Anda di halaman 1dari 34

UNDANG-UNDANG NO.

4 TAHUN 2019
TENTANG
KEBIDANAN

KETUA PENGURUS DAERAH IKATAN BIDAN INDONESIA


WILAYAH JAWA BARAT

Hj. MIEN RATMINAH, AMKeb,. SKM


NAMA : MIEN RATMINAH, AMKeb., SKM
TEMPAT/ TGL LAHIR : MAJALENGKA, 22 AGUSTUS 1950
ALAMAT : JL. PRATISTA RAYA NO. 47
ANTAPANI – BANDUNG
HP/ TELPON : 0811238466/ 022-7233874
EMAIL : pdibijabar2@yahoo.com
PENDIDIKAN :
D3 Kebidanan STIKES Dharma Husada Bandung
S1 Kesehatan Masyarakat STIKes Dharma Husada Bandung

RIWAYAT PEKERJAAN :
1971 – 1981 Bidan RSU Majalengka
1981 – 1991 KASI KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka
1991 – 2000 Karyawati Seksi Kesehatan Keluarga KANWIL Kesehatan ProvinsiJawa
Barat
2000 – 2006 Karyawati Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

AKTIFITAS :
Ketua PD IBI Jabar Periode 2013-Sekarang
Fasilitator Kelas Ibu
Fasilitator Manajemen Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia dan BBLR
UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

UU 36 Thaun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

UU No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan

PP 61 Tahun 204 ttg Pelayanan Kesehatan


Reproduksi

PMK 28 Th 2017 Ttg Penyelenggaraan Praktek


Keprofesian Bidan
Mien Ratminah
UU No.
4 Tahun
2019
tentang
Kebidan
an

Mien Ratminah
Latar Belakang

Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan agar dapat


A hidup sejahtera lahir dan batin, sehingga mampu membangun
masyarakat, bangsa, dan negara sebagaimana diamanatkan dalam
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indcnesia Tahurr 1945;

Pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya perempuan,


bayi, dan anak yang dilaksanakan oleh bidan Secara
bertanggungjawab, akuntabel, bermutu, aman, Dan
B berkesinambungan, masih dihadapkan pada kendala
profesionalitas, kompetensi, dan kewenangan;

Pengaturan mengenai pelayanan kesehatan oleh bidan Maupun


pengakuan terhadap profesi dan praktik kebidanan Belum diatur
secara komprehensif sebagaimana profesi Kesehatan lain,
C sehingga belum memberikan pelindungan Dan kepastian hukum
bagi bidan dalam melaksanakan Pelayanan kesehatan kepada
masyarakat;

Mien Ratminah
Kebidanan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan kepada perempuan
selama masa sebelum hamil, masa kehamilan,
persalinan, pasca-persalinan, masa nifas, bayi
baru lahir, bayi, balita, dan anak pra-sekolah,
termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana sesuai dengan tugas dan
wewenangnya.

Mien Ratminah
SISTEMATIKA
UNDANG- UNDANG NO. 4 TAHUN 2019

BAB I Ketentuan Umum 12 BAB 80 PASAL


BAB II Pendidikan Kebidanan
BAB III Registrasi dan Izin Praktik
BAB IV Bidan WNI Lulusan Luar Negeri
BAB V Bidan Warga Negara Asing
BAB VI. Praktik Kebidanan
BAB VII Hak dan Kewajiban
BAB VIII Organisasi Profesi
BAB IX Pendayagunaan Bidan
BAB X Pembinaan dan Pengawasan
BAB XI Ketentuan Peralihan
BAB XII Ketentuan Penutup

Mien Ratminah
Pelayanan Kebidanan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan secara mandiri, kolaborasi,
dan/atau rujukan.

BIDAN adalah seorang perempuan yang


telah menyelesaikan program pendidikan
Kebidanan baik di dalam negeri maupun
di luar negeri yang diakui secara sah oleh
Pemerintah Pusat dan telah memenuhi
persyaratan untuk melakukan praktik
Kebidanan.
Mien Ratminah
Praktik Kebidanan adalah kegiatan pemberian
pelayanan yang dilakukan oleh Bidan dalam bentuk
asuhan kebidanan.

Asuhan Kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang


didasarkan pada proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh Bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat Kebidanan.

Mien Ratminah
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan

• Tempat Praktik Mandiri Bidan adalah Fasilitas


Pelayanan Kesehatan

Mien Ratminah
berasaskan

Mien Ratminah
bertujuan:
pendidikan
Pelayanan
pelindungan dan kepastian
hukum
meningkatkan derajat kesehatan

Mien Ratminah
BAB II. Pendidikan Kebidanan
Pasal. 4
Pendidikan Kebidanan terdiri atas: a.
pendidikan akademik; b. pendidikan
vokasi; dan c. pendidikan profesi.
Pasal 9
(1) Pendidikan Kebidanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 diselenggarakan
oleh perguruan tinggi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 16 Pasal 19
(1)Mahasiswa Kebidanan (1) Mahasiswa pendidikan
pada akhir masa vokasi Kebidanan yang
pendidikan vokasi atau lulus Uji Kompetensi
memperoleh Sertilikat
pendidikan profesi harus
Pasal 11 mengikuti Uji Kompetensi
Kompetensi yang
(1) Penyelenggaraan pendidikan diterbitkan oleh perguruan
yang bersifat nasional. tinggi.
Kebidanan harus memenuhi Standar (2) Uji Kompetensi (2) (2) Mahasiswa pendidikan
Nasional Pendidikan Kebidanan sebagaimana dimaksud profesi Kebidanan yang
Pasal 12 pada ayat (1) merupakan lulus Uji Kompetensi
(1) Dalam rangka menjamin mutu lulusan, syarat kelulusan memperoleh Sertifikat
penyelenggara pendidikan Kebidanan pendidikan vokasi atau profesi yang diterbitkan
hanya dapat menerima mahasiswa sesuai pendidikan profesi. oleh perguruan tinggi.
dengan kuota nasional

Mien Ratminah
BAB III Registrasi dan Izin Praktik
Pasal 21
(1) Setiap Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki STR.
(2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Konsil kepada
Bidan yang memenuhi persyaratan.
(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. memiliki ijazah dari perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
Kebidanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
b. memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi;
c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi; dan
Pasal 23
e. membuat pernyataan tertulis untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan Konsil harus menerbitkan STR paling lama
etika profesi 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak
Pasal 22 pengajuan STR diterima.
(1) STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah
memenuhi persyaratan.
(2) Persyaratan untuk Registrasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi: a. memiliki STR lama; b. memiliki Sertifikat Kompetensi
atau Sertifikat Profesi; c. memiliki surat keterangan sehat fisik dan
mental; d. membuat pernyataan tertulis mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi; e. telah mengabdikan diri sebagai tenaga
profesi atau vokasi; dan f. memenuhi kecukupan dalam kegiatan
pelayanan, pendidikan, pelatihan, danlatau kegiatan ilmiah lainnya Registrasi

Mien Ratminah
BAB III Registrasi dan Izin Praktik
Pasal 25 Izin Praktik
(1) Bidan yang akan menjalankan Praktik Kebidanan wajib memiliki izin praktik.
(2) lzin praktik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk
SIPB
(5) Untuk mendapatkan SIPB sebagaimana Pasal 28
dimaksud pada ayat (3), Bidan harus memiliki: (1) Setiap Bidan harus menjalankan Praktik
a. STR yang masih berlaku; dan b. tempat Kebidanan di tempat praktik yang sesuai dengan
praktik. SIPB.
(6) SIPB berlaku apabila: a. STR masih berlaku; (2) Bidan yang menjalankan Praktik Kebidanan di
dan b. Bidan berpraktik di tempat sebagaimana tempat praktik yang tidak sesuai dengan SIPB
tercantum dalam SIPB. sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai
sanksi administratif berupa: a. teguran tertulis; b.
Pasal 26 penghentian sementara kegiatan; atau c.
Bidan paling banyak mendapatkan 2 (dua) SIPB. SIPB sebagaimana dimaksud pencabutan izin.
pada ayat (1) berlaku untuk:
a. 1 (satu) di Tempat Praktik Mandiri Bidan dan 1 (satu) di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan selain dr Tempat Praktik Mandiri Bidan; atau Pasal 30
b. b. 2 (dua) Praktik Kebidanan di Fasilitas pelayanan Kesehatan selain di (1) Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tempat Praktik Mandiri Bidan. harus mendayagunakan Bidan yang memiliki STR
dan SIPB.
Pasal 27 (2) Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
SIPB tidak berlaku apabila: a. Bidan meninggal dunia; b. habis masa mendayagunakan Bidan yang tidak memiliki STR
berlakunya; c. dicabut berdasarkan ketentuan perundang-undangan ; atau dan SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
d. atas permintaan sendiri. dikenai sanksi administratif berupa: a. teguran
tertulis; b. penghentian sementara kegiatan; atau
c. pencabutan izin

Mien Ratminah
a. Pelimpahan secara mandat;
b. Pelimpahan secara delegatif.

secara mandat harus dilakukan secara


tertulis.
secara mandat dengan tanggung jawab
berada pada memberi pelimpahan wewenang.
Dokter harus
melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkala

Mien Ratminah
Pelimpahan wewenang secara delegatif

pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu


program pemerintah
Pelimpahan wewenang diberikan dengan disertai pelimpahan
tanggung jawab.
Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
tidak
adanya tenaga medis dan/atau tenaga kesehatan lain di suatu wilayah
tempat Bidan bertugas.

ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

Mien Ratminah
KEWENAN
GAN PELIMPAHAN
KEWENANGAN

IB 1. PENUGASAN DARI
U PEMERINTAH SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN
ANA 2. PELIMPAHAN
KEWENANGAN SECARA
K
MANDAT DARI DOKTER
KESPR
O DAN
KB
PELAYANAN KESEHATAN IBU

• Konseling masa
Masa sebelum
sebelum hamil • Ibu menyusui
hamil, masa
• ANC kehamilan • Konseling antar
hamil, masa
normal 2 kehamilan
persalinan, masa
• Persalinan normal
nifas, masa
• Bufas normal
menyusui, dan
masa antara dua 1. Episiotomi
kehamilan 8. IMD dan ASI
2. Pertolongan ekslusif
persalinan normal 9. Pemberian
3. Penjahitan luka uterotonika pada
jalan lahir tk 1 dan
II 10. manajemen
Penyuluhan aktif
dan
kala III
konselingdan
4. Penanganan gawat
darurat, dan 11. postpartum
Bimbingan pada kel.
perujukan Bumil
5. Pemberian tab Fe 12. Surat ket.
Bumil Kehamilan dan
6. Pemberian Vit A do kelahiran
PELAYANAN KESEHATAN ANAK

a. Pelayanan neonatal
esensial
b. Penanganan
Bayi baru lahir, bayi, c. Pemantauankegawatdaruratan
tumbang
anak balita, dan anak dandan
bayi, balita rujukan
prasekolah
prasekolah
d. Konseling dan
penyuluhan
PELAYANAN KESPRO PEREMPUAN
DAN KB

a. PENYULUHAN DAN KONSELING


KESEHATAN REPRODUKSI
PEREMPUAN DAN KELUARGA
BERENCANA
b. PELAYANAN KONTRASEPSI ORAL,
KONDOM, DAN SUNTIKAN
PELAYANAN BERDASARKAN
PENUGASAN DARI
PEMERINTAH
Kewenangan
berdasarkan program
sertifKewenangan pemerintah
ikat sesuai dengan
pelatihan yang
diberikan Kewenangan karena
PELATIHAN tidak ada tenaga
kesehatan lain di tempat
Pemerintah Pusat bidan bertugas
dan Pemerintah Penetapan dari
Daerah bersama kepala dinas
organisasi profesi Keadaan tidak ada tenaga
kesehatan Kab/Kota ditetapkan oleh kadis
kab/kota
Kewenangan tidak
berlaku jika telah ada
nakes yang sesuai
PELIMPAHAN WEWENANG MELAKUKAN
TINDAKAN PELAYANAN KESEHATAN
SECARA MANDAT DARI DOKTER

hanya dapat diberikan Tindakan yang Pelaksanaan tindakan


dalam keadaan di mana dilimpahkan termasuk yang dilimpahkan
terdapat kebutuhan dalam kompetensi yang tetap di bawah
telah dimiliki oleh pengawasan dokter
pelayanan yang melebihi Bidan penerima pemberi pelimpahan
ketersediaan dokter di pelimpahan
Fasilitas Pelayanan PELIMPAHAN TINDAKAN
Kesehatan tingkat PELAYANAN KESEHATAN
pertama tersebut
Tindakan yang
dilimpahkan tidak Tindakan
TERTULIS oleh termasuk mengambil dilimpahkan
yang
dokter di fasyankes keputusan klinis tidak bersifat
bidan bekerja sebagai dasar terus menerus
pelaksanaan tindakan
tanggung jawab dokter pemberi mandat,
sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan
pelimpahan yang diberikan
KEWAJIBAN DAN HAK
KEWAJIBAN
HAK
1. Menghormati hak pasien
2. Memberikan informasi tentang
masalah kesehatan pasien dan 1.Memperoleh perlindungan hukum
pelayanan yang dibutuhkan sepanjang melaksanakan
3. Merujuk kasus yang bukan pelayanannya sesuai dengan standar
kewenangannya profesi, standar pelayanan, dan standar
4. Meminta persetujuan tindakan prosedur operasional
5. Menyimpan rahasia pasien 2.Memperoleh informasi yang lengkap
6. Melakukan asuhan kebidanan dan dan benar dari pasien dan/atau
npelayanan lain sec. Sistematis keluarganya
7. Melakukan pencatatan dan 3.Melaksanakan tugas sesuai dengan
pelaporan kompetensi dan kewenangan
8. Pemberian 4.Menerima imbalan jasa profesi
9. Mengikuti perkembangan iptek
melalui pendidikan dan pelatihan
sesuai dengan bidang tugasnya
PRAKTIK MANDIRI BIDAN
PAPAN
NAMA PENCATATAN
LOKAS BANGUNA DAN
I N PELAPORAN KE
PUSKESMAS
PENILAIAN
OLEH
PERSYARATA DINKES
OBAT N
Untuk pelayanan
DAN PRASARAN antenatal, persalinan
BAHAN A normal, penatalaksanaan
HABIS bayi baru lahir, nifas,
PAKAI KB, penanganan awal
gadar kebidanan dan
bayi baru lahir
PERALATA
N
Surat
pemesanan
APOTEK
Praktik Mandiri Bidan yang telah
terselenggara berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan tetap dapat
menyelenggarakan pelayanan sampai habis
masa berlakunya izin

Praktik Mandiri Bidan yang diselenggarakan


berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,
harus menyesuaikan dengan Peraturan
Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak
Peraturan Menteri ini diundangkan

Proses permohonan SIPB baru atau


Bidan desa yang telah memiliki SIPB berdasarkan perpanjangan SIPB yang telah memenuhi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor persyaratan berdasarkan Peraturan Menteri
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Kesehatan Nomor
Penyelenggaraan Praktik Bidan, dan tempat 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin
praktiknya di desa/kelurahan belum mengikuti dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, dan
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini, harus diajukan sebelum berlakunya Peraturan
menyesuaikan diri paling lambat 3 (tiga) tahun sejak Menteri ini, tetap diproses berdasarkan
Peraturan Menteri ini diundangkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010
(1) Dalam keadaan gawat darurat untuk pemberian pertolongan
pertama, Bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan sesuai dengan kompetensinya.

(2) Pertolongan pertama bertujuan untuk menyelamatkan


nyawa Klien

(3) Keadaangawatdarurat merupakan keadaan yang


mengancam nyawa Klien.

(4) Keadaan gawat darurat ditetapkan oleh Bidan sesuaidengan


hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.

(5) Penanganan keadaan gawat darurat dilaksanakan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.

Mien Ratminah
Bidan berhimpun dalam satu wadah
Ikatan Bidan Indonesia (lBI).
berfungsi untuk meningkatkan
dan/atau mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan, martabat, dan etika profesi Kebidanan.
bertujuan untuk mempersatukan,
membina, dan memberdayakan Bidan dalam rangka
menunjang pembangunan kesehatan

Mien Ratminah
Dalam rangka pemerataan dan pemenuhan kebutuhan

pendayagunaan
Bidan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
memperhatikan aspek pemerataan,
pemanfaatan, dan pengembangan
pendayagunaan Bidan di
dalam dan luar negeri.
penempatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Mien Ratminah
orang yang sedang
mengikuti pendidikan Kebidanan diploma
empat dapat berpraktik sebagai Bidan
lulusan diploma empat di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
kecuali praktik mandiri Bidan

Mien Ratminah
Bidan lulusan pendidikan diploma empat
dapat berpraktik di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan kecuali praktik mandiri Bidan.
STR dan SIPB
tetap berlaku
sampai jangka waktu STR dan SIPB berakhir.
penerbitan
STR yang masih dalam proses, diselesaikan berdasarkan
prosedur sebelum Undang-Undang ini diundangkan
Bidan lulusan pendidikan Kebidanan di bawah diploma tiga

tetap
dapat melakukan Praktik Kebidanan untuk jangka waktu
paling lama Bulan Oktober Tahun 2O2O.

Mien Ratminah
Bidan lulusan pendidikan diploma tiga dan Bidan lulusan pendidikan
diploma empat yang telah melaksanakan Praktik Kebidanan secara
mandiri di Tempat Praktik Mandiri Bidan sebelum Undang- Undang ini
diundangkan, dapat melaksanakan Praktik Kebidanan secara mandiri di
Tempat praktik Mandiri Bidan untuk jangka waktu paling lama T (tujuh)
tahun setelah Undang-Undang ini diundangkan.
Dalam jangka waktu tersebut Bidan lulusan pendidikan diploma tiga
yang melaksanakan praktik mandiri Bidan dapat mengikuti penyetaraan
Bidan lulusan pendidikan profesi melalui rekognisi pembelajaran
lampau.
Rekognisi pembelajaran lampau dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perllndang-undangan.
Pelaksanaan Registrasi ulang untuk Bidan yang lulus pendidikan
sebelum Tahun 2Ol3 melampirkan ljazah sebagai pengganti Sertifikat
Kompetensi atau Sertifikat Profesi.

Mien Ratminah
Mien Ratminah

Anda mungkin juga menyukai