Latar Belakang
tahun 2012, daya hasil karet Indonesia mencapai 3.012.254 ton dengan luas areal
karet alam sebanyak 2.444.438 ton, sedangkan impor karet alam mencapai 27.124
Dengan permintaan karet dunia yang tinggi, para pemulia tanaman karet
berusaha merakit klon unggul baru yang dapat menghasilkan lateks dan kayu
tinggi serta tahan terhadap gangguan penyakit. Sampai saat ini, upaya pemuliaan
genotipe unggul baru yang kemudian diuji pada beberapa lingkungan berbeda.
Persilangan buatan (hibridisasi) adalah penyerbukan silang antara dua tetua yang
dalam suatu populasi. Persilangan diikuti dengan serangkaian proses seleksi dan
harus dapat dilakukan secara efektif agar diperoleh genotipe baru dengan sifat
1
mempunyai sifat unggul dan biasanya memiliki hubungan kekerabatan yang jauh
memunculkan genotipe baru yang mewarisi sifat-sifat unggul dari kedua tetuanya.
pemulia karet Indonesia, antara lain GT 1 dan Tjir 1 (klon primer), AVROS 2037
(klon sekunder), serta klon IRR seri 0, 100, 200, dan 300 sebagai klon tersier.
Beberapa persilangan telah dilakukan antara klon PB 260 dengan RRIC 100. Klon
penyadapan, resisten terhadap penyakit gugur daun, tetapi kurang tahan terhadap
gangguan angin. Klon RRIC 100 merupakan hasil persilangan antara RRIC 52 x
PB 86. Klon RRIC 100 mempunyai pertumbuhan sangat baik selama tanaman
belum menghasilkan (TBM). Klon RRIC 100 resisten terhadap penyakit gugur
serta tahan terhadap penyakit daun. Beberapa karakter pertumbuhan, anatomi, dan
antara produksi dan komponen produksi dapat dilihat melalui analisis korelasi.
2
variabel tanpa memperhatikan adanya pengaruh variabel lain, sedangkan nilai
pengaruh langsung sangat dipengaruhi oleh variabel lain (Wardiana et al, 2009).
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis lanjutan. Salah satu analisis
lanjutan dari studi korelasi yaitu analisis lintasan (path analysis) yang merupakan
pengaruh langsung dan tidak langsung dari suatu variabel terhadap variabel
lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keragaman sifat
pertumbuhan, fisiologi, dan daya hasil progeni karet keturunan persilangan antara
berkorelasi dan berpengaruh langsung terhadap daya hasil pada progeni hasil
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui Teknik
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan Paper ini adalah sebagai salah satu syarat
3
TINJAUAN PUSTAKA
Spesies : Hevea brasiliensis. Akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar
ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Sistem
Susunan anatomi kulit karet berperan penting dengan produksi lateks dan
produktivitas pohon. Sesuai dengan umur tanaman, kulit karet dibedakan menjadi
kulit perawan yaitu kulit yang belum pernah disadap dan kulit pulihan yaitu kulit
yang sudah disadap. Jaringan kulit karet tersusun dari sel-sel parenchymatis yang
Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang
tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan pada
ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya, terdapat tiga anak daun pada sehelai daun
karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, serta
Daun karet berwarna hijau. Apabila akan rontok berubah warna menjadi
kuning atau merah. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak
daun. Panjang tangkai daun utama sekitar 3 - 20 cm. Panjang tangkai anak daun
4
sekitar 3-10 cm. Biasanya terdapat 3 anak daun pada setiap helai daun karet. Anak
daun karet berbentuk elips, memanjang dengan ujung yang meruncing, tepinya
anak daun yang licin berkilat. Petiola tipis, hijau, berpanjang 3,5-30 cm. Helaian
pangkal sempit dan tegang, ujung runcing, sisi atas daun hijau tua dan sisi bawah
Bunga karet termasuk bunga sempurna yang terdiri dari tiga bagian pokok
yaitu dasar bunga, perhiasan bunga, dan persarian. Benang sari dan putik ini
terdapat dalam satu bunga. Ukuran bunga betina lebih besar sedikit dari yang
jantan dan mengandung bakal buah yang beruang tiga. Bunga jantan mempunyai
sepuluh benang sari yang tersusun menjadi satu tiang (PTPN VII, 2003).
Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan betina yang terdapat dalam malai
payung yang jarang. Pada ujungnya terdapat lima taju yang sempit. Panjang tenda
bunga 4-8 mm. Bunga betina berambut, ukurannya sedikit lebih besar dari bunga
jantan dan mengandung bakal buah yang beruang tiga. Kepala putik yang akan
dibuahi dalam posisi duduk juga berjumlah tiga buah. Bunga jantan mempunyai
sepuluh benang sari yang tersusun menjadi suatu tiang. Kepala sari terbagi dalam
2 karangan dan tersusun lebih tinggi dari yang lain (Marsono, et al, 2005).
Bunga majemuk ini terdapat pada ujung ranting yang berdaun. Tiap-tiap
sedangkan bunga jantan terdapat pada seluruh bagian karangan bunga. Jumlah
5
bunga jantan jauh lebih banyak daripada bunga betina. Bunga berbentuk
“lonceng” berwarna kuning. Ukuran bunga betina lebih besar daripada bunga
jantan. Apabila bunga betina terbuka, putik dengan tiga tangkai putik akan
tampak. Bunga jantan bila telah matang akan mengeluarkan tepung sari yang
berwarna kuning. Bunga karet mempunyai bau dan warna yang menarik dengan
enam ruang. Garis tengah buah 3-5 cm. Buah yang sudah masak akan pecah
Buah karet memiliki pembagian ruang yang jelas. Jumlah ruang biasanya
tiga, kadang-kadang sampai enam ruang. Garis tengah buah 3-5 cm. Bila buah
sudah masak, maka akan pecah dengan sendirinya. Biji karet terdapat dalam setiap
ruang buah. Jadi, jumlahnya biasanya tiga, kadang enam sesuai dengan jumlah
Secara fisik cangkang buah karet memiliki ciri sebagai tumbuhan yang
karet ini mengandung senyawa aktif berupa lignin. Selain pemanfaatannya yang
masih kurang optimal, jika dibandingkan dengan bagian buah lainnya, bagian
cangkang termasuk bagian yang mengandung lignin yang cukup banyak, sehingga
bagian ini cukup potensial untuk diolah menjadi produk briket. Hal ini akan
6
Biji karet dibedakan atas tiga jenis, yaitu biji illegitim, legitim, dan
silang dimana bunga betinanya diketahui dengan pasti, sedangkan bunga jantan
tidak diketahui. Biji legitim merupakan biji yang diperoleh dari penyerbukan
silang yang bunga betina dan jantannya diketahui dengan pasti. Sedangkan biji
bunga betinanya diketahui, tetapi bunga jantannya tidak pasti (PTPN VII, 2003).
biji tidak pernah kering di pohon tetapi akan jatuh dari pohon setelah masak
dengan kadar air sekitar 35 %. Biji karet tidak tahan terhadap kekeringan dan
tidak mempunyai masa dormansi dan biji karet akan mati bila kadar air dibawah
12 %. Biji karet tidak dapat disimpan pada kondisi lingkungan kering karena akan
mengalami kerusakan. Daya simpan biji umumnya singkat dan kisaran suhu
penyimpanan biji karet yang baik adalah 7-10 °C, karena pada suhu ini belum
Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada
tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit
keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai
dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini
mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar(PTPN VII, 2003).
Iklim
Tanaman karet cocok pada daerah tropis dengan zona antara 15º LS dan
15º LU. Curah hujan tahunan tidak kurang dari 2.000 mm. Opimal antara 2.500-
7
4.000 mm/tahun yang terbagi dalam 100-150 hari hujan. Pembagian hujan dan
Produksi karet akan menurun apabila daerahnya sering mengalami hujan pada
pagi hari. Tanaman karet tumbuh optimal pada ketinggian sampai 200 meter di
atas permukaan laut. Semakin tinggi tempat maka pertumbuhan karet akan
Secara garis besar tanaman karet dapat tumbuh baik pada kondisi iklim
sebagai berikut: suhu rata-rata harian 28º C (dengan kisaran 25-35ºC) dan curah
hujan tahunan rata-rata antara 2.500-4.000 mm dengan hari hujan mencapai 150
hari pertahun. Pada daerah yang sering hujan pada pagi hari akan mempengaruhi
daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah daerah-daerah Indonesia bagian
barat, yaitu Sumatera, Jawa, Dan Kalimatan, sebab iklimnya lebih basah
(Budiman, 2012).
4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun
demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang
terletak di sekitar ekuator (katulistiwa) antara 10º LS dan 10º LU. Karet masih
tumbuh baik sampai batas 200 garis lintang. Suhu 200 dianggap sebagaibatas
8
Suhu harian yang dinginkan tanaman karet rata-rata 15º-30ºC. Apabila
dalam jangka waktu panjang suhu harian rata-rata kurang dari 200C, maka
tanaman karet tidak cocok ditanam didaerah tersebut. Intensitas sinar matahari
adalah hal amat dibutuhkan tanaman karet. Bila terjadi penyimpangan terhadap
tempat 0 sampai 200 m dpl.-Curah hujan 1.500 sampai 3.000 mm/th. Bulan kering
kurang dari 3 bulan. Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan
200m–400m dari permukaan laut (dpl). Pada ketinggian > 400 m dpl dan suhu
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk
menunjukkan bahwa pada elevasi tinggi (840 m diatas permukaan laut), klon
RRIM 600 sebesar 10%, sedangkan GT 1, PB 5/51, RRII 105, dan LCB 1320
9
Tanah
jenis tanah, dapat tumbuh antar 3,5-7,0. Untuk pH optimum harus disesuaikan
dengan jenis tanah, misalnya pada red basaltic soil pH 4-6 sangat baik bagi
pertumbuhan karet. Selain jenis tanah, klonpun turut memegang peranan penting
dalam menentukan pH optimum. Sebagai contoh pada red basaltic soil PR 107
dan GT 1 tumbuh baik pada pH 4,5 dan 5,5. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk
tanaman karet adalah sebagai berikut: 1. Solum cukup dalam, sampai 100 cm atau
lebih, dan tidak terdapat batu-batuan. 2. Aerase dan drainase baik. 3. Remah,
porus dan dapat menahan air. 4. Tekstur terdiri atas 35% liat dan 30% pasir. 5.
Tidak bergambut, dan jika ada tidak lebih tebal dari 20 cm 6. Kandungan unsure
hara N, P dan K cukup dan tidak kekurangan unsure mikro 7. Kemiringan tidak
lebih dari 16% 8. Permukaan air tanah tidak kurang dari 100 cm (Budiman, 2012).
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet
baik tanah vulkanis maupun alluvial. Pada tanah vulkanis mempunyai sifat fisika
yang cukup baik terutama struktur, tekstur, solum, kedalaman air tanah, aerasi dan
drainase, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan
haranya rendah. Sedangkan tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat
fisikanya kurang baik sehingga drainase dan aerasenya kurang baik. Tanah-tanah
kurang subur seperti podsolik merah kuning yang ada di negeri ini dengan
perkebunan karet dengan hasil yang cukup baik (Kampar Dalam Angka, 2007).
Kemiringan tanah kurang dari 10%. Jeluk efektif lebih dari 100 cm.
Tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat berpasir. Batuan di permukaan
10
maupun di dalam tanah maksimal 15%. pH tanah berkisar antara 4,3 –5,0.
Tanaman karet bukanlah tanaman manja, dapat tumbuh pada tanah – tanah
yang mempunyai sifat fisik baik, atau sifat fisiknya dapat diperbaiki. Tanah yang
permukaan air tanah rendah. Sangat toleran terhadap kemasaman tanah, dapat
tumbuh pada pH 3,8 hingga 8,0, tetapi pada pH yang lebih tinggi sangat menekan
cukup tinggi terhadap kesuburan tanah. Tanaman ini tidak menuntut kesuburan
tanah yang terlalu tinggi. Tanaman ini masih bisa tumbuh dengan baik pada
memiliki kolersasi yang nyata dengan jumlah yang gugur, kadar karet kering
(kkk) dengan curah hujan, sedangkan kolerasi produksi tidak nyata dengan
persentase air tanah, persentase air daun, dan jumlah air yang ditampung.
260 sendiri merupakan klon karet unggul penghasil getah yang dikeluarkan daeri
singkatan dari perang besar yang merupakan nama salah satu daerah Malaysia.
11
KERAGAMAN SIFAT PERTUMBUHAN, FISIOLOGI, DAN DAYA
persilangan yang dilakukan terhadap tanaman itu sendiri. Artinya, tidak ada
atau pembastaran adalah persilangan antara dua individu yang berbeda karakter
semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru, memperluas keragaman genetic, dan
pollen atau serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang dangkal berisi
cairan kental agak lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan masuknya
dengan meletakkan pollen pada stigma yang berasal pada satu bunga, satu
tanaman, tetapi masih dalam satu spesies. Perkawinan silang (crossing) adalah
perkawinan dengan meletakkan pollen pada stigma yang berasal dari dua jenis
bunga yang berbeda pada spesies yang sama baik. Jika persilangan dilakukan
siang hari, putik mengering sehingga tidak akan terjadi pembuahan, kalaupun
12
terjadi pembuahan kualitas buah tidak maksimal. Umur bunga satu atau dua hari
pada petak hibridisasi blok. Setiap ulangan ditanam pada selang waktu 2 minggu
agar waktu pembunga-annya menjadi lebih lama. Tanaman tetua yang digunakan
dalam persilangan ditanam pada petak hibridisasi. Setiap nomor ditanam pada
Nama latin dari karet adalah Havea brassiliensis. Havea brasiliensis yang
berasal dari Negara Brazil. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung
pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk
(amorf). Pada suhu rendah ia akan mengkristal. Jumlah biji biasanya ada tiga
kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras.
dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini
mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar (Debertin, 2001).
ini. Inilah alasan mengapa karet bersifat elastic. Syarat pertumbuhan, suhu udara
jam/hari,Kelembaban tinggi, kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak
berpadas, tanah ber-pH 5-6 (batas toleransi 3-8), ketinggian lahan 200 m dpl.
13
Panen, penyadapan pada umur + 5 tahun, dan dapat dilakukan selama 25-35
bukaan sadap pertama 130 cm dan bukaan sadap kedua 280 cm diatas pertautan
okulasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyadapan antara lain: Pembukaan
bidang sadap dimulai dari kiri atas kekanan bawah, membentuk sudut 300.Tebal
Dalamnya irisan sadap 1-1,5 mm. Waktu penyadapan yang baik adalah
jam 5.00-7.30 pagi.Dalam penyadapan dapat dilakukan dengan cara melukai kulit
batangnya sehingga keluar cairan kental yang kemudian ditampung. Cairan ini
keluar akibat tekanan turgor dalam sel yang terbebaskan akibat pelukaan. Aliran
ini akan berhenti apabila semua isi telah habis dan luka tertutup oleh lateks yang
Karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar.
Batang tanaman mengandung getah yang dinamakan lateks. Daun karet berwarna
hijau terdiri dari tangkai daun. Panjang tangkai daun utama 3-20 cm. Panjang
tangkai anak daun sekitar 3-10 cm dan ujungnya bergetah. Biasanya ada tiga anak
daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis,
memanjang dengan ujung meruncing. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah.
Jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Akar
tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar tersebut mampu menopang batang
14
Metode Persialangan Tanaman Karet (Hevea brasilliensis muell. Arg)
sifat produksi yang tinggi dan tetua jantan untuk mendapatkan sifat sekunder
berhubungan dengan tetua jantan. Masalah lain yang masih dihadapi para pemulia
karet adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan klon unggul baru antara
informasi akurat jika tanaman telah berproduksi, yaitu umur 4-5 tahun. Disamping
itu sebelum tanaman dinyatakan sebagai klon yang siap dilepas harus melalui
beberapa tingkat pengujian, yaitu uji pendahuluan, uji lanjutan, juga perlu uji
adaptasi klon di beberapa daerah skala kecil dan skala luas (Ritawati, et al, 2004).
mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu teknik yang dapat mendeteksi sifat-
sifat genotipe hasil persilangan maupun hasil seleksi klon secara cepat dan akurat.
karet tahan penyakit SALB melalui pengunaan marka molekuler yang terkait
molekuler yang terkait dengan gen ketahanan ini dikenal dengan istilah marker
15
Tujuan dengan dilakukannya Persilangan pada Penyerbukan Tanaman
Karet (Hevea brasilliesis muell. Arg)
Karet merupakan tanaman berbuah polong yang sewaktu masih muda
buahnya terpaut erat dengan rantingnya. Buah karet dilapisi kulit tipis berwarna
hijau dan didalamnya terdapat kulit tebal yang keras dan berkotak. Tiap kotak
berisi sebuah biji yang dilapisi tempurung biji. Setelah tua warna kulit buah
dan jatuh, bijinya tercampak lepas dari kotaknya. Tiap buah tersusun atas dua
sampai empat kotak biji. Pada umumnya berisi tiga kotak biji dimana setiap kotak
terdapat satu biji. Tanaman karet mulai menghasilkan buah pada umur lima tahun
Tanaman karet mulai berbuah pada umur 5tahun. Sebelum berbuah tanaman karet
lagi dan mulai berbunga. Masa luruh daun berbeda-beda tergantung iklim
setempat. Pertumbuhan dari bunga menjadi biji tua berlangsung selama 5,5 – 6
bulan. Di pulau Jawa musim masak biji jatuh pada bulan Maret sedangkan di
atau satu hektar lahan dapat menghasilkan 2.253 sampai 3 juta biji pertahun.
Komposisi kimia daging biji karet terdiri dari bahan kering 92,22 % atau sekitar
15 ton biji kering per cangkang atau setara dengan 9 kg bij kering lepas cangkang;
protein kasar 19,20 %; lemak kasar 47,20 %; kadar air 8 %, serat kasar 6,00 %;
abu 3,49 %; BETN 24,11 %; dan HCN 573,72 ppm (Effendi, 2003).
16
Keragaman Sifat Hasil Progeni Karet (Hevea brasilliesis muell. Arg)
persilangan seperti terlihat pada nilai koefisien keragaman (KK) dalam. Koefisien
keragaman tertinggi dalam populasi A ditemukan pada daya hasil, diikuti oleh
kadar sukrosa, kadar fosfat anorganik, jumlah pembuluh lateks, kadar tiol, lilit
hasil, diikuti oleh kadar fosfat anorganik, kadar sukrosa, jumlah pembuluh lateks,
lilit batang, kadar tiol, dan tebal kulit. Populasi B mempunyai keragaman lebih
tinggi dibandingkan dengan populasi A pada parameter lilit batang, tebal kulit,
pembuluh lateks, kadar sukrosa, dan daya hasil. (Samsuddin, et al, 2005)
tetuanya. Klon PB 260 dan RRIC 100 termasuk klon yang berasal dari hasil
pemuliaan tanaman introduksi Wickham pada tahun 1876. Kedua klon tersebut
17
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Karet merupakan salah satu komoditas penghasil devisa negara. Pada tahun 2012,
daya hasil karet Indonesia mencapai 3.012.254 ton dengan luas areal sebesar
2. Tingginya keragaman pada tingkat progeni menuntut kegiatan seleksi harus dapat
dilakukan secara efektif agar diperoleh genotipe baru dengan sifat yang
dikehendaki.
4. Klon PB 260 merupakan hasil persilangan antara PB 5/51 x PB 49. Klon PB 260
5. Klon RRIC 100 merupakan hasil persilangan antara RRIC 52 x PB 86. Klon
menghasilkan (TBM).
6. Susunan anatomi kulit karet berperan penting dengan produksi lateks dan
produktivitas pohon. Sesuai dengan umur tanaman, kulit karet dibedakan menjadi
kulit perawan yaitu kulit yang belum pernah disadap dan kulit pulihan yaitu kulit
7. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang
8. Bunga karet termasuk bunga sempurna yang terdiri dari tiga bagian pokok yaitu
dasar bunga, perhiasan bunga, dan persarian. Benang sari dan putik ini terdapat
18
9. Buah karet memiliki pembagian ruang yang jelas, masing-masing ruang berbentuk
setengah bola.
10. Biji karet dibedakan atas tiga jenis, yaitu biji illegitim, legitim, dan propalegitim.
11. Persilangan tanaman merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
12. Nama latin dari karet adalah Havea brassiliensis. Havea brasiliensis yang berasal
dari Negara Brazil. Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada
13. Pada program persilangan karet dipilih tetua betina untuk mendapatkan sifat
produksi yang tinggi dan tetua jantan untuk mendapatkan sifat sekunder seperti
ketahanan penyakit.
14. Karet merupakan tanaman berbuah polong yang sewaktu masih muda buahnya
faktor genetik dari tetuanya. Klon PB 260 dan RRIC 100 termasuk klon yang
berasal dari hasil pemuliaan tanaman introduksi Wickham pada tahun 1876.
Saran
1 .Sebaiknya penulis lebih memperhatikan penulisan paper
19
DAFTAR PUSTAKA
PTPN VII, 2003. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Teh di PTPN VII Parakan
Salak [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Ritwati, et al, 2004. Karakteristik sifat lateks dan kayu klon-klon karet IRR seri
100. Pros. Lok. Nas. Budidaya Tanaman Karet 2006, 359-367.
20
Sayurandi dan Aidi-Daslin. 2006. Pengaruh interaksi genotipe dan lingkungan
terhadap pertumbuhan dan produksi klon IRR seri 100 pada uji lanjutan.
Jurnal Penelitian Karet, 2006, 24(2):91-100
Setyamidjaja, THS Siregar, dan Karyudi. 2003. Sistem eksploitasi yang lebih
sesuai untuk menunjang produktivitas karet yang optimal. Pros. Konf.
Agrib. Karet Menunjang Industri Lateks dan Kayu. 124 – 139.
Starburgers, 2004. Tiols of Low Molecular Weight in Hevea brasiliensis Latex.
Biochem. Biophys. Acta 41: 152-154.
Syukur. M, et al, 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman Bagian Genetika Hortikultura
IPB : Bogor.
Tim Karya Tani Mandiri, 2010. Pedoman Budidaya Secara Hidoponik. Nuansa
Aulia bandung. 160 hlm.
Wijaya, et al, 2008. Adaptabilitas dan stabilitas beberapa klon karet di daerah
beriklim kering. Pros. Lok. Nas. Budidaya Tanaman Karet 2006, 62-70.
21