Anda di halaman 1dari 2

LANDASAN TEORI

Lambung merupakan segmen saluran pencernaan yang melebar, yang fungsi utamanya adalah
menampung makanan yang telah dimakan, mengubahnya menjadi bubur yang liat yang
dinamakan kimus (chyme). Permukaan lambung ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan
yang dinamakan rugae. Invaginasi aepitel pembatas lipatan-lipatan tersebut menembus lamina
propria, membentuk alur mikroskopik yang dinamakan gastric pits atau foveolae gastricae.
Sejumlah kelenjar-kelenjar kecil, yang terletak di dalam lamina propria, bermuara ke dalam
dasar gastric pits ini. Epitel pembatas ketiga bagian ini terdiri dari sel-sel toraks yang mensekresi
mukus. Lambung secara struktur histologis dapat dibedakan menjadi: kardia, korpus, fundus,
dan pylorus.

Secara anatomi, otot polos berada dari otot rangka dan otot jantung karena otot polos tidak
memperlihatkan gambaran serat-lintang. Hal ini disebabkan karena otot polos memiliki filamen-
filamen yang tidak tertata dalam susunan yang teratur, seperti pada otot rangka dan otot
jantung. Secara umum, otot polos mempunyai sedikit mitokondria, dan sangat bergantung
pada proses glikolisis untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya.

Struktur dan fungsi otot polos diberbagai bagian tubuh sangat beragam. Secara umumnya,otot
polos dapat dibagi menjadi dua yaitu, otot polos viseral (unitary smooth muscle) dan otot polos
multi-unit (multi unit smooth muscle).

 Multi unit smooth muscle

Otot polos multi-unit tersusun atas unit-unit tersendiri tanpa jembatan penghubung (gap
junction). Otot jenis ini tidak dapat dikendalikan secara volunter "sadar", tiap serabutnya
bekerja tanpa tergantung pada serabut otot yang lain da seringkali di persarafi oleh sebuah
ujung saraf tunggal, seperti halnya pada serabut otot lurik. Permukaan luar serabut ini, ditutupi
oleh selaput tipis yang terdiri dari substansi "mirip membran basal" yakni glikoprotein yang
dapat membantu menyekat serabut tersebut terpisah satu sama lain. Sifat yang paling penting
dari serabut otot polos multi-unit adalah pengaturan serabut ini terutama dilakukan dengan
sinyal saraf walaupun otot itu sendiri biasanya tidak mencetuskan potensial aksi. Keadaan ini
berbeda dengan otot viseral yang pengaturannya semakin besar diakibatkan oleh rangsanagn
bukan dari saraf. Beberapa contoh otot polos multi-unit di dalamtubuh adalah serabut otot
polos dari muskulus siliaris pada mata, iris mata, kelopak mata yang membungkus mata pada
beberapa binatang rendah, otot piloerektor yang menyebabkan tegaknya rambut bila
dirangsang dengan saraf simpatis, dan otot polos pada sebagian besar pembuluh darah.

 Viseral smooth muscle


Serat-serat otot polos "iseral biasanya berbentuk lembaran yang luas, memiliki banyak
jembatan taut-celah dengan resistensi-rendah yang menghubungkan tiap-tiap sel otot dan
berfungsi sebagai sinsitium. Otot polos viseral memiliki banyak gap junction. Gap junction
menghubungkan tiap-tiap sel otot dan dapat dilalui ion-ion secara bebas dari satu sel ke sel lain
sehingga potensial aksi dapat mengalir dari satu serat ke serat berikutnya dan menyebabkan
sinsial karena sel-selnya berhimpitan visera yang berongga, seperti pada jaringan otot dinding
saluran pencernaan, saluran empedu, uterus, ureter dan pembuluh darah.

Otot polos dapat mempertahankan suatu keadaan dalam jangka waktu yang lama, kontraksi
menetap yang dinamai kontraksi tonus otot polos. Kontraksi tonus otot polos dapat disebabkan
dalam dua hal, yaitu :

 Disebabkan oleh sumasiasi denyut kontraktilitas sendiri


Tiap denyut kontraktilitas dimulai oleh potensial aksi yang terpisah dalam jalan yang
sama seperti timbulnya kontraksi tetanus di dalam otot rangka.
 Disebabkan karena eksistensi otot polos langsung yang lama tanpa potensial aksi
biasanya disebabkan oleh faktor jaringan setempat atau hormon-hormon yang
bersikulasi. isalnya kontraksi tonus dinding pembuluh darah yang lama tanpa
diperantarai potensial aksi selalu disebabkan oleh angiotensin, "asopresin atau
neropinerfin dan kontraksi ini akan memegang peranan penting dalam regulasi tekanan
arteri untuk jangka )aktu yang panjang

DAFTAR PUSTAKA

Junqeira, L.C. & Jose Carneiro (1980). Basic Histology. Lange Medical Publications, Clifornia.

Ganong, W. F. 2008. Fisisologi Kedokteran, edisi 22. Jakarta.

Buku Petunjuk Praktikum Anatomi Fisiologi manusia Widya Mandala. 2018/2019.

Anda mungkin juga menyukai