Anda di halaman 1dari 5

5.

Menyetel Celah Katup

Langkah paling tepat begitu selesai menyervis busi adalah menyetel celah

katup. Selama penyetelan celah katup, busi tidak perlu dipasang di lubangnya.

Biarkan mesin tanpa busi untuk sementara, hingga penyetelan katup selesai.

Penyetelan celah katup dalam keadaan mesin tanpa busi akan memperoleh

keuntungan sebagai berikut:

a. Mesin akan lebih ringan diputar saat mencari posisi top kompresi masing-

masing silinder.

b. Mempermudah dalam memeriksa posisi piston, yakni sudah mencapai titik

puncaknya atau belum.

c. Lebih aman, karena mesin tidak mungkin berputar (hidup) tanpa busi.

d. Syarat Penyetelan Katup

Agar penyetelan katup berhasil dengan baik, harus dipenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1) Penyetelan dilakukan ketika katup menutup rapat.

2) Penyetelan dilakukan ketika celah katup paling besar.

3) Penyetelan katup dapat berhasil dengan baik jika proses kerja mesin

(gerak naik-turun piston) sesuai dengan gerak katup-katupnya.

a. Cara Penyetelan

Ada dua cara penyetelan untuk memenuhi syarat-syarat agar penyetelan

katup berhasil dengan baik, yaitu sebagai berikut:


1) Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston berada di

posisi top kompresi masing-masing silinder. Cara ini banyak

membutuhkan tenaga dan waktu, karena harus memutar puli sesuai dengan

banyaknya silinder sampai mendapatkan posisi piston pada top silinder 1,

2, 3, 4, dan seterusnya. Saat posisi top kompresi, kedua katup iNdan EX

harus dalam keadaan menutup rapat, sehingga bisa disetel celahnya.

2) Dengan memutar poros engkol (pub), untuk membuat piston pada posisi

top kompresi silinder 1 dan silinder lain yang diperlukan sesuai dengan

proses kerja mesin. Cara ini lebih cepat dan menghemat dengan tenaga,

tetapi memerlukan pengetahuan teknik mobil yang cukup, khususnya

hubungan antara urutan pengapian (FO = firing order) dan penyetelan

katup.

6. Positive Crank Case Ventilation (PCV)

7
PCV adalah sistem ventilasi ruang engkol. Uap bensin yang bocor ke dalam

ruang engkol dialirkan kembali ke ruang bakar mesin melalui sebuah selang

yang menghubungkan ruang engkol ke intake manifold.

Setelah penyetelan katup, sebaiknya PCV diservis terlebih dahulu sebelum .tes

kompresi. PCV sedikit berpengaruh terhadap tekanan kompresi dan putaran

mesin. Tanpa PCV putaran mesin lebih rendah dibandingkan dengan ketika

PCVdiaktifl<an.

Dalam servis PCV, yang perlu diperiksa adalah kerja katup PCV dan kerapatan

selang-selangnya. Katup PCV yang telah rusak sebaiknya diganti dengan yang

baru.

7. Saat Pengapian

Saat pengapian sebaiknya disetel setelah penyetelan putaran mesin. Alasannya,

karena saat pengapian yang tercantum dalam buku pedoman servis mobil

adalah saat pengapian pada putaran stasioner. Jika saat pengapiannya disetel

pada putaran tidak stasioner, akan terjadi pengulangan kerja. Hal ini

sebenarnya bisa dihindari, karena begitu pu¬taran mesin disetel, saat

penga¬t,piannya pasti berubah.

Prinsip penyetelan saat pengapian adalah memutar dis¬tributor dalam keadaan

mesin hidup sampai memperoleh bunyi mesin yang paling halus dengan tenaga

yang paling besar. Prinsip penyetelan ini bisa dijadikan pedoman, jika

8
penyetelan saat pengapian dilakukan tanpa menggunakan timing- light

(penyetelan perigapian) atau alat bantu lainnya.

Distributor dapat diputar ke kiri atau ke kanan setelah baut pengikatnya

dikendorkan. Jika distributor diputar berlawanan arah dengan putaran rotor,

berarti saat pengapiannya dimajukan. Sebaliknya, jika distributor diputar

searah dengan putaran rotor, berarti saat pengapian dimundurkan.

8. Idel

Penyetelan idel merupakan penyetelan yang paling akhir dalam tune-up mesin

mobil. Hasil penyetelan idel tidak berpengaruh terhadap saat pengapian, celah

katup, kompresi, dan pendinginan. Sebaliknya, idel sangat dipengaruhi oleh

berbagai komponen mesin.

Menyetel idel pada prinsipnya adalah menyetel campuran antara udara dengan

bensin pada putaran idling. Jadi sebelum menyetel campuran idel, putaran

mesinnya harus stasioner terlebih dahulu. Jika setelah penyetelan idel,

kemudian putaran stasionernya berubah, putaran stasionernya harus disetel

ulang.

9. Tali Kipas

Dalam tune up, tali kipas juga harus disetel. Kekencangan tali kipas

berpengaruh terhadap pendinginan dan putar¬an alternator. Jika tali kipas

9
kendor, putaran mesin tidak bisa memu-tar kipas pendingin de¬ngan baik

karena selip.

Akibatnya, pendinginan oleh kipas tidak sesuai dengan putaran mesin sehingga

mesin menjadi panas. Selain itu, putaran alternator juga tidak bisa maksimum

sehingga pengisian ke baterai kurang baik.

C. Menghidupkan Mesin Setelah Tune-Up

Setelah tune-up selesai dan mesin akan dihidupkan, perhatikan seluruh

komponen mesin sudah terpasang di tempatnya dengan benar atau belum. Jika

semua komponen telah terpasang dengan benar, hidupkan mesin pada ifputaran

stasioner beberapa menit. Selama mesin berputar stasioner, dengarkan bunyi

normal, naikkan putaran mesin perlahan-lahan sambil perhatikan bunyi mesin,

getaran, dan asap knalpotnya. Jika sudah yakin tidak terdapat gangguan atau

ketidaknormalan pada mesin, berarti tune-up telah selesai.

10

Anda mungkin juga menyukai