Sistem Pendidikan Di Prancis
Sistem Pendidikan Di Prancis
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Kelompok Negara terbanyak yang ada di dunia adalah Negara berkembang, dan
Indonesia termasuk salah satu diantaranya. Setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945, terjadi perubahan pada pemerintahan, demikian juga pada bidang
pendidikan. Perubahan yang dilakukan cukup mendasar, yaitu menyangkut penyesuaian dasar
dan tujuan pendidikan, sistem persekolahan, dan isi pendidikan seusia dengan aspirasi bangsa
dan negara merdeka untuk memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya kepada rakyat
Indonesia.
Sehari setelah proklamasi, bangsa Indonesia menetapkan UUD 1945, sekaligus
menetapakan falsafah dan dasar negara, yaitu Pancasila, yang kemudian dijadikan dasar
pendidikan nasional. Dasar pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut:” Pendidikan
dan pengajaran berdasarkan asas-asas yang termaktub dalam Pancasila, UUD R, dan asas
kebudayaan Indonesia” (Bab III, Pasal 4). Dalam UUD No. 4 tahun 1950, Bab II, Pasal 3,
tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah membentuk manusia susila yang cakap dan
warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat
dan tanah air.
Secara umum sistem pendidkan yang terjadi di Indonesia bersifat demokratsis,
meskipun pada pelaksanaannya sering terjadi berbagai perubahan dalam kurikulum dan
pelaksanaan pendidikan sendiri. Sejak awal kemerdekaan hingga saat ini Indonesia telah
mengalami enam kali perubahan kurikulum. Yakni, pada rentang waktu tahun 1945-1949
dikeluarkan Kurikulum 1947. Tahun 1950-1961, ditetapkan Kurikulum 1952.
Kurikulum, pada masa Orde Lama adalah Kurikulum 1964, sedangkan untuk masa orde baru
diterapkan kurikulum 1994, KBK, dan terakhir adalah KTSP.
Perubahan kurikulum ini adalah satu upaya penting yang dilakukan oleh Menteri
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan untuk mengubah sistem pendidikan dan pengajaran
sehingga lebih sesuai dengan keinginan dan cita-cita bangsa Indonesia. Selain itu, tujuan lain
dari perubahan ini yakni untuk mewujudkan Indonesia yang mampu beradaptasi dengan
perubahan global sehingga Indonesia pun mampu unutk bersaing pada tingkat Internasional,
khususnya dalam bidang pendidikan.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah berdampak
pada penyerahan sebagian wewenang dari pusat ke daerah. Dalam hal ini pemerintah
menyerahkan masalah pendidikan ke daerah dan sekolah masing-masing, maka masalah
pembiayaan pun menjadi kewenangan sekolah. Otonomi daerah diartikan sebagai
kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan diharapkan dapat mensejahterakan rakyat setempat, meringankan beban
hidup, memberi jaminan kelayakan hidup, terpenuhinya layanan kesehatan dan pemerataan
pendidikan serta harapan-harapan menggembirakan lainnya.
Pemerintah mempunyai peranan dalam bidang pendidikan, selain pemerintah pusat, Sektor
pendidikan termasuk bagian dari sektor pembangunan yang didesentralisasikan. Pasal 13 Ayat (1) huruf f UU
No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah menegaskan, “Urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi: penyelenggaraan
pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial.” Sedangkan dalam Pasal 14 Ayat (1) huruf f
menjelaskan, “Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota
merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi: penyelenggaraan pendidikan.”
Jadi pada awalnya Indonesia menganut sistem sentralisasi. Sehingga semua sistem
pengajaran diserahkan kepada pusat. Namun, pada tahun 1998 seiring dengan adanya
reformasi, maka munculah semangat desentralisasi, demokratisasi, dan globalisasi yang pada
akhirnya menuntut pada kemnadirian untuk melakukan otonomi terhadap pendidikan
dimasing-masing wilayah. Sehingga yang terjadi saat ini, tidak jarang ditemukannya
keberagaman kemampuan pendidikan yang ada di Indonesia melihat pada kondisi dan letak
sekolah didirikan.
Selain itu, kini pemerintah juga telah mencanangkan program wajib belajar 12 tahun
sebagai upaya untuk meminimalisir tingkat buta huruf yang ada di Indonesia.
Sedangkan untuk jenjang pendidikan, Indonesia memebagi pendidikan menjadi 5 jenjang,
diantaranya:
Waktu belajar satu atau dua tahun yang menampung anak usia lima sampai enam
tahun. Di Tingkat prasekolah ini, pendidikan lebih di fokuskan pada permainan. Karena pada
masa ini adalah masa bermain. Proses belajar di sekolah negeri dimulai pukul 07.30 sampai
10.00.
Waktu belajar enam tahun bagi anak usia tujuh sampai duabelas tahun. Sekolah Dasar
dibagi menjadi 2, yaitu sekolah dasar rendah (kelas 1-3) dan sekolah dasar tinggi (kelas 4-6).
Pada sekolah Menengah atas terdapat penjurusan IPA, IPS dan Bahasa setelah belajar
selama 1 tahun. Lama belajar di tingkat ini juga 3 tahun
5. Perguruan Tinggi, tiga tahun sarjana muda, lima sampai tujuh tahun sarjana, dapat
berbentuk Universitas, Institut, Akademi, atau Sekolah Tinggi.
2. Sistem Pendidikan
a). Perancis
Menggunakan sistem sentralistik yakni pendidikan yang dipusatkan sepenuhnya
kepada pemerintah. Jadi, kementrian pendidikan (biasa disebut Ministry of National
Education) memiliki peran urgent dalam kemajuan pendidikan secara keseluruhan. Selain itu,
pemerintah juga menekankan akan adanya wajib belajar 16 tahun dengan penerapan sistem
sekolah gratis untuk setiap jenjang pendidikan.
b). Indonesia
Menggunakan sistem desentralisasi yakni pemerintah menyerahkan masalah
pendidikan ke daerah dan sekolah masing-masing, maka masalah pembiayaan pun menjadi
kewenangan sekolah. Otonomi daerah diartikan sebagai kewenangan daerah untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan diharapkan dapat
mensejahterakan rakyat setempat, meringankan beban hidup, memberi jaminan kelayakan
hidup, terpenuhinya layanan kesehatan dan pemerataan pendidikan serta harapan-harapan
menggembirakan lainnya. Pemerintah mewajibkan belajar bagi anak-anak Indonesia selama
12 tahun.
3. Gaji Guru
Seorang dalam posisi guru senior di Perancis, misalnya, ia memperoleh penghasilan
bulanan sekitar 40.000-50.000 euro (sekitar Rp 50 juta-Rp 60 juta per bulan). Jika
dibandingkan dengan gaji guru besar di Indonesia yang sekitar Rp 2 juta ( Data Tahun 2005 ).
Untuk menjadi tenaga guru, termasuk dosen, tidaklah mudah karena ia akan menjadi tulang
punggung dalam menjamin kualitas pendidikan bangsa. Jika ia diterima menjadi seorang
guru, gajinya per bulan yang paling rendah adalah sekitar 25.000 euro atau sekitar Rp 30 juta,
ditambah dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya, semua sudah tersedia, rumah,
kendaraan, kebutuhan hidup, jaminan kesehatan, tunjangan hari tua, semua sudah ditanggung
oleh pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Komparasi pendidikan di Indonesia dan Perancis dapat dilihat dari beberapa aspek,
diantaranya:
1. Jenjang pendidikan
a. Di Indonesia
1) Pendidikan Taman Kanak-kanak(TK) dengan lama belajar satu atau dua tahun yang
menampung anak usia lima sampai enam tahun.
2) Sekolah Dasar (SD), lama belajar enam tahun bagi anak usia tujuh sampai 12 tahun.
3) Sekolah Manangah Pertama (SMP), lama belajar 3 tahun dan Sekolah Manangah Atas
(SMA), lama belajar 3 tahun
4) Perguruan Tinggi, tiga tahun sarjana muda, lima sampai tujuh tahun sarjana, dapat berbentuk
Universitas, Institut, Akademi, atau Sekolah Tinggi.
b. Di Perancis
1) Tingkat TK (Ecole Maternelle) sebagai tingkat pra sekolah, dengan umur minimal 2 tahun
2) Pendidikan menengah dibedakan menjadi dua, yaitu College (setingkat SMP) lama waktu
belajarnya 4 tahun dan Lycee (setingkat SMA) lama belajarnya 3 tahun.
3) pendidkan tinggi, yaitu antara sekolah tinggi (Grandes ecoles) dan universitas dan sekolah
tinggi (Grandes ecoles)
2 Sistem Pendidikan
a). Perancis
Menggunakan sistem sentralistik yakni pendidikan yang dipusatkan sepenuhnya
kepada pemerintah. Jadi, kementrian pendidikan (iasa disebut Ministry of National
Education) memeiliki peran urgent dalam kemajuan pendidikan secara keseluruhan. Selain
itu, pemerintah juga menekankan akan adanya wajib belajar 16 tahun dengan penerapan
sistem sekolah gratis untuk setiap jenjang pendidikan.
b). Indonesia
Menggunakan sistem desentralisasi yakni pemerintah menyerahkan masalah
pendidikan ke daerah dan sekolah masing-masing, maka masalah pembiayaan pun menjadi
kewenangan sekolah. Otonomi daerah diartikan sebagai kewenangan daerah untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan diharapkan dapat
mensejahterakan rakyat setempat, meringankan beban hidup, memberi jaminan kelayakan
hidup, terpenuhinya layanan kesehatan dan pemerataan pendidikan serta harapan-harapan
menggembirakan lainnya. Pemerintah mewajibkan belajar bagi anak-anak Indonesia selama
12 tahun.
3 Gaji Guru
Seorang dalam posisi guru senior di Perancis, misalnya, ia memperoleh penghasilan
bulanan sekitar 40.000-50.000 euro (sekitar Rp 50 juta-Rp 60 juta per bulan). Jika
dibandingkan dengan gaji guru besar di Indonesia yang sekitar Rp 2 juta ( Data Tahun 2005 ).
Untuk menjadi tenaga guru, termasuk dosen, tidaklah mudah karena ia akan menjadi tulang
punggung dalam menjamin kualitas pendidikan bangsa. Jika ia diterima menjadi seorang
guru, gajinya per bulan yang paling rendah adalah sekitar 25.000 euro atau sekitar Rp 30 juta,
ditambah dengan berbagai fasilitas penunjang lainnya, semua sudah tersedia, rumah,
kendaraan, kebutuhan hidup, jaminan kesehatan, tunjangan hari tua, semua sudah ditanggung
oleh pemerintah.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Rohman, Arif. 2010. Pendidikan Komparatif. Yogyakarta: Laksbang Grafika
Djojonegoro, Wardiman. 1996. 50 Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia.
Jakarta: Depdikbud
Matrisoni. 2005. Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Perancis. Dalam situs Orang
Indonesia Asli, Teknologi Pengolahan Hasil perkebunan and Habibie personal Blog yang
diunduh pada Selasa 25 Oktober 2011.
Susanto, dkk. 2010. Pendidikan Nasional Pendidikan Pada Periode 1962-1968. Dalam
makalah Pendidikan Nasional 2010.