Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)

Volume 0, Nomor 0 (0000): 000-000

ΒETA-KAROTEN, IMUNITAS
DALAM PENCEGAHAN KANKER

Suharni1*, Penulis Kedua2 , Penulis Ketiga3 [Times New Roman, 11, bold]
1*
(Pascasarjana Universitas Sebelas Mater)
(Email: suharniani733@gmail.com)
2
(Nama Institusi Penulis Kedua)
(Email: penulis2@email)
3
(Nama Institusi Penulis Ketiga)
(Email: penulis3@email)
*
Penulis korespondensi: author3@email [Times New Roman, 11, normal]

https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2018.000.00.0
2 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203

ABSTRAK
Abstrak ditulis Bahasa Indonesia, berisi tentang inti permasalahan/latar belakang penelitian, cara
penelitian/pemecahan masalah, dan hasil yang diperoleh. Kata abstrak dicetak tebal (bold).
Jumlah kata dalam abstrak tidak lebih dari 250 kata dan diketik 1 spasi. Jenis huruf abstrak adalah
Times New Roman font 11, disajikan dengan rata kiri dan rata kanan (justify), disajikan dalam
satu paragraph, dan ditulis tanpa menjorok (indent) pada awal kalimat.
Kata kunci: yang terdiri atas 3-5 kata yang menjadi inti dari uraian abstraksi. Kata kunci
dicetak tebal (bold).

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel ........................................................................................... 3

PENDAHULUAN

Karatinoid merupakan prekursor (provitamin) vitamin A, dan diantara ratusan karotenoid


yang terdapat dalam alam, hanya bentuk alfa, gama, beta serta kriptosantin yang berperan sebagai
provitamin A. Beta-karoten adalah bentuk provitamin A yang paling aktif yang terdiri dari dua
molekul retinol yang saling berkaitan (Almatsier, 2009). Βeta-karoten adalah sumber vitamin A
yang sangat potensial dan memiliki aktivitas vitamin A tertinggi diantara semua karotenoid.
Pemberian vitamin A dalam dosis tinggi dapat bersifat toksis. Akan tetapi, beta-karoten dalam
jumlah banyak mampu memenuhi kebutuhan vitamin A. Tubuh akan mengkonversi beta-karoten
menjadi vitamin A dalam jumlah secukupnya dan selebihnya akan tetap tersimpan sebagai beta-
karoten yang berfungsi sebagai antioksidan (Windari, Ginting, and Gayatri 2013).
Retinol ditemukan dalam beberapa makanan, tetapi sebagian besar retinol tubuh berasal dari
konsumsi provitamin A karotenoid yang kemudian dikonversi menjadi retinol. Senyawa-senyawa
ini telah terbukti memiliki sifat berpotensi anti-karsinogenik seperti induksi apoptosis dan
diferensiasi sel, penghambatan proliferasi, aktivitas pendinginan radikal antioksidan atau radikal
bebas, dan peningkatan kekebalan. Laporan Ahli Penelitian Kanker Dunia mengatakan bahwa
diet dan kanker memiliki bukti bahwa makanan yang mengandung karotenoid dalam hal ini beta-
karoten melindungi terhadap kanker paru-paru dan kerongkongan (Hada et al. 2019).
Berdasarkan analisis gabungan dari delapan studi kohort yang terdiri dari data prospektif
yang dipublikasikan tentang plasma darah atau serum karotenoid dan kanker termasuk 3.055
subjek kasus dan 3.956 subjek kantrol, Menunjukkan bahwa asupan diet β-karoten secara
signifikan terkait dengan peningkatan kelangsungan hidup kanker payudara dengan 30%.
Konsentrasi β-karoten yang lebih tinggi dikaitkan dengan 28% risiko kanker payudara yang
secara signifikan lebih rendah dengan RR = 0,72, 95% CI = 0,59-0,88, p-value <0,001 (MOKBEL
and MOKBEL 2019).
β-Karoten, salah satu karotenoid yang memiliki sifat antioksidan yang sangat baik, karena
sifat antioksidan dari β-karoten dan karotenoid lainnya. Beta karoten dan vitamin A dapat
berfungsi sebagai pencegahan dan penyembuhan penyakit kanker. Hal ini disebabkan karena
fungsi beta-karoten dan vitamin A sebagai antioksidan yang mampu menyesuaikan fungsi
kekebalan dan sistem perlawanan tubuh terhadap mikroorganisme atau proses merusak lain.
Selain menjadi antioksidan dan prekursor vitamin A, β-karoten mungkin lebih penting dalam diet
kita daripada vitamin A karena orang-orang dengan kadar β-karoten jaringan yang rendah
biasanya rentan terhadap berbagai jenis kanker (Cui et al. 2012).

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


4 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203
Kanker
Imunitas
Metabolisme Beta karoten didalam Tubuh
Karotenoid seperti beta-karoten adalah yang bersifat esensial karena tidak dapat
di produksi oleh tubuh sendiri, sehingga diperlukan makanan dari luar. Makanan yang
mengandung beta-karoten terdapat dalam sayur dan buah diantara adalah wortel, jagung
manis, bayam merah, labu kuning, tomat, bayam hijau, bit merah, kentang dan terong
ungu (Windari, Ginting, and Gayatri 2013).
Sebagian dari karatenoid terutama beta karoten didalam sitoplasma sel mukosa
usus halus akan dipecah menjadi retinol. Retinol didalam mukosa usus halus bereaksi
dengan asam lemak dan membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu dan
menyebrangi sel- sel vili dinding usus halus untuk diangkut oleh kilomikron melalui
sistem limfe kedalam aliran darah menuju kehati. Kemudian dari hati didistribusikan
sesuai dengan fungsinya. Hati adalah organ penyimpanan utama vitamin A terutama
dalam dalam bentuk retinel ester. Sekitar 70% vitamin A yang ada didalam tubuh
disimpan didalam hati. Enzim yang paling penting dalam inisiasi sintesis retinoid dari b-
karoten, b-karoten monooksigenase-1 (BCMO1) dan b-karoten dioksigenase-2 (Östh et
al. 2014).
B-karaton adalah tetra-terpenoid yang terdiri dari sekitar C 40 termasuk cincin
ion- ion. Bersama dengan likopen itu adalah diantara karotenoid diet yang paling sering
dikomsumsi manusia, dan merupakan peringkat tertinggi didalam darah/plasma. B-
karoten adalah sumber paling penting dari vitamin A yang belum berbentuk, karena
molekul ini dapat terserap dan dibelah untuk menjadi vitamin A (retina) (Bohn et al.
2019). Karatenoid yang sudah di komsusmi akan masuk ke sistem pembuh darah dan
akan didistribusikan keseluruh tubuh. ke Ada 6 jenis karotenoid yang umumnya dijumpai
dalam darah yaitu: α-karotenoid, β-karoten, likopen, lutein, zeasantin dan β- kriptosantin.
Karatenoid kemudian diasumsikan mengikuti jalur metabolisme yang karena memiliki
fungsi yang berbeda pula (Kondororik, Martosupono, and Susanto 2017).
Beta-Karoten dengan Sistem Imunitas dalam pencegahan Kanker
Beta-karoten berhubungan dengan pencegahan kanker karena beta-karoten dapat
berfungsi sebagai antioksidan yang mampu menyesuaikan fungsi kekebalan dan sistem
perlawanan tubuh terhadap mikroorganisme serta mencegah terbentuknya radikal bebas yang
terjadi akibat pencemaran atau polusi (Pratiwi 2013).

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel ........................................................................................... 5
Proses terjadinya kanker karena adanya radikal bebas yang mengambil elektron
dari DNA dapat menyebabkan perubahan struktur DNA sehingga menimbulkan sel-sel
mutan. Jika mutasi ini terjadi berlangsung lama dapat menjadi kanker. Reaksi inisiasi
radikal bebas di mitokondria menyebabkan diproduksinya Reactive Oxygen Species
(ROS) yang bersifat reaktif. radikal bebas bila jumlahnya tidak berlebihan. Mekanisme
pertahanan tubuh dari radikal bebas adalah berupa antioksidan di tingkat sel, membran,
dan ekstra sel (Werdhasari 2014).
Antioksidan diperlukan untuk mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif adalah
kondisi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang ada dengan jumlah
antioksidan di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan senyawa yang mengandung satu
atau lebih elektron tidak berpasangan dalam orbitalnya, sehingga bersifat sangat reaktif
dan mampu mengoksidasi molekul di sekitarnya (lipid, protein, DNA, dan karbohidrat).
Antioksidan bersifat sangat mudah dioksidasi, sehingga radikal bebas akan mengoksidasi
antioksidan dan melindungi molekul lain dalam sel dari kerusakan akibat oksidasi oleh
radikal bebas atau oksigen reaktif (Marrocco, Altieri, and Peluso 2017).
β-karoten memiliki sifat antioksidan yang sangat besar. β-Karoten mampu
mengais radikal hidroksil, anion superoksida, dan peroksinitrit. Kedua, ia memadamkan
oksigen singlet dan dengan demikian mencegah peroksidasi lipid. β-Karoten juga dapat
mengikat logam transisi, mencegah mereka mengkatalisasi generasi spesies oksigen
radikal. Selain itu, β-karoten mencegah oksidasi retinol. Baik retinol dan β-karoten
bertindak sebagai antioksidan pemecah rantai dalam proses peroksidasi lipid. Namun,
aktivitas antioksidan ini hanya terlihat pada tekanan parsial rendah oksigen (<20 kPa).
Pada tekanan oksigen yang lebih tinggi, karotenoid dan retinoid kehilangan potensi
memutus rantai mereka dan sebagai gantinya menunjukkan efek pro-oksidan
autokatalitik. Retinol juga mempotensiasi efek antioksidan dari asam askorbat Vitamin A
adalah vitamin esensial untuk banyak fungsi di seluruh tubuh, termasuk penglihatan,
proliferasi dan diferensiasi sel, fungsi kekebalan tubuh, reproduksi, transkripsi gen, dan
aktivitas antioksidan (Koekkoek and Van Zanten 2016).

Kerusakan akibat radikal bebas dalam tubuh tersebut dapat diatasi dengan
antioksidan. Antioksidan didefinisikan sebagai suatu substansi yang dapat menunda,

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


6 JEPA, 2 (3), 2018: 194-203
mencegah, atau menghilangkan kerusakan oksidatif pada molekul target, contoh protein,
lipida dan DNA

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian narative riview dengan menggunakan metode naratif dengan
tujuan mencari literatur hasil penelitian yang berhubungan dengan Beta Karoten, imunitas dalam
pencegahan kanker, data yang diperoleh dari literatur jurnal yang dipublikasi pada tahun 2010-
2019. Proses pencarian jurnal menggunakan google scholar dan pubmed, dengan menggunakan
kata kunci Beta-karoten, imunitas dan pencegahan kanker dengan kreteria inklusi, jurnal akan
dimasukan refrensi apabila hasil penelitian pvalue < 0.005.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini menyajikan hasil penelitian. Hasil penelitian dapat dilengkapi dengan tabel, grafik
(gambar), dan/atau bagan. Bagian pembahasan memaparkan hasil pengolahan data,
menginterpretasikan penemuan secara logis, mengaitkan dengan sumber rujukan yang relevan.
[Times New Roman, 11, normal].

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Kesimpulan berisi rangkuman singkat atas hasil penelitian dan pembahasan. [Times New Roman,
11, normal].
Saran
Saran berisi anjuran singkat atas hasil yang dirangkum dalam kesimpulan. Saran dapat diberikan
kepada stakeholder maupun peneliti lain dalam rangka pengembangan penelitian. [Times
New Roman, 11, normal].

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)


Penulis Pertama – Sebagian Judul Artikel ........................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA

Penulisan naskah dan sitasi yang diacu dalam naskah ini disarankan menggunakan aplikasi
referensi (reference manager) seperti Mendeley, Zotero, Reffwork, Endnote dan lain-lain.
[Times New Roman, 11, normal].

JEPA, ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e)

Anda mungkin juga menyukai