Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DI

GUDANG FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


BONDOWOSO

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
Dhimas Nurul Hidayatullah
NIM 171251608

AKADEMI FARMASI JEMBER


2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menurut Keputusann Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

340/MENKES/PER/III/2010 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit, dinyatakan bahwa Rumah sakit merupakan sarana

pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau

dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya

pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.

Guna memenuhi fungsi dan upaya tersebut, rumah sakit perlu memberi

perhatian pada tahap pengelolaan obat. Pengelolaan obat yang baik bertujuan

agar obat yang diperlukan selalu tersedia setiap saat diperlukan dalam jumlah

cukup dan mutu yang terjamin, untuk mendukung pelayanan yang bermutu

(Wahyuni, 2007). Pengelolaan obat itu sendiri mencakup perencanaan,

pengadaan, penyimpanan,pendistribusian, dan pencatatan atau pelaporan obat

(Azis dkk., 2005).

Tahap penyimpanan sediaan farmasi merupakan bagian dari pengelolaan

obat yang menjadi sangat penting dalam memelihara mutu obat-obatan,

menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan


persediaan, memudahkann pencarian dan pengawasan, mengoptimalkan

persediaan, memberika informasi kebutuhan obat yang akan datang, serta

mengurangi resiko kerusakan dan kehilangan (Aditama, 2003).Penyimpanan

yang salah atau tidak efisien membuat obat kadaluarsa tidak terdeteksi dapat

membuat rugi rumah sakit. Oleh karena itu dalam pemilihan sistem penyimpanan

harus dipilih dan disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga pelayanan obat

dapat dilaksanakan secara tepat (Credes, 2000).

1.2.Rumusan Masalah

1.Bagaimana penyimpanan sediaan farmasi di gudang farmasi Rumah Sakit

Umum Daerah Bondowoso berdasarkan permenkes RI Nomor 58 tahun 2014?

2. apakah sudah sesuai dengan indikator - indikator penyimpanan sediaan farmasi

di Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Bondowoso tahun 2020

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum :

Mengetahui kesesuaian penyimpanan sediaan farmasi di gudang farmasi

rumah sakit umum daerah bondowoso tahun 2020 berdasarkan permenkes

RI Nomor 58 Tahun 2014

Tujuan khusus :

Mengetahui kesesuaian dengan indikator – indikator penyimpanan sediaan

farmasi di gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Bondowoso tahun

2020
1.4.Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Dapat di jadikan evaluasi bagi gudang farmasi Rumah Sakit Umum

Daerah Bondowoso dalam meningkatkan manajemen penyimpanan sediaan

farmasi

2. Bagi peneliti

Agar dapat memahami lebih dalam tentang masalah penyimpanan sediaan

farmasi di rumah sakit


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.(Permenkes no 58 Tahun 2014)

2.2 Sediaan Farmasi di Rumah Sakit

Alur pengelolaan sediaan farmasi meliputi empat fungsi dasar, yaituseleksi

(selection),perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusidan penyimpanan

(distribution) dan (storage), serta penggunaan (use)yang meliputi monitoring dan

evaluasi (monitoring) dan (evaluation)yang memerlukan dukungan dari organisasi

(organization), pendanaan (financing), pengelolaan informasi (information

management) dan pengembangan sumber daya manusia (human resources) (Quick

dkk., 1997).

Menurut Permenkes RI No 58 tahun 2014, pengelolaan sediaan farmasi, alat

kesehatandan bahan medis habis pakai merupakan proses yang berkesinambungan

yang dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan,

penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan

administrasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian.


1,Pemilihan

permenkes RI Nomor 58 tahun 2014 Pemilihan adalah kegiatan untuk

menetapkan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai

sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan

medis habis pakai ini berdasarkan:

a. Formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa dan terapib.

Standar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang

telah ditetapkan

c. Pola penyakit

d. Efektifitas dan keamanan

e. Pengobatan berbasis bukti

f. Mutu

g. Harga

h. Ketersediaan di pasaran

2. Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode

pengadaan sediaan farmasi, alat kesahatan dan bahan medis habis pakai sesuai

dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis,

tepat jumlah, tepat waktu dan efisien(Permenkes, 2014)


3. Pengadaan Sediaan Farmasi

Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan perencanaan

kebutuhan dan harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat

dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu (Permenkes, 2014).

4. Penerimaan

Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis,

spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak

atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait

penerimaan barang harus tersimpan dengan baik (Permenkes, 2014)

5. Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan dan memelihara dengan cara

menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman

dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.Menurut

Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2010),

Tujuan penyimpanan adalah:

a. Memelihara mutu sediaan farmasi

b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab

c. Menjaga ketersediaan

d. Memudahkan pencarian dan pengawasan

Menurut peraturan Menteri kesehatan RI Nomor 58 tahun 2014 tentang Standar

pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bahwa untuk menjamin kualitas dan


keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai harus

sesuai dengan persyaratan kefarmasian yang meliputi persyaratan stabilitas dan

keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban dan ventilasi.

6. Pendistribusian

Pendistribusian adalah kegiatan dalam rangka menyalurkan /menyerahkan

sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dari tempat

penyimpanan sampai kepada unit pelayanan / pasien dengan tetap menjamin

mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu. Rumah sakit harus

menentukan sistem distribusi yang dapat menjamin terlaksananya pengawasan

dan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di

unit pelayanan (Permenkes, 2014)

7. Pemusnahan dan Penarikan

Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan

medis habis pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara

yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(Permenkes, 2014).
8. Pengendalian

Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan

penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dan

dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi bersama dengan Tim Farmasi dan Terapi

(TFT) di rumah sakit (Permenkes, 2014).

9. Administrasi

Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk

memudahkan penelusuran kegiatan yang sudah berlaku (Permenkes, 2014).

2.3 Pengertian Evaluasi

Menurut Wijono (1997), evaluasi adalah prosedur secara menyeluruh yang

dilakukan dengan menilai masukan, proses dan indikator keluaran untuk

menentukan keberhasilan dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan

yang ditetapkan.Evaluasi dapat di lakukan beberapa tahap yaitu :

1. Evaluasi Input (Masukan)

Input digunakan sebagai masukan agar sistem berfungsi.Evaluasi pada tahap

awal program bertujuan untuk memastikan bahwa rencana yang akan

dilaksanakan sesuai dengan masalah yang ditemukan yang meliputi sumber

daya, dana, tenaga, sarana dan prasarana yang ada


2. Evaluasi Proses

Proses diperlukan untuk mengubah masukan menjadi hasil (keluaran) yang

direncanakan Evaluasi proses bertujuan untuk mengetahui apakah program

yang dijalankan sesuai dengan rencana awal

3. Evaluasi Output(Keluaran)

Output keluaran merupakan hasil dari prosesEvaluasi memperlihatkan apakah

suatu program telah memberikan pengaruh terhadap perilaku sesuai rencana.


BAB III
Kerangka Konseptual
3.1 Kerangka Konseptual

Gudang Farmasi
Indikator
RSUD
Menurut permenkes RI
penyimpanan yang di Bondowoso
Nomor 58 Tahun 2014
teliti :
Gambaran
1.Turn Over penyimpanan :
Ratio(TOR)
1. Persyaratan
2. sistem penataan Kesesuaian penyimpanan
gudang 2. Komponen
pedoman
penyimpanan
3.presentase obat yang 3. Sistem
kadaluarsa atau penyimpanan
rusak 4. Metode
penyimpanan
4. presentase stok mati
5. Pengolahan
( dead stok) Sesuai Tidak
obat emergency
sesuai

Indikator penyimpanan
(Pudjaningsih,1996) :
1.Turn Over Ratio(TOR)
2. sistem penataan gudang
KET :
3.presentase obat yang
: Yang tidak diteliti kadaluarsa atau rusak
: Yang diteliti 4. presentase stok mati (
dead stok)
5. presentase kecocokan
antar barang dengan kartu
stok/ komputer
Gambar 3.1 kerangka konseptual
6. presentase nilai stok akhir
obat
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti

status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian deskriptif kuantitatif merpakan

penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka

untuk mencandarkan karakteristik individu atau kelompok (Syamsudin,2001).

Sedangkan pengambilan data menggunakan cross sectional yaitu suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,

dengan cara pendekatan , observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(Nazir, 2011). Jenis penelitian ini dipilih untuk mendeskriptifkan masalah yang ada di

Rumah Sakit Umum daerah Bondowoso, khususnya untuk mengevaluasi pengelolaan

penyimpanan Rumah sakit Umum Di daerah Bondowoso terhadap permasalahan

ketersediaan
4.2 Kerangka Operasional Kerja

Menentukan lokasi

Melakukkan perizinan

Menyusun checklist
berdasarkan SOP

Melakukkan evaluasi
penyimpanan

Pengumpulan data

Mengolah dan
menyajikan data

Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Operasional Kerja


4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

4.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Kabupaten Bondowoso, Jawa


Timur

4.3.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Agustus 2020

4.4 Populasi dan Sampel

4.4.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan penyimpanan obat di


Rumah sakit umum Daerah Bondowoso

4.5 Variabel dan Definisi Operasional

4.5.1 Variabel

a. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah penyimpanan obat di Rumah Sakit
Umum Daerah Bonsowoso.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah evaluasi penyimpanan sediaan farmasi
di Rumah Sakit Umum Daerah Bondowoso

4.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini

terdapat pada tabel 4.1


Variabel Devinisi Kategori dan Alat dan cara Para meter
oerasional kriteria mengukur dan skala
pengukuran

Pengelolaan Pengelolaan
obat di Rumah obat di Rumah
sakit menurut sakit dengan
SOP kebijkan atau
peraturan
yang telah di
tetapkan
untuk
menjamin
kinerja yang
sesuai
Evaluasi Penilaian Kesesuaian Lembar Nominal
pengelolaan kesesuaian kegiatan pengumpulan
obat pengelolaan penyimpanan data dan
obat menurut terhadap SOP, check list
SOP yang kegiatan perencanaan,
telah dilakukan pengadaan
ditetapkan sesuai SOP = dan
Rumah Sakit 1, penyimpanan
Daerah tidak sesuai = obat yang
Bondowoso 0 telah
persentase dilakukan di
(%) Rumah Sakit
evaluasi Umum
kegiatan Baik Bondowoso
jika ≥ 100 %
Tidak baik
jika
< 100 %
4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar

pengumpul data dan check list yang disesuaikan dengan pengelolaan penyimpanan

sediaan farmasi terhadap permnekes di Rumah Sakit Umum Daerah Bondowoso

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data pengamatan

langsung atau hasil evaluasi seluruh kegiatan yang telah dilakukan tentang pengelolaan

obat di Rumah Sakit Umum Daerah Bondowoso. Pengumpulan data dilakukan dengan

cara observasi kegiatan pengelolaan penyimpanan sediaan farmasi yang disesuaikan

dengan SOP menggunakan instrument check list.

4.8 Teknik Pengolahan Data

Persentase (%) kegiatan = Jumlah skor kegiatan yang sesuai X 100 %

Jumlah skor semua kegiatan

Penilaian berdasar persentase jumlah skor yang didapat, dikatakan baik jika mencapai

nilai 100%.

4.9 Etika Penelitian

Bahwa penelitian yang dilakukan harus etik, dalam arti melindungi dan

menyimpan data primer, dokumentasi yang jelas dan dapat dipahami. Peneliti melakukan

kegiatan dalam cakupan dan barisan yang diperkenankan oleh pihak penyedia tempat

penelitian dan hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan

keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitian, berlandaskan tujuan mulia

berupa penegakan hak-hak asasi manusia dengan kebebasan-kebebasan mendasarnya.


Pengambilan data dari penelitian ini dilakukan setelah melakukan permohonan kepada

Rumah Sakit Umum Bondowoso

Anda mungkin juga menyukai