat Panas Bumi

Jakarta, 8 Juni 2018

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 1


OUTLINE
I. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN EBT…………………………………………....3
II. GAMBARAN UMUM PANAS BUMI………………………………………………. 8
III. SUMBER DAYA PANAS BUMI DI INDONESIA……………………………........ 16
IV. REGULASI DI BIDANG PANAS BUMI…………………………………………....22
V. PENGEMBANGAN PANAS BUMI………………………………………………... 50
VI. KEGIATAN PENGUSAHAAN PANAS BUMI……………………………….....… 66
VII. PELUANG INVESTASI DAN PENERIMAAN NEGARA……………………..….85
VIII.TANTANGAN DAN UPAYA TEROBOSAN…………………………………..…... 96

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 2


I. Kebijakan Pengembangan EBT
 Bauran Energi Primer Berdasarkan KEN………………………………….4
 Skenario Pengembangan EBT sesuai RUEN & KEN………………………….. 6

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 3


BAURAN ENERGI PRIMER BERDASARKAN PP NO. 79/2014 TENTANG KEN
Energi Baru dan Terbarukan
Minyak Bumi
Gas Bumi
Batubara

23% 24% 31%


22%
1.031
405
MTOE
MTOE
30% 25% 25%
20%

2017 2025 2050


Total Pembangkit 60,2 GW 135 GW 444 GW
Listrik
9,0 GW 45 GW 169 GW
Pembangkit EBT
(15%) (34%) (38%)
*MTOE: Million Tonnes of Oil Equivalent

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 4


BAURAN ENERGI PRIMER TAHUN 2025 DAN 2050
2025 2050

MTOE % MTOE % *MTOE: Million Tonnes


of Oil Equivalent
Minyak Minyak
99 24,6% 204 19,8%
bumi bumi
Gas Gas
90 22,1% 246 23,8%
bumi bumi

Batubara 123 30,3% Batubara 260 25,3%

EBT 93 23,1% EBT 321 31,1%


Pembangkit Pembangkit
135 GW 444 GW
Total 405 100% Total 1.031 100%

Pembangkit EBT 45 GW Pembangkit EBT 169 GW

Pembangkit Fosil 90 GW Pembangkit Fosil 275 GW

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 5


SKENARIO PENGEMBANGAN EBT SESUAI KEN dan RUEN
169 GW

PLT Arus Laut


PLT Bayu
PLTS
PLTD BBN
PLT Bioenergi
PLTA dan PLTMH
PLTP
KEN
45 GW

2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050

Satuan: MW
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2040 2050
Panas Bumi 1.439 1.654 1.909 2.134 2.494 3.110 7.242 9.300 13.423 17.546
Air & Mikrohidro 5.024 5.119 5.236 5.491 7.008 7.889 20.960 25.844 35.611 45.379
Bioenergi 1.740 1.886 2.093 2.359 2.674 3.024 5.532 9.651 17.887 26.123
Surya 79 229 429 679 979 1.379 6.379 14.103 29.551 45.000
Angin 7 57 107 207 307 507 1.807 7.167 17.887 28.607
EBT Lainnya 372 1.860 1.860 1.860 1.861 1.863 3.128 3.779 5.081 6.383
Total 8.660 10.804 11.728 12.939 15.807 18.475 45.044 69.843 119.440 169.038

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 6


ROADMAP PENGEMBANGAN EBT (MTOE)

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 7


II. Gambaran Umum Panas Bumi
 Pengertian Panas Bumi ……………………………………………9
 Sistem Panas Bumi……………………………………………….. 10
 Skema Operasi PLTP………………………………………………12
 Karakteristik Energi Panas Bumi……………………………………...13
 Risiko Pengembangan Panas Bumi……………………………………14
 Perbandingan Emisi PLTP dan Pembangkit Lainnya………………………. 15

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 8


PENGERTIAN PANAS BUMI

• PANAS BUMI ATAU GEOTHERMAL ADALAH :


• Berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan thermal yang berarti panas, jadi
secara umum geothermal adalah sumber energi yang berasal dari panas alamiah
di dalam bumi.

• HOCHSTEIN DALAM ENCYCLOPEDIA VOLCANEOUS 2000 :


• Mendiskripsikan sebagai proses transfer panas dari tempat tertentu dari kerak
bumi yang berasal dari sumber panas (heat source) ke permukaan

• BERDASARKAN UU NO. 21/2014 TENTANG PANAS BUMI:


• bahwa energi panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam
air panas, uap air, serta batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang
secara genetik tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 9


SISTEM PANAS BUMI

SISTEM & MODEL PANAS BUMI

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 10


SISTEM PANAS BUMI
BERTAHAP, sistem tertutup dan BERKELANJUTAN,
menjaga keseimbangan fluida dan panas

Energi Panas Bumi bersumber dari energi


panas yang terkandung dalam perut bumi
dan pada umumnya berasosiasi dengan
keberadaan gunung api. Air yang bersumber
diantaranya dari hujan, akan meresap
kedalam batuan dibawah tanah hingga 
mencapai batuan reservoir. Air ini kemudian
terpanaskan oleh magma yang menjadi ? Impermeabel clay ?
sumber panas utama sehingga berubah ?
cap alteration
?
menjadi air panas atau uap panas (fluida
thermal).
Fluida thermal tersebut dapat digunakan
untuk membangkitkan energi listrik dengan
cara melakukan pengeboran (drilling) dan
mengalirkan fluida thermal untuk Fluida thermal selanjutnya di injeksikan kembali
menggerakkan turbin dan memutar kedalam reservoir melalui sumur reinjeksi untuk
generator sehingga dihasilkan energi listrik. menjaga keseimbangan fluida dan panas
sehingga sistem panas bumi berkelanjutan.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 11


SKEMA OPERASI PLTP

Fluida yang diperoleh dari sumur produksi akan dialirkan ke dalam separator untuk dipisahkan antara uap
dan air. Fluida cair (brine) direinjeksikan ke dalam bumi reinjeksi agar sistem panas bumi tetap
berkelanjutan, sedangkan uap dialirkan ke pembangkit untuk memutar turbin untuk menghasilkan listrik.
Listrik tersebut dialirkan menuju transformer dan kemudian ditransmisikan. Uap yang telah melalui turbin
dikondensasikan menjadi air pada kondensor, dan selanjutnya diiinjeksikan ke dalam bumi.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 12


KARAKTERISTIK ENERGI PANAS BUMI

Sumber energi bersih,


ramah lingkungan, Tidak dapat diekspor
terbarukan

Tidak tergantung cuaca,


Bebas dari resiko supplier, ketersediaan
kenaikan harga bahan fasilitas pengangkutan
bakar fosil dan bongkar muat dalam
pasokan bahan bakar

Tidak memerlukan lahan


yang luas

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 13


RISIKO PENGEMBANGAN PANAS BUMI

Pengembangan panas bumi mempunyai


beberapa risiko yang berbeda-beda di setiap
tahapan. Semakin tinggi tahapan
pengembangan, risiko akan semakin kecil.
Grafik risiko pengembangan menunjukkan
bahwa pada tahap rekonaisan risiko
pengembangan dapat mencapai 100 %.
Selanjutnya pada tahap Survei Detil, risiko
pengembangan akan turun hingga 60% dan
pada tahap pengeboran sumur Landaian Suhu
Sumber: S. Sudarman
tingkat risiko pengembangan akan turun menjadi
50%.
100
80-90 Pada tahap pengeboran eksplorasi, pengeboran
70-80
sumur pertama akan menurunkan risiko menjadi
40% dan pengeboran sumur kedua akan
40-50
menurunkan risiko menjadi 30%. Selanjutnya
pengeboran sumur ketiga hingga kelima akan
semakin memperkecil risiko pengembangan
menjadi hanya sebesar 20%.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 14


PERBANDINGAN EMISI PLTP DAN PEMBANGKIT LAINNYA

Pengembangan 250 MWe dalam (1000 Ton / Tahun)

Coal Gas
Residu Panas Bumi
(desulfurization) (combine cycle)
CO2 1,700 973 26
SO2 4.1 0.003 0
NOx 2.4 1.4 0
Lumpur 168 0 0
Abu 60 0 0
Sumber: IGA Paper

Ramah Lingkungan
(CO2 Panas Bumi = 1.5% Batubara, 2.7% Gas)

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 15


III. Sumber Daya Panas Bumi di Indonesia
 Peta Sebaran Sumber Daya Panas Bumi Indonesia
 Sumber Daya Panas Bumi Per Pulau
 Sumber Daya Panas Bumi Per Provinsi
 Kontribusi Panas Bumi pada Sistem Ketenagalistrikan
 Pemanfaatan Energi Panas Bumi Global

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 16


PETA SEBARAN SUMBER DAYA PANAS BUMI INDONESIA

Sumber : Badan Geologi Kementerian ESDM, 2017

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 17


SUMBER DAYA PANAS BUMI PER PULAU

Sumber Daya (MWe)


Jumlah
No Pulau Cadangan Terpasang
Lokasi Spekulatif Hipotetis
Mungkin Terduga Terbukti
1 Sumatera 98 2.817 1.917 5.065 930 917 538
2 Jawa 73 1.410 1.689 3949 1.373 1.865 1.254
3 Bali 6 70 22 122 110 30 0
4 Nusa Tenggara 28 225 395 901 0 15 12,5
5 Kalimantan 14 152 17 13 0 0 0
6 Sulawesi 87 1.308 325 1.248 80 140 120
7 Maluku 33 560 91 677 0 0 0
8 Papua 3 75 0 0 0 0 0
Total 342 6.617 4.456 11.975 2.493 2.967 1.948,5 *)

11.073 17.435

28.508

Sumber : Badan Geologi Kementerian ESDM, 2017


*) Status : Mei 2018

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 18


SUMBER DAYA PANAS BUMI PER PROVINSI
Sumber Daya (MWe)
Jumlah Titik Kapasitas Terpasang
No. Provinsi Cadangan
Sumber Daya (MW)
Spekulatif Hipotetik
Mungkin Terduga Terbukti
Sumatera
1 Aceh 19 585 186 521 - - -
2 Sumatera Utara 16 250 134 1.002 180 330 342
3 Sumatera Barat 18 526 280 544 0 60 -
4 Riau 4 45 - - - - -
5 Jambi 9 352 87 508 145 60 -
6 Bengkulu 5 359 223 530 180 70 -
7 Bangka Belitung 7 100 5 0 0 0 -
8 Sumatera Selatan 7 225 643 750 130 212 -
9 Lampung 13 375 359 1210 295 185 220
Jawa
10 Banten 6 100 161 365 0 0 -
11 Jawa Barat 40 1.075 884 1.583 1.283 1.555 1.194
12 Jawa Tengah 14 130 387 984 90 310 60
13 Daerah Istimewa Yogyakarta 1 10 -
14 Jawa Timur 12 105 257 1007 0 0 -
Bali - Nusa Tenggara
15 Bali 6 70 22 122 110 30 -
16 Nusa Tenggara Barat 3 0 6 169 0 0 0
17 Nusa Tenggara Timur 25 225 389 732 0 15 12.5
Kalimantan
18 Kalimantan Barat 5 65 -
19 Kalimantan Timur 2 50 -
20 Kalimantan Utara 4 20 17 13 -
21 Kalimantan Selatan 3 17 -
Sulawesi
22 Sulawesi Utara 9 55 73 540 80 140 120
23 Gorontalo 5 129 11 20 0 0 -
24 Sulawesi Tengah 29 409 58 368 0 0 -
25 Sulawesi Barat 12 316 53 32 0 0 -
26 Selawesi Selatan 19 199 105 195 0 0 -
27 Sulawesi Tenggara 13 200 25 93 0 0 -
Maluku - Papua
28 Maluku Utara 15 190 7 482 0 0 -
29 Maluku 18 370 84 195 0 0 -
30 Papua Barat 3 75 0 0 0 0 -
TOTAL 342 6.617 4.456 11.975 2.493 2.967 1.948,5

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 19


KONTRIBUSI PANAS BUMI PADA SISTEM
KETENAGALISTRIKAN
0%
Kontribusi Panas Bumi pada
0 MW
Sistem Ketenagalistrikan
955 MW
Kapasitas Terpasang Listrik
1 10,1 % Panas Bumi
342 MW
3.384 MW Total Kapasitas Terpasang
2
0% 0% 0%
0 MW 0 MW 0 MW
3 1.356 MW 621 MW 1.235 MW 9,71 %
5
18
120 MW
0% 14 5
16 1.236 MW
4 0 MW 5
15
0% 351 MW
5
0 MW 6 0%
881 MW 0% 0 MW 5 0%
21
1.098 MW 17
0 MW 0 MW 5
22
3.109 MW 0% 384 MW 0%
7 0% 0 MW 0 MW
21,34 % 0 MW 0,83 % 1.557 MW 337 MW
220 MW 9 3.748 MW 60 MW
1.031 MW 85 7.214 MW 0%
10 11
Wilayah kelistrikan: 12
0 MW
0%
1.Aceh 1.360 MW
0 MW 5
2.Sumatera Utara 13 19 0% 3,21 %
6.946 MW 14,3 % 0% 20
3.Riau 0 MW 12,5 MW
1.194 MW 0 MW
4.Sumatera Barat 389 MW
8.302 MW 9.451 MW 489 MW
5.Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu
(S2JB)
6. Bangka Belitung
7.Lampung
8.Banten
9.DKI
10.Jawa Barat
11.Jawa Tengah
12.Jawa Timur
13.Bali
14.Kalimantan Barat
15.Kalimantan Selatan dan Tengah
Kontribusi Panas Bumi pada Sistem Ketenagalistrikan
16.Kalimantan Timur di Indonesia adalah sebesar 3,51%
17.Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat
18. Sulawesi Utara dan Gorontalo
19.Nusa Tenggara Barat
20.Nusa Tenggara Timur
21.Maluku
22.Papua

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 20


PEMANFAATAN ENERGI PANAS BUMI GLOBAL

KAPASITAS TERPASANG
NO NEGARA SUMBER DAYA (MW) RASIO
(MW)

1 AMERIKA SERIKAT 30.000 24,43% 3.591 26,90% 11,97%


2 INDONESIA 28.508 23,22% 1.948,5 14,59% 6,83%
3 FILIPINA 4.000 3,26% 1.916 14,35% 47,90%
4 KENYA 15.000 12,22% 1.116 8,36% 18,24%
5 SELANDIA BARU 3.650 2,97% 986 7,38% 27,01%
6 MEKSIKO 4.600 3,75% 951 7,12% 25,20%
7 ITALIA 3.270 2,66% 824 6,17% 20,67%
8 TURKI 4.500 3,66% 821 6,15% 7,44%
9 ISLANDIA 5.800 4,72% 665 4,98% 11,47%
10 JEPANG 23.400 19,06% 533 3,99% 2,28%

TOTAL 122.728 100% 13.352 100% 10,88%

Sumber: IRENA, 2017 dengan modifikasi

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 21


IV. Regulasi di Bidang Panas Bumi
 Overview Regulasi Bidang Panas Bumi………………………………………………... 23
 Matriks Perbandingan UU No. 27/2003 dengan UU No. 21/2014 Tentang Panas Bumi…………….. 25
 Permen ESDM No. 36 Tahun 2017…………………………………………………….. 27
 Permen ESDM No. 37 Tahun 2017…………………………………………………….. 28
 Permen ESDM No. 44 Tahun 2016……………………………………………………... 30
 Permen ESDM No. 50 Tahun 2017……………………………………………………... 31
 Permen ESDM No. 21 Tahun 2017……………………………………………………... 34
 Permen ESDM No. 23 Tahun 2017……………………………………………………... 35
 Progress Penyusunan Peraturan Pemerintah Bidang Panas Bumi……………………………..37
 Rancangan Permen ESDM tentang Data dan Informasi Panas Bumi………………………….....38
 Rancangan Permen ESDM tentang Penawaran WKP, Penerbitan IPB, dan Penugasan Kepada BUMN/BLU...40
 Pengaturan Pemanfaatan Panas Bumi pada Kawasan Hutan………………………………... 45
 Paradigma K3LL Panas Bumi………………………………………………………... 47

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 22


Overview Regulasi Bidang Panas Bumi
1. Undang-undang No. 21 Tahun 2014 tentang Panas Bumi;
2. Peraturan Pemerintah No. No 9/2012 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;
3. Peraturan Pemerintah No. 79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional;
4. Peraturan Pemerintah No. 28/2016 tentang Bonus Produksi;
5. Peraturan Pemerintah No. 7/2017 tentang Panas Bumi Untuk Pemanfaatan Tidak Langsung;
6. Peraturan Presiden No. 22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional;
7. Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional;
8. Peraturan Presiden No. 14/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2016 tentang Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan;
9. Peraturan Menteri:
 Permen ESDM No. 11/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Panas Bumi;
 Permen ESDM No. 17/2014 tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan Uap Panas Bumi untuk PLTP oleh
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero);
 Permen ESDM No. 40/2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
15 Tahun 2010 Tentang Daftar Proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Menggunakan Energi
Terbarukan, Batubara dan Gas Bumi serta Transmisi Terkait;
 Permen ESDM No. 44/2016 tentang Bentuk dan Tata Cara Penempatan Serta Pencairan Komitmen Eksplorasi Panas Bumi;
 Permen LHK No. P.46/Menlhk/Setjen/KUM.1/5/2016 Tentang Pemanfaatan Jasa Lingkungan;
 Permen ESDM No. 21/2017 tentang Pengelolaan Limbah Lumpur dan Serbuk Bor pada Pemboran Panas Bumi;
 Permen ESDM No. 23/2017 tentang Tata Cara Rekonsiliasi, Penyetoran dan Pelaporan Bonus Produksi Panas Bumi;
 Permen ESDM No. 36/2017 tentang Tata Cara PSP dan PSPE Panas Bumi;
 Permen ESDM No. 37/2017 tentang Wilayah Kerja Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung;
 Permen ESDM No. 49/2017 tentang Perubahan Atas Permen ESDM No. 10/2017 tentang Pokok-Pokok Dalam Perjanjian
Jual Beli Tenaga Listrik;
 Permen ESDM No. 50/2017 tentang Pemanfaatan Sumber EBT Untuk Penyediaan Tenaga Listrik

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 23


SUBSTANSI UU 21/2014

1. Panas Bumi bukan merupakan aktivitas pertambangan, sehingga dapat


dikembangkan dalam kawasan hutan konservasi.
2. Panas bumi untuk pemanfaatan tidak langsung sepenuhnya berada di bawah
wewenang Pemerintah Pusat, sedangkan untuk pemanfaatan langsung dilakukan
sesuai kewenangan (Pemerintah Pusat, Provinsi, atau Kabupaten/Kota)
3. Adanya pengenaan bonus produksi yang didasarkan pada persentase pendapatan
kotor unit produksi yang diberikan kepada Pemerintah Daerah
4. Pemerintah dapat melakukan Eksplorasi, Eksploitasi dan/atau Pemanfaatan
dengan memberikan penugasan kepada BUMN/BLU untuk melakukan
pengembangan panas bumi
5. Pengaturan pengembangan panas bumi lebih rinci dibahas dalam Peraturan
Pemerintah tentang Panas Bumi untuk Pemanfaatan Langsung maupun Tidak
Langsung
6. Izin Panas Bumi, lelang, serta pembinaan dan pengawasan pengembangan panas
bumi merupakan kewenangan Pemerintah Pusat

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 24


MATRIKS PERBANDINGAN UU No.27/2003 DENGAN
UU No.21/2014 TENTANG PANAS BUMI (1/2)
NO URAIAN UU NO. 27/2003 UU No.21/ 2014 Keterangan

1 Istilah pertambangan/ Ada Dihilangkan (sinkronisasi Sebagian besar Pasal


penambangan dalam kegiatan usaha panas dengan UU No. 5/1990 &
bumi UU No. 41/1999)

2 Pengaturan pemanfaatan energi panas Belum rinci Diatur lebih rinci Pasal 11 s.d Pasal 23
bumi untuk pemanfaatan langsung dan
pemanfaatan tidak langsung

3 Pemanfaatan panas bumi di kawasan hutan Belum diatur  Pemanfaatan panas bumi Pasal 24
lindung, produksi dan konservasi di kawasan hutan produksi
dan lindung melalui izin
pinjam pakai,
 Pemanfaatan panas bumi
di kawasan hutan
konservasi melalui izin
pemanfaatan jasa
lingkungan
4 Pengalihan kepemilikan saham Belum diatur Diatur (setelah selesai Pasal 27
eksplorasi)

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 25


MATRIKS PERBANDINGAN UU No.27/2003 DENGAN
UU No.21/2014 TENTANG PANAS BUMI (2/2)
NO URAIAN UU NO. 27/2003 UU No.21/ 2014 Keterangan

5 Penugasan kepada Badan Layanan Umum Belum diatur Diatur Pasal 28


atau BUMN Panas Bumi untuk melakukan
kegiatan eksplorasi, eskploitasi dan/atau
pemanfaatan

6 Kewenangan Menteri dalam pencabutan Belum diatur Diatur Pasal 33 s.d Pasal 37
dan pembatalan izin panas bumi

7 Pemberian bonus produksi (production Belum diatur Diatur Pasal 53


bonus) kepada Pemerintah Daerah yang
wilayahadministratifnya meliputi wilayah
kerja yang bersangkutan berdasarkan
persentase tertentu dari pendapatan kotor
sejak unit pertama berproduksi secara
komersial.
8 Ketentuan peralihan terkait masa kontrak, Belum diatur Ditetapkan masa berlakunya Pasal 78
masa berlakunya kuasa, perpanjangan izin detail dan ketika berakhir
untuk WKP eksisting mengikuti ketentuan UU ini

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 26


PENGATURAN PSP DAN PSPE PANAS BUMI

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 27


PENYIAPAN WK DARI HASIL SP, SPE, PSP, & PSPE

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 28


PENYIAPAN WK DARI WK YANG IPBNYA
TELAH BERAKHIR

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 29


PENEMPATAN DAN PENCAIRAN DANA KOMITMEN EKSPLORASI

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 30


PEMANFAATAN EBT UNTUK
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

1
11,14 BPP Regional
max 11,14
 Pembelian dari PLTP dan PLTSa
9,77
2
max 9,77
 B-B (Kesepakatan Para Pihak)

3 10,98
max 10,98 5
17 13,00
12,64 11,07 max 12,75
13 5
15
max 12,64 max 11,07
7,25 4 5
14
B-B
5
6 14,10
8,58
7,18 max 14,10
Max 8,58 5
20 20,00
B-B 16
5
max 20,00 21
6,99 13,78
7
7,28 max 13,78
B-B B-B
Wilayah kelistrikan: 6,81
8
1. Aceh B-B 6,81
2.Sumatera Utara 6,83
10 11
9 B-B B-B
3.Riau
6,81
4.Sumatera Barat 6,81 5
12 18
5.Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu B-B 13,90 19 17,72 16,49
B-B max 13,90 max 17,72 max 16,49
(S2JB)
6.Belitung
7.Lampung
8.DKI
9.Jawa Barat
10.Jawa Tengah
11.Jawa Timur
12.Bali
13.Kalimantan Barat
14.Kalimantan Selatan dan Tengah
15.Kalimantan Timur Keterangan:
16.Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat - Berdasarkan BPP Tahun 2017 (Kepmen ESDM No.1772 K/20/MEM/2018)
17.Sulawesi Utara dan Gorontalo - BPP Nasional 7,66 cent US$/kWh
18.Lombok
19.Nusa Tenggara Timur (Flores Bagian
Barat / Flores Bagian Timur)
20.Maluku dan Maluku Utara (Ambon)
21.Papua (Jayapura)

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 31


PEMANFAATAN EBT UNTUK
PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

Wilayah dengan pembelian harga tenaga listrik 100% BPP* | PLT Panas bumi

*Apabila BPP setempat < BPP nasional, maka B to B


Fokus pengembangan pada wilayah yang
keekonomiannya menarik
(BPP setempat > BPP nasional)

20.00
17.00
14.1
13.9
13.78
Harga Beli Listrik | cent/kWh

13.00
12.64
11.07

11.14
10.98
BPP Nasional:
7,66 cent/kWh

9.77
8.58
Harga Beli Listrik
7.18
6.99

7.28
7.25
6.81

6.81

6.81

6.81
6.83

100% BPP*

BPP Setempat

Sumut
Jatim

Lampung

Sumbar

Kaltim
Sulselbar

Riau
Jakarta

S2JB

Kalbar

NTT
Jateng

NTB
Kalselteng

Sultenggo
Bali

Papua
Aceh
Jabar

Babel

Maluku
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 32
32
PERBANDINGAN BAURAN LISTRIK PANAS BUMI DAN DIESEL

Kapasitas Terpasang Kapasitas Terpasang Kapasitas Terpasang


Sistem % Panas Bumi % Diesel
Listrik (MW) Listrik Panas Bumi (MW) Listrik Diesel (MW)
Aceh 955,01 0,00 527,54 0,00% 55,24%
Babel 350,69 0,00 164,45 0,00% 46,89%
Bali 1359,54 0,00 420,45 0,00% 30,93%
Banten 6945,80 0,00 0,40 0,00% 0,01%
DKI Jakarta 3748,40 0,00 16,08 0,00% 0,43%
Jabar 8302,63 1164,00 0,00 14,02% 0,00%
Jateng 7213,99 60,00 4,00 0,83% 0,06%
Jatim 9451,74 0,00 20,25 0,00% 0,21%
Kalbar 620,66 0,00 436,25 0,00% 70,29%
Kalselteng 1098,04 0,00 450,54 0,00% 41,03%
Kaltimra 1235,09 0,00 516,22 0,00% 41,80%
Lampung 1031,07 220,00 181,07 21,34% 17,56%
Maluku dan Maluku Utara 383,50 0,00 308,61 0,00% 80,47%
NTB 488,92 0,00 299,39 0,00% 61,24%
NTT 389,04 12,50 243,54 3,21% 62,60%
Papua dan Papua Barat 337,17 0,00 272,73 0,00% 80,89%
Riau 1355,72 0,00 497,42 0,00% 36,69%
S2JB 3109,27 0,00 141,64 0,00% 4,56%
Sulselrabar 1557,21 0,00 549,80 0,00% 35,31%
Suluttenggo 1236,27 120,00 460,19 9,71% 37,22%
Sumbar 880,98 0,00 112,80 0,00% 12,80%
Sumut 3384,31 232,00 344,70 6,86% 10,19%
Grand Total 55435,04 1808,50 5968,08 3,26% 10,77%

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 33


TATA CARA PENGELOLAAN LUMPUR DAN SERBUK BOR
Badan Usaha menyampaikan rencana kpd Menteri cq. Dirjen EBTKE • Pemberat;
yang terdiri dari : • Pengental;
1. Identitas dan informasi sumur; • Pengatur pH; dan Air
Udara
• Bahan Tambahan
2. Komposisi (bahan dasar dan bahan aditif) lumpur bor;
Lain.
3. Perkiraan volume timbulan limbah;
4. Jenis dan spesifikasi kendaraan pengangkut timbulan limbah; Bahan Dasar
Bahan Aditif
5. Rencana penampungan sementara; dan
6. Rencana pengelolaan untuk pemanfaatan dan/atau penimbunan.
Lumpur Bor
Detil sebagaimana Lampiran I s.d Lampiran III
Pengeboran Panas Bumi reuse
Evaluasi Rencana dan Direktur Jenderal EBTKE
Tanggapan Hasil
Evaluasi Rencana
cq. Direktur Panas Bumi Alat Pengontrol Padatan

Serbuk Bor Sisa Lumpur Bor


reuse
Cutting Box Mud Pond
Badan Usaha melakukan
pengelolaan dan menyampaikan
laporan hasil pengelolaan sesuai Limbah Lumpur Bor Limbah Cair
dengan Lampiran IV
Pengangkutan

Tempat Penyimpanan
Sementara
Direktur Jenderal EBTKE
cq. Direktur Panas Bumi Pengangkutan
Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan
Pemanfaatan Penimbunan

In Situ Ex Situ
Laporan Pengelolaan dari 1. Inspeksi Rutin; atau
Badan Usaha sebagaimana 2. Inspeksi Insidental
Lampiran IV Material Konstruksi

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 34


TATA CARA REKONSILIASI REALISASI PENJUALAN UAP /LISTRIK

 Menteri melalui Direktur Jenderal melakukan rekonsiliasi untuk


menghitung persentase Daerah Penghasil berdasarkan parameter
dan bobot penilaian.
Persentase  Parameter dan bobot penilaian meliputi:
a. luas Wilayah Kerja dengan bobot sebesar 20%.
Bagi Hasil b. infrastruktur produksi dengan bobot sebesar 30%
c. infrastruktur penunjang dengan bobot sebesar 20%
d. realisasi produksi dengan bobot sebesar 30%
REKONSILIASI

 Sumber Data :
a. SPOP tahun sebelumnya
b. Data produksi uap dan/atau listrik dari PLTP

 Wajib menyampaikan realisasi produksi


Sebelum UU
uap/listrik triwulanan kepada Menteri
No 21/2014
Realisasi melalui Direktur Jenderal
penjualan atas  Rekonsiliasi dilaksanakan secara
produksi uap triwulan
dan/atau
 Wajib menyampaikan realisasi produksi
Listrik Setelah UU
uap/listrik tahun sebelumnya kepada
No 21/2014
Menteri melalui Direktur Jenderal
 Rekonsiliasi dilaksanakan secara
tahunan

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 35


TATA CARA PENYETORAN BONUS PRODUKSI

Diterima Rekening
Berdasarkan Kepmen ESDM Kas Umum Daerah
Besaran Bonpod
Pemerintah Daerah
Rekening Kas Umum Penghasil membuat Pengelolaan dan
JOC, Kuasa
Tanda Terima Setoran pertanggungjawaban
Daerah
Bonus Produksi keuangan atas Bonus
1 bulan sejak Kepmen Penetapan Produksi
Bonprod untuk tahun 2015-2016 **) dilakukan sesuai
dengan peraturan
1 4 hari kerja sejak Kepmen Penetapan perundang-undangan
Bonprod untuk per triwulan tiap JOC,
tahunnya**) Kuasa di bidang pengelolaan
keuangan daerah

Rekening Kas Umum Pemerintah Daerah


Daerah Penghasil membuat
IPB Tanda Terima Setoran
1 bulan sejak Kepmen Penetapan Bonus Produksi
Bonprod untuk tahun 2015-2016 ***)

1 4 hari kerja sejak Kepmen Penetapan


Bonprod untuk tiap tahunnya****) IPB
*) Pemegang kontrak operasi bersama dan kuasa pengusahaan yang telah berproduksi sebelum UU No 21 Tahun 2014 wajib membayar Bonus Produksi
sejak tanggal 1 Januari 2015 hingga 31 Desember 2016 dan dibayarkan paling lambat 1 (satu) bulan sejak penetapan besaran bonus produksi oleh
Menteri melalui Direktur Jenderal mengenai besaran Bonus Produksi
**) Pemegang kontrak operasi bersama dan kuasa pengusahaan yang telah berproduksi sebelum UU No 21 Tahun 2014 wajib membayar Bonus Produksi
tiap triwulan untuk tahun berjalan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah penetapan besaran bonus produksi oleh Menteri melalui Direktur
Jenderal.
***) Pemegang Izin Panas Bumi merupakan BUMN penerima penugasan pengusahaan panas bumi yang telah berproduksi sebelum penugasan yang berlaku
sebagai izin panas bumi wajib membayar Bonus Produksi paling lambat 1 (satu) bulan sejak penetapan besaran bonus produksi oleh Menteri melalui
Direktur Jenderal. ****) IPB wajib membayar Bonus Produksi paling lamba14 hari kerja sejak penetapan besaran bonus produksi oleh Menteri
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 36
PROGRES PENYUSUNAN PERATURAN PEMERINTAH BIDANG
PANAS BUMI
Hal-hal Pokok Status Saat Ini
PP Bonus Produksi Telah terbit PP 28/2016 tentang Besaran dan Tata Cara
Mengenai penetapan besaran, tata cara penyetoran dan bagi hasil, serta tata Pemberian Bonus Produksi Panas Bumi (14 Juli 2016)
cara penghitungan bonus produksi
PP Pemanfaatan Tidak Langsung Telah terbit PP 7/2017 tentang Panas Bumi untuk
− Survei Pendahuluan atau Eksplorasi dan tata cara penugasan Pemanfaatan Tidak Langsung (21 Februari 2017)
− Tata cara, syarat penawaran, prosedur, penyiapan dokumen, dan
pelaksanaan lelang
− Luas Wilayah Kerja
− Tata cara penetapan harga panas bumi untuk pemanfaatan tidak langsung
− Izin Panas Bumi
− Kewajiban pemegang Izin Panas Bumi
− Tata cara pengenaan sanksi administrative
− Penyerahan, pengelolaan, dan pemanfaatan data dan informasi
− Pembinaan dan pengawasan
RPP Pemanfaatan Langsung • Telah disusun draf RPP Pengusahaan Panas Bumi
− Penyelenggaraan panas bumi untuk pemanfaatan langsung untuk Pemanfaatan Langsung
− Izin pemanfaatan langsung • Telah dilaksanakan rapat pembahasan RPP tanggal
− Harga energi panas bumi untuk pemanfaatan langsung 15 November 2016 melibatkan Biro Hukum KESDM,
− Kewajiban pemegang izin pemanfaaan langsung Badan Geologi, Balitbang KESDM, Kementerian
− Tata cara pengenaan sanksi administratif LHK, Kementerian PU, Pemerintah Daerah
• Telah dilaksanakan rapat pembahasan lanjutan
tanggal 8-10 Feb 2017 melibatkan Biro Hukum
KESDM, Badan Geologi, Balitbang KESDM

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 37


RANCANGAN PERMEN ESDM TENTANG PENGELOLAAN & PEMANFAATAN
DATA DAN INFORMASI PANAS BUMI
Pemanfaatan Pengelolaan
SP • perolehan;
Badan 1. penyusunan rencana usaha penyediaan tenaga listrik;
2. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Panas • pengadministrasian;
Geologi SPE Bumi; • pengolahan;
3. penyusunan rencana tata ruang wilayah; dan • penataan;
4. pemanfaatan lainnya dengan izin Menteri. • penyimpanan;
PSP • pemeliharaan; dan

Sumber pemusnahan data.
PSPE
Direktur
Jenderal Penambahan Harga
Data pada WKP
• Ditetapkan oleh Menteri.
IPB • Audit oleh lembaga negara
atau auditor independen.
Data & Informasi • Diberikan oleh BU
Mentah pemenang lelang atau
DENGAN BUMN yang akan diberikan
PERMOHONAN
penugasan IPB, kecuali
Olahan
pelaksana PSPE.
Jenis Kompensasi Harga
Umum • Mengurangi komitmen
eksplorasi, apabila
TERBUKA Pengguna kompensasi < komitmen
Interpretasi
eksplorasi
• Dibayarkan oleh BU,
apabila kompensasi ≥
Umum Pemerintah Badan Usaha Akademisi komitmen eksplorasi

Terintegrasi dengan IGIS


Kementerian/Lembaga Pemegang IPB Perguruan Tinggi
(Indonesia Geothermal
Information and Service)
Lembaga Penelitian
Pemerintah Daerah Pelaksana PSPE
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE Pelaksana PSP
@DitjenEBTKE 38
HARGA DATA DAN INFORMASI PANAS BUMI – GOVERNMENT DRILLING

Kompensasi Harga
Data dan Informasi
Panas Bumi

Diberikan kompensasi Tidak ada kompensasi


apabila WKP yang telah apabila WKP ditetapkan
dilakukan government dari hasil PSPE
drilling

Komitmen Eksplorasi berdasarkan Pasal


41 ayat (2) PP 7 Tahun 2017 dengan
Apabila lebih kecil dari
ketentuan paling sedikit sebesar:
Komitmen Eksplorasi
a. US$ 10.000.000 (sepuluh juta
dollar Amerika Serikat) untuk
Kompensasi mengurangi pengembangan kapasitas lebih dari
Komitmen Eksplorasi atau sama dengan 10 MW; atau
Apabila lebih besar atau b. US$ 5.000.000 (lima juta dollar
sama dengan Komitmen Amerika Serikat) untuk kapasitas
Eksplorasi, maka Komitmen kurang dari 10 MW (sepuluh mega
Eksplorasi sebesar harga watt); atau
Data dan Informasi Panas
Bumi

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 39


PENAWARAN WILAYAH KERJA
Pengumuman
Pelelangan WK hasil Pemenang Lelang
Survei Pendahuluan
atau PSP Diikuti 1 peserta
PENETAPAN Kewajiban
PELELANGAN Penyetoran PEMBERIAN
Penunjukan Langsung PEMENANG
WILAYAH KERJA LELANG Komitmen IPB
Ya
Eksplorasi
Pelelangan Terbatas Tidak
WK hasil PSPE
1. Gugur, Jaminan Lelang Menjadi
Penerimaan Negara Bukan
Pajak
Catatan: 2. Urutan Berikutnya menjadi
Pemenang Lelang
1. Penawaran Wilayah Kerja dilakukan dengan cara lelang;
2. Menteri menetapkan besaran data dan informasi panas bumi pada WKP hasil pengeboran eksplorasi oleh
pemerintah.
3. Syarat pendaftaran menjadi peserta lelang:
1. Penyerahan formulir pendaftaran dan kelengkapannya;
2. Penyetoran Jaminan Lelang
3. Pelelangan dilakukan dalam 2 tahap:
1. Tahap Kesatu untuk menentukan Peserta Lelang yang memenuhi kualifikasi.
Penilaian terhadap administratif, teknis, dan keuangan.
2. Tahap Kedua untuk memilih Peserta Lelang yang akan diberikan IPB.
Penilaian terhadap proposal pengembangan proyek dan pernyataan kesanggupan penempatan
Komitmen Eksplorasi.
4. Komitmen Eksplorasi:
a) Ditempatkan dalam bentuk escrow account di bank BUMN.
b) Minimal USD 10.000.000 untuk pengembangan PLTP > 10 MW.
Minimal USD 5.000.000 untuk pengembangan PLTP < 10 MW.
c) Dalam jangka waktu 5 tahun tidak melakukan pengeboran 1 (satu) sumur Eksplorasi maka 5% dari
Komitmen Eksplorasi menjadi milik negara.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 40


TAHAPAN PELELANGAN WKP
Pendaftaran

Pelelangan Pelelangan
Tahap Kesatu Tahap Kedua
 Menentukan Badan Usaha yang memenuhi  Memilih Peserta lelang yang akan diberikan IPB
kualifikasi pengusahaan Panas Bumi berdasarkan Dokumen Penawaran yang terdiri dari
2 sampul:
 Dokumen Lelang Tahap Kesatu:
a. Sampul 1 (satu): Proposal pengembangan
a. Persyaratan administratif proyek
b. Kualifikasi aspek teknis b. Sampul 2 (dua): Penawaran Komitmen
c. Kualifikasi aspek keuangan Eksplorasi

Sistem Gugur
Persyaratan
administrati Sampul 1
Ya Sampul 2
f Ya Proposal
Penawaran
Pengembangan
Komitmen Eksplorasi Ya
Kualifikasi Proyek
Tidak aspek
keuangan Ya

Tidak
Tidak
Tidak Lolos Kualifikasi
Penetapan Peringkat
aspek teknis Tidak Lolos
Tidak

Pemenang Lelang
Pelelangan Tahap Kedua

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 41


PROSEDUR PELELANGAN (1/2)

Pengumuman Pengambilan
Pelelangan Dokumen Lelang Tahap I
2 HK

Rapat Penjelasan
Dokumen Lelang Tahap I
Pendaftaran Peserta 20 HK

Pemasukan Dokumen
10 HK
Penawaran Tahap I

1 HK
Penetapan
0 HK Pembukaan Dokumen
Peserta
Penawaran Tahap I

Evaluasi Dokumen
Penawaran Tahap I 5 HK
Pesert
hanya 1 a Lolos
peserta Tahap
hanya Penetapan hasil evaluasi ≥ 2 peserta/ 1 I
1 Tahap I peserta apabila
pesert lelang ulang
a yang 2 HK
lolos
Pengumuman
Hasil Evaluasi
Tahap I

Pelelangan diulang

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 42


PROSEDUR PELELANGAN (2/2)
Pembukaan Pembukaan
Evaluasi Dokumen 3 HK
Dokumen Dokumen Penerbitan Izin
Penawaran Tahap II
Penawaran Tahap II Penawaran Tahap II Panas Bumi
Sampul 1
Sampul 1 10 HK Sampul 2

40 HK Peyampaian Penetapan hasil evaluasi 5 HK


Dokumen Evaluasi Dokumen
sampul 1
Penawaran Tahap II Penawaran Tahap II
5 HK Sampul 2
Rapat Penjelasan Pengumuman hasil
Dokumen Lelang evaluasi sampul 1 1 HK Penentuan Peringkat
Tahap II Calon Pemenang
5 HK Lelang
5 HK SANGGAHAN
4 BULAN
5 HK
Pengambilan Penyampaian Hasil
Dokumen Lelang TIDAK
ADA Lelang kepada
Tahap II ADA
Menteri
5 HK
PROSES SANGGAHAN sanggahan 15 HK
>2 Penetapan
tidak benar Pengumuman
pesert Pemenang oleh
sanggahan Pemenang Lelang
a Pelelangan diulang Menteri
benar`
Peserta 10 HK
Lolos
Tahap I Evaluasi dan klarifikasi
Pembukaan Dokumen Pemenang
Dokumen Penawaran
Penawaran Sampul 2 memenuhi
5 HK Sampul 2
sanggaha kewajiban sebagai
1 peserta Pengambilan n tidak Pemenang Lelang
Penetapan hasil evaluasi Penetapan Calon
telah lelang Dokumen Penunjukkan Dokumen Penawaran benar/tida
Langsung Pemenang Lelang k ada
ulang Sampul 1

Rapat Penjelasan Penyampaian hasil


Dokumen Penunjukkan Evaluasi Dokumen
Durasi pelelangan kepada
Langsung Penawaran Sampul 1
Penunjukkan Menteri
Langsung
serupa dg lelang Pemasukan Dokumen Pembukaan Dokumen Penetapan Pemenang
Pengumuman Pemenang
umum Penawaran Penawaran Sampul 1 Lelang oleh Menteri

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 43


ALUR PENUGASAN WKP KEPADA BLU/BUMN

Penyampaian Penyampaian Program


Permohonan Evaluasi Diterima
Kerja dan Pernyataan Evaluasi Program Kerja Diterima
Permohonan Data dan dan Komitmen
SK
Penugasan Informasi Kepada Komitmen Eksplorasi PENUGASAN
oleh KESDM oleh Pemohon Eksplorasi oleh KESDM
Pemohon

Ditolak Ditolak

Kriteria Penugasan dalam PP No. 7/2017 tentang


Panas Bumi Untuk Pemanfaatan Tidak langsung :
1. Telah dilakukan Eksplorasi oleh BUMN atau
Pemerintah;
2. telah dioperasikan oleh BUMN atau
Pemerintah;
3. Wilayah Kerja yang dikembalikan oleh Badan
Usaha; dan/atau
4. kriteria lain yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri.

* Bagi BUMN yang belum pernah melakukan


Eksplorasi Panas
Bumi diharuskan menempatkan komitmen
Eksplorasi

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 44


PENGATURAN PEMANFAATAN PANAS BUMI
PADA KAWASAN HUTAN
UU 21/2014 tentang Panas Bumi
• Pasal 5: “Penyelenggaraan Panas Bumi oleh Pemerintah dilakukan terhadap Panas Bumi untuk
Pemanfaatan Tidak Langsung yang berada di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kawasan Hutan
Produksi, Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Hutan Konservasi dan wilayah laut.

UU 41/1999 tentang Kehutanan


• Pasal 24: “Pemanfaatan kawasan hutan dapat dilakukan pada semua kawasan hutan kecuali
pada hutan cagar alam serta zona inti dan zona rimba pada taman nasional”

PP 105/2015 jo. PP 24/2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan


• Pasal 4: ”Penggunaan Kawasan Kehutanan untuk kepentingan pembangunan meliputi
kegiatan instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik serta teknologi energi
baru terbarukan”

PP 108/2015 jo. PP 28/2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

• Pasal 35, pasal 36, pasal 37: “Taman nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan penyimpanan dan/atau penyerapan energi panas bumi”

Permen LHK P.46/2016 tentang PJLPB pada kawasan Taman Nasional, Tahura, dan TWA
Permen LHK P.50/2016 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 45
SKEMA PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN

Cagar Alam
Hutan Suaka Alam
Suaka Margasatwa
KAWASAN HUTAN

Taman Nasional
(Zona Pemanfaatan)

Hutan Pelestarian IPJLPB


Taman Hutan Raya
Alam (jasa lingkungan)

Taman Buru Taman Wisata Alam

Hutan Lindung
IPPKH
(kerja sama)
Hutan Produksi
(Tetap, Terbatas, Konversi)

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 46


PARADIGMA KESELAMATAN KERJA PANAS BUMI

VISI INSTALASI PANAS BUMI YANG AMAN, ANDAL DAN AKRAB LINGKUNGAN (PRINSIP 3A)

REGULASI PENGATURAN DAN PENGAWASAN KETEKNIKAN DALAM KEGIATAN USAHA PANAS BUMI

STANDAR SNI WAJIB,


& SKKNI DAN SNI

WUJUD KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN KESELAMATAN


PEKERJA UMUM LINGKUNGAN INSTALASI

KEAMANAN DAN KESEHATAN KEAMANAN LINGKUNGAN INSTALASI


PERLINDUNGAN PEKERJA MASYARAKAT UMUM SEKITAR INSTALASI PANAS BUMI

PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA KECELAKAAN PENCEMARAN KERUSAKAN


MASY.UMUM INSTALASI

• STANDARDISASI KOMPETENSI • PENYULUHAN BAHAYA • BAHAN DAN BAHAN KIMIA YANG • PROSEDUR OPERASI
• TEMPAT KERJA PANAS DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN DAN PERAWATAN
• LINGKUNGAN KERJA • TANDA PERINGATAN/ PANAS BUMI • SERTIFIKAT KELAIKAN
• PROSEDUR KERJA (SOP) LARANGAN • DESAIN PERALATAN PERALATAN DAN
• NILAI AMBANG BATAS (NAB) • SERTIFIKAT KELAIKAN • TEKNOLOGI (OPERASI, PENGELOLAAN INSTALASI
PERSYARATAN • ALAT PELINDUNG DIRI (APD) • SERTIFIKAT KOMPETENSI LINGKUNGAN) • SERTIFIKAT
• TANDA PERINGATAN/LARANGAN • TANDA KESELAMATAN • MATERIAL YANG DIGUNAKAN KOMPETENSI
• PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA PRODUK • PERALATAN, BAHAN DAN BAHAN • TANDA KESESUAIAN SNI
• SERTIFIKAT PERALATAN BERBAHAYA KIMIA PENCEGAHAN DAN • KESIAPAN ALAT
• TANDA KESELAMATAN PRODUK PENANGGULANGAN PENCEMARAN PEMADAM
• SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN LINGKUNGAN • LATIHAN PEMADAMAN
• BAKU MUTU LINGKUNGAN • TANDA KESELAMATAN
• SDM PRODUK
• SISTEM TANGGAP DARURAT
• SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 47


KERANGKA KETEKNIKAN PANAS BUMI

KETEKNIKAN PANAS BUMI

 Produk  Instalasi
Aspek  Peralatan Teknologi Tenaga Teknik
 Bahan  Instrumentasi

 Spesifikasi
 standardisasi
 Standardisasi  Pemeriksaan Teknis  Seleksi
Alat   Uji Fungsi
 Sertifikasi
Sertifikasi  Audit  Akreditasi
 Akreditasi

Sasaran Kualitas Handal Efisien Kompeten

Kaidah Keteknikan yang Baik

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 48


PENINGKATAN KESELAMATAN PANAS BUMI

KLUSTER
SUMBER PENYEDIAAN PEMANFAATAN
DAYA
HULU HILIR

Pemanfaatan di
PROSES/ Sektor Komersial
TAHAPAN

Pemanfaatan di ZERO
Sumber Pencarian Pemroduksian Pengolahan Penyaluran Pendistribusian Sektor Rumah
Penyimpanan ACCIDENT
Energi (Eskplorasi) (Eksploitasi) Pembangkitan
Tangga

Pemanfaatan di
Handal, Aman, Sektor Transportasi
Akurat, Efisien,
Effektif dan Pemanfaatan di
Akrab Sektor Industri

Lingkungan

Penerapan Kaidah Keteknikan


dan Keselamatan Panas Bumi
Penerapan Sanksi Yang Tegas
dan Penghargaan

Monitoring dan Pelaporan

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 49


V. Pengembangan Panas Bumi
 Kondisi Saat Ini……………………………………………………. 51
 Statistik Capaian …………………………………………………... 52
 Kapasitas Terpasang PLTP……………………………………………. 53
 Rencana Pengembangan Panas Bumi…………………………………….55
 Peta Lokasi Pengembangan 65 WKP dan 10 WPSPE………………………….57
 Status Wilayah Pengembangan Panas Bumi …………………………….... 60
 Program Pengembangan……………………………………………... 61

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 50


KONDISI PENGEMBANGAN PANAS BUMI SAAT INI
Sumber Daya Panas Bumi Kapasitas Terpasang
28.508,5 MW 1.948,5 MW
Badan Geologi, Mei 2018 • 13 PLTP pada 11 WKP
• Pemanfaatan 11,7% dari cadangan
panas bumi Indonesia

Wilayah Pengembangan Panas Bumi Produksi Listrik 2017


65 WKP & 10 WPSPE 12,464 GWh
• 19 WKP Eksisting
• 107,4 % dari target 11,6 GWH
• 46 WKP Baru
• 10 WPSPE
Investasi 2017
Produksi Uap 2017
USD 1,152 Miliar 92,11 Juta Ton
• 104,3 % dari target USD 1,104 M
• 106,2% dari target 86,72 Juta
Ton
Regulasi
• UU 21/2014  Panas Bumi
• PP 7 Tahun 2017  Pemanfaatan Tidak Langsung
• Permen ESDM No. 21/2017  Limbah Lumpur PNBP 2017
dan Sumur Bor
• Permen ESDM No. 23/2017  Bonus Produksi Rp 0,933 Triliun
• Peraturan Menteri ESDM No. 36/2017  PSP dan • 139 % dari target Rp 0,67 Triliun
PSPE
• Peraturan Menteri ESDM No. 37/2017  WKP

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 51


STATISTIK CAPAIAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
KAPASITAS TERPASANG (MW) PRODUKSI LISTRIK (GWh)
*2218,5
12,464 *13.188 *13.751
*2058,5
10,632
9,651 9,964
1948.5 9,332

1.135

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

BONUS PRODUKSI (JUTA RUPIAH) SETARA PRODUKSI MINYAK (JUTA SBM)


*87.180 *8.86 *9.55
74,000
62,364 5.68 5.86 6.42
58,701 5.5 5.49
525 8.28

2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
REALISASI PNBP (MILYAR RUPIAH) REALISASI INVESTASI (JUTA USD)
933 932
867 886
756 *740
*1,422
*700
1,133 1,152 *1,210
877
594
349
206.4
220

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

* Rencana
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 52
KAPASITAS TERPASANG PLTP TAHUN 2018
Pengembang/ Kapasitas Total
No. WKP, Lokasi PLTP Kapasitas Turbin
Operator (MW)
PT. Pertamina Geothermal 1 x 10 MW;
1 Sibayak – Sinabung, SUMUT Sibayak 12
Energy 2 MW(monoblok)
Star Energy Geothermal 3 x 60 MW;
2 Cibeureum – Parabakti, JABAR Salak 377
Salak, Ltd 3 x 65,6 MW
Wayang Star Energy Geothermal 1 x 110 MW;
227
3 Pangalengan, JABAR Windu Wayang Windu 1 x 117 MW
Patuha PT Geo Dipa Energi 1 x 55 MW 55
1 x30 MW;
PT. Pertamina Geothermal 2 x 55 MW;
Kamojang 235
Energy 1 x 60 MW;
4 Kamojang – Darajat, JABAR 1 x 35 MW
1 x 55 MW;
Star Energy Geothermal
Darajat 1 x 94 MW; 270
Darajat, Ltd
1 x 121 MW
5 Dataran Tinggi Dieng, JATENG Dieng PT. Geo Dipa Energi 1 x 60 MW 60
PT. Pertamina Geothermal
6 Lahendong – Tompaso, SULUT Lahendong 6 x 20 MW 120
Energy
PT. Pertamina Geothermal
7 Waypanas – LAMPUNG Ulubelu 4 x 55 MW 220
Energy
8 Ulumbu - NTT Ulumbu PT. PLN (Persero) 4 x 2,5 MW 10
9 Mataloko - NTT Mataloko PT. PLN (Persero) 1 x 2,5 MW 2,5
10 Sibual-Buali - SUMUT Sarulla Sarulla Operation Ltd. 2 x 110 MW 330
PT. Pertamina Geothermal 1 x 30 MW 30
11 Karaha Bodas - JABAR Karaha
Energy
TOTAL 1.948,5

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 53


LOKASI PLTP 2018

PLTP SIBAYAK: 12 MW PLTP LAHENDONG: 120 MW


PLTP SARULLA: 330 MW

PLTP GUNUNG SALAK: 377 MW

PLTP ULUBELU: 220 MW

PLTP WAYANG WINDU: 227 MW

PLTP
PLTP KAMOJANG:
KAMOJANG: 235235
MWMW

PLTP MATALOKO: 2,5 MW

PLTP PATUHA: 55 MW
PLTP DIENG: 60 MW
PLTP KARAHA: 30 MW PLTP DARAJAT: 270 MW PLTP ULUMBU: 10 MW

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 54


PENGEMBANGAN PANAS BUMI INDONESIA
Kapasitas Terpasang 2018: 1.948,5 MW
Rencana tambahan kapasitas terpasang
TARGET KAPASITAS
8000 2018 sebesar 250 MW terdiri dari: Indonesia 3000
1. PLTP Karaha Unit 1 (30 MW) (COD 5 April peringkat ke-1
2018) dunia
7000 Indonesia telah melampaui
2. PLTP Sarulla Unit 3 (110 MW) (COD 2 April
2500
2018: 86 MW, COD 4 Mei 2018: 24 MW) menjadi Amerika 2632
6000
3. PLTP Sorik Marapi Modullar Unit 1 (20 peringkat ke-2
MW) (Agustus 2018) dunia melampaui Sesuai
4. PLTP Sorik Marapi Marapi Modullar Unit 2 Filipina dengan 2000

Tambahan Kapasitas (MW)


Rencana Kapasitas (MW)

5000 (30 MW) (Desember 2018)


target KEN
5. PLTP Lumut Balai Unit 1 (55 MW)
(Desember 2018)
dan RUEN
4000 6. PLTP Sokoria Unit 1 (5 MW) (Desember 1500
2018)

3000
880 1000

2000 585
355 305 500
1000 250 266 280
205 165 160 210
110 60 65
0 37 7.5 35
0 0

Rencana Kapasitas Tambahan Kapasitas


*Asumsi: Filipina (1.916 MW) dan Amerika (3.591 MW) tidak mengalami penambahan kapasitas

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 55


RENCANA PENGEMBANGAN PANAS BUMI S.D. TAHUN 2025

Road map pengembangan panas bumi s.d. Tahun 2025 dapat diuraikan dalam tabel berikut:
Rencana Status Rencana Pengembangan (MW)
Total
Pengembangan Maret 2018 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Tambahan
1,948.5 35 205.0 165 250 160 266 355 585 305 880 2632 7,241.5
Kapasitas (MW)
Investasi (Juta
7,698 140 820 660 660 880 3,464 1,800 3,432 2,600 4,700 37,200 28,966
USD)
Serapan Tenaga
5,774 105 615 495 495 660 2,598 1,350 2,574 1,950 3,525 27,900 21,725
Kerja (Orang)
Setara Produksi
Minyak 8,283,317 150,645 882,349 710,183 710,183 946,911 3,727,385 1,936,863 3,692,952 2,797,691 5,057,364 40,028,498 31,168,426
(BOE/YEAR)

CO2 Reduction 11,531,296 209,714 1,228,327 988,654 988,654 1,318,205 5,188,933 2,696,328 5,140,999 3,894,696 7,040,412 55,724,112 43,389,909

Keterangan:
1 MW = USD 4 Juta Faktor Emisi (tonCO2/MWh)
1 MW = 3 Orang Tenaga Kerja Sistem Kelistrikan
1 SBM = 1,628.2 KWh 2010 2011 2012 2013
Penurunan Emisi CO2 = Produksi Listrik (MWh) x Faktor Sistem Interkoneksi Jawa - Madura -
Emisi Jaringan Bali 0,730 0,778 0,823 0,855
Sistem Interkoneksi Sumatera 0,749 0,724 0,687 0,668
Sistem Interkoneksi Sulawesi Utara,
Tengah, dan Gorontalo 0,332 0,480 0,600 0,737
Maluku, Nusa Tenggara dan Papua 0,800 0,717
Sumber: Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 56


WILAYAH PENGEMBANGAN PANAS BUMI
(65 WKP & 10 WPSPE)
NAD 3 WKP
 Jaboi: 10 MW
 Seulawah Agam: 110 MW
 Gn. Geureudong 55 MW

SUMUT 4 WKP dan 1 WPSPE JATIM 7 WKP


 Sibayak – Sinabung: -  Blawan – Ijen: 110 MW
 Sibual – Buali: - (Sarulla 1); 260 MW  Gn. Iyang Argopuro: 55 MW
(Sarulla 2)  Telaga Ngebel: 165 MW
 Sipaholon Ria-ria: 20 MW  Arjuno Welirang: 110 MW
 Sorik Marapi: 240 MW  Gunung Pandan: 40 MW SULUT 2 WKP
 Simbolon Samosir: 110 MW  Gunung Wilis: 20 MW  Kotamobagu: 80 MW
 Songgoriti: 20 MW  Lahendong-Tompaso: 45 MW
 Klabat Wineru
JAMBI 1 WKP dan 1 WPSPE MALUT 3 WKP dan 1 WPSPE
 Sungai Penuh: 145 MW GORONTALO 1 WKP dan  Jailolo: 20 MW
 Graho Nyabu: 110 MW 1 WPSPE  Songa Wayaua: 10 MW
 Suwawa: 20 MW  Gn.Hamiding: 100 MW
SUMSEL 3 WKP  Pentadio: 5 MW  Telaga Ranu: 5 MW
 Lumut Balai: 285 MW
 Rantau Dedap: 220 MW
 Danau Ranau: 40 MW
SUMBAR4 WKP dan 1 WPSPE
 Gn Talang-Bukit Kili: 20 MW SULAWESI TENGGARA 1 WKP
 Liki Pinangawan: 220 MW  Lainea: 20 MW
 Bonjol: 60 MW
 Sumani: 20 MW
BANTEN 2 WKP
 Cubadak 20 MW
 Kaldera Danau Banten: 110 MW
BENGKULU 2 WKP dan 1 WPSPE  G. Endut: 40 MW SULTENG 2 WKP
 Tmbg Sawah-Hululais: 335 MW BALI 1 WKP  Marana: 20 MW
 Kepahiang: 110 MW  Tabanan: 65 MW  Bora Pulu: 40 MW
 Tanjung Sakti: 55 MW

LAMPUNG 5 WKP
 Gn.Rajabasa: 220 MW JABAR 9 WKP dan 1 WPSPE MALUKU 1 WKP
 Sekincau: 220 MW  Cibeureum–Parabakti: 70 MW  Tulehu: 20 MW
JATENG 6 WKP  Wapsalit: 5
 Waypanas – Ulubelu: -  Cibuni: 10 MW  Baturaden: 220 MW
 Danau Ranau: 110 MW  Cisolok Cisukarame: 45 MW  Dataran Tinggi Dieng: 265 MW NTB 1 WKP dan 1 WPSPE
 Way Ratai: 55 MW  Gn. Tampomas: 45 MW  Guci: 55 MW NTT 5 WKP
 Gn. Tgkuban Perahu: 60 MW  Sembalun: 20 MW
 Gn. Ungaran: 55 MW  Atadei: 10 MW
 Kamojang: 55 MW  Hu’u Daha 20 MW
 Candi Umbul Telomoyo: 55 MW  Sokoria: 30 MW
 Darajat: -  Gunung Lawu : 110 MW Keterangan:
 Ulumbu: 40 MW (unit 5)
 Karaha Cakrabuana: 20 MW
 Mataloko: 20 MW
 Pangalengan: 110 MW (Patuha) Program FTP II dan 35 GW
 Oka Ile Ange: 10 MW
 Pangalengan: 173 MW (Wayang
 Gunung Sirung: 5 MW
Windu unit 3&4) Program FTP II
 Waesano: 20 MW
 G. Ciremai: 110 MW
 Gn. Gede Pangrango: 55 MW Program 35 GW
 Gn. Galunggung: 110 MW
Rencana PSPE

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 57


DAFTAR WILAYAH KERJA PANAS BUMI DI INDONESIA
Wilayah Kerja Sumber Wilayah Kerja Sumber Daya
No Provinsi Ket. No. Provinsi Ket.
Panas Bumi Daya (MWe) Panas Bumi (MWe)
1 Sibayak - SinabungN Sumatera Utara 114 34 Blawan - Ijen Jawa Timur 277
2 Cibeureum - Parabakti Jawa Barat 927 35 Telaga Ngebel Jawa Timur 120
3 Pangalengan Jawa Barat 1706
36 Seulawah Agam Aceh 345
4 Kamojang - Darajat Jawa Barat 958
37 Suwawa Gorontalo 160
5 Dataran Tinggi Dieng Jawa Tengah 947
38 Songa Wayaua Maluku Utara 42
6 Lahendong - Tompaso Sulawesi Utara 350
39 Sipaholon Ria-Ria Sumatera Utara 60
7 Sibual-buali Sumatera Utara 1146
WKP 40 Marana Sulawesi Tengah 70
8 Ulubelu Lampung 536 Existing 41 Bonjol Sumatera Barat 340
9 Kotamobagu Sulawesi Utara 410 (Sebelum Lampung dan
Terbit UU 42 Danau Ranau 210
10 Lumut Balai Sumatera Selatan 1405 Sumatera Selatan
No.27 43 Mataloko NTT 74,5
11 Karaha - Cakrabuana Jawa Barat 530 Tahun 44 Gn. Ciremai Jawa Barat
12 Hululais Bengkulu 1048 150
2003)
45 Gn. Endut Banten 180
13 Sungai Penuh Jambi 513
46 Way ratai Lampung 330
14 Tulehu Maluku 100
47 Umbul telomoyo Jawa Tengah 92
15 Tangkuban Perahu Jawa Barat 375 WKP Setelah
48 Bora – pulu Sulawesi Tengah 123
16 Cibuni Jawa Barat 140 UU No. 27
Jawa Tengah-Jawa
17 Ulumbu NTT 112,5 49 Gn.Lawu 332 Tahun 2003
Timur
18 Iyang Argopuro Jawa Timur 295
50 Sembalun NTB 100
19 Tabanan Bali 276
51 Oka ile ange NTT 50
Liki Pinangawan
20 Sumatera Barat 52 Kepahiang Bengkulu 254
Muaralaboh 133
53 Gn. Arjuno-Welirang Jawa Timur 302
21 Gn. Rajabasa Lampung 283
54 Gn. Pandan Jawa Timur 60
22 Jaboi NAD 125
55 Gn. Gede Pangrango Jawa Barat 160
Sorik Marapi-Roburan-
23 Sumatera Utara 56 Telaga Ranu Maluku Utara 85
Sampuraga 200
57 Songgoriti Jawa Timur 58
24 Cisolok Cisukarame Jawa Barat 45
WKP 58 Gn.Talang-Bukit Kili Sumatera Barat 90
25 Gn. Tampomas Jawa Barat 100 Setelah UU 59 Gunung Wilis Jawa Timur 50
26 Gn. Ungaran Jawa Tengah 150 No. 27 60 Gunung Galunggung Jawa Barat 289
27 Sokoria NTT 196 Tahun 2003 61 Lainea Sulawesi Tenggara 66
28 Atadei NTT 40 62 Gunung Sirung NTT 152
29 Jailolo Maluku Utara 75 63 Wapsalit Maluku 70
30 Rantau Dedap Sumatera Selatan 298 64 Sumani Sumatera Barat 100
31 Baturaden Jawa Tengah 200 65 Waisano NTT 151
32 Guci Jawa Tengah 100 Total 18.991
33 Kaldera Danau Banten Banten 215

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 58


DAFTAR WPSPE

No Rencana/Usulan WKP Provinsi Sumber Daya (MWe)

1. Cubadak Sumatera Barat 66


2. Gunung Geureudong Aceh 160
3. Huú Daha NTB 65
4. Pentadio Gorontalo 25
5. Tanjung Sakti Bengkulu 70
6. Hamiding Maluku Utara 265
7. Sekincau Lampung 378
8. Simbolon Samosir Sumatera Utara 155
9. Graho Nyabu Jambi 200
10. Klabat Wineru Sulawesi Utara -
TOTAL 1.384

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 59


Telah Beroperasi:
11 WKP (1.948,5 MW)
Rencana Pengembangan (1.003 MW)
PRODUKSI: 1. Sibayak (12 MW)
11 WKP (1.948,5 MW) 2. Ulubelu (220 MW)
Rencana Pengembangan 3. Cibeureum-Parabakti (377 MW)
EKSPLOITASI: 4. Pangalengan (282 MW)
(1.003 MW) 5. Kamojang-Darajat (505 MW)
8 WKP (1.285MW)
1.Sungai Penuh (145 MW) 6. Dieng (60 MW)
2.Lumut Balai (280 MW) 7. Lahendong-Tompaso (120 MW)
EKSPLORASI & EKPLOITASI: 3.Hululais (325 MW) 8. Ulumbu (10 MW)
30 WKP ( 3.240 MW) 4.Cibuni (10 MW) 9. Mataloko (2,5 MW)
5.Tabanan (65 MW) 10.Sibual-Buali (306 MW)
6.Tulehu (20 MW) 11.Karaha Cakarabuana (30 MW)
7.Muaralaboh (220 MW)
8.Rantau Dedap (220 MW)
Telah Tanda Tangan PPA/PJBL
PERSIAPAN GOV. DRILLING/
9 WKP (1.160 MW)
TOTAL KAPASITAS PENUGASAN/LELANG WKP: 1. Gn. Rajabasa (220 MW)
WILAYAH 24 WKP (855 MW) 2. Blawan-Ijen (110 MW)
3. Telaga Ngebel (165 MW)
PENGEMBANGAN 4. Baturaden (220 MW)
SAMPAI 2028 5. Guci (55 MW)
(7.796,5 MW) PERSIAPAN PSPE: EKSPLORASI: 6. Kaldera Danau Banten (110 MW)
22WKP (1.955MW) 7. Sorik Marapi (240 MW)
10 WILAYAH (695 MW) 8. Jaboi (10 MW)
1.Gn. Hamiding (100 MW) 9. Sokoria (30 MW)
2.Graho Nyabu (110 MW)
3.Sekincau (220 MW)
4.Simbolon Samosir (110 MW)
5.Tanjung Sakti (55 MW) Proses PPA/PJBL:
6.Huú Daha (20 MW) 11 WKP (705 MW)
7.Geureudong (55 MW) 1. Gn. Talang - B. Kili (20 MW)
8.Cubadak (20 MW) 2. Gn. Lawu (110 MW)
9.Pentadio (5 MW) 3. Way. Ratai (55 MW)
10.Klabat Wineru 4. Candi Umbul Telomoyo (55 MW)
5. Gn. Arjuno Welirang (110 MW)
6. Songa Wayaua (10 MW)
WILAYAH TERBUKA: 7. Tangkuban Perahu (60 MW)
1 WILAYAH (55 MW) 8. Atedai (10 MW)
9. Gn. Ungaran (55 MW)
1.Peut Sagoe/Simisioh (55 MW)
10. Kepahiang (110 MW)
11. Seulawah Agam (110 MW)

Rencana Pengembalian Izin kepada


Pemerintah
2 WKP (90 MW)
1. Cisolok Cisukarame (45 MW)
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE 2. @DitjenEBTKE
Tampomas (45 MW) 60
PROGRAM PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PANAS BUMI

• Fast Track Program (FTP) II (51 proyek)


Jangka Waktu s.d. 2025
• Pengembangan Lapangan Eksisting yang Sudah Berproduksi : 405 MW
• Pengembangan Lapangan Eksisting yang Belum Berproduksi : 1520 MW
• Pengembangan WKP Baru : 2900 MW
Total Pengembangan Panas Bumi 4825 MW

• Program 35 GW (16 proyek)


Jangka Waktu: 2015 - 2019
• Konstruksi : 70 MW
• Eksplorasi : 635 MW
• Pengadaan : 20 MW
Total Pengembangan Panas Bumi 725 MW

• 7 GW Program (11 projects)


Jangka Waktu: 2015 - 2019
• Konstruksi : 565 MW
• Commercial Operation Date : 85 MW
Total Development 650 MW

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 61


DAFTAR PROYEK PLTP YANG MASUK DALAM
CRASH PROGRAM 10.000 MW TAHAP II
ESTIMASI RENCANA ESTIMASI RENCANA
TARGET TARGET
NO. NAMA PROYEK PEMBANGKIT PROVINSI KAPASITAS KAPASITAS NO.NAMA PROYEK PEMBANGKIT PROVINSI KAPASITAS KAPASITAS
COD COD
(MW) TERPASANG (MW) TERPASANG
1 PLTP Sungai Penuh Jambi 2x55 110 2019 26 PLTP Jaboi Aceh 2x5 10 2018
2016,2017,
2 PLTP Hululais Bengkulu 2x55 110 2018,2019
27 PLTP Sarulla 1 Sumatera Utara 3x 110 330 2018
3 PLTP Kotamobagu Sulawesi Utara 80 (Total) 80 2019,2022 28 PLTP Sarulla 2 Sumatera Utara 2x55 110 2022
4 PLTP Sembalun Nusa Tenggara Barat 2x10 20 2018 29 PLTP Umbul Telumoyo Jawa Tengah 1 x55 55 2020
5 PLTP Tulehu Maluku 2x10 20 2018 30 PLTP Simbolon Samosir Sumatera Utara 2x55 110 2020
6 PLTP Tangkuban Perahu I Jawa Barat 2x55 110 2017 31 PLTP Sipoholon Ria-Ria Sumatera Utara 20 (Total) 20 2020
7 PLTP Kamojang 5 Jawa Barat 1 x30 30 2015 32 PLTP Sorik Marapi Sumatera Utara 240 (Total) 240 2018,2019
8 PLTP Ijen Jawa Timur 2x55 110 2019 33 PLTP Muaralaboh Sumatera Barat 2x 110 220 2017,2018
34 PLTP Bonjol Sumatera Barat 60 (Total) 60 2020
9 PLTP Iyang Argopuro Jawa Timur 1 x55 55 2019
2016,2018,
10 PLTP Wilis/Ngebel Jawa Timur 3x55 165 2018,2019 35 PLTP Lumut Balai Sumatera Selatan 4x55 220 2019
11 PLTP Gunung Endut Banten 40 (Total) 40 2020 36 PLTP Rantau Dadap Sumatera Selatan 2x110 220 2018
12 PLTP Rawa Dano Banten 1 x 110 110 2019 37 PLTP Rajabasa Lampung 2x110 220 2018,2019
13 PLTP Cibuni Jawa Barat 1 x 10 10 2014,2017 38 PLTP Ulubelu 3 dan 4 Lampung 2x55 110 2016,2017
14 PLTP Cisolok-Cisukarame Jawa Barat 1 x50 50 2017 39 PLTP Suoh Sekincau Lampung 4x55 220 2018,2019
40 PLTP Wai Ratai Lampung 1 x55 55 2020
15 PLTP Karaha Bodas Jawa Barat 1 x30 2x55 140 2016,2019
41 PLTP Danau Ranau Lampung 2x55 110 2020
16 PLTP Patuha Jawa Barat 3x55 165 2014,2019
42 PLTP Lahendong 5 dan 6 Sulawesi Utara 2x20 40 2016,2017
17 PLTP Tampomas Jawa Barat 1 x45 45 2018 43 Bora Pulu Sulawesi Tengah 40 (Total) 40 2020
18 PLTP Tangkuban Perahu II Jawa Barat 2x30 60 2019 44 PLTP Marana/Masaingi Sulawesi Tengah 2x10 20 2018
19 PLTP Wayang Windu Unit 3 dan 4 Jawa Barat 2x 110 220 2020,2021 45 PLTP Hu'u Nusa Tenggara Barat 2x10 20 2018
20 PLTP Gunung Ciremai Jawa Barat 2 x 55 110 2020 46 PLTP Atadei Nusa Tenggara Timur 2 x2,5 5 2016
21 PLTP Baturaden Jawa Tengah 2x 110 220 2018,2021 47 PLTP Sokoria Nusa Tenggara Timur 30 (Total) 30 2017,2018
48 PLTP Mataloko Nusa Tenggara Timur 20 (Total) 20 2018
22 PLTP Dieng Jawa Tengah 1 x55 1 x60 115 2018,2019
49 PLTP Oka Ile Ange Nusa Tenggara Timur 10 10 2021
23 PLTP Guci Jawa Tengah 1 x55 55 2019 50 PLTP Jailolo Maluku Utara 10 10 2019
24 PLTP Ungaran Jawa Tengah 1 x55 55 2017 51 PLTP Songa Wayaua Maluku Utara 1 x5 5 2017
25 PLTP Seulawah Agam Aceh 110 110 2020 TOTAL RENCANA KAPASITAS TERPASANG 4.825
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 62
STATUS PLTP PROGRAM 5 GW DAN PROGRAM 7 GW
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 40 Tahun 2014 dan Rapat Pembahasan Program 35 GW sebelumnya di Kemenko
Maritim tanggal 23 Agustus 2016, terdapat 10 proyek yang masuk ke dalam Program 35 GW (Total kapasitas 725 MW) dan 6
proyek yang masuk ke dalam program 7 GW (Total Kapasitas 650 MW) dengan rincian sebagai berikut:
Program 35 GW Program
No PLTP Provinsi Pengembang
Semula Menjadi 7.000 MW
1 PLTP Hululais 1 Bengkulu PT. PGE 55 110
2 PLTP Tulehu Maluku PT. PLN (Persero) 20 20
3 PLTP Tangkuban Perahu I Jawa Barat PT. Tangkuban Perahu 55 55
Geothermal Power
4 PLTP Kamojang 5 Jawa Barat PT. PGE 30 30
5 PLTP Karaha* Jawa Barat PT. PGE 30 30
6 PLTP Patuha Jawa Barat PT. Geo Dipa Energi (Persero) 110 110

7 PLTP Dieng Jawa Tengah PT. Geo Dipa Energi (Persero) 55 55

8 PLTP Jaboi Nanggroe Aceh Darussalam PT. Sabang Geothermal Energi 5 5

9 PLTP Sarulla 1 Sumatera Utara JOC PT. PGE - SOL 330 330
10 PLTP Muaralaboh Sumatera Barat PT. Supreme Energy Muaralaboh 70 220

11 PLTP Lumut Balai Sumatera Selatan PT. PGE 110 110


12 PLTP Rantau Dadap Sumatera Selatan PT. Supreme Energy Rantau 110 110
Dedap
13 PLTP Ulubelu 3 & 4 Lampung PT. PGE 110 110
14 PLTP Lahendong 5 & 6 Sulawesi Utara PT. PGE 40 40
15 PLTP Atadei Nusa Tenggara Timur 5
16 PLTP Mataloko Nusa Tenggara Timur PT. PLN (Persero) 20 20
17 PLTP Ulumbu Nusa Tenggara Timur PT. PLN (Persero) 5 20
Total 1.160 725 650

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 63


FLORES GEOTHERMAL ISLAND
Penetapan Pulau Flores sebagai Pulau Panas Bumi berdasarkan
Keputusan Menteri ESDM No. 2268 K/30/MEM/2017
18 Lokasi dengan
Sumber Daya : 959,5 MWe
4. Mapos: 50 MWe
5. Rana Masak: 20 MWe
6. Rana Kulan: 7,5 MWe 17. Oka Ile Ange: 50 MWe
1. Ulumbu: 200 MWe
7. Ulagalung: 5 MWe 18. Oyang Barang: 37 MWe
2. Wai Pesi: 54 MWe
3. Wae Sano: 157 Mwe

8. Nage : 30 MWe 9. Gou-inelika: 28 MWe 12. Komandaru: 11 MWe


10. Mataloko: 75 Mwe 13. Ndetusoko: 10 MWe
11. Mangeruda: 5 Mwe 14. Sokoria: 170 MWe
15. Jopu: 5 MWe
16. Lesugolo: 45 MWe

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 64


PENUGASAN WKP TAHUN 2015-2017
Sumber Daya Investasi
No Wilayah Kerja Kabupaten/Provinsi BUMN Pengembangan SK MESDM Status
(MWe) (USD Juta)
1 Mataloko Kab. Ngada PLN 74,5 Total = 20 MW 92 4824 K/30/MEM/2015 Tahap pemanfaatan unit 1
Provinsi NTT Unit 2: 10 MW (2019) tanggal 28 Desember (2,5 MW)
Unit 3: 10 MW (2020) 2015
2 Ulumbu Kab. Manggarai PLN 112,5 Total = 40 MW 186 5099 K/30/MEM/2016 Tahap pemanfaatan Unit 1-4
Provinsi NTT Unit 5: 20 MW (2019) tanggal 15 April 2016 (4 x 2,5 MW)
Unit 6: 20 MW (2021)
3 Gn. Arjuno Welirang Kab. Mojokerto, Malang, Geo Dipa 302 Total = 180 927 1748 K/30/MEM/2017 Persiapan pelaksanaan
Pasuruan, Kota Batu Energi Binary: 5 (2023) tanggal 11 April 2017 survei untuk kegiatan
Prov. Jawa Timur Unit 1: 55 (2025) eksplorasi
Unit 2: 60 (2030)
Unit 3: 60 (2034)
4 Candi Umbul Kab. Semarang, Magelang, Geo Dipa 92 Total = 90 481 1749 K/30/MEM/2017 Persiapan pelaksanaan
Telomoyo Temanggung, Kota Boyolali Energi Binary: 5 (2021) tanggal 11 April 2017 survei untuk kegiatan
Prov. Jawa Tengah Unit 1: 40 (2023) eksplorasi
Unit 2: 45 (2026)
5 Songa Wayaua Kab. Halmahera Selatan PLN 42 Total = 10 MW 50 1892 K/30/MEM/2017 Persiapan pelaksanaan
Prov. Maluku Utara Unit 1: 5 MW (2022) tanggal 28 April 2017 survei untuk kegiatan
Unit 2: 5 MW (2022) eksplorasi
6 Gn. Tangkuban Kab. Bandung Barat, Subang, PLN 375 Total = 60 MW 287 1893 K/30/MEM/2017 Persiapan pelaksanaan
Perahu Purwakarta Unit 1: 20 MW (2022) tanggal 28 April 2017 survei untuk kegiatan
Prov. Jawa Barat Unit 2: 20 MW (2022) eksplorasi
Unit 3: 20 MW (2023)
7 Atadei Kab. Lembata PLN 40 Total = 10 MW 58 1894 K/30/MEM/2017 Persiapan pelaksanaan
Prov. NTT Unit 1: 5 MW (2022) tanggal 28 April 2017 survei untuk kegiatan
Unit 2: 5 MW (2022) eksplorasi
8 Gn. Ungaran Kab. Semarang, Kendal PLN 150 Total= 55 MW 184 3758 K/30/MEM/2017 Persiapan pelaksanaan
Prov. Jawa Tengah Unit 1: 55 MW (2024) tanggal 25 Oktober 2017 survei untuk kegiatan
eksplorasi
9. Kepahiang Kab. Kepahiang, Kab. Rejang PLN 254 Total= 110 MW 440 4388 K/30/MEM/2017 Menunggu PT PLN
Lebong Prov. Bengkulu Unit 1: 110 MW (2027) tanggal 27 Desember menyampaikan RKAB kepada
2017 Ditjen EBTKE dan dalam
persiapan skema kemitraan
Total rencana investasi untuk penugasan: Total rencana pengembangan dari penugasan:
 PLN : USD 857 Juta  PLN : 195 MW
 Geo Dipa : USD 1.408 Juta  Geo Dipa : 270 MW
 TOTAL : USD 2.265 Juta  TOTAL : 465 MW

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 65


VI. Kegiatan Pengusahaan Panas Bumi
 Overview Pengusahaan Panas Bumi…………………………………... 67
 Pola Pengusahaan Panas Bumi………………………………………. 68
 Proses Pengusahaan Panas Bumi……………………………………... 69
 Penerapan Teknologi Panas Bumi di Indonesia…………………………... 78
 Perizinan dan Non-Perizinan Panas Bumi………………………………..79

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 66


OVERVIEW PENGUSAHAAN PANAS BUMI

 Pengusahaan panas bumi dapat berupa pemanfaatan langsung dan pemanfaatan tidak
langsung;
 Kegiatan usaha panas bumi meliputi Survei Pendahuluan, Penetapan dan Pelelangan
Wilayah Kerja, Eksplorasi, Studi Kelayakan, Eksploitasi, dan Pemanfaatan;
 Pemerintah dapat memberikan Penugasan Survei Pendahuluan (PSP) kepada BLU,
Perguruan Tinggi, dan/atau Lembaga Penelitian dan memberikan Penugasan Survei
Pendahuluan & Eksplorasi (PSPE) kepada Badan Usaha;
 Pengusulan Wilayah Survei Pendahuluan dapat dilakukan oleh Menteri, Gubernur,
dan/atau Bupati/Walikota;
 Menteri melakukan penawaran WK secara lelang;
 Pemerintah dapat memberikan penugasan langsung kepada BUMN sebagai IPB dan
BLU dalam rangka penambahan data untuk pengembangan panas bumi;
 IPB diterbitkan oleh Menteri.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 67


POLA PENGUSAHAAN PANAS BUMI
WKP Sebelum UU WKP Setelah WKP Setelah
No. Uraian
No.27/2003 UU No.27 Tahun 2003 UU No.21 Tahun 2014
1 Struktur JOC dan ESC Izin Usaha Pertambangan Izin Panas Bumi (IPB)
Pengusahaan Panas Bumi (IUP)
Izin Usaha
Ketenagalistrikan untuk
Umum (IUKU)

2 Pola Total project dan Partial Total project Total project


Pengusahaan project

3 Bagian 34% dari Net Operating Bagian Pemerintah berupa Bagian Pemerintah berupa
Pemerintah Income (NOI) termasuk pajak dan PNBP pajak dan PNBP
semua pajak-pajak
kecuali pajak
perseorangan

4 Manajemen Pertamina (JOC) Pemegang IUP Pemegang IPB


Proyek PLN (ESC)

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 68


PROSES PENGUSAHAAN PANAS BUMI
BERDASARKAN PP 59/2007 jo 75/2014:
PSP Swasta
Eksplorasi: 3+1+1 Tahun
Dan 2 Tahun FS 30 Tahun
+ 10 bulan
Penetapan
WKP
Pelelangan Penerbitan Penerbitan Penugasan PJBL Pemanfaatan
WKP IPB FS
IUPTL kepada PLN
(Lelang Harga) utk membeli
SP
Pemerintah
/ Pemda Tidak dilanjutkan
karena harga PJBL
tidak ekonomis

SP = Survey Pendahuluan PSP = Penugasan Survey Pendahuluan IPB = Izin Panas Bumi IUPTL = Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PJBL = Perjanjian Jual Beli Listrik FS = Feasibility Study

BERDASARKAN PP 7 TAHUN 2017


PSP: Lembaga/Institusi Penelitian
PSPE: Swasta Pelelangan WKP:
• Pelelangan Terbatas
(Survei oleh Swasta)
• Pelelangan Terbuka Eksplorasi: 5+1+1
30 Tahun
Tahun
(Survei oleh
Penetapan
Pemerintah)
WKP
Penerbitan
Penugasan Kepada IPB FS Penerbitan Penugasan PJBL Pemanfaatan
BUMN IUPTL kepada PLN
utk membeli
SP & SPE
Pemerintah Penugasan Kepada BLU
Tidak dilanjutkan
krn tidak ekonomis

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 69


PROSES PENGEMBANGAN LAPANGAN PANAS BUMI

Sumber : Asosiasi Panas Bumi Indonesia

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 70


TIME TABLE PENGEMBANGAN PANAS BUMI (2X55 MW)

Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5 Year 6 Year 7

0. Sosialisasi dan Perizinan

1. HoA /PPA

2. Survai, UKL/UPL, Jln & Cluster

3. Bor E/P/R + Uji produksi

4. FS, Amdal & Lahan

5. EPC (PLTP + PH, Fasprod)

6. Uji Coba & Commisioning

Produksi 30 thn

55 110

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 71


PENAWARAN PSP DAN PSPE
Penetapan Wilayah Penugasan Survei
Pendahuluuan (WPSP) atau Wilayah
Gubernur Menteri Penugasan Survei Pendahuluan dan
Eksplorasi (WPSPE) dilakukan dengan
mengusulkan ketentuan:
Bupati/Walikota
a. apabila suatu wilayah diperkirakan
Penetapan Wilayah
terdapat sumber daya Panas Bumi
Pihak Lain Penugasan
untuk pemanfaatan tidak langsung; dan
b. setelah berkoordinasi dengan Badan
Penetapan Penetapan Geologi.
WPSP WPSPE

Penawaran Penawaran
WPSP WPSPE

Penugasan Survei
Penugasan Survei
Pendahuluan dan
Pendahuluan
Eksplorasi

Perguruan Tinggi dan


Badan Usaha
Lembaga Penelitian

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 72


MEKANISME PSP
 Penugasan Survei Pendahuluan yang selanjutnya disingkat PSP adalah penugasan yang diberikan oleh Menteri untuk
melaksanakan kegiatan Survei Pendahuluan.
 Kegiatan PSP meliputi:
a. survei geologi;
b. survei geokimia;
c. survei geofisika; dan
d. evaluasi terpadu.
Dalam hal diperlukan, terhadap kegiatan PSP dapat dilakukan survei landaian suhu.
 1 (satu) WPSP dapat dilakukan PSP oleh lebih dari 1 (satu) perguruan tinggi atau lembaga peneitian.
 PSP dilaksanakan atas biaya perguruan tinggi atau lembaga penelitian dan tidak diberikan penggantian.

Penyiapan
WILAYAH Wilayah Kerja  Survei Pendahuluan; dan
Menteri
TERBUKA  Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.
Menugasi

Pihak Lain
Perguruan Tinggi, Lembaga
Penelitian Penugasan Survei Pendahuluan
(Berbadan Hukum Indonesia)

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 73


MEKANISME PSP

Perguruan Tinggi Permohonan PSP Dokumen Persyaratan


dilengkapi Dokumen
Persyaratan Perguruan tinggi atau lembaga penelitian mengajukan
Lembaga Penelitian permohonan kepada Menteri melalui Direktur
Jenderal dengan dilengkapi:
Menteri melalui 1. Persyaratan administratif terdiri atas:
Direktur Jenderal a. identitas pemohon;
b. profil pemohon; dan
c. struktur organisasi.
2. Persyaratan teknis terdiri atas:
Evaluasi a. program kerja untuk pelaksanaan PSP; dan
Tidak terhadap b. mempunyai tenaga ahli di bidang geologi,
Permohonan geokimia, dan geofisika.
3 hari kerja
PSP 4. Persyaratan keuangan terdiri atas:
a. surat pernyataan kepemilikan dana untuk
Lengkap kegiatan PSP; dan
b. surat dukungan pendanaan untuk kegiatan PSP.
Penetapan Pelaksana PSP
7 hari kerja

• Selain berdasarkan penawaran Wilayah Penugasan, perguruan tinggi atau lembaga penelitian dapat mengajukan
permohonan PSP untuk wilayah yang merupakan Wilayah Terbuka Panas Bumi dan belum ditetapkan sebagai WPSP.
• PSP diberikan untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 74


MEKANISME PSPE
 Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi yang selanjutnya disingkat PSPE adalah penugasan yang diberikan oleh
Menteri untuk melaksanakan kegiatan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.
 Kegiatan PSPE meliputi:
a. survei geologi, geokimia, geofisika, dan evaluasi terpadu;
b. pengeboran Sumur Eksplorasi; dan
c. perhitungan cadangan Panas Bumi.
Dalam hal diperlukan, terhadap kegiatan PSPE dapat dilakukan survei landaian suhu.
 1 (satu WPSPE) hanya dilakukan PSPE oleh 1 (satu) Badan Usaha.
 PSPE dilaksanakan atas biaya Badan Usaha dan tidak diberikan penggantian.

Penyiapan
WILAYAH Wilayah Kerja  Survei Pendahuluan; dan
TERBUKA
Menteri  Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.

Menugasi

Pihak Lain Penugasan Survei Pendahuluan dan


(Badan Usaha) Eksplorasi

Mekanisme
Kontes

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 75


MEKANISME PSPE

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 76


DOKUMEN PERSYARATAN PSPE

Dokumen Persyaratan
Badan Usaha mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dengan dilengkapi:
1. Persyaratan administratif, paling sedikit meliputi:
a. akta pendirian Badan Usaha dan/atau akta perubahan Badan Usaha terakhir;
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
c. profil Perusahaan.
2. Persyaratan teknis, paling sedikit meliputi:
a. program Kerja untuk pelaksanaan PSPE paling sedikit meliputi:
1) tata waktu pelaksanaan PSPE;
2) rencana pembiayaan pelaksanaan PSPE;
3) rencana desain Sumur Eksplorasi;
4) rencana jumlah pengeboran Sumur Eksplorasi;
5) rencana uji sumur; dan
6) rencana penerapan kaidah keteknikan yang baik dan benar, keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
b. kemampuan teknis operasional dengan menunjukkan pengalaman di bidang Panas Bumi.
c. mempunyai tenaga ahli di bidang Panas Bumi.
3. Persyaratan keuangan, paling sedikit meliputi:
a. laporan keuangan tahunan untuk 3 (tiga) tahun terakhir dari Badan Usaha, atau induk perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan
publik dengan opini minimum wajar; dan
b. surat pernyataan kesanggupan menyediakan pendanaan untuk melaksanakan PSPE paling sedikit sebesar US$10.000.000 (sepuluh
juta dolar Amerika Serikat) sebagai Komitmen Eksplorasi.

Sebagian Komitmen Eksplorasi sebesar 5% (lima persen) dari Komitmen Eksplorasi dalam bentuk rekening bersama (escrow account) atau
standby letter of credit pada bank yang berstatus badan usaha milik negara yang berkedudukan di Jakarta.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 77


7.241,5 MW

Karakteristik uap yang bervariasi 3.109,5 MW


di tiap lokasi menjadi PELUANG
untuk penerapan berbagai tipe 1.438,5 MW
teknologi pembangkitan
852 MW

85 MW

30 MW

1st Power
Plant
Kamojang

1983 1990 2005 2015 2020 2025

SINGLE FLASH STEAM

Handal SMALL SCALE & WELL HEAD GENERATION


Telah digunakan secara luas
DOUBLE FLASH STEAM &
Efisien Proven
BINARY CYCLE
Ekonomis Cepat
Proven EGS ??
Mobile
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI Sumber Daya besar
• Single flash steam tetap akan menjadi backbone dalam 10 tahun yang akan Solusi untuk kendala geografis
datang. Pengembangan
• Small scale & WHG mulai dikembangkan khususnya untuk Indonesia Timur lanjutan
dan wilayah dalam tahap eksplorasi.
• Double flash & Binary dalam tahap studi lanjutan.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 78


ALUR PROSES PERIZINAN INVESTASI SEKTOR PANAS BUMI
MELALUI PELELANGAN WILAYAH KERJA PANAS BUMI (WKP)

PROSES BISNIS
LELANG TERBUKA
ESDM PTSP BKPM KEMKUMHAM PT PLN BPN PEMDA KLHK KEMENDAG KEMENKEU KEMENKO
PEREKONOMIAN
WK PANAS BUMI
(Setelah UU 21/2014)

INVESTOR 1. Izin Lokasi 1. IPPKH* Hutan 1. Angka 1. Persetetujua Persetujuan Keterangan:


Pengesahan (14 HK) Lindung/ Pengenal n Pinjaman
(KONSOR LELANG WKP Izin Prinsip Pendirian Badan 2. Izin Lingkungan Produksi Impor (API)* Pembebasan Komersial Luar
SIUM) Penanaman (UKL/UPL) (33 HK) Harus dipenuhi
Usaha (3 HK) (5 HK) Bea Masuk Negeri (PKLN)*
Modal (3 HK) 3. Izin Gangguan 2. IPJLPB* Hutan 2. IP Besi Baja* (14 HK) Dapat Paralel
(HO) Konservasi (7 HK) 2. Nomor Induk
4. Izin Pendirian (24 HK). Kepabeanan *) Bila diperlukan
Bangunan 3. Izin 3. PDRI (14 HK)
Lingkungan
Singkatan:
(IMB) 4. Persetujuan
Izin Panas 5. SIPA / SIPPAT Tax
Pertimbangan
Bumi (IPB) Allowance IUPTL : Izin Usaha
Teknis SPKT (3 HK)
Penyediaan Listrik
PJBL : Perjanjian Jual Beli
Listrik
IUPTL SJKU IPPKH : Izin Pinjam Pakai
Studi Sementara PJBL/ PPA Kawasan Hutan
Kelayakan (7 HK)
IPJLPB : Izin Pemanfaatan
Jasa Lingkungan Panas
Bumi
PDRI : Pajak Dalam
Financial Rangka Impor
Close IUPTL 1. Izin Lokasi
1. IPPKH AMDAL : Analisis
(7 HK) 2. AMDAL
2. IPJLPB Mengenai Dampak
2. HO
3. IMB Lingkungan

SLO SJKU : Surat Jaminan


Kelayakan Usaha
SLO : Sertifikat Laik
Operasi

UU 21/2014
COD PJBL dilaksanakan
KONSTRUKSI EKSPLOITASI EKSPLORASI setelah eksplorasi
(5 + 1 + 1 Tahun)

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 79


ALUR PROSES PERIZINAN INVESTASI SEKTOR PANAS BUMI
MELALUI PENUGASAN SURVEI PENDAHULUAN DAN EKSPLORASI (PSPE)

PROSES BISNIS
PSPE PANAS
ESDM PTSP BKPM KEMKUMHAM PT PLN BPN PEMDA KLHK KEMENDAG KEMENKEU KEMENKO
PEREKONOMIAN
BUMI
(Setelah UU 21/2014)

INVESTOR 1. Izin Lokasi 1. IPPKH* Hutan 1. Angka 1. Persetetujuan Persetujuan Keterangan:


Izin Prinsip (3 hari) Pengesahan Badan (14 HK) Lindung/ Pengenal Pembebasan Pinjaman
Usaha (3 HK) 2. Izin Lingkungan Produksi Impor (API)* Bea Masuk Komersial Luar
(UKL/UPL) (33 HK) (5 HK) Negeri (PKLN)* Harus dipenuhi
(14 HK)
3. Izin Gangguan 2. IPJLPB* Hutan 2. IP Besi Baja* 2. Nomor Induk Dapat Paralel
(HO) Konservasi (7 HK) Kepabeanan
PENAWARAN PSPE 4. Izin Pendirian (24 HK). *) Bila diperlukan
3. PDRI (14 HK)
Bangunan 3. Izin 4. Persetujuan
Lingkungan
Singkatan:
(IMB) Tax Allowance
SK PSPE Pertimbangan 5. SIPA / SIPPAT
Teknis SPKT (3 HK) IUPTL : Izin Usaha
Penetapan WKP
Penyediaan Listrik
PJBL : Perjanjian Jual Beli
Listrik
IPB IPPKH : Izin Pinjam Pakai
LELANG TERBATAS Kawasan Hutan
IPJLPB : Izin Pemanfaatan
Jasa Lingkungan Panas
Bumi
Studi Kelayakan SJKU
IUPTL Sementara PDRI : Pajak Dalam
PJBL/ PPA
Rangka Impor
AMDAL : Analisis
Mengenai Dampak
Financial Close Lingkungan
1. Izin Lokasi 1. IPPKH
IUPTL (7 HK)
2. AMDAL 2. IPJLPB SJKU : Surat Jaminan
2. HO Kelayakan Usaha
3. IMB
SLO SLO : Sertifikat Laik
Operasi

UU 21/2014
PJBL dilaksanakan
COD setelah eksplorasi
KONSTRUKSI EKSPLOITASI SP & EKSPLORASI
(3 + 1 + 1 Tahun)

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 80


REKAPITULASI PELAKSANAAN BERUSAHA
DI SEKTOR PANAS BUMI

EBTKE DJK BKPM PEMDA KLHK POLRI KEMENKEU KEMENDAG KEMENAKER JUMLAH
Izin 0 0 6 8 6 6 0 0 2 28
Dispensasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rekomendasi 3 0 0 1 0 0 0 0 0 4
Setifikasi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Persetujuan 2 0 0 0 1 0 1 3 0 7
Lainnya 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2
JUMLAH 7 1 6 9 7 6 1 3 2 42

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 81


PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SUB SEKTOR PANAS BUMI
JUMLAH PERIZINAN/
NO INSTANSI KETERANGAN
NON PERIZINAN
1 Ditjen EBTKE 7 Non-Perizinan :
1. Penandasahan Rencana Impor Barang (Masterlist) Panas Bumi
2. Rekomendasi Angka Pengenal Importir Produsen (API-P)
3. Rekomendasi Pemusnahan Bahan Peledak
4. Persetujuan Studi Kelayakan (FS)
5. Verifikasi BKP/JKP
6. Persetujuan Perpanjangan Jangka Waktu Eksplorasi
7. Rekomendasi Ijin Impor Sementara

2 Ditjen 1 Non-Perizinan :
Ketenagalistrikan 1. Sertifikat Layak Operasi (SLO) Pembangkit Listrik

3 BKPM 6 Perizinan :
1. Penugasan Survei Pendahuluan Panas Bumi
2. Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi Panas Bumi
3. Izin Panas Bumi
4. Izin Penggunaan Gudang Bahan Peledak Panas Bumi
5. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL)
6. Izin Orinsip Penanaman Modal

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 82


PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SUB SEKTOR PANAS BUMI
JUMLAH PERIZINAN/
NO INSTANSI KETERANGAN
NON PERIZINAN
4 Pemda 9 Perizinan :
1. Izin Lokasi
2. Izin Pemanfaatan Ruang
3. Izin Masuk Wilayah Hutan
4. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
5. Izin Pengambilan Air dan Penggunaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
6. Izin Line Pipa
7. UKL-UPL atau Izin Lingkungan (untuk kawasan hutan di luar hutan konservasi)
8. Izin AMDAL dan Izin Lingkungan (untuk kawasan hutan di luar hutan konservasi)
Non-Perizinan :
1. Rekomendasi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan

5 Kementerian 7 Perizinan :
Lingkungan 1. UKL-UPL dan Izin Lingkungan (untuk kawasan hutan konservasi dan taman nasional)
Hidup dan 2. Izin AMDAL dan Izin Lingkungan (untuk kawasan hutan konservasi dan taman
Kehutanan nasional)
3. Izin Dumping Limbah Pemboran
4. Izin Pengelolaan Limbah B3
5. Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
6. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)/ Izin Pemanfaatan Jasa Lingkungan Panas
Bumi (IPJLB) untuk Hutan Konservasi
Non-Perizinan :
1. Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 83


PERIZINAN DAN NON PERIZINAN SUB SEKTOR PANAS BUMI
JUMLAH PERIZINAN/
NO INSTANSI KETERANGAN
NON PERIZINAN
6 Mabes POLRI 6 Perizinan :
1. Izin Pembelian dan penggunaan Bahan Peledak (P2)
2. Izin Pemilikan, Penguasaan dan Penyimpanan Bahan Peledak (P3)
3. Izin Penggunaan Sisa Bahan Peledak (P1)
4. Izin Transportasi Bahan Peledak
5. Izin Alih Guna Bahan Peledak
6. Izin Pemusnahan Bahan Peledak

7 Kemenkeu 1 Non-Perizinan :
1. Persetujuan Pembebasan Bea Masuk dan Pajak dalam Rangka Impor

8 Kemendag 3 Non-Perizinan :
1. Persetujuan Angka Pengenal Importir Produsen
2. Persetujuan Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK)
3. Persetujuan IP-Baja

9 Kemenaker 2 Perizinan :
1. Izin Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
2. Izin Mempergunakan Tenaga Asing (IMTA)

JUMLAH 42

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 84


VII. Peluang Investasi dan Penerimaan Negara
 Overview Peluang Investasi Panas Bumi………………………………... 86
 Rencana Penawaran WKP 2018……………………………………….. 88
 Rencana Penawaran WPSPE 2018……………………………………… 89
 Insentif dalam Pengusahaan Panas Bumi………………………………... 90
 Mekanisme Perhitungan Bagian Pemerintah dari Pengusahaan Panas Bumi……... 91
sesuai KEPPRES 49/1991 dan PP No. 9/2012 sesuai UU 21/2014
 Pengenaan dan Perhitungan Bonus Produksi……………………………... 93

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 85


OVERVIEW PELUANG INVESTASI PANAS BUMI

1. Pemerintah memberikan insentif fiskal bagi pengembangan panas bumi berupa fasilitas pajak
penghasilan (tax allowance) dan fasilitas bea masuk dan pajak dalam rangka impor (bea masuk, PPN
dan PPNBm, PPh atas impor).
2. Menerbitkan Permen ESDM No. 50 Tahun 2017 dengan spirit penyediaan listrik yang efisien
sehingga subsidi listrik tidak membebani APBN dan masyarakat mendapatkan tarif listrik yang lebih
baik termasuk pengusahaan Panas Bumi harus lebih efisien agar harga listrik Panas Bumi dapat
bersaing.
3. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan dukungan internasional dalam konteks pembiayaan,
teknologi, sumber daya manusia dan bantuan teknis;
4. Kepemilikan saham asing dalam bisnis panas bumi di perbolehkan hingga 95% pada tahap
eksplorasi;
5. Kesempatan pengusahaan lain dalam bidang panas bumi:
• Pemanfaatan langsung panas bumi;
• Sumber daya panas bumi entalphi rendah;
• Pembangkit listrik kapasitas kecil;
• Services company untuk mendukung usaha inti panas bumi.
6. Akses pengusahaan panas bumi dapat melalui tahapan:
• Penugasan Survei Pendahuluan panas bumi dan PSP + Eksplorasi;
• Partisipasi melalui proses lelang WKP Panas Bumi.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 86


86
ESTIMASI BIAYA INVESTASI PANAS BUMI

Struktur Biaya Pengembangan > 110 MW


ESTIMASI BIAYA EKSPLORASI (3 LUBANG BOR)
Estimasi Investasi US$2.8 – 3.4 M/MW

Survei Sumur ESTIMASI BIAYA


Eksplorasi NO JENIS KEGIATAN
Eksplorasi (US$) juta
1 - 2% 7%
1. Survey Geologi, Geofisika, Geokimia 7
Sumur (meneNtukan tapak bor)
Pengemba
2. AMDAL, SIPPA, IPPKH 0,1
PLTP ngan
53 - 55% 27 - 28%
3. Pembebasan lahan 1

4. Well Pad + Jalan Masuk 5


(Asumsi 6 km)
Fas.
Produksi
5. Sumur 21
SAGS
12 - 13%
Biaya Eksporasi = 8-9% biaya Total Proyek TOTAL 34,1

Sumber: S. Sudarman, 2009 Sumber: diolah dari PT Pertamina Geothermal Energy 2013

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 87


RENCANA PENAWARAN WKP 2018
Rencana Lelang 2018
5 WKP (Renc.: 105 MW)
Rencana Penugasan PLN
3 WKP (Renc : 55 MW)
Rencana Penugasan Pertamina
2 WKP (Renc: 190 MW)
10

4
2
1

5 9
6
3 8

Sumber Renc. Sumber Renc. Sumber Renc.


No WKP No WKP No WKP
Daya Pengambangan Daya Pengembangan Daya Pengembangan
1 Lainea, Sultra 66 20 Gunung
Danau Ranau,
6 210 40 9 Ciremai, 150 110
2 Wapsalit, Maluku 70 5 Sumsel-Lampung
Jabar
3 Sembalun, NTB 100 20 7 Oka Ile Ange, NTT 50 10 Kotamobagu,
10 410 80
8 Gn. Sirung, NTT 152 5 Sulut
4 Sumani, Sumbar 100 20
5 Gn. Endut, Banten 180 40

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 88


RENCANA PENAWARAN WPSPE 2018
Penawaran WPSPE
2
16 Peningkatan Tahap dari PSP
ke PSPE pada WPSP yang
telah ditetapkan menjadi WKP
6
Peningkatan Tahap dari PSP ke
PSPE pada WPSP yang belum
4 5 ditetapkan menjadi WKP

14 9 7
1

11 2

8 13
10
12
3

15

No WPSPE Cad No WPSPE Cad No WPSPE Cad


1 Cubadak, Sumbar 66 6 Simbolon Samosir, Sumut 155 11 Talamau, Sumbar N/A
7 Hamiding, Malut 265 12 Bromo-Tengger, Jatim N/A
2 Geureudong, Aceh 160
Lawang-Malintang,
3 Hu’u Daha, NTB 65 8 Tanjung Sakti, Bengkulu 70 13 N/A
Bengkulu
4 Pentadio, Gorontalo N/A 9 Graho Nyabu, Jambi 200 Gn. Tandikat &
14 N/A
10 Sekincau, Lampung 378 Singgalang, Sumbar
5 Klabat Wineru, Sulut 70
15 Krucil-Tiris, Jatim N/A
16 Gn. Kembar, Aceh N/A

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 89


INSENTIF DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI
TAX FASILITAS BEA PEMBEBASAN
ALLOWANCE MASUK PBB

1. Peraturan Pemerintah No 18 1. Peraturan Menteri Keuangan


Tahun 2015 No 177 Tahun 2007 Peraturan Menteri
2. Peraturan Menteri ESDM No 2. Peraturan Menteri Keuangan Keuangan No 172 Tahun
Tahun 2015 No 142 Tahun 2015 2016
3. Peraturan Menteri Keuangan No 3. Peraturan Menteri Keuangan
89 Tahun 2015 No 107 Tahun 2016 Pengurangan PBB atas
tubuh bumi sampai 100%
Fasilitas: Pengoperasian barang dan mesin untuk tahap Eksplorasi
pada pengusahaan Panas Bumi
1. Pengurangan PPh Neto 30% Fasilitas dapat diperoleh
dari nilai investasi selama 6 Syarat: untuk pemegang IPB
tahun (investment tax credit) 1. Barang belum dapat diproduksi selama 5 tahun dan
2. Penyusutan dan amortisasi di dalam negeri perpanjangan 2 tahun
dipercepat 2. Barang sudah diproduksi di
3. Pengenaan PPh Dividen 10% dalam negeri namun belum Dimulai tahun 2017
4. Kompensasi Kerugian 5-10 memenuhi spesifikasi yang
tahun dibutuhkan
3. Barang sudah diproduksi di
Panas Bumi: KBLI 06202 dalam negeri namun jumlahnya
belum mencukupi kebutuhan
Min. Investasi: Rp 100 Milyar industri

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 90


MEKANISME PERHITUNGAN BAGIAN PEMERINTAH DARI
PENGUSAHAAN PANAS BUMI
(KEPPRES 49/1991) SESUAI UU NO. 21/2014
WKP EKSISTING: PENERIMAAN
BIAYA
OPERASIONAL

PENERIMAAN BERSIH

Bonus
Produksi
66% PENGEMBANG 34% PEMERINTAH
PBB

Reimbursement (-)
Penerimaan Bersih (+)
Pengembang PPN
Pengembalian
Catatan : Bonus Produksi
Pehitungan Bonus Produksi PNBP
Uap : 1% * Gross Revenue
Listrik : 0,5% * Gross Revenue

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 91


PROPORSI PENERIMAAN NEGARA DARI PENGUSAHAAN PANAS BUMI
(UU NO. 21/2014)

WKP IPB:

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 92


PENGENAAN DAN PERHITUNGAN BONUS PRODUKSI
No DESKRIPSI EKSISTING*) IPB
1. Awal mulai • Telah Berproduksi (sebelum UU No. 21 sejak unit pertama berproduksi
perhitungan Tahun 2014 mulai berlaku): secara komersial
mulai tanggal 1 Januari 2015

• Belum Berproduksi (pada saat UU


No.21 Tahun 2014 mulai berlaku)
sejak unit pertama berproduksi secara
komersial
2. Besaran Bonus Penjualan Uap: Penjualan Uap:
Produksi 1% dari Pendapatan Kotor 1% dari Pendapatan Kotor

Penjualan Listrik: Penjualan Listrik:


0,5% dari Pendapatan Kotor 0,5% dari Pendapatan Kotor
3. Periode Dilakukan secara triwulan menyesuaikan Dilakukan secara tahunan dan
Perhitungan Bonus dengan periode Setoran Bagian Pemerintah dihitung sejak 1 Januari s.d.
Produksi (SBP) 31 Desember
 Eksisting adalah pemegang kuasa pengusahaan sumber daya panas bumi, Kontrak Operasi Bersama
pengusahaan sumber daya panas bumi, dan pemegang izin pengusahaan sumber daya panas bumi.
 Pendapatan kotor dari penjualan uap panas bumi dihitung jumlah uap panas bumi setara listrik yang terjual
(kilo Watt hour) dikalikan dengan harga jual uap panas bumi.
 Pendapatan kotor dari penjualan tenaga listrik dihitung jumlah produksi tenaga listrik yang terjual (kilo
Watt hour) dikalikan dengan harga jual tenaga listrik.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 93


93
MANFAAT BONUS PRODUKSI PANAS BUMI

1. Manfaat Bonus Produksi:


a. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sebagai manfaat langsung yang dirasakan oleh
Pemda dan Masyarakat;
b. Mendorong terbentuknya program-program peningkatan kesejahteraan di daerah
penghasil;
c. Mendorong tumbuhnya rasa memiliki masyarakat terhadap proyek panas bumi.
d. Menciptakan sinergi yang kondusif antara Pemerintah, masyarakat dan pengembang
panas bumi.

2. Kewajiban penyetoran bonus produksi terhadap 7 pengembang panas bumi pada 12


area/WKP dan disetorkan kepada 25 Pemerintah Kabupaten/Kota Penghasil;
3. Saat ini Pemerintah Daerah yang mendapatkan Bonus produksi terbesar adalah
Kabupaten Bandung dengan nilai Rp 58,3 Milyar.

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 94


REALISASI BONUS PRODUKSI PANAS BUMI
Pengembang Besaran Bonus Produksi (Rp)
No Area/WKP Kabupaten/Kota Keterangan
Panas Bumi 2014 2015 2016 2017
Tomohon* 0 2.957.984.428 2.004.794.523 4.000.721.536 Bonprod Tahun
Minahasa 0 1.658.332.430 1.150.680.880 2.104.602.676 2017 = Telah Bayar
Minahasa Utara 0 154.744.622 105.775.648 204.658.425 2015 & 2016 =
1. PT PGE Lahendong
Minahasa Selatan 0 18.318.678 12.251.728 24.227.477 Belum Bayar
Minahasa Tenggara 0 4.280.705 3.295.192 6.375.651
Manado* 0 26.513.876 18.123.553 35.066.086
Garut 0 1.388.366.875 1.322.523.303 1.346.433.218
2. PT PGE Kamojang
Bandung 0 10.317.930.551 10.401.974.065 10.740.040.918
3. PT PGE Ulubelu Tanggamus 0 5.407.345.025 5.485.207.106 8.508.351.094
Tanah Karo 0 47.666 0 0
Langkat 0 2.346 0 0
4. PT PGE Sibayak
Deli Serdang 0 4.021 0 0
Simalungun 0 36 0 0
Tapanuli Utara 0 0 0 3.563.205.317 Telah Bayar
5. SOL Sarulla
Tapanuli Selatan 0 0 0 348.536.167
Banjarnegara 0 611.528.546 477.122.229 1.052.198.698 Telah Bayar
Wonosobo 0 218.504.605 170.574.144 376.167.534
Temanggung 0 3.732.084 2.912.241 6.422.372
6. PT GDE Dieng
Batang 0 18.660.418 14.561.207 32.111.862
Pekalongan 0 28.612.640 22.327.185 49.238.189
Kendal 0 7.553.026 5.893.822 12.997.659
7. PT GDE Patuha Bandung 525.362.079 2.023.523.129 2.215.893.198 2.160.579.139
8. PT PLN Ulumbu Manggarai 0 184.979.455 293.153.908 Belum Bayar
9. PT PLN Mataloko Ngada 0 0 0
Bogor 10.370.555.152 9.508.543.647 8.654.632.002 Telah Bayar
10. SEGS Salak
Sukabumi 8.834.176.611 8.408.440.802 8.206.135.585
Bandung 559.076.695 556.621.322 612.877.464
11. SEGD II Darajat
Garut 9.514.377.263 9.436.580.151 9.550.927.923
Wayang
12. SEGWWL Bandung 4.577.222.817 10.854.958.405
Windu 12.110.575.598
TOTAL 525.362.079 58.701.394.245 62.364.033.806 74.000.236.498

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 95


VIII. Tantangan dan Upaya Terobosan
 Tantangan Pengembangan Panas Bumi 97
 Upaya Terobosan Pengembangan Panas Bumi 98

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 96


KENDALA UTAMA PENGEMBANGAN PANAS BUMI

Lokasi Pengembangan di Isu Sosial


Kawasan Hutan

Efisiensi
Biaya Perizinan

Pendanaan
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 97
UPAYA TEROBOSAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI

Pengembangan Panas Bumi di


Wilayah Timur

Penugasan Kepada BUMN

Penyederhanaan Perizinan

Penugasan Survei Pendahuluan dan


Eksplorasi
Geothermal Fund + Government Drilling

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 98


GOVERNMENT DRILLING DENGAN PENDANAAN THE GEOTHERMAL ENERGY
UPSTREAM DEVELOPMENT. PROJECT (GEUDP)
Tujuan Pendanaan GEUDP:

“ Mengurangi Risiko Pengusahaan Panas Bumi yang diharapkan akan mendorong


pengembangan panas bumi oleh pengembang swasta dan BUMN.”
Pendanaan GEUDP terdiri dari:
• Clean Technology Fund (CTF) sebesar US $ 49 juta untuk pemboran eksplorasi
• Global Environment Facility (GEF) sebesar US $ 6,25 juta untuk technical assistance.
• Dana Pendampingan Pemerintah yang berasal dari Pendanaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi (PISP)

Pendanaan bersifat Hibah Bersyarat :


Pemenang lelang dari lokasi akan mengganti Dana Eksplorasi + Premi Risiko.
Penggantian bertujuan agar dana pemboran eksplorasi dapat bergulir (Revolving Fund)
Masa efektif hibah adalah 15 tahun, dibagi dalam dua tahap:
a. Tahap 1 : 5 Tahun pertama, hanya dana yang dipakai yang akan menjadi dana bergulir, dana yang tidak digunakan
akan ditarik oleh CTF
b. Tahap 2 : 10 Tahun selanjutnya : dana yang tidak digunakan pada akhir tahun kelima belas akan ditarik oleh CTF

PT SMI sebagai PROJECT OWNER dari pendanaan ini


KESDM, Kemenkeu, dan PT SMI membentuk Steering Committee

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 99


LOKASI KEGIATAN GOVERNMENT DRILLING

1 5

Cadangan
No. Wilayah Kerja Lokasi Status Wilayah
Mungkin (MW)
1. Wae Sano Nusa Tenggara Timur 30 Wilayah Terbuka
2. Jailolo Maluku Utara 75 IPB Dikembalikan
3. Bonjol Sumatera barat 200 Gagal Lelang
4. Bittuang Sulawesi Selatan 28 Wilayah Terbuka
5. Nage Nusa Tenggara Timur 30 Wilayah Terbuka

ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 100


100
Terima Kasih

Go Green Indonesia !
energi hijau, energi masa depan

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN KONSERVASI ENERGI

Jalan Pegangsaan Timur No. 1 Jakarta 10320; Telp/Faks : 021-39830077/ 021-31901087

www.ebtke.esdm.go.id
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm www.energiterbarukan.net
Lintas EBTKE www.konservasienergi.net
@DitjenEBTKE 101

Anda mungkin juga menyukai