TINJAUAN PUSTAKA
1
Tangkai daun berbentuk silindris dengan sisi agak pipih dan menebal
dibagian pangkal, panjang berkisar antara 5–8 cm. Helaian daun terdiri dari
ibu tulang daun, tulang cabang dan urat-urat daun, lebar helaian daun 7–9 cm
atau lebih sesuai varietasnya. Panjang daun antara 12–20 cm. Bangun daun
berupa belah ketupat (rhomboideus) dengan toreh berlekuk (lobatus), bagian
ujung daun tumpul (obtusus), dengan pangkal daun meruncing (acuminatus)
(Indra, 2016).
Bunga tanaman terong termasuk ke dalam jenis bunga berbentuk
terompet dan termasuk bunga lengkap yang terletak pada ketiak daun (flos
lateralis) yang terdiri dari tangkai bunga, kelopak bunga, mahkota bunga,
benang sari, kepala putik, dan bakal buah (ovarium). Bunga tanaman terong
membentuk bangun bintang (rotatus) dengan diameter 2 - 3 cm. Kelopak
bunga berjumlah 3 - 5 buah, mahkota bunga berjumlah 5 - 8 buah dengan
warna ungu cerah, putik berjumlah 2 buah dan benang sari sebanyak 5 - 6
buah. Bunga terong memiliki 2 alat kelamin dalam satu susunan bunga yang
disebut dengan bunga banci. Setiap bunga memiliki bakal buah yang
menonjol di atas kelopak bunga (superus) (Cahyono, 2003).
Buah terong termasuk ke dalam jenis buah sejati tunggal berdaging dan
menghasilkan biji dalam satu buah yang sangat banyak dan memiliki ukuran
kecil berbentuk pipih dan berwarna coklat muda. Biji ini merupakan alat
reproduksi atau perbanyakan secara generatif (Rukmana, 2009). Buah
menggantung di ketiak daun. Bentuk buah terong beraneka ragam sesuai
dengan varietasnya seperti varietas Ekstra Long memiliki bentuk panjang
silindris, Naga Hijau berbentuk panjang lonjong, Mustang dan Antaboga
berbentuk lonjong (oval), dan Gelatik Ungu berbentuk bulat. Karena bentuk
buah berlainan maka ukuran berat buah juga berlainan pula (Imdad dan
Nawangsih, 2001). Rata - rata berat buah terong dengan bentuk panjang
silindris yaitu 110 g, panjang lonjong 200 g, lonjong (oval) 200 - 300 g, dan
bulat 50 - 60 g (Cahyono, 2003).
Tanaman terong dapat tumbuh dan berproduksi baik pada ketinggian
50 - 1000 m dpl, dengan suhu udara berkisar antara 20°C - 32°C, dan
2
kelembapan udara 80% - 90%. Tanaman terong memerlukan curah hujan
cukup sepanjang tahun (iklim agak basah), dengan 3 - 4,5 bulan kering dalam
1 tahun (Cahyono, 2003).
Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan dan produksi tanaman terong
adalah jenis tanah regosol dan andosol. Kedua jenis tanah tersebut merupakan
jenis tanah lempung berpasir dan memiliki drainase yang baik. Tanaman
terong menghendaki pH tanah sekitar 6-7,5 (Cahyono, 2003).
3
seluruh tanaman sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak
maksimal yang akhirnya akan menurunkan hasil panen walaupun populasi
tanaman per satuan luas lebih banyak. Selain itu jarak tanam yang rapat
berpengaruh terhadap peningkatan kehidupan organisme pengganggu
sehingga meningkatkan resiko tanaman terserang hama atau penyakit
(Cahyono, 2003).
Pengaturan jarak tanam dapat menurunkan tingkat kompetisi tanaman
untuk mendapatkan sinar matahari, unsur hara, air, dan ruang tumbuh
sehingga tanaman mampu menghasilkan produksi yang tinggi. Selain itu,
pengaturan jarak tanam mempermudah dalam pemeliharaan tanaman seperti
pengairan, pemupukan, penyiangan, pengendalian hama penyakit, dan
pemanenan (Dhika, 2014).
Selain itu, kesuburan tanah juga mempengaruhi jarak tanam. Semakin
tinggi tingkat kesuburan suatu lahan maka jarak antar tanaman semakin rapat
karena ketersediaan unsur hara yang tinggi pada lahan tersebut mengurangi
resiko kompetisi antar tanaman (Jonathan, 2017).
Pentingnya pengaturan jarak tanam ditunjukkan pada penelitian
tanaman terong ungu. Hasil penelitian Albakir, dkk. (2015) menunjukkan
bahwa penggunaan jarak tanam 60 cm x 70 cm pada tanaman terong ungu
mampu meningkatkan tinggi tanaman (79,84 cm), jumlah daun (29,58 helai),
jumlah buah per tanaman (3,17 buah), panjang buah (22,17 cm), dan berat
buah per tanaman (426,67 g) jika dibandingkan dengan penggunaan jarak
tanam 40 cm x 60 cm dan 50 cm x 60 cm.
Hasil penelitian Hadi (2018) pada budidaya terong menunjukkan
pengaturan jarak tanam dapat meningkatkan jumlah buah per petak dan berat
buah per petak. Jarak tanam 30 cm x 60 cm menghasilkan jumlah buah per
petak tertinggi (51 buah/petak) dibandingkan dengan jarak tanam 45 cm x 60
cm (43 buah/petak) dan 60 cm x 60 cm (34 buah/petak). Berat buah per petak
tertinggi didapatkan pada jarak tanam 30 cm x 60 cm sebanyak 6,18 kg,
diikuti oleh jarak tanam 45 cm x 60 cm (5,09 kg) dan 60 cm x 60 cm (4,09
kg).
4
Hasil penelitian Muhammad, dkk. (2017) menunjukkan bahwa
penggunaan jarak tanam 60 cm x 60 cm pada terong mampu menghasilkan
tinggi tanaman (108,72 cm), jumlah daun (135 helai), luas daun (90,73 cm2),
berat buah (99,36 g), berat buah per tanaman (1,77 kg) tertinggi jika
dibandingkan dengan jarak tanam 60 cm x 30 cm, 60 cm x 90 cm dan 60 cm
x 120 cm.
5
intensif, jumlah buah per tanaman menjadi lebih sedikit, dan tanaman bisa
terinfeksi penyakit karena alat yang tidak bersih. Praktek penjarangan bunga
akan mengurangi persaingan antar organ generatif sehingga dapat
memperbaiki kualitas buah (Seran, 2016).
Penelitian Seran (2016) menunjukkan pemangkasan satu bunga pada
tanaman terong ungu mampu meningkatkan panjang buah 21,3 cm; jumlah
buah per tanaman 14,3 buah; berat buah per tanaman sebanyak 599,8 g; berat
buah per petak 14,327 ton/ha jika dibandingkan dengan pemangkasan dua
bunga dan tiga bunga.