Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No.

2, April 2015 : 148 - 159 ISSN 2337-4314

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE


GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(Studi pada PT Angkasa Pura II)

Nurmaria Rahmatika, Kirmizi & Restu Agusti


Magister Akuntansi Universitas Riau
Email: nurmaria.rahmatika@gmail.com

ABSTRACT

The objective of this study is to examine the impact of Good Corporate


Governance’s Principle’s Implementation proxied by transparancy, independency,
accountability, responsibility and fairness toward Financial Performance proxied by
ROA. The object of this study is PT. Angkasa Pura II (Persero). The study tested
hypothesis using multiple regression analysis model.The results of this study shows
that transparancy, independency, accountability, responsibility and fairness
positively influence financial performance significantly.
Keywords: Transparancy, independency, accountability, responsibility, fairness,
return on asset (ROA)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good


Corporate Governance yang ditunjukkan oleh transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran terhadap kinerja keuangan yang
diukur menggunakan ROA. Penelitian ini mengambil objek pada PT. Angkasa Pura
II (Persero). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model analisis
berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ukuran transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran berpengaruh secara positif
signifikan terhadap kinerja keuangan.
Kata Kunci: Transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
kewajaran, return on asset (ROA)

PENDAHULUAN

PT Angkasa Pura II merupakan salah satu perusahaan BUMN di Indonesia.


Komitmen penerapan GCG merupakan hal yang mutlak bagi Angkasa Pura II. Hal
tersebut dilakukan melalui penguatan infrastruktur yang dimiliki dan secara
berkesinambungan meningkatkan sistem dan prosedur untuk mendukung efektivitas
pelaksanaan GCG di Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG yakni
Transparansi, Independensi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Kemandirian dan
Kewajaran sebagai dasar peningkatan kinerja Perusahaan dengan secara terus
menerus melakukan pemutakhiran berbagai pedoman, prosedur operasi, manual
sesuai dengan perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku, program
transformasi dan perkembangan Perusahaan. Pemutakhiran ini dikuatkan dengan
sosialisasi dan penerapannya. Pelaksanaan sosialisasi sebagai komitmen

148
Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(Nurmaria Rahmatika, Kirmizi & Restu Agusti)

Perusahaan untuk senantiasa mengingatkan seluruh stakeholders betapa


pentingnya implementasi GCG dalam setiap aktivitas pekerjaan. Dalam penerapan
GCG, Perusahaan mematuhi berbagai peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta peraturan internal. Secara berkala, Angkasa Pura II melakukan
pengukuran implementasi GCG yang dilakukan oleh pihak independen dan
berkomitmen untuk menindaklanjuti setiap rekomendasi perbaikan yang dihasilkan.
Untuk mewujudkan perusahaan yang tumbuh berkembang dan berdaya saing
tinggi, Angkasa Pura II telah mengembangkan struktur dan sistem tata kelola
perusahaan (Good Corporate Governance) dengan memperhatikan prinsip-prinsip
GCG sesuai ketentuan dan peraturan serta best practise yang berlaku. Pelaksanaan
GCG merupakan tindak lanjut Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002
tanggal 31 Juli 2002 yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Menteri Negara
BUMN No. PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata
Kelola Yang Baik pada BUMN, yang menyebutkan bahwa “BUMN wajib
melaksanakan operasional perusahaan dengan berpegang pada prinsip-prinsip
GCG yaitu transparansi, akuntanbilitas, responsibilitas, independensi dan
kewajaran”.
Dengan demikian, dapat diharapkan dengan diterapkannya prinsip-prinsip
GCG, maka laporan keuangan yang dihasilkan dapat diungkapkan secara
transparan dan akurat, sehingga dapat membantu investor serta pihak-pihak lain
yang berkepentingan dalam suatu perusahaan untuk mengambil keputusan,
sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Meskipun hasil yang
didapat dari IICG menunjukkan PT. Angkasa Pura II dianugerahi sebagai “Indonesia
Trusted Company” atau masuk dalam kategori “terpercaya”, namun pada
kenyataannya di perusahaan ini masih terdapat banyak aturan yang belum
dijalankan, kemudian ada ketimpangan antara pelaksanaan dengan aturan, dan dari
segi pertanggungjawaban atau laporan belum sesuai dengan jangka waktu yang
ditentukan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diidentifikasi permasalahannya; 1)
Bagaimana penerapan prinsip Good Corporate Governance di PT Angkasa Pura II
(Persero), 2) Bagaimana kinerja keuangan PT Angkasa Pura II (Persero), 3) Apakah
terdapat pengaruh dari penerapan prinsip Good Corporate Governance terhadap
kinerja keuangan PT Angkasa Pura II (Persero).

TINJAUAN TEORITIS

Agency Theory
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai
suatu kontrak antara manajer (agent) dan pemilik (principal) perusahaan. Satu atau
lebih principal memberi wewenang dan otoritas kepada agent untuk melakukan
kepentingan. Dalam suatu korporasi, yang disebut principal adalah pemegang
saham dan yang dimaksud agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan.
Agency Theory muncul berdasarkan adanya fenomena pemisahaan antara pemilik
perusahaan (pemegang saham/owner) dengan para manajer yang mengelola
perusahaan.

Good Corporate Governance


World bank mendefinisikan corporate governance adalah kumpulan hukum,
peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi oleh perusahaan yang dapat
mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, dengan

149
Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No. 2, April 2015 : 148 - 159 ISSN 2337-4314

demikian corporate governance dapat menghasikan nilai ekonomi jangka panjang


yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar
secara keseluruhan. Corporate Governance berperan penting untuk dapat
meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan dan dapat memberikan
manfaat bagi kepentingan para pemegang saham dn stakeholders yang terkait.

Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG)


1. Transparansi
Transparasi menurut Imam dan Amin (2002;7) yaitu pengungkapan
informasi kerja perusahaan, baik ketetapan waktu maupun akurasinya
(keterbukaan dalam proses, decision making, control, fairness, quality,
standarization, eficiency time and cost).
Dalam hubungannya transparasi dengan meningkatkan kinerja dari
perusahaan, prinsip ini mengatur berbagai hal diantaranya mengatur
pengembangan teknologi informasi manajemen sehingga dapat
memastikan penilaian kinerja yang terbaik, serta pengambilan keputusan
yang efektif oleh pihak manajemen dan komisaris, dan prinsip ini juga
mengatur bagaimana pihak manajemen dapat memanajemen resiko dalam
tingkatan perusahaan untuk memastikan seluruh resiko dapat dikelola pada
waktu yang dapat ditolerir yang dimana dapat mempengaruhi kinerja di
perusahaan itu sendiri.

2. Kemandirian
Menurut Iman dan Amin (2002 ;8), kemandirian adalah sebagai keadaan
dimana perusahaan bebas dari pengaruh atau tekanan pihak lain yang tidak
sesuai dengan mekanisme koperasi.
Prinsip ini mengharuskan perusahaan menggunakan tenaga ahli dalam
setiap divisi atau bagian dalam perusahaannya sehingga pengelolaan
perusahaan dapat dipercaya, prinsip ini juga mengharuskan perusahaan
memiliki kebijakan intern dalam perusahaan yang sesuai dengan peraturan
dan hukum yang berlaku, prinsip ini harus dilaksanakan dengan baik agar
perusahaan tidak gampang terpengaruh atau di intervensi oleh pihak-pihak
dari dalam maupun dari luar yang tidak sesuai dengan peraturan dan
hukum yang berlaku mekanisme korporasi yang tidak sehat, sehingga
perusahaan dapat terhindar dari berbagai macam masalah dan benturan
kepentingan antara perusahaan dan direksi yang dapat memperburuk citra
perusahaan sehingga aktivitas perusahaan dapat dijalankan dengan baik
dan dinamis

3. Akuntabilitas
Menurut Iman dan Amin (2002 ; 7), akuntabilitas merupakan penciptaan
sistem pengawasan yang efektif berdasarkan keseimbangan pembagian
kekuasaan antara board of comissioners, board of directors shareholders,
dan auditor (pertanggungjawaban wewenang, traceable, reasonable).
Prinsip ini mengatur bagaimana sebaiknya perusahaan membentuk komite
audit untuk memperkuat fungsi pengawasan intern oleh komisaris. Peran
dari para auditor internal dapat membantu dalam memperbaiki kinerja
perusahaan, para auditor internal ini akan memberikan masukan kepada
pihak manajemen atas kesalahan dan kekurangan yang akan datang dalam
mengelola sebuah perusahaan pada periode lalu agar dapat diperbaiki pada
masa yang akan datang oleh karena itu pembentukan dan penetapan

150
Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(Nurmaria Rahmatika, Kirmizi & Restu Agusti)

kembali peran dan fungsi auditor internal sangat penting, dan prinsip ini
mengatur bagaimana praktik audit yang sehat dan independen dan
mencapainya diperlukan auditor eksternal yang berkualitas dan independent
dan prinsip ini juga menetapkan suatu sistem penilaian kinerja melalui
akutansi dan sistem informasi yang baik.

4. Responsibilitas
Menurut Iman dan Amin (2002:8), pertanggungjawaban perusahaan artinya
perusahaan sebagai bagian dari masyarakat, bertangung jawab kepada
stakeholders dan lingkungan dimana perusahaan berada.
Prinsip ini mengatur pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai
entitas bisnis dalam masyarakat kepada stokeholders untuk mewujudkan
perusahaan menjadi good corporate citizen. Dengan demikian perusahaan
akan menjadi profesional dan penuh etika dalam menjalankan usahanya,
menghindari penyalahgunaan kekuasaan yang dimiliki oleh organ-organ
internal perusahaan, dan adanya lingkungan bisnis yang baik seperti
adanya larangan monopoli dan praktik persaingan yang tidak sehat .

5. Kewajaran
Fairness adalah kesetaraan perlakuan dari perusahaan terhadap pihak-
pihak yang berkepentingan sesuai dengan kriteria dan proporsi yang
seharusnya. Dalam hal ini ditekankan agar pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan terlindungi dari kecurangan serta
penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh orang dalam dengan
begitu peran dan tanggung jawab komisaris dan manajemen sangat
diperlukan.

Return on Assets (ROA)


Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam
analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu
menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada masa lampau
untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang
dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri
maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva
perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Horne dan Wachowicz (2005), “ROA mengukur efektivitas
keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk
menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan”. Horne dan Wachowicz
menghitung ROA dengan menggunakan rumus laba bersih setelah pajak dibagi
dengan total aktiva.

Perhitungan Return on Assets


Menurut Brigham dan Houston (2006), pengembalian atas total aktiva (ROA)
dihitung dengan cara membandingkan laba bersih yang tersedia untuk pemegang
saham biasa dengan total aktiva. ROA = Laba bersih yang tersedia untuk
pemegang saham biasa. Total aktiva Semakin besar nilai ROA, menunjukkan
kinerja perusahaan yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian investasi
semakin besar. “Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh
aktiva (atau pendanaan) yang diberikan pada perusahaan” (Wild, Subramanyam,
dan Halsey, 2005).

151
Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No. 2, April 2015 : 148 - 159 ISSN 2337-4314

Kelebihan dan Kelemahan Return on Assets


Kelebihan ROA diantaranya sebagai berikut: a) ROA mudah dihitung dan
dipahami, b) merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap
setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan, c) manajemen menitikberatkan
perhatiannya pada perolehan laba yang maksimal, d) sebagai tolok ukur prestasi
manajemen dalam memanfaatkan assets yang dimiliki perusahaan untuk
memperoleh laba, e) mendorong tercapainya tujuan perusahaan, dan f) Sebagai
alat mengevaluasi atas penerapan kebijakan-kebijakan manajemen.
ROA juga mempunyai kelemahan di antaranya: a) kurang mendorong
manajemen untuk menambah assets apabila nilai ROA yang diharapkan ternyata
terlalu tinggi, b) manajemen cenderung fokus pada tujuan jangka pendek bukan
pada tujuan jangka panjang, sehingga cenderung mengambil keputusan jangka
pendek yang lebih menguntungkan tetapi berakibat negatif dalam jangka
panjangnya.

Faktor yang Mempengaruhi Return on Assets


Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba. Return on Assets (ROA) termasuk salah satu rasio profitabilitas.
Menurut kutipan dari Brigham dan Houston (2006), rasio profitabilitas (profitability
ratio) menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan
utang terhadap hasil operasi.

a. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, yang dihitung dengan membandingkan aktiva lancar perusahaan
dengan kewajiban lancar. Rasio likuiditas terdiri dari:
1) Current Ratio, mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan membandingkan semua aktiva likuid yang dimiliki
perusahaan dengan kewajiban lancar.
2) Acid Test, mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang lebih likuid yaitu tanpa
memasukkan unsur persediaan dibagi dengan kewajiban lancar.
Aktiva likuid menurut Brigham dan Houston (2006) adalah aktiva
yang dapat dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus mengurangi harga
aktiva tersebut terlalu banyak.

b. Rasio Manajemen Aktiva


“Rasio manajemen aktiva (asset management ratio), mengukur seberapa
efektif perusahaan mengelola aktivanya” (Brigham dan Houston, 2006). Rasio
manajemen aktiva terdiri dari: 1) Inventory Turnover, mampu mengetahui frekuensi
pergantian persediaan yang masuk ke dalam perusahaan, mulai dari bahan baku
kemudian diolah dan dikeluarkan dalam bentuk produk jadi melalui penjualan dalam
satu periode, 2) Days Sales Outstanding, mengetahui jangka waktu rata-rata
penagihan piutang menjadi kas yang berasal dari penjualan kredit perusahaan, 3)
Fixed Assets Turnover, mengetahui keefektivan perusahaan menggunakan aktiva
tetapnya dengan membandingkan penjualan terhadap aktiva tetap bersih, 4) Total
Assets Turnover, mengetahui keefektivan perusahaan menggunakan seluruh
aktivanya dengan membandingkan penjualan terhadap total aktiva.

152
Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(Nurmaria Rahmatika, Kirmizi & Restu Agusti)

c. Rasio Manajemen Utang


Rasio manajemen aktiva mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka panjang (utang) perusahaan yang digunakan untuk
membiayai seluruh aktivitas perusahaan.
Manajemen utang terdiri dari: 1) Debts Ratio, mengetahui persentase dana
yang disediakan oleh kreditur, 2) Times Interest Earned (TIE), mengukur seberapa
besar laba operasi dapat menurun sampai perusahaan tidak dapat memenuhi
beban bunga tahunan., 3) Fixed Charge Coverage Ratio, hampir serupa dengan
rasio TIE, namun mengakui bahwa banyak aktiva perusahaan yang dilease dan
harus melakukan pembayaran dana pelunasan.
Berdasarkan uraian di atas, maka Inventory Turnover dan Days Sales
Outstanding termasuk rasio manajemen aktiva dan Debts Ratio termasuk
manajemen utang. ROA termasuk rasio profitabilitas, oleh karena itu ROA juga
dipengaruhi faktor-faktor tersebut.
Dalam menganalisis kinerja keuangan perusahaan, perusahaan dapat
menggunakan suatu teknik analisis rasio menurut Munawir (2002) yaitu: “Suatu
metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca
atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut“.
Metode dan teknik analisis manapun yang digunakan, kesemuanya itu
menganalisis laporan keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai metode
yang sama yaitu untuk membuat agar data lebih mudah dimengerti sehingga dapat
digunakan sebagai dasar pembuat keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Menurut Dwi dan Rifka (2002) ROA adalah “Suatu rasio dalam analisis
laporan Keuangan yang mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan,
baik dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut maupun
dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik modal,”
Return On Total Asset (ROA) adalah suatu rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio ini
mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan
menggunakan seluruh aktiva atau dana yang dimiliki.
Rumus yang digunakan adalah
ROA=
Pihak manajemen memiliki kepentingan akan analisis ini dalam menilai
efisiensi suatu usaha. Evaluasi kinerja merupakan analisis dan interpretasi
keberhasilan atau kegagalan pencapaian kinerja. Evaluasi agar dikaitkan dengan
sumberdaya (input) yang berada dibawah wewenangnya seperti sumber daya
manusia, dana atau keuangan, sarana dan prasarana, atau metode kerja dan hal
lainnya yang berkaitan, tujuannya adalah dapat diketahui dengan pasti apakah
pencapaian kinerja yang tidak sesuai (kegagalan), disebabkan oleh faktor input
yang kurang mendukung (kegagalan manajemen).
Retun on Asset (ROA) dalam analisis manajemen keuangan, mempunyai arti
yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat
menyeluruh atau komprehensif. Rasio ini mengukur efektifitas perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Munawir, 2002). Semakin besar nilai
ROA berarti semakin suatu perusahaan mempunyai kinerja yang bagus dalam
menghasilkan laba bersih untuk pengembalian total aktiva yang dimiliki sehingga
berpengaruh terhadap harga saham, yaitu harga saham akan naik. Sunaryah
(2004) menyatakan apabila perusahaan diperkirakan mempunyai prospek yang
akan datang, nilai saham menjadi tinggi.

153
Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No. 2, April 2015 : 148 - 159 ISSN 2337-4314

Penelitian Terdahulu
Ridwan Frediawan (2008) meneliti Pengaruh Prinsip Good Corporate
Governace terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
penerapan prinsip GCG berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
Mappaselle (2013) meneliti pengaruh transparansi, kemandirian, akuntabilitas,
responsibilitas dan kewajaran dan kesetaraan terhadap kinerja keuangan, diperoleh
hasil secara parsial transparansi, akuntabilitas, kewajaran dan kesetaraan
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan, sedangkan kemandirian
dan responsibilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

Hipotesis Penelitian
H1 : terdapat pengaruh positif penerapan transparansi terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
H2 : terdapat pengaruh positif penerapan kemandirian terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
H3 : terdapat pengaruh positif penerapan akuntabilitas terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
H4 : terdapat pengaruh positif penerapan pertanggungjawaban terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
H5 : terdapat pengaruh positif penerapan kewajaran terhadap kinerja keuangan
perusahaan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian verifikatif (verificative research) dan


bersifat penjelas (explanatory research), karena penelitian ini bertujuan untuk
melakukan verifikasi dan menjelaskan hubungan kausalitas antara berbagai variabel
melalui pengujian hipotesis (Sekaran, 2003). Dari sisi pengumpulan data penelitian
ini dapat disebut sebagai penelitian survei dan bersifat graunded research.
Penelitian survei adalah metode pengumpulan data primer yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli, berupa penyebaran kuesioner yang diambil dari suatu
sampel dalam sebuah populasi. Sedangkan graunded research adalah penelitian
yang berdasarkan pada teori-teori yang sudah ada, kemudian dari teori-teori
tersebut dikembangkanlah sebuah model penelitian untuk kemudian diuji secara
empiris (Indriantoro dan Supomo, 1999).
Dari sisi konteks penelitian, unit analisis, dan horizon waktu penelitian ini
termasuk penelitian lapangan (field study) dengan unit analisis individu, dan studi
antar waktu (cross-sectional studies). Menurut Sekaran (2003), cross-sectional
studies adalah penelitian yang dilakukan dengan pengumpulan data hanya sekali
dilakukan, bisa harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian. Kemudian berdasarkan kondisi lingkungan penelitian dan
tingkat keterlibatan peneliti, penelitian ini merupakan studi lapangan dengan tingkat
keterlibatan peneliti yang minimal. Menurut Sekaran (2003), studi lapangan
merupakan tipe penelitian yang menguji hubungan korelasional antar variabel
dengan kondisi lingkungan penelitian yang natural (alamiah) dan tingkat keterlibatan
peneliti yang minimal. Dengan demikian pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan melalui kuesioner yang diisi oleh responden.

154
Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(Nurmaria Rahmatika, Kirmizi & Restu Agusti)

Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi penelitian ini adalah Dewan Komisaris, Direksi, Sekretaris Dewan
Komisaris, Sekretaris Perusahaan, SPI, Pejabat 1 level dibawah Direksi dan Kepala
Cabang diseluruh Cabang PT. Angkasa Pura II (Persero) dengan sampel berjumlah
55 responden.

Pengukuran Variabel
Untuk pengujian, variabel-variabel tersebut perlu dijabarkan ke dalam
indikator-indikator variabel yang bersangkutan. Adapun indikator-indikator dari
variabel yang telah disebutkan diatas adalah sebagai berikut:

Metode Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif dan
analisis verifikatif. Analisis data untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini
digunakan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 22. Analisis regresi
adalah suatu proses melakukan estimasi untuk memperoleh suatu hubungan
fungsional antara variabel acak Y dengan variabel x. Persamaan regresi digunakan
untuk memprediksi nilai Y untuk nilai x tertentu. Analisis regresi linear berganda
adalah analisis bentuk dan tingkat hubungan antar satu variabel terikat (dependen)
dan lebih dari satu variabel bebas (independen).
Penelitian ini menggunakan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel
bebas (independen) penelitian ini adalah prinsip-prinsip Good Corporete
Governance yang terdiri dari transparansi (X1) kemandirian (X2) akuntabilitas (X3)
pertanggungjawaban (X4) kewajaran (X5) sedangkan Variabel terikat (dependen)
dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan PT Angkasa Pura II (Persero) (Y) .
Model Regresi Berganda dalam penelitian ini adalah:
Y = α + β1 X1 + β2X2 + β3 X3 + β4X4 + β5X5 + ε
Dalam hal ini :
Y = Kinerja keuangan PT. Angkasa Pura II
X1 = Transparansi
X2 = Kemandirian
X3 = Akuntabilitas
X4 = Pertanggungjawaban
X5 = Kewajaran
ε = Komponen error dalam model

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Hipotesis


Berikut hasil uji hipotesis variabel dependen dan variabel independen dalam
penelitian ini, dapat dilihat dari analisis regresi berganda yang selengkapnya
terangkum pada tabel berikut:

Tabel 1
Hasil Analisis Regresi Berganda

Kesalahan
Variabel Koefisien Standar Nilai-t Sig.
Konstanta (α) 17.504 1.055 16.592 0
Transparansi 0,254 0,102 2.477 0,017

155
Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No. 2, April 2015 : 148 - 159 ISSN 2337-4314

Kemandirian 0.217 0.091 2.369 0.022


Akuntabilitas 0.227 0.077 2.954 0.005
Pertanggungjawaban 0.248 0.081 3.079 0.003
Kewajaran 0,096 0,04 2,431 0,02
2 2
R = 0.938; Adjusted R = 0.880; F = 72.05; Sig. F = 0,000
Standard Error = 0.682
Berdasarkan hasil analisis regresi seperti tertera pada ringkasan Tabel 4.6 di
atas diperoleh persamaan model regresi yaitu:

Y = 17.504 + 0,254X1 + 0,217X2 + 0.227X3 + 0.248X4 + 0.096X5


Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut diatas maka dapat
dianalisis sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar 17.504 menyatakan bahwa jika Transparansi,
Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban dan Kewajaran bernilai nol
maka Keberhasilan penerapan sistem informasi akuntansi bernilai 17.504.
2. Nilai koefisien regresi transparansi bernilai positif, yaitu 0,254 dapat diartikan
bahwa setiap peningkatan transparansi sebesar 1 satuan, maka akan
meningkatkan kinerja keuangan sebesar 0,254 satuan dengan asumsi variable
independen lain nilainya tetap.
3. Nilai koefisien regresi kemandirian bernilai positif, yaitu 0,217 dapat diartikan
bahwa setiap peningkatan kemandirian sebesar 1 satuan, maka akan
meningkatkan kinerja keuangan sebesar 0,217 satuan dengan asumsi variable
independen lain nilainya tetap.
4. Nilai koefisien regresi akuntabilitas bernilai positif, yaitu 0,227 dapat diartikan
bahwa setiap peningkatan kemandirian sebesar 1 satuan, maka akan
meningkatkan kinerja keuangan sebesar 0,227 satuan dengan asumsi variable
independen lain nilainya tetap.
5. Nilai koefisien regresi pertanggungjawaban bernilai positif, yaitu 0,248 dapat
diartikan bahwa setiap peningkatan kemandirian sebesar 1 satuan , maka
akan meningkatkan kinerja keuangan sebesar 0,248 satuan dengan asumsi
variable independen lain nilainya tetap.
6. Nilai koefisien regresi kewajaran bernilai positif, yaitu 0,096 dapat diartikan
bahwa setiap peningkatan kemandirian sebesar 1 satuan, maka akan
meningkatkan kinerja keuangan sebesar 0,096 satuan dengan asumsi variable
independen lain nilainya tetap.

Pengaruh Transparansi Terhadap Kinerja Keuangan


Pengujian hipotesis pertama bertujuan untuk membuktikan pengaruh
transparansi terhadap kinerja keuangan Dari tabel diatas dapat dilihat thitung untuk
menguji signifikansi konstanta dari variabel independen. Derajat bebas yang
diperoleh yaitu 49 (55-5-1), oleh karena itu uji t yang dilakukan adalah uji dua arah
maka diperoleh thitung = 2,477 > ttabel = 2,010, maka dapat dilihat bahwa terdapat
pengaruh antara transparansi terhadap kinerja keuangan. Besar hubungan
signifikansi antara transparansi terhadap kinerja keuangan sebesar 0,017 < dari
0.05 menunjukan hasil yang signifikan.
Pengaruh antara transparansi terhadap kinerja keuangan menunjukan
koefisien positif sebesar 0,254, hal ini menunjukkan bahwa transparansi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hasil

156
Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(Nurmaria Rahmatika, Kirmizi & Restu Agusti)

penelitian ini menerima hipotesis pertama yang menyatakan bahwa transparansi


berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Pengaruh Kemandirian Terhadap Kinerja Keuangan


Dari tabel diatas diperoleh thitung = 2,369 > ttabel = 2,010, maka dapat dilihat
bahwa terdapat pengaruh antara kemandirian terhadap kinerja keuangan. Besar
hubungan signifikansi antara kemandirian terhadap kinerja keuangan sebesar 0,022
< dari 0.05 menunjukan hasil yang signifikan. Pengaruh antara kemandirian
terhadap kinerja keuangan menunjukan koefisien positif sebesar 0,217, hal ini
menunjukkan bahwa kemandirian berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan. Dengan demikian hasil penelitian ini menerima hipotesis kedua yang
menyatakan bahwa kemandirian berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kinerja Keuangan


Dari tabel diatas diperoleh thitung = 2,954 > ttabel = 2,010, maka dapat dilihat
bahwa terdapat pengaruh antara akuntabilitas terhadap kinerja keuangan. Besar
hubungan signifikansi antara akuntabilitas terhadap kinerja keuangan sebesar 0,005
< dari 0.05 menunjukan hasil yang signifikan. Pengaruh antara akuntabilitas
terhadap kinerja keuangan menunjukan koefisien positif sebesar 0.227, hal ini
menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan. Dengan demikian hasil penelitian ini menerima hipotesis ketiga yang
menyatakan bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Pengaruh Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Keuangan


Dari tabel diatas diperoleh thitung = 3,079 > ttabel = 2,010, maka dapat dilihat
bahwa terdapat pengaruh antara pertanggungjawaban terhadap kinerja keuangan.
Besar hubungan signifikansi antara pertanggungjawaban terhadap kinerja keuangan
sebesar 0,003 < dari 0.05 menunjukan hasil yang signifikan. Pengaruh antara
pertanggungjawaban terhadap kinerja keuangan menunjukan koefisien positif
sebesar 0.248, hal ini menunjukkan bahwa pertanggungjawaban berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hasil penelitian ini
menerima hipotesis keempat yang menyatakan bahwa pertanggungjawaban
berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Pengaruh Kewajaran Terhadap Kinerja Keuangan


Dari tabel diatas diperoleh thitung = 2,413 > ttabel = 2,010, maka dapat dilihat
bahwa terdapat pengaruh antara kewajaran terhadap kinerja keuangan. Besar
hubungan signifikansi antara kewajaran terhadap kinerja keuangan sebesar 0,020 <
dari 0.05 menunjukan hasil yang signifikan. Pengaruh antara kewajaran terhadap
kinerja keuangan menunjukan koefisien positif sebesar 0.096, hal ini menunjukkan
bahwa kewajaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan
demikian hasil penelitian ini menerima hipotesis kelima yang menyatakan bahwa
kewajaran berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

SIMPULAN

Hasil evaluasi model penelitian dan pengujian hipotesis yang dilakukan


dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran berpengaruh secara positif
signifikan terhadap kinerja keuangan. Hal ini berarti semakin meningkatnya prinsip-

157
Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No. 2, April 2015 : 148 - 159 ISSN 2337-4314

prinsip good corporate governance yang terdiri dari transparansi, kemandirian,


akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran, maka semakin meningkat kinerja
keuangan PT Angkasa Pura II ( Persero ).

DAFTAR PUSTAKA

Arani, Desna. 2010. “Hubungan Penerapan Prinsip Good Corporate Governance


terhadap Kinerja Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri”.
www.publication.gunadarma.ac.id. Diakses tanggal 27 September 2014 pukul
20.00.

Asba, Suryana. 2009. “Pengaruh Corporate Governance, Asset dan Growth


Terhadap Kinerja Pasar”. Skripsi Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi,
Universitas Gunadarma.

Azhar, Ibnu Austrindanney Sina. 2010. “Pengaruh Penerapan Good Corporate


Governance Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Go Public di
Indonesia”. www.repository.usu.ac.id. Diakses tanggal 27 September 2014
pukul 20.20.

Darmawati, D. Khomsiyah dan Rika, G. R. 2005. “Hubungan Corporate Governance


dan Kinerja Perusahaan. The Indonesian Institute for Corporate Governance
(IICG)”.

En Bai, C. Qiao Liu, Joe Lu, Frank M. Song, and Junxi Zhang. 2004. “Corporate
Governance and Market Valuation in China”. Journal of Comparative
Economics 32.

Erkens, D. H. Mingyi H and Pedro M. 2012. “Corporate Governance in the 2007-


2008 financial crisis: Evidence from financial institution worldwide”. Journal of
Corporate Finance 18.
Frediawan, Ridwan, 2008. “Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada PT.
Jamsostek Kantor Cabang II Bandung)”. Skripsi Akuntansi Universitas
Widyatama Bandung.

Izzati, Laili Nur dan Sularto Lana. 2008. “Analisis Hubungan Penerapan Good
Corporate Governance dengan Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus
pada beberapa Perusahaan non keuangan yang listing di Bursa Efek
Indonesia”. www.library.gunadarma.ac.id. Diakses tanggal 27 September
2014 pukul 21.00.

Mapaselle, 2013. “Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance


Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Palopo)”. www.google.com. Diakses
tanggal 30 Oktober 2014.

Oktapiyani, Desi. 2009. “Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap


Likuiditas Perbankan Nasional”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.

158
Pengaruh Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(Nurmaria Rahmatika, Kirmizi & Restu Agusti)

Paradita, Dita. 2009. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja


Keuangan pada Perusahaan yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar
Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI)”.
www.repository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2014 pukul 14.00.

Pranata, Yudha. 2007. “Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap


Kinerja Keuangan Perusahaan”. Skripsi Akuntansi Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta.

Sami, H. Justin Wang, and Haiyan Zhou. 2011. “Corporate Governance and
Operating Performance of Chinese Listed Firms”. Journal of International
Accounting, Auditing and Taxation 20.

Sunariyah, 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Penerbit UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.

Sutojo, Siswanto dan E. John Aldridge. 2005. Good Corporate Governance (Tata
Kelola Perusahaan Yang Sehat) Cetakan Pertama. PT. Damar Mulia Pustaka.
Jakarta.

SWA No. 09/XXI/28 April – 11 Mei 2005

Tunggal, Imam Sjahputra dan Amin Widjaja Tunggal. 2002. Membangun Good
Corporate Governance. Harvarindo. Jakarta.

Tri, Purwani. 2009. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja


Keuangan”. Skripsi Fakultas Ilmu Komputer Universitas AKI.

Triyana, Yulinar. 2009. “Manfaat Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate


Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Umum Pegadaian”.

www.bumn-ri.com

159

Anda mungkin juga menyukai