MAKALAH
Di susun oleh
SURAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
1. Macam antioksidan
Secara umum, antioksidan dikelompokkan menjadi 2 yaitu antioksidan
enzimatis dan antioksidan non enzimatis yang berupa mikronitrien. Antioksidan
enzimais dapat dibentuk dalam tubuh, seperti super oksida dismutase (SOD),
glutation peroksida, katalase, dan glutation reduktase. Sedangkan antioksidan non
enzimatis yang berupa mikronutrien masih dibagi dalam 2 kelompok lagi
1. Antioksidan larut lemak, seperti –tokoferol, karetenoid, flavonoid, quinon,
dan bilirium
2. Antioksidan larut air, seperti asam askorbat, asam urat, protein pengikat
logam, dan protein pengikat heme
Bcaroten merupakan scavengers (pemulung) oksigen tunggal, vitamin C
pemulung superoksida dan radikal bebas yang lain, sedangkan vitamin E
merupakan pemutus rantai peroksida lemak pada membran dan Low Density
Lipoprotein. Vitamin E yang larut dalam lemak merupakan antioksidan yang
melindungi Poly Unsaturated Faty Acids (PUFAs) dan komponen sel serta
membran sel dari oksidasi oleh radikal bebas (Hariyatmi 2004).
Berdasarkan fungsinya, antioksidan dapat dibagi menjadi : (Hariyatmi
2004)
a. Tipe pemutus rantai reaksi pembentuk radikal bebas, dengan menyumbangkan
atom H,misalnya vitamin E
b. Tipe pereduksi, dengan mentransfer atom H atau oksigen, atau bersifat
pemulung,misalnya vitamin C
c. Tipe pengikat logam, mampu mengikat zat peroksidan, seperti Fe2+ dan Cu2+,
misalnya flavonoid
d. Antioksidan sekunder, mampu mendekomposisi hidroperoksida menjadi bentuk
stabil, pada manusia dikenal SOD, katalase, glutation peroksidase.
Mekanisme kerja antioksidan seluler adalah sebagai berikut:
a. Berinteraksi langsung dengan oksidan, radikal bebas atau oksigen
tunggal
b. Mencegah pembentukan jenis oksigen reaktif
c. Mengubah jenis oksigen reaktif menjadi kurang toksik
d. Mencegah kemampuan oksigen reaktif
e. Memperbaiki kerusakan yang timbul.
2. Mekanisme Kerja Vitamin C sebagai antioksidan
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting
untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan
nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C dikenal sebagai
antioksidan terlarut air paling dikenal, vitamin C juga secara efektif memungut
formasi ROS dan radikal bebas (Frei 1994).
Sebagai antioksidan, vitmin C bekerja sebagai donor electron, dengan cara
memindahkan satu electron ke senyawa logam Cu. Selain itu, vitamin C juga
dapat menyumbangkan electron ke dalam reaksi biokimia intraseluler dan
ekstraseluler. Vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen reaktif di dalam
sel netrofil, monosit, protein lensa, dan retina. Vitamin ini juga dapat bereaksi
dengan Fe-ferritin. Diluar sel, vitamin C mampu menghilangkan senyawa oksigen
reaktif, mencegah terjadinya LDL teroksidasi, mentransfer electron ke dalam
tokoferol teroksidasi dan mengabsorpsi logam dalam saluran pencernaan (Levine,
et al., 1995).
Askorbat dapat langsung menangkap radikal bebas oksigen, baik dengan
atau tanpa katalisator enzim. Secara tidak langsung, askorbat dapat meredam
aktivitas dengan cara mengubah tokoferol menjadi bentuk tereduksi. Reaksinya
ternadap senyawa oksigen reaktif lebih cepat dibandingkan dengan komponen
lainnya. Askorbat juga melindungi makromolekuk penting dari oksidatif. Reaksi
terhadap radikal hidroksil terbatas hanya melalui proses difusi
Vitamin C bekerja secara sinergis dengan vitamin E. Vitamin E yang
teroksidasi radikal bebas dapat beraksi dengan vitamin C kemidian akan berubah
menjadi tokoferol setelah mendapat ion hidrogen dari vitamin C (Belleville-
Nabeet,1996)
Sebagai zat penyapu radikal bebas, vitamin C dapat langsung bereaksi
dengan anion superoksida, radikal hidroksil, oksigen singlet dan lipid peroksida.
Sebagai reduktor asam askorbat akan mendonorkan satu elektron membentuk
semidehidroaskorbat yang tidak bersifat reaktif dan selanjutnya mengalami reaksi
disproporsionasi membentuk dehidroaskorbat yang bersifat tidak stabil.
Dehidroaskorbat akan terdegradasi membentuk asam oksalat dan asam treonat.
Oleh karena kemampuan vitamin C sebagai penghambat radikal bebas, maka
peranannya sangat penting dalam menjaga integritas membran sel (Suhartono et
al. 2007).
Reaksi askorbat dengan superoksida secara fisologis mirip dengan kerja
enzim SOD sebagai berikut.
2Oˉ2 + 2H+ +Askorbat → 2H2O2 + Dehiroaskorbat
Reaksi dengan hidrogen peroksida dikatalisis oleh enzim askorbat
peroksidase (Asada, 1992)
H2O2 + 2 Askorbat → 2H20 + 2 Monodehidroaskorbat
Askorbat ditemukan dalam kloroplas, sitosol, vakuola, dan kompartemen
ekstraseluler. Kloroplas mengandung semua enzim yang berfungsi untuk
meregenerasi askorbat tereduksi dan produk-produk terioksidasi. Hidrogen
peroksida juga dihancurkan dalam kloroplas melalui reaksi redoks askorbat dan
pemanfaatan kembali glutation. Superoksida diubah menjadi hidrogen peroksida
secara spontan melalui reaksi dismutasi atau oleh enzim SOD. Hidrogen
peroksida ditangkap oleh askorbat dan enzim askorbat peroksidase (Asada, 1992).
Dalam hal ini monodehiroaskorbat memiliki 2 jalur regenerasi. Salah satunya
melalui monodehidrosiaskorbat reduktase, yang lainnya melalui dehidroaskorbat
reduktase dan glutation, sementara yang berperan sebagai donor elektron adalah
NADPH. Jalur ini juga memberikan 2 manfaat, yaitu detoksifikasi hidrogen
peroksida yang didiga berperan dalam reaksi Feton dan oksidasi NADPH.
3. Sumber antioksidan vitamin C
Merokok memboroskan vitamin C sehingga 30 %. Perokok mungkin tidak
merasakan efek tersebur, tetapi jika tubuh kekurangan vitamin C maka akan
kekurangan antiokasidan sehingga penuaan terjadi lebih cepat
Oleh kerana badan kita tidak dapat menghasilkan vitamin C , untuk
karenyanya diperolehi melalui makanan atau dalam bentuk tambahan. Agak
malang, kebanyakkan vitamin C yang diperolehi daripada makanan hilang dalam
air kencing. Vitamin C diperolehi daripada buah beri, buah-buahan sitrus, dan
sayuran hijau. Sumber yang baik termasuk asparagus, avocado, black currants,
kobis bunga, anggur, kubis, lemon, mempelam, biji sawi hijau, bawang, oreng,
betik, kacang peas hijau, nenas, bayam, strawberri, tomato, dan selada air.
Kandungan Vitamin C dalam Sayur-sayuran dan Buah-buahan
Komoditas Vitamin C (mg/100g)
Daun katuk rebus 3,66
K acang panjang rebus <2,80
Kangkung 11,34
Cabai hijau 40,76
Bayam 9,83
Pepaya 26,67
Nanas 12,86
Pisang raja 12,12
Jeruk mandarin 10.11
Taoge tumis 19,88
Jeruk peras 7,36
Kubis 3,23
Jeruk valencia 31,02
Mangga indramayu 37,14
Jambu biji 52,06
Tomat apel 3,61
Apel malang 5,82
A. Kesimpulan
1. Antioksidan vitamin C berdasarkan cara kerjanya yaitu sebagai dinor
electron
2. Antioksidan vitamin C merupakan antioksidan larut air bertipe pereduksi
3. Vitamin C secara sinergis bekerja sama dengan vitamin E sebagai
antioksidan radikal bebas dengan mengubah tokoferol menjadi bentuk
tereduksi.
4. Kandungan vitamin Ctertinggi pada jambu biji dan terndah pada kacang
panjang rebus
5. Terdapat 2 produk oksidasi askorbat yang berbeda yaitu
monodehiroaskorbat dan dehidroaskorbat
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA