Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN EVALUASI

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DAN


PENGGUNAAN OBAT RUMAH SAKIT
TAHUN 2023

RUMAH SAKIT UMUM AL-ITTIHAD BLITAR


TAHUN 2024
1. Pendahuluan
a. Latar belakang
Dalam upaya pembangunan kesehatan, penerapan standar pelayanan kefarmasian dapat
menjadi salah satu penunjang untuk merasionalkan penggunaan obat demi keselamatan
pasien. Rumah Sakit Al-Ittihad yang berada di wilayah kabupaten Blitar ini merupakan
salah satu rumah sakit yang dijadikan rumah sakit rujukan yang memiliki visi menjadi
rumah sakit pilihan utama masyarakat Blitar berdasarkan pelayanan kesehatan yang
berpusat kepada pasien dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien. Dengan
dijadikannya sebagai rumah sakit rujukan maka kegiatan yang khususnya di bidang
kefarmasian harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang secara profesional,
bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
Agar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Al-Ittihad dapat berjalan dengan baik,
maka unit farmasi berwenang untuk mengatur, mengelola dan melakukan monitoring dan
evaluasi segala hal yang berkaitan dengan kefarmasian yaitu berperan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, baik dalam hal manajerial maupun komunikasi.

b. Maksud dan tujuan


Melakukan identifikasi penerapan standar pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di
Instalasi Farmasi RSU Al-Ittihad tahun 2023.

c. Ruang lingkup
Dalam rangka meningkatkan mutu dan memperluas cakupan pelayanan farmasi di Rumah
Sakit Umum Al-Ittihad dan Instalasi Farmasi berusaha memberikan pelayanan kefarmasian
yang dapat menjamin efektifitas, keamanan dan efisiensi penggunaan obat serta
meningkatkan kerjasama dengan pasien dan profesi kesehatan lain yang terkait dalam
pelayanan farmasi. Metode evaluasi dilakukan secara observasional dengan rancangan
penelitian deskriptif berdasarkan pedoman Permenkes No. 72 tahun 2016 pada tahun 2022.
Pengelolaan dan analisis data menggunakan scoring analisis Skala Gutman, yaitu skor 1
untuk jawaban “ya” dan skor “0” untuk jawaban “tidak”. Kemudian masing-masing total
skor di presentasikan menggunakan rumus perhitungan :
P = nA x 100%
X
Keterangan :
P = Persentase
nA = Jumlah jawaban yang sesuai
x = banyak soal

Dengan kategori :
a. Baik, bila nilai skor yang didaptkan 81%-100%
b. Cukup, bila nilai skor yang diperoleh 61-80%
c. Kurang, bila nilai skor yang diperoleh 20% - 60%

RSU AL- ITTIHAD

1
d. Dasar
Dasar melakukan monitoring dan evaluasi penerapan standar pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit adalah sebagai berikut :
1) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
2) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.30 Tahun 2022 Tentang Indikator
Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan.

2. Kegiatan Yang Dilaksanakan


Melakukan evaluasi sebagai berikut :
a) Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai
 Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai yang dilakukan evaluasi terhadap
perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan
dan penarikan, pengendalian, administrasi, pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
 Pengkajian penggunaan obat, meliputi :
1) Capaian kesesuaian ketersediaan obat dengan Formularium Rumah Sakit.
2) Capaian kesesuaian peresepan obat terhadap Formularium Rumah Sakit.
3) Capaian kesesuaian peresepan obat BPJS terhadap Formularium Nasional.
b) Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik dilakukan evaluasi terhadap :
1) Pengakajian dan pelayanan resep
 Capaian waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan
 Tidak adanya kesalahan pemberian obat pasien rawat jalan
2) Penelusuaran riwayat penggunaan obat
3) Rekonsiliasi obat
4) Pelayanan Informasi Obat (PIO)
5) Konseling
6) Visite
7) Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8) Pemantauan dan pelaporan efek samping obat
c) Peralatan dan fasilitas pendukung
d) Sumber Daya Manusia (SDM)

3. Hasil Yang Dicapai


Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Persentase
No. Aspek Penilaian Persentase Kategori
Rata-Rata
1. Pengelolaan obat dan bahan medis
100
habis pakai
2. Pelayanan Farmasi Klinik 78 81,68 Baik
3. Peralatan dan fasilitas pendukung 80
4. Sumber Daya Manusia 68,75

RSU AL- ITTIHAD

2
4. Pembahasan
a. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai
1) Perencanaan
Proses perencanaan sediaan obat generik dilaksanakan setiap satu tahun sekali dengan
membuat Rencana Kebutuhan Obat yang disesuaikan dengan pemakaian obat pada
periode sebelumnya (metode konsumsi) dan disesuaikan juga dengan Formularium
Nasional. Perencanaan obat dan bahan medis habis pakai juga disesuaikan dengan yang
termuat dalam Rencana Kerja Anggaran dan Tahunan (RKAT) tahun 2022. Hal ini
sudah sesuai dengan Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.
2) Permintaan
Hasil evaluasi Gudang Medis mengajukan permintaan obat dan bahan medis habis
pakai melalui defekta kepada bagian pengadaan (Kepala Instalasi Farmasi). Permintaan
obat rutin diajukan setiap 1 bulan sekali sesuai dengan persediaan mendekati limit.
Permintaan obat didasarkan pada metode konsumsi (penggunaan obat periode
sebelumnya), jumlah kunjungan resep, data penyakit dan frekuensi distribusi obat oleh
unit pelayanan dan lain-lain. Jika obat habis dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan
maka Gudang Medis dapat melakukan permintaan mendesak/permintaan khusus
kepada Kepala Instalasi Farmasi disetujui Kasubid Penunjang Medis. Tidak semua obat
yang di minta tersedia distributor, untuk mengatasi hal tersebut maka bagian
penanggung jawab Gudang Medis melakukan monitoring kesesuaian faktur yang
diterima dengan surat pesanan. Apabila terdapat ketidaksesuaian dilaporkan kepada
Kepala Instalasi Farmasi untuk dilakukan tindak lanjut.
3) Penerimaan
Berdasarkan hasil evaluasi, hal yang penting diperhatikan dalam proses penerimaan
diantaranya seperti pengecekan jumlah sediaan dan jenis sediaan yang kemudian
disesuaikan antara faktur penerimaan barang dengan surat pesanan. Selain itu
dilakukan pengecekan tanggal kadaluarsa untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
pelayanan obat kepada pasien dan mempermudah petugas dalam penyusunan obat yang
akan dikeluarkan terlebih dahulu. Setelah selesai melakukan pengecekan, maka petugas
mencatat informasi tentang obat di kartu stok obat seperti nama obat, nomor batch,
tanggal kadaluarsa dan jumlah obat yang diterima.
4) Penyimpanan
Obat dan bahan medis habis pakai disusun berdasarkan bentuk sediaan yang kemudian
disusun sesuai alfabetis. Penyimpanan juga disesuaikan dengan sistem FEFO (First
Expired First Out), hal ini bertujuan agar obat-obat yang disimpan dapat dikendalikan,
obat yang lebih dekat masa kadaluarsanya dikeluarkan terlebih dahulu, agar
pendistribusian obat efektif. Obat juga disimpan sesuai dengan ketentuan suhu yang
dipersyaratkan, misalnya beberapa injeksi (seperti oxytocin, insulin), dan sediaan drop
yang disimpan pada suhu 2-8°C pada lemari pendingin untuk menjaga kestabilan dan
kualitasnya. Untuk sediaan vaksin disimpan di dalam cold chain, pada suhu 2-8°C
untuk menjaga kestabilan dan kualitasnya. Sediaan narkotika dan psikotropika
disimpan pada lemari khusus yang memiliki kunci ganda (doublelock), tidak mudah
dipindahkan, terbuat dari bahan yang kokoh, serta terpisah penyimpanannya dari obat-
obat lain. Narkotika dan psikotropika sudah disimpan dalam lemari khusus yang terbuat
dari bahan kuat serta tidak mudah dipindahkan. Hal ini sudah sesuai dengan aturan
yang tertera dalam Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.
RSU AL- ITTIHAD

3
5) Pendistribusian
Obat yang didistribusikan kepada pasien sesuai dengan permintaan dari dokter yang
tertulis dalam resep. Untuk pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai ke
Farmasi Rawat Jalan dan Rawat Inap dilakukan setiap 2 hari sekali, sedangkan
distribusi ke unit lain dilakukan setiap 1 minggu sekali meliputi Alat Pelindung Diri
dan beberapa reagensia serta tidak terdapat stok di ruangan (floor stock). Petugas yang
berjaga di farmasi rawat jalan dan rawat inap bekerja selama 24 jam, namun belum
terdapat ruangan penyimpanan khusus untuk pasien rawat inap. Obat pasien rawat jalan
diberikan berdasarkan resep dokter dengan sistem individual prescribing. Untuk pasien
rawat inap diberikan obat dengan penerapan sistem unit dose dispensing (UDD) untuk
meningkatkan mutu pelayanan pada pasien juga meningkatkan kepuasan pasien. Selain
itu, penerapan sistem UDD dapat mengurangi kejadian medication error, karena sistem
distribusi ini dapat mengidentifikasi dan mengenali kesalahan penggunaan obat.
Namun, kekurangannya adalah sistem ini memerlukan tenaga kefarmasian yang cukup
banyak.
6) Pemusnahan dan Penarikan
Sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang termasuk dalam kategori ini seperti
sediaan yang tidak memenuhi persyaratan mutu, telah kadaluarsa, dicabut izin edarnya,
serta tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan. Petugas
Gudang Medis akan mengumpulkannya terlebih dahulu, kemudian membuat laporan
dan berita acara obat kadaluarsa/rusak, laporan disertai lampiran jenis dan jumlah obat
yang kadaluarsa/rusak lalu dilakukan pemusnahan dan dibuatkan berita acara
pemusnahan. Pelaksanaan pemusnahan obat dilakukan setiap 1 tahun sekali. Obat
dimusnahkan dengan cara dihaluskan kemudian dilarutkan air dan dibuang ke saluran
pembuangan air atau diserahkan kepada pihak ketiga jika tidak dapat dilakukan
pemusnahan dengan cara dihaluskan tersebut.
7) Pengendalian
Jika terjadi kekosongan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai, maka pihak
pengelola akan melakukan pengadaan mendesak. Untuk sediaan narkotika dan
psikotropika, sesuai dengan Standar Prosedur Operasional yang ada di Instalasi
Farmasi RSU Al-Ittihad, untuk penanganan obat yang hilang sesuai SOP.
8) Administrasi
Pencatatan dan Pelaporan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
dalam bentuk laporan bulanan. Selain itu sediaan farmasi lain yang juga dilaporkan
seperti vaksin rutin, obat-obat program seperti OAT (SITB), rapid HIV (SIHA 2.1)
serta sediaan narkotika dan psikotropika (SIPNAP) serta vaksin covid-19 (dilaporkan
melalui Dinas Kesehatan). Di Instalasi Farmasi juga terdapat kartu stok yang masih
dijalankan, baik di dalam farmasi rawat jalan dan rawat inap maupun gudang medis.
Di dalam kartu stok terdapat nama, jenis sediaan, satuan kemasan, nomor batch, tanggal
kadaluarsa serta tercatat pula jumlah obat yang keluar dan berapa jumlah obat yang
diterima serta sisa stoknya. Kartu stok dicatat tepat setelah memasukkan ataupun
mengeluarkan obat.
9) Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan
Evaluasi Pengelolaan Sediaan Farmasi yang dilaksanakan berupa evaluasi ketersediaan
obat terhadap formularium dan evaluasi kesesuaian peresepan dengan formularium.

RSU AL- ITTIHAD

4
10) Evaluasi penggunaan obat sebagai berikut :
a) Evaluasi Kesesuaian Ketersediaan Obat Terhadap Formularium Rumah Sakit
Tahun 2023
JUMLAH OBAT
JUMLAH
DI LUAR (%)
BULAN SELURUH OBAT
FORMULARIUM (Std >80%)
(ITEM)
(ITEM)
Januari 1 216 99,54%
Februari 0 282 100%
Maret 2 279 99,29%
April 1 234 99,57%
Mei 1 307 99,67%
Juni 0 230 100%
Juli 0 261 100 %
Agustus 2 332 99,40%
September 3 331 99,09%
Oktober 2 248 99,19%
November 8 210 99,05%
Desember 6 255 97,65%

CAPAIAN KESESUAIAN KETERSEDIAAN OBAT


TERHADAP FORMULARIUM RUMAH SAKIT
JUMLAH TIDAK SESUAI % PENCAPAIAN

6
3
99,67%
99,54%

99,57%
99,29%

99,40%

99,09%

99,19%

99,05%

97,65%
100%

100%

100%

2
1

1
0

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

Gambar 1. Grafik Persentase Kesesuaian Ketersediaan Obat Tahun 2023

Kesimpulan : Kesesuaian peresepan obat terhadap Formularium Rumah Sakit tahun


2023 memenuhi syarat yaitu rata-rata sebesar 99,37%.

RSU AL- ITTIHAD

5
b) Evaluasi Kesesuaian Peresepan Obat Terhadap Formularium Rumah Sakit Tahun
2023
JUMLAH OBAT
JUMLAH
DI LUAR (%)
BULAN SELURUH OBAT
FORMULARIUM (Std >80%)
(ITEM)
(ITEM)
Januari 1 488 99,80%
Februari 1 465 99,78%
Maret 1 474 99,79%
April 3 450 99,38%
Mei 2 561 99,64%
Juni 2 490 99,59%
Juli 4 544 99,27%
Agustus 5 520 99,05%
September 2 528 99,62%
Oktober 4 492 99,18%
November 6 520 98,85%
Desember 6 539 98,89%

Capaian BOR (%) tahun 2023 : 73,5%


LOS (hari) tahun 2023 : 2 hari
Rata-rata kunjungan per hari : 80 pasien

CAPAIAN KESESUAIAN PERESEPAN OBAT


TERHADAP FORMULARIUM RUMAH SAKIT
JUMLAH TIDAK SESUAI % PENCAPAIAN
6

6
5
4

4
3
99,80%

99,78%

99,79%

99,64%

99,59%

99,62%
99,38%

99,27%

99,18%
99,05%

98,85%

98,89%
2

2
1

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

Gambar 1. Grafik Persentase Kesesuaian Peresepan Obat Tahun 2023

Kesimpulan : Kesesuaian peresepan obat terhadap Formularium Rumah Sakit tahun


2023 memenuhi syarat yaitu rata-rata sebesar 99,40%.

RSU AL- ITTIHAD

6
c) Evaluasi Kesesuaian Peresepan Obat Terhadap Formularium Nasional
Capaian (%)
No. Bulan
(Std >80%)
1. Januari 84%
2. Februari 78%
3. Maret 80%
4. April 84%
5. Mei 88%
6. Juni 86%
7. Juli 82%
8. Agustus 86%
9. September 81%
10. Oktober 89%
11. November 85%
12. Desember 79%

CAPAIAN KESESUAIAN PERESEPAN OBAT TERHADAP


FORMULARIUM NASIONAL

89%
88%
86% 86%
85%
84% 84%
82%
81%
80%
79%
78%

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

Kesimpulan : Kesesuaian peresepan obat terhadap Formularium Nasional tahun 2023


memenuhi syarat yaitu rata-rata sebesar 84%.

b. Pelayanan Farmasi Klinik


1) Pengakajian resep dan Pelayanan Resep
Di Instalasi Farmasi RSU Al-Ittihad sudah dilaksanakan pengkajian telaah obat yang
meliputi kesesuaian nama obat dengan resep, jumlah/dosis obat dengan resep, rute obat
dengan resep, serta waktu dan pemberian dengan resep. Pengkajian ini termuat dalam
bentuk form yang di print out dan disertakan bersama resep, yang dilaksanakan oleh
apoteker. Saat penyerahan obat, apoteker memberikan informasi obat yang meliputi
sediaan dan nama obat, dosis dan cara pakainya, indikasi, kontraindikasi, efek samping,
dan penyimpanan obat dirumah. Saat penyerahan obat kepada pasien, apoteker
mencatat nomor telepon pasien atau keluarga pasien untuk mempermudah
menghubungi pasien apabila terjadi kesalahan (medication error) dan tanda tangan

RSU AL- ITTIHAD

7
serta nama pasien atau keluarga pasien sebagai bukti bahwa obat memang sudah
diserahkan, setelah itu petugas yang menyerahkan juga mengisi nama dan jam
penyerahan.
Pada evaluasi ini dilakukan pula evaluasi waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Capaian Waktu Capaian Waktu
Pelayanan Resep Non Pelayanan Resep
No. Bulan
Racikan (menit) Racikan (menit)
Std <30 menit Std < 60 menit
1. Januari 6,13 menit 10,36 menit
2. Februari 6,74 menit 11,4 menit
3. Maret 6,55 menit 11,8 menit
4. April 6,62 menit 12,0 menit
5. Mei 6,82 menit 11,7 menit
6. Juni 7,20 menit 12,0 menit
7. Juli 7,60 menit 11,8 menit
8. Agustus 8,10 menit 12,3 menit
9. September 7,90 menit 12,1 menit
10. Oktober 8,60 menit 13,3 menit
11. November 9,30 menit 14,4 menit
12. Desember 9,80 menit 15,12 menit

CAPAIAN WAKTU TUNGGU RESEP RAWAT JALAN


NON RACIKAN RACIKAN

15,12
14,4
13,3
12,3

12,1
11,8

11,8
11,7
11,4

12

12
10,36

9,8
9,3
8,6
8,1

7,9
7,6
6,82
6,74

6,62

7,2
6,55
6,13

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

Kesimpulan : Rata-rata waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan 7,6 menit dan resep
racikan 12,4 menit keduanya memenuhi syarat.

Selain dilakukan evaluasi waktu tunggu resep, juga dilakukan evaluasi terhadap
tidak adanya kesalahan pemberian di farmasi rawat jalan dan rawat inap.
Pada evaluasi tidak adanya kesalahan pemberian obat diperoleh hasil sebagai
berikut :

RSU AL- ITTIHAD

8
No. Bulan Capaian (%)
1. Januari 100%
2. Februari 100%
3. Maret 99%
4. April 100%
5. Mei 100%
6. Juni 99%
7. Juli 100%
8. Agustus 99%
9. September 100%
10. Oktober 100%
11. November 99%
12. Desember 99%

CAPAIAN STANDAR MUTU PRIORITAS

100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

99% 99% 99% 99% 99%

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

Kesimpulan : Selama bulan Januari sampai dengan Desember 2023 terjadi 2 (dua)
laporan KTD yang merupakan kejadian dispensing error yaitu kesalahan pemberian
obat pasien rawat jalan pada bulan Agustus 2023 dan pasien rawat inap pada bulan
Desember 2023. Disimpulkan capaian standar mutu prioritas tidak memenuhi syarat.

2) Pelayanan Informasi Obat


Pelaksanaan Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Instalasi Farmasi RSU Al-Ittihad
sudah dilaksanakan oleh apoteker. Informasi seperti nama obat, bentuk sediaan, dosis
obat, cara pakai, indikasi obat, kontraindikasi, efek samping obat, dan bagaimana
penyimpanan obat di rumah. Apoteker juga sudah membuat leaflet, biasanya leaflet ini
dibagikan pada saat melakukan konseling, serta disediakan di ruang tunggu pasien.
Kegiatan penyuluhan juga pernah dilaksanakan pada pasien rawat inap, beberapa tema
yang sudah pernah dilaksanakan seperti penggunaan obat inhaler, penggunaan
antibiotik, dagusibu obat, dan penggunaan insulin, Pendamping Minum Obat (PMO)
pada penggunaan Obat Anti Tuberkulosis, penggunaan suppositoria, ovula, tetes mata
dan tetes telinga.

RSU AL- ITTIHAD

9
3) Konseling
Apoteker Rawat Jalan dan Rawat Inap Instalasi Farmasi RSU Al-Ittihad sudah
melaksanakan konseling, terbukti dengan adanya form dokumentasi konseling.
Pelaksanaannya dilakukan di loket penyerahan dan konsultasi apoteker dikarenakan
belum adanya ruangan khusus untuk konseling. Pelaksanaan konseling disertai dengan
catatan konseling. Pelaksanaan konseling biasanya dilakukan terutama kepada lansia,
TB, maupun penyakit-penyakit kronis lainnya. Saat ini masih dilakukan pharmacy
home care namun diketahui bahwa kriteria dan juknis konseling mengacu pada
peraturan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan.
Pada evaluasi konseling pasien diperoleh data sebagai berikut:
Jumlah Konseling
No. Bulan
(Pasien)
1. Januari 7
2. Februari 6
3. Maret 5
4. April 11
5. Mei 12
6. Juni 10
7. Juli 10
8. Agustus 4
9. September 11
10. Oktober 7
11. November 7
12. Desember 13

CAPAIAN KONSELING

13
12
11 11
10 10

7 7 7
6
5
4

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEPT OKT NOV DES

4) Visite Pasien
Apoteker Rawat Jalan dan Rawat Inap Instalasi Farmasi RSU Al-Ittihad sudah
melaksanakan visite pasien. Ronde atau visite pasien dilakukan untuk memeriksa obat
pasien, memberikan rekomendasi pemilihan obat, memantau perkembangan pasien
saat penggunaan obat dan berperan aktif dalam pengambilan keputusan pengobatan
pasien. Pencapaian visite pasien selama tahun 2023 sebesar 60% dari total pasien rawat
inap.

RSU AL- ITTIHAD

10
5) Monitoring Efek Samping Obat
Instalasi Farmasi RSU Al-Ittihad sudah memiliki Standar Prosedur Operasional untuk
menindaklanjuti pelaporan efek samping obat. Namun, pelaksanaan monitoring belum
pernah dilaksanakan, hal ini dikarenakan tidak pernah ada laporan mengenai efek
samping obat yang berdampak berat maupun adanya efek samping di luar yang
tercantum dalam label klaim. Obat-obat yang digunakan oleh pasien juga merupakan
obat-obat yang tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan pasien.
6) Pemantauan Terapi Obat
Apoteker Rawat Jalan dan Rawat Inap Instalasi Farmasi RSU Al-Ittihad sudah
melaksanakan pemantauan terapi obat bersamaan dengan visite pasien, namun belum
melakukan pharmacy home care. Pasien-pasien yang mendapatkan pemantauan seperti
pasien tuberkulosis, hipertensi berat dan juga diabetes melitus berat. Di Instalasi
Farmasi RSU Al-Ittihad sudah terdapat standar prosedur operasional untuk
melaksanakan pemantauan terapi obat.
7) Evaluasi Penggunaan Obat
Di Instalasi Farmasi RSU Al-Ittihad sudah terdapat standar prosedur operasional (SPO)
untuk melaksanakan evaluasi penggunaan obat. Evaluasi penggunaan obat sudah
dilaksanakan seperti pemantauan laporan penggunaan obat rasional, penggunaan
antibiotik untuk ISPA non-pneumonia, penggunaan antibiotik pada diare non-spesifik,
dan pelaksanaan stock opname setiap tiga bulan sekali bulan.
c. Peralatan dan Fasilitas Pendukung
1) Ruang Penerimaan Resep
Ruang penerimaan resep sudah sesuai dengan standar. Ruangan dilengkapi dengan
loket dan tempat untuk meletakkan resep lengkap dengan keterangan untuk
memudahkan pasien. Loket penerimaan resep dibagi menjadi 3 yaitu penerimaan resep
pasien umum, pasien bpjs dan penerimaan resep rawat inap umum dan BPJS. Ruangan
juga sudah mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup.
2) Ruang Pelayanan dan Peracikan
Ruang pelayanan dan peracikan sudah sesuai dengan standar. Ruangan dilengkapi
dengan rak obat dan meja peracikan. Ruangan sudah dilengkapi dengan peralatan
peracikan seperti mortir, stemper dan sudip, air mineral untuk pengencer, sendok obat,
perkamen pembungkus obat, termometer ruangan, lemari pendingin, etiket, label dan
alat tulis. Ruangan terdapat pendingin ruangan yang memadai, yaitu air conditioner
(AC). Ruangan juga sudah mendapatkan cahaya dan sirkulasi udara yang cukup.
3) Ruang Penyerahan Obat
Ruang penyerahan obat sekaligus dengan ruangan konsultasi apoteker, dan letaknya
berdampingan dengan ruang penerimaan resep.
4) Ruang Konseling
Instalasi Farmasi RSU Al-Ittihad belum memiliki ruangan khusus untuk konseling
obat. Pelaksanaan konseling dilaksanakan di ruang penyerahan obat itu sendiri, jika
harus melaksanakan konseling di ruangan terpisah, petugas akan menggunakan
ruangan konseling yang tergabung dengan beberapa fungsi lainnya.
5) Ruang Penyimpanan Obat dan BMHP
Kondisi ruangan sudah memenuhi standar yang mencakup sanitasi, temperatur yang
dibuktikan dengan termometer suhu, kelembaban yang cukup, ventilasi yang memadai
dan pemisahan untuk menjamin mutu produk. Ruangan dilengkapi dengan rak/lemari
RSU AL- ITTIHAD

11
obat, pallet, lemari pendingin, kulkas vaksin, lemari khusus untuk menyimpan
narkotika dan psikotropika, pengukur suhu dan kelembaban digital. Pemeriksaan dan
pencatatan suhu dan kelembaban dilakukan secara berkala dan dilaporkan Kepala
Instalasi Farmasi jika terdapat hasil yang tidak memenuhi syarat.
Instalasi Farmasi sudah memiliki ruang khusus yang dijadikan ruang arsip untuk
menyimpan dokumen-dokumen. Ruang disini adalah space khusus meskipun bukan
dalam bentuk satu ruangan.

d. Sumber Daya Manusia


Instalasi Farmasi sudah memiliki 3 (tiga) orang Apoteker dan 5 (lima) orang Tenaga
Teknis Kefarmasian yang memiliki surat izin praktik (SIP) dan surat tanda registrasi (STR).
Selain itu terdapat 3 (tiga) staf administrasi dan pembantu pelaksana di ruang pelayanan
serta 1 (satu) tenaga teknis gudang medis. Dilakukan rekapitulasi pola ketenagaan dan
rencana kebutuhan tahun 2024 diajukan kepada bagian SDM Rumah Sakit sebagai berikut:
Tenaga Tenaga Rencana
No Jenis ketenagaan yang yang Kebutuhan Kualifikasi
Tersedia Dibutuhkan Penambahan
Apoteker 1 0 0 Apoteker
1.
Penanggung jawab
Apoteker Rawat 2 0 0 Apoteker
2. Jalan dan Rawat
Inap
Tenaga Teknis 4 9 1 DIII Farmasi/
3. Pelayanan S1 Farmasi
kefarmasian
Staf Administrasi 3 2 0
Dan Pembantu Min. SMK
4.
Pelaksana di Ruang Farmasi
Pelayanan
Tenaga Teknis 1 2 1 DIII Farmasi/
5.
Gudang Medis S1 Farmasi

Kendala Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian secara Optimal


Sumber daya manusia, sarana dan prasarana, ketersediaan dana, dan Standar Operasional
Prosedur (SPO), unsur proses (komunikasi dan kerja sama), serta unsur lingkungan (kebijakan,
manajemen, budaya, organisasi, respon dan tingkat pendidikan masyarakat) merupakan unsur
yang dapat mempengaruhi mutu pelayanan kefarmasian. Meskipun sudah terdapat beberapa
standar prosedur operasional (SOP), namun dalam pelaksanaan prakteknya masih terdapat
beberapa kendala, diantaranya kurangnya sarana dan prasarana yang ada.

5. Simpulan Dan Saran


Penerapan standar pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang berpedoman pada
Permenkes Nomor 72 Tahun 2016 di Instalasi Farmasi RSU Al-Ittihad terkategori baik.
Perlu dilakukan evaluasi secara berkala penerapan standar pelayanan kefarmasian di Instalasi
Farmasi RSU Al-Ittihad berdasarkan Permenkes Nomor 72 Tahun 2016.

RSU AL- ITTIHAD

12
6. Penutup
Demikian laporan evaluasi penerapan standar pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat
Rumah Sakit Al-Ittihad tahun 2023 kami susun. Kritik, saran, bimbingan dan bantuan sangat
kami butuhkan untuk memperbaiki dalam menyempurnakan kegiatan kami. Supaya
kedepannya dapat berkembang menjadi yang lebih baik untuk meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit.

Dikeluarkan di Blitar
Pada tanggal 12 Januari 2024

Kepala Instalasi Farmasi Kasubid Penunjang Medis

apt. Dita Pindawati, S.Farm. dr. M. Fasa Azmul Wafa


NIK. - NIK. -

Mengetahui,
PJS. Direktur RSU Al-Ittihad

dr. Zainul Abdil Muttaqin


NIK. 17.04.1.0071

RSU AL- ITTIHAD

13

Anda mungkin juga menyukai