Oleh:
Direktorat Panas Bumi
Satuan: MW
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2040 2050
Panas Bumi 1.439 1.654 1.909 2.134 2.494 3.110 7.242 9.300 13.423 17.546
Air & Mikrohidro 5.024 5.119 5.236 5.491 7.008 7.889 20.960 25.844 35.611 45.379
Bioenergi 1.740 1.886 2.093 2.359 2.674 3.024 5.532 9.651 17.887 26.123
Surya 79 229 429 679 979 1.379 6.379 14.103 29.551 45.000
Angin 7 57 107 207 307 507 1.807 7.167 17.887 28.607
EBT Lainnya 372 1.860 1.860 1.860 1.861 1.863 3.128 3.779 5.081 6.383
Total 8.660 10.804 11.728 12.939 15.807 18.475 45.044 69.843 119.440 169.038
Fluida yang diperoleh dari sumur produksi akan dialirkan ke dalam separator untuk dipisahkan antara uap
dan air. Fluida cair (brine) direinjeksikan ke dalam bumi reinjeksi agar sistem panas bumi tetap
berkelanjutan, sedangkan uap dialirkan ke pembangkit untuk memutar turbin untuk menghasilkan listrik.
Listrik tersebut dialirkan menuju transformer dan kemudian ditransmisikan. Uap yang telah melalui turbin
dikondensasikan menjadi air pada kondensor, dan selanjutnya diiinjeksikan ke dalam bumi.
Coal Gas
Residu Panas Bumi
(desulfurization) (combine cycle)
CO2 1,700 973 26
SO2 4.1 0.003 0
NOx 2.4 1.4 0
Lumpur 168 0 0
Abu 60 0 0
Sumber: IGA Paper
Ramah Lingkungan
(CO2 Panas Bumi = 1.5% Batubara, 2.7% Gas)
11.073 17.435
28.508
KAPASITAS TERPASANG
NO NEGARA SUMBER DAYA (MW) RASIO
(MW)
2 Pengaturan pemanfaatan energi panas Belum rinci Diatur lebih rinci Pasal 11 s.d Pasal 23
bumi untuk pemanfaatan langsung dan
pemanfaatan tidak langsung
3 Pemanfaatan panas bumi di kawasan hutan Belum diatur Pemanfaatan panas bumi Pasal 24
lindung, produksi dan konservasi di kawasan hutan produksi
dan lindung melalui izin
pinjam pakai,
Pemanfaatan panas bumi
di kawasan hutan
konservasi melalui izin
pemanfaatan jasa
lingkungan
4 Pengalihan kepemilikan saham Belum diatur Diatur (setelah selesai Pasal 27
eksplorasi)
6 Kewenangan Menteri dalam pencabutan Belum diatur Diatur Pasal 33 s.d Pasal 37
dan pembatalan izin panas bumi
1
11,14 BPP Regional
max 11,14
Pembelian dari PLTP dan PLTSa
9,77
2
max 9,77
B-B (Kesepakatan Para Pihak)
3 10,98
max 10,98 5
17 13,00
12,64 11,07 max 12,75
13 5
15
max 12,64 max 11,07
7,25 4 5
14
B-B
5
6 14,10
8,58
7,18 max 14,10
Max 8,58 5
20 20,00
B-B 16
5
max 20,00 21
6,99 13,78
7
7,28 max 13,78
B-B B-B
Wilayah kelistrikan: 6,81
8
1. Aceh B-B 6,81
2.Sumatera Utara 6,83
10 11
9 B-B B-B
3.Riau
6,81
4.Sumatera Barat 6,81 5
12 18
5.Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu B-B 13,90 19 17,72 16,49
B-B max 13,90 max 17,72 max 16,49
(S2JB)
6.Belitung
7.Lampung
8.DKI
9.Jawa Barat
10.Jawa Tengah
11.Jawa Timur
12.Bali
13.Kalimantan Barat
14.Kalimantan Selatan dan Tengah
15.Kalimantan Timur Keterangan:
16.Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat - Berdasarkan BPP Tahun 2017 (Kepmen ESDM No.1772 K/20/MEM/2018)
17.Sulawesi Utara dan Gorontalo - BPP Nasional 7,66 cent US$/kWh
18.Lombok
19.Nusa Tenggara Timur (Flores Bagian
Barat / Flores Bagian Timur)
20.Maluku dan Maluku Utara (Ambon)
21.Papua (Jayapura)
Wilayah dengan pembelian harga tenaga listrik 100% BPP* | PLT Panas bumi
“
Fokus pengembangan pada wilayah yang
keekonomiannya menarik
(BPP setempat > BPP nasional)
20.00
17.00
14.1
13.9
13.78
Harga Beli Listrik | cent/kWh
13.00
12.64
11.07
11.14
10.98
BPP Nasional:
7,66 cent/kWh
9.77
8.58
Harga Beli Listrik
7.18
6.99
7.28
7.25
6.81
6.81
6.81
6.81
6.83
100% BPP*
BPP Setempat
Sumut
Jatim
Lampung
Sumbar
Kaltim
Sulselbar
Riau
Jakarta
S2JB
Kalbar
NTT
Jateng
NTB
Kalselteng
Sultenggo
Bali
Papua
Aceh
Jabar
Babel
Maluku
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 32
32
PERBANDINGAN BAURAN LISTRIK PANAS BUMI DAN DIESEL
Tempat Penyimpanan
Sementara
Direktur Jenderal EBTKE
cq. Direktur Panas Bumi Pengangkutan
Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan
Pemanfaatan Penimbunan
In Situ Ex Situ
Laporan Pengelolaan dari 1. Inspeksi Rutin; atau
Badan Usaha sebagaimana 2. Inspeksi Insidental
Lampiran IV Material Konstruksi
Sumber Data :
a. SPOP tahun sebelumnya
b. Data produksi uap dan/atau listrik dari PLTP
Diterima Rekening
Berdasarkan Kepmen ESDM Kas Umum Daerah
Besaran Bonpod
Pemerintah Daerah
Rekening Kas Umum Penghasil membuat Pengelolaan dan
JOC, Kuasa
Tanda Terima Setoran pertanggungjawaban
Daerah
Bonus Produksi keuangan atas Bonus
1 bulan sejak Kepmen Penetapan Produksi
Bonprod untuk tahun 2015-2016 **) dilakukan sesuai
dengan peraturan
1 4 hari kerja sejak Kepmen Penetapan perundang-undangan
Bonprod untuk per triwulan tiap JOC,
tahunnya**) Kuasa di bidang pengelolaan
keuangan daerah
Kompensasi Harga
Data dan Informasi
Panas Bumi
Pelelangan Pelelangan
Tahap Kesatu Tahap Kedua
Menentukan Badan Usaha yang memenuhi Memilih Peserta lelang yang akan diberikan IPB
kualifikasi pengusahaan Panas Bumi berdasarkan Dokumen Penawaran yang terdiri dari
2 sampul:
Dokumen Lelang Tahap Kesatu:
a. Sampul 1 (satu): Proposal pengembangan
a. Persyaratan administratif proyek
b. Kualifikasi aspek teknis b. Sampul 2 (dua): Penawaran Komitmen
c. Kualifikasi aspek keuangan Eksplorasi
Sistem Gugur
Persyaratan
administrati Sampul 1
Ya Sampul 2
f Ya Proposal
Penawaran
Pengembangan
Komitmen Eksplorasi Ya
Kualifikasi Proyek
Tidak aspek
keuangan Ya
Tidak
Tidak
Tidak Lolos Kualifikasi
Penetapan Peringkat
aspek teknis Tidak Lolos
Tidak
Pemenang Lelang
Pelelangan Tahap Kedua
Pengumuman Pengambilan
Pelelangan Dokumen Lelang Tahap I
2 HK
Rapat Penjelasan
Dokumen Lelang Tahap I
Pendaftaran Peserta 20 HK
Pemasukan Dokumen
10 HK
Penawaran Tahap I
1 HK
Penetapan
0 HK Pembukaan Dokumen
Peserta
Penawaran Tahap I
Evaluasi Dokumen
Penawaran Tahap I 5 HK
Pesert
hanya 1 a Lolos
peserta Tahap
hanya Penetapan hasil evaluasi ≥ 2 peserta/ 1 I
1 Tahap I peserta apabila
pesert lelang ulang
a yang 2 HK
lolos
Pengumuman
Hasil Evaluasi
Tahap I
Pelelangan diulang
Ditolak Ditolak
PP 108/2015 jo. PP 28/2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
• Pasal 35, pasal 36, pasal 37: “Taman nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan penyimpanan dan/atau penyerapan energi panas bumi”
Permen LHK P.46/2016 tentang PJLPB pada kawasan Taman Nasional, Tahura, dan TWA
Permen LHK P.50/2016 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 45
SKEMA PEMANFAATAN KAWASAN HUTAN
Cagar Alam
Hutan Suaka Alam
Suaka Margasatwa
KAWASAN HUTAN
Taman Nasional
(Zona Pemanfaatan)
Hutan Lindung
IPPKH
(kerja sama)
Hutan Produksi
(Tetap, Terbatas, Konversi)
VISI INSTALASI PANAS BUMI YANG AMAN, ANDAL DAN AKRAB LINGKUNGAN (PRINSIP 3A)
REGULASI PENGATURAN DAN PENGAWASAN KETEKNIKAN DALAM KEGIATAN USAHA PANAS BUMI
• STANDARDISASI KOMPETENSI • PENYULUHAN BAHAYA • BAHAN DAN BAHAN KIMIA YANG • PROSEDUR OPERASI
• TEMPAT KERJA PANAS DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN DAN PERAWATAN
• LINGKUNGAN KERJA • TANDA PERINGATAN/ PANAS BUMI • SERTIFIKAT KELAIKAN
• PROSEDUR KERJA (SOP) LARANGAN • DESAIN PERALATAN PERALATAN DAN
• NILAI AMBANG BATAS (NAB) • SERTIFIKAT KELAIKAN • TEKNOLOGI (OPERASI, PENGELOLAAN INSTALASI
PERSYARATAN • ALAT PELINDUNG DIRI (APD) • SERTIFIKAT KOMPETENSI LINGKUNGAN) • SERTIFIKAT
• TANDA PERINGATAN/LARANGAN • TANDA KESELAMATAN • MATERIAL YANG DIGUNAKAN KOMPETENSI
• PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA PRODUK • PERALATAN, BAHAN DAN BAHAN • TANDA KESESUAIAN SNI
• SERTIFIKAT PERALATAN BERBAHAYA KIMIA PENCEGAHAN DAN • KESIAPAN ALAT
• TANDA KESELAMATAN PRODUK PENANGGULANGAN PENCEMARAN PEMADAM
• SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN LINGKUNGAN • LATIHAN PEMADAMAN
• BAKU MUTU LINGKUNGAN • TANDA KESELAMATAN
• SDM PRODUK
• SISTEM TANGGAP DARURAT
• SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN
Produk Instalasi
Aspek Peralatan Teknologi Tenaga Teknik
Bahan Instrumentasi
Spesifikasi
standardisasi
Standardisasi Pemeriksaan Teknis Seleksi
Alat Uji Fungsi
Sertifikasi
Sertifikasi Audit Akreditasi
Akreditasi
KLUSTER
SUMBER PENYEDIAAN PEMANFAATAN
DAYA
HULU HILIR
Pemanfaatan di
PROSES/ Sektor Komersial
TAHAPAN
Pemanfaatan di ZERO
Sumber Pencarian Pemroduksian Pengolahan Penyaluran Pendistribusian Sektor Rumah
Penyimpanan ACCIDENT
Energi (Eskplorasi) (Eksploitasi) Pembangkitan
Tangga
Pemanfaatan di
Handal, Aman, Sektor Transportasi
Akurat, Efisien,
Effektif dan Pemanfaatan di
Akrab Sektor Industri
Lingkungan
1.135
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
REALISASI PNBP (MILYAR RUPIAH) REALISASI INVESTASI (JUTA USD)
933 932
867 886
756 *740
*1,422
*700
1,133 1,152 *1,210
877
594
349
206.4
220
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
* Rencana
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 52
KAPASITAS TERPASANG PLTP TAHUN 2018
Pengembang/ Kapasitas Total
No. WKP, Lokasi PLTP Kapasitas Turbin
Operator (MW)
PT. Pertamina Geothermal 1 x 10 MW;
1 Sibayak – Sinabung, SUMUT Sibayak 12
Energy 2 MW(monoblok)
Star Energy Geothermal 3 x 60 MW;
2 Cibeureum – Parabakti, JABAR Salak 377
Salak, Ltd 3 x 65,6 MW
Wayang Star Energy Geothermal 1 x 110 MW;
227
3 Pangalengan, JABAR Windu Wayang Windu 1 x 117 MW
Patuha PT Geo Dipa Energi 1 x 55 MW 55
1 x30 MW;
PT. Pertamina Geothermal 2 x 55 MW;
Kamojang 235
Energy 1 x 60 MW;
4 Kamojang – Darajat, JABAR 1 x 35 MW
1 x 55 MW;
Star Energy Geothermal
Darajat 1 x 94 MW; 270
Darajat, Ltd
1 x 121 MW
5 Dataran Tinggi Dieng, JATENG Dieng PT. Geo Dipa Energi 1 x 60 MW 60
PT. Pertamina Geothermal
6 Lahendong – Tompaso, SULUT Lahendong 6 x 20 MW 120
Energy
PT. Pertamina Geothermal
7 Waypanas – LAMPUNG Ulubelu 4 x 55 MW 220
Energy
8 Ulumbu - NTT Ulumbu PT. PLN (Persero) 4 x 2,5 MW 10
9 Mataloko - NTT Mataloko PT. PLN (Persero) 1 x 2,5 MW 2,5
10 Sibual-Buali - SUMUT Sarulla Sarulla Operation Ltd. 2 x 110 MW 330
PT. Pertamina Geothermal 1 x 30 MW 30
11 Karaha Bodas - JABAR Karaha
Energy
TOTAL 1.948,5
PLTP
PLTP KAMOJANG:
KAMOJANG: 235235
MWMW
PLTP PATUHA: 55 MW
PLTP DIENG: 60 MW
PLTP KARAHA: 30 MW PLTP DARAJAT: 270 MW PLTP ULUMBU: 10 MW
3000
880 1000
2000 585
355 305 500
1000 250 266 280
205 165 160 210
110 60 65
0 37 7.5 35
0 0
Road map pengembangan panas bumi s.d. Tahun 2025 dapat diuraikan dalam tabel berikut:
Rencana Status Rencana Pengembangan (MW)
Total
Pengembangan Maret 2018 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Tambahan
1,948.5 35 205.0 165 250 160 266 355 585 305 880 2632 7,241.5
Kapasitas (MW)
Investasi (Juta
7,698 140 820 660 660 880 3,464 1,800 3,432 2,600 4,700 37,200 28,966
USD)
Serapan Tenaga
5,774 105 615 495 495 660 2,598 1,350 2,574 1,950 3,525 27,900 21,725
Kerja (Orang)
Setara Produksi
Minyak 8,283,317 150,645 882,349 710,183 710,183 946,911 3,727,385 1,936,863 3,692,952 2,797,691 5,057,364 40,028,498 31,168,426
(BOE/YEAR)
CO2 Reduction 11,531,296 209,714 1,228,327 988,654 988,654 1,318,205 5,188,933 2,696,328 5,140,999 3,894,696 7,040,412 55,724,112 43,389,909
Keterangan:
1 MW = USD 4 Juta Faktor Emisi (tonCO2/MWh)
1 MW = 3 Orang Tenaga Kerja Sistem Kelistrikan
1 SBM = 1,628.2 KWh 2010 2011 2012 2013
Penurunan Emisi CO2 = Produksi Listrik (MWh) x Faktor Sistem Interkoneksi Jawa - Madura -
Emisi Jaringan Bali 0,730 0,778 0,823 0,855
Sistem Interkoneksi Sumatera 0,749 0,724 0,687 0,668
Sistem Interkoneksi Sulawesi Utara,
Tengah, dan Gorontalo 0,332 0,480 0,600 0,737
Maluku, Nusa Tenggara dan Papua 0,800 0,717
Sumber: Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
LAMPUNG 5 WKP
Gn.Rajabasa: 220 MW JABAR 9 WKP dan 1 WPSPE MALUKU 1 WKP
Sekincau: 220 MW Cibeureum–Parabakti: 70 MW Tulehu: 20 MW
JATENG 6 WKP Wapsalit: 5
Waypanas – Ulubelu: - Cibuni: 10 MW Baturaden: 220 MW
Danau Ranau: 110 MW Cisolok Cisukarame: 45 MW Dataran Tinggi Dieng: 265 MW NTB 1 WKP dan 1 WPSPE
Way Ratai: 55 MW Gn. Tampomas: 45 MW Guci: 55 MW NTT 5 WKP
Gn. Tgkuban Perahu: 60 MW Sembalun: 20 MW
Gn. Ungaran: 55 MW Atadei: 10 MW
Kamojang: 55 MW Hu’u Daha 20 MW
Candi Umbul Telomoyo: 55 MW Sokoria: 30 MW
Darajat: - Gunung Lawu : 110 MW Keterangan:
Ulumbu: 40 MW (unit 5)
Karaha Cakrabuana: 20 MW
Mataloko: 20 MW
Pangalengan: 110 MW (Patuha) Program FTP II dan 35 GW
Oka Ile Ange: 10 MW
Pangalengan: 173 MW (Wayang
Gunung Sirung: 5 MW
Windu unit 3&4) Program FTP II
Waesano: 20 MW
G. Ciremai: 110 MW
Gn. Gede Pangrango: 55 MW Program 35 GW
Gn. Galunggung: 110 MW
Rencana PSPE
9 PLTP Sarulla 1 Sumatera Utara JOC PT. PGE - SOL 330 330
10 PLTP Muaralaboh Sumatera Barat PT. Supreme Energy Muaralaboh 70 220
Pengusahaan panas bumi dapat berupa pemanfaatan langsung dan pemanfaatan tidak
langsung;
Kegiatan usaha panas bumi meliputi Survei Pendahuluan, Penetapan dan Pelelangan
Wilayah Kerja, Eksplorasi, Studi Kelayakan, Eksploitasi, dan Pemanfaatan;
Pemerintah dapat memberikan Penugasan Survei Pendahuluan (PSP) kepada BLU,
Perguruan Tinggi, dan/atau Lembaga Penelitian dan memberikan Penugasan Survei
Pendahuluan & Eksplorasi (PSPE) kepada Badan Usaha;
Pengusulan Wilayah Survei Pendahuluan dapat dilakukan oleh Menteri, Gubernur,
dan/atau Bupati/Walikota;
Menteri melakukan penawaran WK secara lelang;
Pemerintah dapat memberikan penugasan langsung kepada BUMN sebagai IPB dan
BLU dalam rangka penambahan data untuk pengembangan panas bumi;
IPB diterbitkan oleh Menteri.
3 Bagian 34% dari Net Operating Bagian Pemerintah berupa Bagian Pemerintah berupa
Pemerintah Income (NOI) termasuk pajak dan PNBP pajak dan PNBP
semua pajak-pajak
kecuali pajak
perseorangan
SP = Survey Pendahuluan PSP = Penugasan Survey Pendahuluan IPB = Izin Panas Bumi IUPTL = Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PJBL = Perjanjian Jual Beli Listrik FS = Feasibility Study
1. HoA /PPA
Produksi 30 thn
55 110
Penawaran Penawaran
WPSP WPSPE
Penugasan Survei
Penugasan Survei
Pendahuluan dan
Pendahuluan
Eksplorasi
Penyiapan
WILAYAH Wilayah Kerja Survei Pendahuluan; dan
Menteri
TERBUKA Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.
Menugasi
Pihak Lain
Perguruan Tinggi, Lembaga
Penelitian Penugasan Survei Pendahuluan
(Berbadan Hukum Indonesia)
• Selain berdasarkan penawaran Wilayah Penugasan, perguruan tinggi atau lembaga penelitian dapat mengajukan
permohonan PSP untuk wilayah yang merupakan Wilayah Terbuka Panas Bumi dan belum ditetapkan sebagai WPSP.
• PSP diberikan untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 6 (enam) bulan.
Penyiapan
WILAYAH Wilayah Kerja Survei Pendahuluan; dan
TERBUKA
Menteri Survei Pendahuluan dan Eksplorasi.
Menugasi
Mekanisme
Kontes
Dokumen Persyaratan
Badan Usaha mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dengan dilengkapi:
1. Persyaratan administratif, paling sedikit meliputi:
a. akta pendirian Badan Usaha dan/atau akta perubahan Badan Usaha terakhir;
b. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
c. profil Perusahaan.
2. Persyaratan teknis, paling sedikit meliputi:
a. program Kerja untuk pelaksanaan PSPE paling sedikit meliputi:
1) tata waktu pelaksanaan PSPE;
2) rencana pembiayaan pelaksanaan PSPE;
3) rencana desain Sumur Eksplorasi;
4) rencana jumlah pengeboran Sumur Eksplorasi;
5) rencana uji sumur; dan
6) rencana penerapan kaidah keteknikan yang baik dan benar, keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
b. kemampuan teknis operasional dengan menunjukkan pengalaman di bidang Panas Bumi.
c. mempunyai tenaga ahli di bidang Panas Bumi.
3. Persyaratan keuangan, paling sedikit meliputi:
a. laporan keuangan tahunan untuk 3 (tiga) tahun terakhir dari Badan Usaha, atau induk perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan
publik dengan opini minimum wajar; dan
b. surat pernyataan kesanggupan menyediakan pendanaan untuk melaksanakan PSPE paling sedikit sebesar US$10.000.000 (sepuluh
juta dolar Amerika Serikat) sebagai Komitmen Eksplorasi.
Sebagian Komitmen Eksplorasi sebesar 5% (lima persen) dari Komitmen Eksplorasi dalam bentuk rekening bersama (escrow account) atau
standby letter of credit pada bank yang berstatus badan usaha milik negara yang berkedudukan di Jakarta.
85 MW
30 MW
1st Power
Plant
Kamojang
PROSES BISNIS
LELANG TERBUKA
ESDM PTSP BKPM KEMKUMHAM PT PLN BPN PEMDA KLHK KEMENDAG KEMENKEU KEMENKO
PEREKONOMIAN
WK PANAS BUMI
(Setelah UU 21/2014)
UU 21/2014
COD PJBL dilaksanakan
KONSTRUKSI EKSPLOITASI EKSPLORASI setelah eksplorasi
(5 + 1 + 1 Tahun)
PROSES BISNIS
PSPE PANAS
ESDM PTSP BKPM KEMKUMHAM PT PLN BPN PEMDA KLHK KEMENDAG KEMENKEU KEMENKO
PEREKONOMIAN
BUMI
(Setelah UU 21/2014)
UU 21/2014
PJBL dilaksanakan
COD setelah eksplorasi
KONSTRUKSI EKSPLOITASI SP & EKSPLORASI
(3 + 1 + 1 Tahun)
EBTKE DJK BKPM PEMDA KLHK POLRI KEMENKEU KEMENDAG KEMENAKER JUMLAH
Izin 0 0 6 8 6 6 0 0 2 28
Dispensasi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rekomendasi 3 0 0 1 0 0 0 0 0 4
Setifikasi 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
Persetujuan 2 0 0 0 1 0 1 3 0 7
Lainnya 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2
JUMLAH 7 1 6 9 7 6 1 3 2 42
2 Ditjen 1 Non-Perizinan :
Ketenagalistrikan 1. Sertifikat Layak Operasi (SLO) Pembangkit Listrik
3 BKPM 6 Perizinan :
1. Penugasan Survei Pendahuluan Panas Bumi
2. Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi Panas Bumi
3. Izin Panas Bumi
4. Izin Penggunaan Gudang Bahan Peledak Panas Bumi
5. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL)
6. Izin Orinsip Penanaman Modal
5 Kementerian 7 Perizinan :
Lingkungan 1. UKL-UPL dan Izin Lingkungan (untuk kawasan hutan konservasi dan taman nasional)
Hidup dan 2. Izin AMDAL dan Izin Lingkungan (untuk kawasan hutan konservasi dan taman
Kehutanan nasional)
3. Izin Dumping Limbah Pemboran
4. Izin Pengelolaan Limbah B3
5. Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3
6. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)/ Izin Pemanfaatan Jasa Lingkungan Panas
Bumi (IPJLB) untuk Hutan Konservasi
Non-Perizinan :
1. Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan
7 Kemenkeu 1 Non-Perizinan :
1. Persetujuan Pembebasan Bea Masuk dan Pajak dalam Rangka Impor
8 Kemendag 3 Non-Perizinan :
1. Persetujuan Angka Pengenal Importir Produsen
2. Persetujuan Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK)
3. Persetujuan IP-Baja
9 Kemenaker 2 Perizinan :
1. Izin Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
2. Izin Mempergunakan Tenaga Asing (IMTA)
JUMLAH 42
1. Pemerintah memberikan insentif fiskal bagi pengembangan panas bumi berupa fasilitas pajak
penghasilan (tax allowance) dan fasilitas bea masuk dan pajak dalam rangka impor (bea masuk, PPN
dan PPNBm, PPh atas impor).
2. Menerbitkan Permen ESDM No. 50 Tahun 2017 dengan spirit penyediaan listrik yang efisien
sehingga subsidi listrik tidak membebani APBN dan masyarakat mendapatkan tarif listrik yang lebih
baik termasuk pengusahaan Panas Bumi harus lebih efisien agar harga listrik Panas Bumi dapat
bersaing.
3. Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan dukungan internasional dalam konteks pembiayaan,
teknologi, sumber daya manusia dan bantuan teknis;
4. Kepemilikan saham asing dalam bisnis panas bumi di perbolehkan hingga 95% pada tahap
eksplorasi;
5. Kesempatan pengusahaan lain dalam bidang panas bumi:
• Pemanfaatan langsung panas bumi;
• Sumber daya panas bumi entalphi rendah;
• Pembangkit listrik kapasitas kecil;
• Services company untuk mendukung usaha inti panas bumi.
6. Akses pengusahaan panas bumi dapat melalui tahapan:
• Penugasan Survei Pendahuluan panas bumi dan PSP + Eksplorasi;
• Partisipasi melalui proses lelang WKP Panas Bumi.
Sumber: S. Sudarman, 2009 Sumber: diolah dari PT Pertamina Geothermal Energy 2013
4
2
1
5 9
6
3 8
14 9 7
1
11 2
8 13
10
12
3
15
PENERIMAAN BERSIH
Bonus
Produksi
66% PENGEMBANG 34% PEMERINTAH
PBB
Reimbursement (-)
Penerimaan Bersih (+)
Pengembang PPN
Pengembalian
Catatan : Bonus Produksi
Pehitungan Bonus Produksi PNBP
Uap : 1% * Gross Revenue
Listrik : 0,5% * Gross Revenue
WKP IPB:
Efisiensi
Biaya Perizinan
Pendanaan
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm Lintas EBTKE @DitjenEBTKE 97
UPAYA TEROBOSAN PENGEMBANGAN PANAS BUMI
Penyederhanaan Perizinan
1 5
Cadangan
No. Wilayah Kerja Lokasi Status Wilayah
Mungkin (MW)
1. Wae Sano Nusa Tenggara Timur 30 Wilayah Terbuka
2. Jailolo Maluku Utara 75 IPB Dikembalikan
3. Bonjol Sumatera barat 200 Gagal Lelang
4. Bittuang Sulawesi Selatan 28 Wilayah Terbuka
5. Nage Nusa Tenggara Timur 30 Wilayah Terbuka
Go Green Indonesia !
energi hijau, energi masa depan
www.ebtke.esdm.go.id
ebtke.esdm.go.id djebtke_kesdm www.energiterbarukan.net
Lintas EBTKE www.konservasienergi.net
@DitjenEBTKE 101