09e02348 PDF
09e02348 PDF
Di
Disusun Oleh :
Elva Yanti, S. Farm. 083202017
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...................................................................................................... i
RINGKASAN ........................................................................................... v
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
3
BAB III TINJAUAN KHUSUS BPK RSU Dr. PIRNGADI MEDAN ........ 22
vi
3.1 Sarana dan Prasarana Fisik .......................................................... 22
3.3 Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Kota Medan ................. 23
58
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
4
5.4.1 Anatomi.............................................................................. 65
5.6 Pneumonia.................................................................................... .. 79
5.6.1 Kesimpulan......................................................................... 86
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
5
LAMPIRAN ........................................................................................ 89
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
6
DAFTAR TABEL
Halaman
Laboratorium............................................................................... 75
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
7
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
x
8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD Dr. Pirngadi
Kota Medan ........................................................................ 91
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
9
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Saat kesehatan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit yang antara lain dapat
pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
1
10
khususnya Instalasi Farmasi. Hal ini penting sebagai bekal bagi lulusan Program
pertimbangan ini, Fakultas Farmasi USU Medan bekerjasama dengan RSUD Dr.
1. Penerimaan materi tentang Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
c. Koordinator Perlengkapan
d. Koodinator Distribusi
serta melihat aktivitas dan peranan apoteker secara umum di RSUD Dr.
3. Diskusi dengan Staf di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Pirngadi Medan.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
11
swakelola.
pelaksanaan tugas dan fungsi apoteker di rumah sakit sehingga diharapkan kelak
para calon apoteker mampu mengelola Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan
meningkatkan peranan apoteker di rumah sakit pada masa yang akan datang.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
12
BAB II
terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan
suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif
ataupun jangka panjang, selain itu juga memiliki institusi perawatan darurat yang
siaga 24 jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam waktu
Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah
Rumah sakit jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah
sakit manula atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
4
13
Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan.
tertentu.
pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik
tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan
lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan
di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat
5. Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
14
ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan.
tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya
(Siregar, 2004).
diperinci menjadi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik,
Pelayanan Penderita
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
15
Pendidikan sebagai suatu fungsi rumah sakit terdiri atas 2 bentuk utama:
Yang mencakup dokter, apoteker, perawat, personel rekam medik, ahli gizi,
penyakitnya.
hasil terapi yang optimal dengan penggunaan obat yang sesuai dan tepat.
Penelitian
utama, yaitu:
2. Ditujukan pada tujuan dasar dari pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
16
Kesehatan Masyarakat
Tujuan utama dari fungsi rumah sakit sebagai sarana kesehatan masyarakat
rawat jalan dengan memberi konseling tentang penggunaan obat yang aman dan
atas kasus atau masalah yang timbul kepada pihak yang mempunyai fasilitas
berikut:
1. Berdasarkan kepemilikan
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
17
jenis penyakit.
dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah. Contoh:
b. Rumah Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak memiliki
1. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
subspesialistik luas.
2. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
18
3. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
4. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
Rekam medik adalah sejarah ringkas, jelas dan akurat dari kehidupan dan
kesakitan penderita, ditulis dari sudut pandang medik. Defenisi rekam medik
menurut Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik adalah berkas yang
seorang penderita selama dirawat di rumah sakit, baik yang dirawat inap maupun
rawat jalan.
medik yang memadai dari setiap pasien, baik untuk pasien rawat inap maupun
pasien rawat jalan. Rekam medik itu harus didokumentasikan secara akurat,
atau bedah, patologi mikroskopik dan nyata, kondisi pada waktu pembebasan,
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
19
b. Merupakan suatu sarana komunikasi antara dokter dan setiap profesional yang
d. Digunakan sebagai dasar untuk kaji ulang studi dan evaluasi perawatan yang
(Siregar, 2004).
PFT adalah organisasi yang berada di bawah komite medik rumah sakit
yang diketuai oleh dokter dan dibantu seorang sekretaris yaitu apoteker dari
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Anggota PFT terdiri dari dokter yang
mewakili Staf Medik Fungsional (SMF) dan apoteker yang mewakili farmasi serta
PFT dalam pelayanan farmasi rumah sakit adalah untuk menentukan kebijakan-
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
20
lingkup PFT terkait dengan perannya dalam pelayanan farmasi rumah sakit
adalah:
secara subjektif terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga
harus meminimalkan duplikasi dalam tipe obat, kelompok dan produk obat
yang sama.
b. PFT harus mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat baru
rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
21
dan perawat.
Peran apoteker dalam panitia PFT sangat strategis dan penting karena semua
kebijakan dan peraturan dalam mengelola dan menggunakan obat diseluruh unit di
rumah sakit ditentukan dalam panitia ini. Agar dapat mengemban tugasnya secara
baik dan benar, para apoteker harus secara mendasar dan mendalam dibekali
rumah sakit.
suatu rumah sakit untuk mengevaluasi, menilai dan memilih produk obat yang
dianggap paling berguna dalam perawatan penderita. Obat yang ditetapkan dalam
pengadaan, penulisan dan pemberian suatu obat dengan nama dagang atau obat
dengan nama generik apabila obat itu tersedia dalam dua nama tersebut.
b. Sebagai bahan edukasi bagi staf medik tentang terapi obat yang tepat.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
22
c. Memberi ratio manfaat yang tinggi dengan biaya yang minimal (Siregar,
2004).
pelayanan produk yang lengkap dan pelayanan farmasi klinik yang sifat
medik serta bahan kimia, penyimpanan dan penyaluran alat kesehatan. Sedangkan
fungsi farmasi rumah sakit adalah memberikan pelayanan yang bermutu dengan
a. Produksi
perbekalan farmasi yang efektif dan efisien mulai dari perbekalan (perencanaan,
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
23
IFRS memproduksi produk steril dan non steril serta pengemasan kembali.
Produk steril yang dibuat seperti aquadest steril dan pencampuran obat suntik,
Total Parenteral Nutrisi (TPN) dan injeksi. Sedangkan produk non steril terdiri
pengemasan kembali.
konsentrasi yang khusus, misalnya: pembuatan pulvis dan pulveres untuk anak-
anak.
b. Perbekalan
dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi. Pengadaan bertujuan
untuk mendapatkan jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan dan anggaran serta
• Penetapan prioritas.
• Siklus penyakit.
• Sisa stok.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
24
• Perencanaan pengembangan.
pada:
• Barang harus berasal dari sumber dan jalur distribusi yang resmi.
• Perjanjian pembayaran.
• Kualitas barang.
c. Distribusi
Pasien atau keluarga pasien langsung menerima obat dari Instalasi Farmasi
oleh apoteker dan terjalin kerja sama antara dokter, apoteker, perawat dan
pasien.
b. Floor stock
emergensi.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
26
c. Unit dose
dibayar dalam unit dosis tunggal, yang berisi obat dalam jumlah tertentu
yang telah ditetapkan untuk satu kali pemakaian. Sistem ini melibatkan
• Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak dipakai di ruangan
perawat.
e. Administrasi
sistem pembukuan yang baik. Oleh karena itu tugas administrasi di Instalasi
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
27
pasien lebih dari orientasi kepada produk, dengan penerapan pengetahuan dan
obat dan mengoreksi kekurangan yang terdeteksi dalam proses penggunaan obat
• Melakukan konseling
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
28
untuk mencegah terjadinya resiko infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit.
Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya
maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit (Depkes RI, 2001).
atau bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril (Depkes RI, 2001).
rumah sakit yang membutuhkan. Tujuan adanya CSSD di rumah sakit adalah :
dihasilkan.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
29
dan bermutu.
nosokomial.
sterilisasi.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
30
BAB III
Agustus 1928 dan mulai beroperasi pada tahun 1930. Sejak tanggal 27 Desember
2001 dikelola oleh Pemerintah Kota Medan dan berstatus swadana bagi Rumah
Sakit serta swakelola bagi Instalasi Farmasi. Peraturan Daerah Kota Medan
nomor 3 tahun 2009 merubah BPK (Badan pelayanan Kesehatan) RSU Dr.
Pirngadi menjadi RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Dr. Pirngadi Kota Medan.
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah rumah sakit kelas B pendidikan
yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas
Kota Medan meliputi tenaga medis, apoteker, tenaga keperawatan, tenaga gizi,
RSUD Dr. Pirngadi Medan dipimpin oleh seorang Direktur yang dalam
struktural yaitu:
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
31
Selain itu Direktur RSUD Dr. Pirngadi Medan juga di bantu oleh staf
jabatan fungsional yang terdiri dari Staf Medik Fungsional dan Instalasi yang
kepada Wakil Direktur. Salah satu instalasi tersebut adalah Instalasi Farmasi yang
sakit
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan merupakan salah satu
unit fungsional yang dipimpin oleh seorang apoteker dan dalam melaksanakan
moto bahwa obat yang bermutu dan terjangkau adalah yang utama. Instalasi
Farmasi juga menetapkan visi dan misi untuk mencapai target yang diinginkan
yaitu:
Visi
menunjang RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan mantap 2010 (mandiri, tangguh,
profesional).
Misi
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
32
- Melakukan konseling
bertugas untuk membantu dan menunjang fungsi IFRS dalam hal perencanaan,
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dilakukan secara swakelola, yaitu melalui Surat
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
33
dan alat kesehatan yang didasarkan atas data pemakaian periode yang lalu,
bahan obat dan alat kesehatan untuk stok selama 1 bulan berdasarkan permintaan
perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang memadai. Proses pengadaan
barang yang diminta hampir habis (dilihat dari kartu stok gudang dan daftar
oleh Kepala Instalasi Farmasi dan Direktur Rumah sakit. Untuk obat Askes,
disetujui oleh Direktur Rumah Sakit juga harus diketahui oleh pihak PT.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
34
menggunakan form N-9 kepada PT. Kimia Farma dengan surat pesanan yang
dengan faktur dan surat pesanan, meliputi : jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa,
nomor batch dan kondisi barang. Barang yang diterima dibukukan pada Buku
Barang Masuk dan Kartu Stok, kemudian faktur ditandatangani oleh unit
gudang. Jika barang yang diterima tidak sesuai dengan faktur maka barang
akan dikembalikan.
kuitansi, faktur, order pembelian, SSP PPN, SSP PPh, yang dibuat masing-
masing rangkap lima. unit pengadaan memeriksa apakah surat pesanan dengan
faktur barang masuk sudah sesuai. Jika semua berkas tagihan susah sesuai dan
b. Unit Gudang
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
35
1. Gudang obat-obatan
Gudang obat-obatan terbagi dua yaitu gudang obat Askes dan gudang obat
alat-alat kesehatan habis pakai seperti plester, kapas, infuse set, dan lain-
persediaannya hampir habis ke pengadaan setiap 1 bulan sekali yang ditulis dalam
lembar Permohonan Pembelian Barang Medis (Formulir P.1) rangkap dua. Akan
dilakukan lebih dari satu kali dalam satu bulan. Setelah Permohonan Pembelian
PBF mengantar barang yang diorder disertai faktur rangkap 7. Satu lembar untuk
gudang, satu lembar untuk pengadaan (faktur untuk pengadaan harus mendapat
surat pesanan meliputi: jenis, jumlah, tanggal kadaluarsa, nomor batch, kondisi
barang. Apabila telah sesuai maka barang yang diantar dicatat di buku barang
masuk disertai potongan harganya, kemudian dicatat di kartu stok gudang. Harga
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
36
di buku barang masuk gudang sudah disesuaikan dengan Harga Pokok Penjualan
Buku Besar Barang Masuk dan Barang Keluar kemudian dicatat dalam kartu stok
gudang.
berdasarkan prinsip FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).
alat kesehatan. Obat-obat yang penyimpanannya pada suhu tertentu seperti serum,
vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin. Setiap akhir bulan
petugas gudang membuat laporan sisa stok dan menghitung jumlah dan kondisi
Sub Instalasi Distribusi di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh
merupakan fungsi utama pelayanan farmasi rumah sakit. Hal terpenting yang
harus diperhatikan adalah menjamin pemberian obat yang benar dan tepat kepada
pasien sesuai dengan dosis dan jumlah yang tertulis pada resep atau kartu obat.
Sistem distribusi perbekalan farmasi untuk pasien rawat jalan dan pasien
Untuk pasien rawat inap umum dilakukan berdasarkan pada kartu obat, sedangkan
untuk pasien rawat inap Askes, Jamkesmas, Medan sehat, korban bencana alam
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
37
memenuhi permintaan perbekalan farmasi pada sore dan malam hari (emergency)
dengan jumlah yang ditetapkan untuk satu hari pemakaian. Sistem ini melibatkan
pasien sehingga penggunaan obat yang rasional dan efektif dapat tercapai.
besarnya kebutuhan rumah sakit dan keadaan stok barang setiap minggu
ini terdiri atas 3 rangkap, yaitu lembar bewarna putih untuk bagian
administrasi, lembar kuning untuk bagian distribusi dan lembar merah jambu
yang terdiri atas 3 rangkap. Lembar berwarna putih diberikan pada bagian
Sistem pengawasan terhadap pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari sub
instalasi distribusi dilakukan dengan cara cross check dengan pihak sub instalasi
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
38
a. Pelayanan farmasi pasien Umum, Askes, Jamkesmas, Medan sehat rawat inap
Jamkesmas dan Medan sehat. Permintaan obat dengan menggunakan resep. Pasien
umumnya berasal dari poliklinik seperti poliklinik paru, mata, gigi, neurologi,
rumah sakit dan harus membayar pengobatannya sendiri karena tidak mempunyai
berikut:
2. Resep diberi harga dan diinformasikan kepada pasien. Jika pasien setuju maka
3. Obat diserahkan beserta kuitansi (rangkap dua) dimana lembar asli diberikan
4. Resep asli dan kuitansi disimpan pihak apotek untuk diserahkan ke bagian
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
39
dengan nomor kuitansi. Uang yang diterima akan diambil oleh juru pungut
keesokan harinya.
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini
Peserta Jamkesmas adalah semua anggota keluarga yang ada dalam satu kartu
Medan sehat (MS) adalah salah satu program pemerintah daerah kota
Medan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga kota Medan yang
semua berkas dan data-data terkumpul dan telah diperiksa oleh apoteker dan
disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi. Selain itu ada beberapa syarat yang
b. Pasien Jamkesmas :
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
40
- Memiliki SJP
Sehat:
pelayanan farmasi.
umum, Askes, Jamkesmas, Medan Sehat, pasien kredit, pasien yang tidak dikenal
a. Pasien Umum
inap
• Resep obat yang tertulis di kartu obat disalin kembali pada blanko kopi
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
41
obat langsung kepada pasien atau keluarga pasien Sedangkan lembar kopi
oleh bagian administrasi IFRS. Jika pasien belum memiliki dana yang
cukup, maka biaya obat atau resep dimasukkan ke opname brief (khusus
IGD) dilanjutkan ke bagian keuangan rumah sakit agar ditagih pada saat
pasien akan keluar rumah sakit. Selanjutnya juru pungut farmasi akan
Pasien kredit yang dimaksudkan disini adalah pasien yang menjadi peserta
Asuransi kesehatan (Askes) yang berasal dari perusahaan swasta atau BUMN
disebut Askes Sukarela. Sedangkan pasien yang menjadi peserta Askes yang
berasal dari Instansi Pemerintah sepeti Pegawai Negeri Sipil (PNS) disebut Askes
sosial.
Syarat yang berlaku bagi peserta Askes sukarela sesuai dengan peraturan
ketentuan lain diantaranya semua peserta Askes sosial adalah Pegawai Negeri
Sipil (PNS) beserta keluaga yang meliputi istri dan dua anak. Untuk anak,
maksimum sampai umur 21 tahun, kecuali masih kuliah bias sampai umur 25
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
42
Pemilihan jenis dan jumlah obat berdasarkan bagi pasien Askes sosial
berdasarkan standar DPHO, umunya untuk obat oral diberikan untuk tiga hari
pemakaian. Sedangkan bagi pasien askes kredit, pemilihan jenis obat tidak terikat
Pelayanan rawat inap pasien Askes dan pasien kredit meliputi unit
pelayanan dan ruang rawat. Pemilihan jenis dan jumlah obat berdasarkan standar
DPHO bagi pasien Askes dan bagi pasien kredit pemilihan obat dapat bebas
Berikut adalah prosedur pelayanan farmasi pasien Askes dan pasien kredit:
perusahaan atau kartu Askes bagi peserta Askes yang menjamin pasien ke
• Obat yang tertulis di kartu obat disalin kembali pada blanko kopi resep.
Pelayanan obat bagi pasien Askes dan pasien kredit menggunakan sistem
ODDD (One Day Dose Dispensing). Obat oral yang ditulis dalam resep
maksimum untuk tiga hari, untuk obat injeksi resep ditulis dan diberikan ke
pasien setiap hari. Resep alat kesehatan ditulis terpisah dari resep obat dan dapat
langsung dilayani, namun resep obat harus disetujui oleh Tim Legalisasi terlebih
dahulu. Setiap obat yang diberikan kepada pasien dicatat dalam formulir Catatan
Pemberian Obat (CPO). Resep untuk hari Minggu disiapkan sekaligus pada hari
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
43
misalnya pada waktu sore dan malam hari. Hal-hal lain yang harus diperhatikan
5. Resep juga harus setujui oleh Tim legalisasi resep Askes dan pihak PT. Askes.
7. Bila anak sudah berumur 21-25 tahun harus ada surat keterangan masih aktif
kuliah.
9. Pasien yang baru masuk pada sore dan malam hari dilayani di pelayanan
farmasi IGD dengan menggunakan resep dan kartu obat hanya untuk satu kali
Pemberian Obat) dan obat diambil ke pelayanan farmasi Askes rawat inap.
Untuk obat yang memerlukan protokol terapi dan atau obat-obat lain yang
resepnya belum memenuhi syarat di atas tetap dapat dilayani, namun perawat
pasien tersebut perlu membuat surat pernyataan pada formulir yang sudah
disediakan.
Penagihan biaya untuk pasien kredit dan Askes rawat inap dilakukan oleh
bagian keuangan apotek dengan mengarsipkan kuitansi, copy resep dan surat
resmi dari perusahaan atau dari PT. Askes bagi pasien peserta Askes. Selanjutnya
semua data ini akan diberikan kepada bagian keuangan rumah sakit yang
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
44
Pengkleman yang diajukan pada PT. Askes dilakukan pada akhir bulan
berdasarkan jumlah pemakaian obat per pasien yang dapat dilihat pada Catatan
Pemberian Obat (CPO) dengan melampirkan : resep pasien, protokol terapi, hasil
Bagan berikut ini adalah jalur pelayanan resep Askes untuk pasien rawat inap
Alat kesehatan
Resep yang telah disetujui habis pakai
dicatat di CPO
Obat
Pasien
45
Pelayanan rawat inap untuk pasien Jamkesmas dan Medan sehat adalah
ruang rawat kelas tiga. Pemilihan jenis dan jumlah obat berdasarkan standar
formularium Jamkesmas. Syarat yang berlaku sama seperti pada pelayanan rawat
jalan untuk pasien Jamkesmas dan Medan sehat. Sedangkan prosedur pelayanan
dan sistem pemberian obatnya sama seperti prosedur pelayanan pasien Askes,
tetapi pada pasien Jamkesmas dan Medan sehat ini resep harus disetujui oleh
komite medik dan tim legalisasi resep. Adapun prosedur penagihan biaya
- Semua data dalam resep tersebut diketik kembali dan di dicetak dengan
komputer.
- Data akan diperiksa ulang oleh apoteker dan diparaf, juga ditanda tangani
- Lampiran resep yang berwarna merah jambu akan diserahkan kepada tim
sebulan sekali.
Semua pemakaian obat golongan narkotika untuk pasien rawat inap dicatat
maka ditulis formulir sementara sebagai bukti pertinggal di sub instalasi distribusi
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
46
Pemakaian Obat Golongan Narkotika tertera nama pasien, alamat pasien, nomor
rekam medik pasien, ruang rawat, nama dokter, jumlah dan jenis narkotika yang
digunakan.
farmasi IGD dibuka selama 24 jam, dilayani oleh petugas yang dibagi atas 3 shift
yaitu pagi, siang dan malam hari serta dilakukan serah terima barang dan uang
setiap pergantian shift. Pengadaan barang dari unit gudang dengan membawa
1. Pelayanan farmasi untuk pasien yang masuk ke IGD, baik pada jam kerja
maupun diluar jam kerja dan hari libur. Melayani pasien umum, Askes,
Jamkesmas, Medan sehat, pasien demam berdarah, gizi buruk, korban bencana
alam, pasien kredit dan pasien yang tidak diketahui identitasnya (Mr/Ms.X) .
a. Pasien Umum
kartu obat.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
47
pasien Kredit/perusahaan.
DPHO, sedangkan pasien kredit pemilihan obat dapat bebas merek dan
jumlahnya.
menulis kembali resep tersebut di blanko resep Askes rangkap tiga dan
Demikian juga dengan pasien kredit, hanya saja pada pasien kredit
• Apabila pasien ini tidak membawa kartu Askes atau kartu anggota,
terhadap mereka berlaku bon gantung, dimana biaya resep obat harus
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
48
mengarsipkan kuitansi, copy resep dan surat resmi dari instansi, untuk
formularium Jamkesmas.
rumah sakit sesuai dengan besarnya biaya unit cost yang ditetapkan.
Pelayanan farmasi yang diberikan pada pasien ini sama seperti pasien
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
49
e. Pasien Mr/Ms X
a. Pasien Umum
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
50
kredit/perusahaan.
mengarsipkan kuitansi, copy resep dan surat resmi dari instansi, untuk
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
51
Jamkesmas.
tiga dengan ditandatangani oleh dokter, kepala ruangan dan oleh Tim
legalisasi.
farmasi IGD. Setiap obat-obatan yang dipakai dari lemari emergensi harus
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
52
Magnesium sulfat, Ringer lactat, Dextrose 5%, Atropin sulfat, NaCl 0,9%,
Oxytocin injeksi dan lain-lain. Sedangkan pethidin dan dobujek 500 mg hanya
tersedia diruang khusus seperti unit ICU, ICCU, Stroke. Contoh alat-alat
kesehatan emergensi sepeti Spuit, Catheter, I.V Catheter, Infusset, Blood set
dan lain-lain.
COT. Pasien umum yang mengambil obat akan membayar secara tunai dan
pengobatan ditanggung oleh PT. Askes, pasien Jamkesmas dan Medan sehat
obatan sediaan injeksi terutama obat bius dan alat kesehatan habis pakai.
Pengadaan obat-obatan dan alat-alat kesehatan di apotek berasal dari unit gudang
instalasi farmasi yang diminta seminggu sekali dengan menggunakan formulir B2,
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
53
Pengeluaran, lalu dimasukkan ke kartu stok dan dicross check dengan sub
petugas COT dalam kamar bedah yang dicatat dalam Daftar Dosis Pemakaian
dicatat dalam Formulir Pemakaian Pethidin di Kamar Bedah yang ditanda tangani
oleh dokter yang bersangkutan. Formulir ini merupakan dokumen di sub instalasi
merupakan kebutuhan rutin seperti kapas, lisol, alkohol, kain kasa dan sebagainya.
dan Penggunaan Farmasi yang ditandatangani oleh kepala ruangan dan dokter
ruangan.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
54
mengarsipkannya.
rumah tangga.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
55
melalui pemeriksaan silang (cross chek) dengan gudang dan sub instalasi
farmasi dari sub instalasi distribusi ke ruangan. Berdasarkan data ini dapat
resep yang akan disetor ke Bagian Keuangan Rumah Sakit setiap hari.
- Neraca rugi laba dibuat dengan mengumpulkan data dari semua bagian
diketahui Persediaan akhir setiap bulan dan setiap tahun. Harga Pokok
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
56
dikurangi dengan persediaan akhir tahun. Semua dana yang keluar dan
cost.
Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh IFRS untuk keperluan
kapas, plester dan lain-lain. Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat
jalan, operasi dan rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Unit cost = Jumlah biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan setiap bulan
Jumlah hari rawatan setiap bulan
Biaya unit cost ini untuk pasien Askes dan umum besarnya sama. Jumlah
biaya unit cost ini dicatat melalui opname brief, dihitung jumlahnya oleh petugas
bagian keuangan rumah sakit. Besarnya biaya unit cost perbekalan farmasi untuk
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
57
keputusan ini diajukan oleh Kepala Instalasi Farmasi dan disetujui oleh Direktur
rumah sakit.
Setiap bulan dibuat neraca Rugi/Laba unit cost sehingga dapat dievaluasi
secara berkala dan dapat segera direvisi jika terdapat perubahan yang signifikan
Perhitungan Besarnya Unit Cost untuk Instalasi Farmasi pada pasien Askes
dan Jamkesmas untuk Partus Normal
Farmasi Klinis yang dipimpin oleh seorang apoteker, yang merupakan koordinator
obat.
Pelayanan farmasi klinis yang baik akan memberikan manfaat bagi pasien
maupun pihak rumah sakit, namun hingga saat ini belum banyak pelayanan
farmasi klinis yang dilakukan di rumah sakit. Hal ini dikarenakan adanya kendala-
kendala seperti keterbatasan sumber daya manusia dan sarana rumah sakit yang
belum mendukung.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
58
Adapun bagian dari farmasi klinis yang telah berjalan seperti pemberian
informasi obat (PIO) kepada pasien rawat jalan. Pemberian informasi obat
Rawat Jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang cara
diruang tugggu unit rawat jalan. Materi penyuluhan yang diberikan seperti cara
penggunaan obat yang benar (obat tetes mata, hidung, suppositoria, inhalasi dan
lain-lain), pendidikan terhadap pasien dalam mengubah pola hidup dan prilaku,
efektivitas penggunaan obat antibiotik dan NSAID dan lain-lain. Selain itu
penyakit melalui studi kasus. Pengawasan penggunaan obat yang rasional juga
dapat dilakukan melalui pemeriksaan kartu obat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mencegah duplikasi pemberian obat, terutama apabila pasien ditangani oleh lebih
Instalasi CSSD yang dipimpin oleh seorang apoteker yang merupakan kepala
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
59
rumah sakit yang membutuhkan. Pelayanan steril adalah suatu kegiatan yang
Menerima alat kesehatan yang belum steril dari ruangan untuk disterilkan
yang bersangkutan. Ruangan yang dilayani adalah pihak poliklinik atau ruangan
pendistribusian. Kamar bedah yang dilayani adalah COT, KBE, kamar bedah
THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit. Alat-alat dasar untuk semua jenis
dan lain-lain.
2. Distribusi kasa steril, kapas steril dan lain-lain keseluruh ruang dan
poliklinik.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
60
Adapun alur proses kerja yang dilakukan CSSD adalah sebagai berikut:
1. Collect (Pengumpulan)
2. Clean (Pencucian)
3. Dry (Pengeringan)
4. Sort (Pemilihan)
5. Pack (Pengemasan)
6. Sterilize (Sterilisasi)
7. Store (Distribusi)
Untuk mempermudah proses kerja CSSD, maka dibuat 4 alur untuk menerima dan
2. Alur dan pintu barang bersih (linen, alat habis pakai, desinfektan)
1. Alat kotor disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan air
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
61
6. Dikeringkan di ultrasonik
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
62
BAB IV
PEMBAHASAN
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah
sakit milik pemerintah Medan yang telah swadana, dimana RSUD Dr. Pirngadi
Pendidikan dan sejak diubah statusnya menjadi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
dibantu oleh 3 Wakil Direktur, yaitu Wakil Direktur bidang administrasi umum,
wakil direktur pelayanan medis dan keperawatan, wakil direktur bidang sumber
(FRS) yang digunakan sebagai standar penulisan resep oleh dokter. Formularium
Rumah Sakit ini disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) dibawah Komite
Medis yang terdiri dari dokter dari Staf Medis Fungsional (SMF) dan Apoteker
dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit ini disusun dan
RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah Formularium Rumah Sakit tahun 2007.
Setiap Sub Instalasi mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang saling
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
54
63
berkaitan satu sama lainnya. Pada dasarnya setiap Sub Instalasi telah berusaha
sistem dana bergulir (Revolving Fund System) atau disebut juga swakelola, artinya
seperti penggunaan plester, antiseptik, kapas dan alat/bahan habis pakai dibuat
dalam sistem unit cost. Ini diberlakukan pada pasien rawat inap, rawat jalan,
tindakan medis, operasi dan lain-lain. Besarnya biaya unit cost yang ditentukan
setiap sub Instalasi Farmasi dengan membuat laporan rangkap tiga. Satu lembar
pemberian.
Hasil penghitungan unit cost setiap bulan akan dimasukkan dalam Neraca
operasional yang sedang dijalankan dalam periode ini akan dipertahankan untuk
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
64
evaluasi dan revisi pada bagian yang mengalami kerugian. Revisi biaya unit cost
menyajikan informasi obat pada pasien rawat jalan dan rawat inap. Sistem
pelayanan farmasi seperti ini dikenal dengan sistem satu pintu. Pada kenyataannya
farmasi satu pintu. Hal ini dapat dilihat dengan adanya apotek Kimia Farma di
Sejak tanggal 1 Mei 2004, Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Medan
mengadakan pelayanan farmasi Askes rawat inap. Pelayanan pasien Askes rawat
inap berada dibawah Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Medan. Januari 2005,
rumah sakit juga melayani pasien Jamkesmas rawat inap dan rawat jalan. Pada
Desember 2008 hingga saat ini pemerintah kota Medan juga melakukan kerjasama
dengan rumah sakit dengan mengadakan program kesehatan Medan sehat rawat
Pelayanan rawat inap untuk pasien Askes, Jamkesmas dan Medan sehat
menggunakan sistem pelayanan ODDD (One Day Dose Dispensing). Pada pasien
umum rawat inap, sistem pelayanan ODDD belum dapat berjalan dengan baik.
Hal ini disebabkan pasien harus setiap hari membayar karena belum adanya
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
65
beberapa depo untuk efisiensi pelayanan. Depo Farmasi lantai 3, 5 dan 7 melayani
Sejauh ini, pelaksanaan farmasi klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan telah
pengkajian kerasionalan pemberian obat melalui kartu obat dan resep pasien
Askes, Jamkesmas dan Medan Sehat rawat inap. Namun pelaksanaan farmasi
manusia dan peralatan. Tetapi program ini akan tetap dilaksanakan secara
bertahap.
surat pesanan yang disetujui oleh Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Rumah
Sakit kepada PBF. Sedangkan untuk alat-alat inventaris disediakan oleh pihak
rumah sakit . Penggantian alat-alat yang rusak dan alat baru akan terus dilakukan
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
66
BAB V
STUDI KASUS
5.2 PENDAHULUAN
Sirosis adalah hasil akhir dari rusaknya hepatosit yang ditandai dengan
rusaknya struktur normal hati akibat terbentuknya jaringan ikat dan nodul. Sirosis
merupakan komplikasi hepatitis yang paling sering terjadi. Dalam keadaan normal
(sehat), sel hati yang mengalami kerusakan akan digantikan oleh sel-sel sehat
yang baru. Pada sirosis, kerusakan sel hati diganti oleh jaringan parut (sikatrik).
Semakin parah kerusakan, semakin besar jaringan parut yang terbentuk dan
semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat . Pengurangan ini akan berdampak
fungsi tubuh secara keseluruhan ((Penebar Plus+, 2008). Hepatitis telah menjadi
masalah global. Saat ini diperkirakan 400 juta orang di dunia terinfeksi hepatitis B
kronis, sekitar 1 juta orang meninggal sertiap tahun karena penyakit tersebut.
Hepatitis C tercatat memiliki jumlah pasien yang cukup besar yakni sekitar 170
juta orang di seluruh dunia. Hepatitis menjadi masalah penting di Indonesia yang
mempunyai masalah kesehatan yang terkait dengan gaya hidup dan pola makan.
Hal-hal seperti pola makan dan kebersihan turut mempengaruhi masalah hepatitis
di Indonesia
sakit hepatitis karena timbulnya warna kuning pada kulit, kuku, dan bagian putih
bola mata. Kondisi ini hanyalah salah satu dari gejala dari hepatitis. Istilah
hepatitis itu sendiri dalam bahasa Latin adalah peradangan hati. Peradangan ini
dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan semua bagian organ hati.
Hepatitis dapat terjadi karena penyakit lain yang memang menyerang sel-sel hati
atau penyakit lain yang menyebabkan komplikasi pada hati. Mengingat begitu
melakukan peninjauan sebuah studi kasus tentang Sirosis Hepatis pada seorang
pasien rawat inap di ruang XXI Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Kota Medan.
5.2.2 Tujuan
Tujuan penulisan tugas ini adalah untuk mengetahui efektifitas terapi pada
Umur : 54 Tahun
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
68
No. MR : 64.94-47
Pekerjaan : Wiraswasta
Berat Badan : 53 kg
5.3.2 Keadaan Pasien Sewaktu Masuk RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
Pasien masuk ruang XXI kamar 2 RSUD Pirngadi Medan pada tanggal 14
Februari 2009 kira-kira jam 17.00 Wib. Yang sebelumnya masuk melalui Unit
Gawat Darurat (UGD). Pasien masuk ruang XXI kamar 2 dengan keluhan sesak
nafas, batuk-batuk, mual, perut membesar. Hal ini dialami pasien sejak 2 bulan
yang lalu dan makin membesar. Perut membesar secara merata, perut terasa
keluarga sekitar 5 bulan yang lalu pasien pernah di rawat di RSUP. H. Adam
perut membesar. Hal ini dialami pasien sejak 2 bulan yang lalu dan makin
membesar. Perut membesar secara merata, perut terasa menyesak, diikuti dengan
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
69
kaki bengkak sejak 1 minggu yang lalu. Maka dilakukan pemeriksaan fisik
terhadap pasien.
penuh (compos mentis), tekanan darah dibawah normal, denyut nadi normal
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
70
jumlah leukosit pasien normal. Jumlah sel eritrosit masih jauh berada dibawah
nilai normal. Hemoglobin pasien sangat rendah demikian juga dengan hematokrit
Klinik
Faal Ginjal
a. Ureum - 10-50 mg / dl
b. Crectinin - 0,6 – 20 mg / dl
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
71
Faal Ginjal
a. Ureum - 10-50 mg / dl
b. Crectinin - 0,6 – 20 mg / dl
Metabolisme Glukosa
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
72
Bagian yang
Tanggal Hasil Pemeriksaan DIAGNOSA
Diperiksa
21/2/2009 Abdomen Liver: Ukuran kecil.nilai asites Sirosis hepatitis
(+)
mengenai pembesaran hati, gambaran jaringan hati secara umum, atau ada
tidaknya sumbatan saluran empedu. USG hanya dapat melihat kelainan pada
Tanggal Lingkar perut duduk (cm) Lingkar perut baring (cm) Berat badan (kg)
16/2/2009 95 88 52
17/2/2009 95 88 52
18/2/2009 94 87 53
19/2/2009 94 86 53
20/2/2009 96 88 53
21/2/2009 97 88 53
23/2/2009 97 88 53
24/2/2009 98 88 53
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa lingkar perut pasien saat duduk dari
dan kembali membesar menjadi 88 cm. Data ini menunjukkan bahwa pasien
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
73
halaman
5.4.1 Anatomi
Hati yang sering disebut lever (dari bahasa Belanda), atau hepar (dalam
sebalah kanan atas rongga perut, terletak tepat di bawah sekat rongga dada
(diafragma). Dalam keadaan normal (tidak berpenyakit hati), pada umumnya hati
tidak dapat diraba, karena tersembunyi di balik bagian bawah kerangka dada
(deretan iga bawah). Kecuali pada bayi atau orang yang gemuk, hatinya dalam
keadaan normal pun dapat teraba. Kalau terjadi peradangan hati (hepatitis)
misalnya yang disebabkan oleh keracunan obat, bahan kimia (obat nyamuk,
alkohol, dan sebagainya), atau infeksi virus, parasit (amuba, cacing daun), hati
akan membesar dan tersembul di bawah tepi bawah lengkung iga sebelah kanan.
Ini terutama mudah diraba waktu anda menarik nafas dalam, sewaktu itu
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
74
Secara kasar, hati berbentuk seperti prisma (segi tiga) siku-siku, dengan
sudut siku-sikunya (yang tidak siku, tapi membulat seperti bola) terletak di sudut
kanan atas rongga perut, puncak prisma tadi mengarah ke kiri sampai ke ulu hati.
Berat sekitar 1,5 kilogram, berat jenisnya sedikit lebih besar dari air, yaitu 1,05
manusiapun mirip seperti hati ayam, terdiri atas 2 baga (kepingan) besar, kiri dan
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh dengan berat rata-rata 1.500 g
atau sekitar 2,5% dari berat badan orang dewasa normal. Hati terletak pada rongga
perut bagian kanan atas. Selain merupakan organ terbesar, hati juga memiliki
banyak fungsi yang rumit dan beragam. Hati sangat penting untuk
a. Fungsi metabolisme
lain yang mempunyai sifat yang sama, menyerupai, atau bahkan berbeda dengan
b. Fungsi sintesis
Sintesis adalah penyusunan atau pembuatan suatu senyawa, dari zat atau
sebagai berikut:
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
75
plasma. Protein ini antara lain adalah albumin, globulin, dan berbagai
enzim.
Penetralan zat-zat kimia adalah perubahan sifat suatu zat karena proses
Sel-sel hati kaya akan berbagai enzim yang membantu dalam metabolisme zat
zat-zat tersebut menjadi lebih mudah dikeluarkan melalui urine dan tidak
5.4.2 Patofisiologi
utama. Sirosis terjadi paling tinggi pada peminum minuman keras. Meskipun
hati pada sirosis, namun asupan alkohol yang berlebihan merupakan faktor
Namun demikian, sirosis juga pernah terjadi pada individu yang tidak memiliki
kebiasan minum dan pada individu yang dietnya normal tapi dengan konsumsi
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
76
skistosomiastis dua kali lebih banyak daripada wanita dan mayoritas pasien sirosis
berusia 40 – 60 tahun.
sel-sel hati dan kadang-kadang berulang selama perjalanan penyakit sel-sel hati
yang dihancurkan itu secara berangsur-angsur digantikan oleh jaringan parut yang
≥ 6 bulan). Sebagian
bekepanjangan (penyakit hati kronis besar gangguan hati
ikat dan jaringan ikat serta nodul. Proses perkembangan tersebut ireversibel dan
dapat menyebabkan gagal hati. Sering kali sirosis berkembang menjadi kanker
hati. Jaringat parut yang terjadi dapat menghambat aliran darah yang masuk ke
hati yang berakibat pada peningkatan tekanan darah di vena portal (hipertesi
portal). Hati, tidak memberikan gejala maupun tanda yang spesifik jika terjadi
gangguan, kecuali jika gangguan tersebut telah cukup parah. Sel-sel hati memiliki
hati sudah pulih. Namun, jika hati mengalami kerusakan yang terus menerus atau
berulang ulang maka akan terbentuk banyak jaringan ikat yang akan mengacaukan
struktur hati, yaitu suatu keadaan yang dikenal sebagai sirosis. Jika sirosis telah
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
77
rumit dan beragam. Pada prinsipnya, penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan
bukan infeksi. Hepatitis yang sering terjadi umumnya disebabkan oleh infeksi
virus.
1. Infeksi Virus
a. Hepatitis A
kerusakan jaringan hati. Mereka yang terinfeksi oleh virus ini, 99%
b. Hepatitis B
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
78
c. Hepatitis C
(VHC).
d. Hepatitis D
adalah virus hepatitis delta (VHD). VHD merupakan jenis virus yang
ukurannya sangat kecil dan sangat tergantung pada VHB. Hal ini
pada hepatitis B, yakni melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh
e. Hepatitis E
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
79
kakus (MCK).
f. Hepatitis G
akan terjadi kebocoran sel-sel yang berlanjut dengan kerusakan sel dan
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
80
3. Alkohol
alkohol terjadi akibat konsumsi alkohol yang berlebihan atau dalam jangka
waktu lama. Didalam tubuh, alkohol dipecah menjadi zat-zat kimia lain.
hati.
Sejumlah obat atau zat kimia dapat menyebabkan hepatitis. Sesuai dengan
detoksifikasi zat kimia, termasuk obat. Oleh karenanya, zat kimia dapat
setelah obat diberikan. Pada sebagian besar kasus, gejala hepatitis sembuh
juga yang berkembang menjadi penyakit hati yang serius, jika kerusakan
sel-sel hati, antara lain halotan (sering digunakan sebagai obat bius),
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
81
5. Penyakit autoimun
kekebalan tubuh justru menyerang sel atau jaringan tubuh itu sendiri
(dalam hal ini adalah hati). Gangguan ini terjadi karena faktor pencetus,
yakni kemungkinan suatu virus atau zat kimia tertentu. Sekitar 30% kasus
normal (sehat), sel hati yang mengalami kerusakan akan digantikan oleh sel-sel
sehat yang baru. Pada sirosis, kerusakan sel hati diganti oleh jaringan parut
(sikatrik). Semakin parah kerusakan, semakin besar jaringan parut terbentuk dan
semakin berkurang sel hati yang sehat. Pengurangan ini akan berdampak pada
a . Aminotransferase (transaminase)
merupakan indikator yang sensitif terhadap adanya kerusakan sel hati dan
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
82
sangat membantu dalam mengenali adanya penyakit pada hati yang bersifat
Enzim ini ditemukan pada sel-sel hati yang berada didekat saluran empedu.
Peningkatan kadar ALP merupakan salah satu petunjuk adanya sumbatan atau
hambatan pada saluran empedu. Peningkatan ALP dapat disertai dengan gejala
warna kuning pada kulit, kuku atau bagian putih bola mata.
c. Serum Protein
Serum protein yang dihasilkan hati, antara lain albumin, globulin, dan faktor
albumin cukup panjang (15-20 hari), serum protein ini kurang sensitif
digunakan sebagai indikator kerusakan sel hati. Kadar albumin kurang dari
d. Bilirubin
melalui feses. Bilirubin ditemukan didalam darah dua bentuk yaitu bilirubin
direk dan bilirubin indirek. Bilirubin direk larut dalam air dan dapat
menunjukkan adanya penyakit pada hati dan saluran empedu. Adapun nilai
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
83
6.
kerusakan sel hati dan sel tersebut digantikan oleh jaringan parut sehingga terjadi
menimbulkan distorsi struktur hati yang normal, sehingga terjadi gangguan aliran
darah melalui hati dan terjadi gangguan fungsi hati (Soemoharjo, 2008).
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
84
1. Gejala Sirosis
Pada pendeirta sirosis akan menimbulkan gejala-gejala yang nampak antara lain:
a. Kelelahan
Gejala ini sering nampak dan merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan pada
b. Gangguan makan
Gangguan makan yang terjadi diantaranya nafsu makan sangat menurun, mual
dan muntah. Gejala ini biasanya diikuti dengan penurunan berat badan.
c. Pembesaran hati
d. Gatal
tertimbun dikulit.
Kulit, kuku, dan bagian putih bola mata berwarna kuning. Hal ini disebabkan
f. Asites
membuncit.
g. Edema
Gejala ini menyebabkan penumpukan cairan pada kaki sehingga kaki terlihat
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
85
2. Perkembangan Sirosis
menurun dan berakibat pada menetapnya toksin dalam aliran darah. Toksin ini
dapat mengenai otak dan menyebabkan gangguan mental yang sering disebut
detoksifikasi hati yang menurun juga berefek pada metabolisme obat. Kecepatan
hati untuk mengeliminasi obat berkurang. Akibatnya jumlah obat yang seharusnya
dikeluarkan tubuh juga berkurang sehingga obat dengan kadar tinggi bertahan
lama didalam aliran darah. Dengan demikian, untuk mengatasinya perlu dilakukan
penyesuaian dalam dosis obat. Penderita harus melaporkan setiap obat yang
Normalnya darah dari usus dan akan dipompa melalui pembuluh darah vena porta
yang terdapat dihati. Pada sirosis, aliran darah melambat dan menyebabkan
terjadinya bendungan aliran darah di pembuluh darah vena porta dan juga
mengakibatkan pembuluh darah vena menyebar dan terjadi apa yang disebut
yang terbendung, akan semakin besar tekanan pada dinding vena dan
mengakibatkan dinding vena menjadi tipis. Dinding vena yang tipis mudah pecah
dan penderita mengalami pendarahan lambung. Gejala yang tampak pada kejadian
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
86
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
87
asites atau ikterus atau muntah darah. Sering didapatkan demam ringan yang
Pada banyak penderita, didapatkan pigmentasi yang meningkat pada wajah, spider
nevi, dan eritema palmaris. Secara rutin, harus dicari adanya flapping tremor.
Pada saat dibuat diagnosis sirosis hati dekompensata, varises ditemukan pada 60%
2008).
disebabkan oleh beberapa hal, termasuk infeksi bakteri, virus, jamur dan
parasit.Pneumonia juga dapat timbul karena kerusakan fisik maupun kimia dari
paru-paru, atau karena penyakit lain seperti kanker paru-paru dan penyalah
gunaan alkohol.
dada, demam dan kesulitan bernafas. Diagnosa dilakukan dengan X-ray dan
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
88
1. Bacterial Pneumonia
2. Viral Pneumonia
viruses (CMV).
3. Fungal Pneumonia
4. Parasites Pneumonia
b. Berdasarkan asal infeksi dan kelas resiko penyakit dibedakan menjadi 2 yaitu:
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
89
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
90
5.7 PEMBAHASAN
Pasien masuk Ruang XXI Kamar 2 RSUD Pirngadi Kota Medan pada
tanggal 14 Februari 2009 setelah sebelumnya masuk melalui Unit Gawat Darurat
(UGD). Pasien dirawat di Ruang XXI Kamar 2 dengan keluhan sesak nafas,
batuk-batuk, mual, perut membesar. Hal ini dialami pasien sejak 2 bulan yang lalu
dan makin membesar. Perut membesar secara merata. Perut terasa menyesak,
diikuti dengan kaki membengkak selama 1 minggu yang lalu. Dari diagnosa
pasien dalam keadaan sadar penuh (compos mentis), tekanan darah dibawah
normal, denyut nadi normal namun pasien mengalami sesak nafas. Hasil
Februari dan 16 Februari menunjukkan bahwa fungsi faal hati yang abnormal.
pasien mengalami gejala klinis Hepatitis yang parah. Istirahat akan menjamin
tubuh untuk melakukan pemulihan sel-sel yang rusak (Penebar Plus+, 2008).
dengan tujuan untuk mengatasi dehidrasi dan menambah kalori dan diberikan
sendiri ketika tidak ada kehilangan elektrolit yang signifikan (BNF 47, 2004).
Perlu dilakukan uji kadar elektrolit tubuh pasien untuk mengetahui keadaan
tertentu seperti spironolactone, dapat mengatasi edema pada pesien sirosis hati,
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
91
dengan atau tanpa asites. Pemberian spironolactone dalam kasus ini dikombinasi
menginduksi reapsorpsi ion Na dan sekresi ion K pada tubulus distal ginjal
(Theodorus, 1996).
protozoa dan anti bakterial yang luas. Berkhasiat kuat terhadap semua bentuk
DNA dan putusnya rantai sehingga sistesa protein dihambat dan kematian sel.
diberikan dari tangga; 17 - 24 Februari 2009 (Sukandar, 2008 ; Tjay dan Rahardja,
2002).
kekurangan kalium (The Prescription Drug Guide for The Nurse, 2008). Laxadine
mengandung fenolftalein, parafin cair, gliserin dan jelly merupakan laxantia yang
merupakan suatu obat pencuci perut adalah satu agen bahwa memudahkan
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
92
pengosongan usus (The Prescription Drug Guide for The Nurse, 2008). Diberikan
Februari 2009. Derivat sintetis ini dari laktosa adalah suatu disakarida yang terdiri
dari 1 molekul fruktosa dan 1 molekul galaktosa. Lactulax adalah suatu cairan,
menjerat senyawa-senyawa beracun dalam usus besar (kolon). Karena tidak dapat
sebagai laksans pada coma hepaticum yang sewaktu-waktu terjadi pada penderita
hati, dimana amonia dari usus masuk kedalam peredaran darah dan otak (Tjay dan
Rahardja, 2002).
dalam vena portal dan digunakan untuk mencegah perdarahan awal dan
perdarahan kembali dari varices pada pasien dengan sirosis. Propanolol dalam
kasus ini diberikan untuk mengurangi gejala abstinensi Karena pasien mempunyai
Alprazolam diberikan pada malam hari apabila pasien mengeluh tidak bisa
tidur dan gelisah. Alprazolam diberikan 1 x 0,25 mg. Alprazolam merupakan obat
digunakan sebagai terapi jangka pendek pada gangguan ansietas, meskipun dapat
menyebabkan gejala putus obat pada sekitar 30% penderita. Obat ini dapat
95% yang iindikasikan untuk menambah nafsu makan, mengatasi perut kembung,
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
93
sukar buang air besar dan menjaga fungsi hati. Dalam kasus ini tidak diberikan
pasien dirawat dalam Pelayanan Medan Sehat padahal Curcuma sangat baik jika
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
94
5.8.1 Kesimpulan
2. Uji kultur tidak dilakukan terhadap pasien, sehingga pemberian antibiotik yang
hati dapat mengurangi metabolisme obat, akibatnya kadar obat dalam darah
meningkat.
5.8.2 SARAN
pemeriksaan fungsi faal ginjal agar dapat dilakukan penyesuaian dosis obat
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
95
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
96
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah
sakit milik pemerintah kota Medan yang berstatus swadana dan swakelola
2. Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki empat Sub
Farmasi Klinis.
5. Pelayanan perbekalan farmasi dengan sistem ODDD dan floor stock sudah
dilaksanakan pada pasien Askes, Jamkesmas dan Medan Sehat rawat inap,
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
97
6.2 Saran
87
1. Agar dilakukan pengoptimalan pelayanan farmasi klinis di rumah sakit
dibidang farmasi klinis bagi tenaga farmasi, menambah personil dan juga
bentuk komunikasi yang lebih baik dari setiap profesi dan tercapainya
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
98
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. dan Prince. S.J. (2006) Kalkulasi Farmasetik Panduan Untuk
Apoteker. Terjemahan Aisyah, C., Elviana, E. Jakarta. Penerbit EGC.
Aslam, M., Tan, C.K., Prayitno, A. (2003). Farmasi klinis. Jakarta. Penerbit PT
Elex Media Komputindo
Corwin, E.J. (2000). Buku Saku Patofisiologi. Terjemahan Pendit, B.U. Jakarta.
Penerbit EGC.
Depkes RI. (2001). Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD)di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Katzung, B.G. (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2 & 3. Edisi 8.
Terjemahan Bagian Farmakologi FK Universitas Airlangga. Jakarta.
Penerbit Salemba medika.
Price, S.A dan Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 1 & 2. Terjemahan Pendit, B.U. Jakarta.
Penerbit EGC
Siregar, C. (2004). Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.
99
Soeparman dan Waspadji, S. (1998). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta.
Penerbit Balai Penerbit FKUI.
99
Sukandar, E.Y.,dkk. (2008). Iso Farmakoterapi. Cetakan I. Jakarta. Penerbit PT
ISFI Penerbitan.
Tierney, L.M., McPhee, S.J., Papadakis, M.A. (2003). Diagnosis dan Terapi
Kedokteran (Penyakit dalam). Terjemahan Gofir, A.,dkk. Jakarta. Penerbit
Salemba Medika.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K. (2002). Obat-Obat Penting. Edisi V. Cetakan II,
Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Warfield, C. (1996). Segala Sesuatu yang Perlu Anda Ketahui Terapi Medis.
Buku II. Terjemahan Adityarini, D. Jakarta. Penerbit PT. Gramedia.
Elva Yanti : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi
Kota Medan, 2009.