Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat yang diampu oleh Ns. Moh. Projo Angkasa, S.Kep, M.Kes.
Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Bantuan Hidup Dasar Menurut AHA .......................................... 3
B. Praktik Resusitasi Jantung Paru ................................................................10
C. Teknik RJP dengan Satu Penolong dan Dua Penolong .............................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................14
B. Saran ..........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan
napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa
menggunakan alat bantu (Alkatiri, 2007). Tujuan bnatuan hidup dasar ialah
untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti otak dan jantung
melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat
menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal (Latief, 2009).
Tindakan bantuan hidup dasar sangat penting pada pasien trauma terutama
pada pasien dengan henti jantung yang tiga perempat kasusnya terjadi di luar
rumah sakit (Alkatiri, 2007). Cedera merupakan salah satu penyebab kematian.
Pada tahun 1990 3,2 juta kematian dan 312 juta orang mengalami cedera di
seluruh dunia. Pada tahun 2000 kematian akan mencapai 3,8 juta dan pada tahun
2020 diperkirakan cedera/trauma akan menyebabkan penyebab kematian ketiga
atau kedua untuk semua kelompok umur (IKABI, 2004).
Dari hasil penelitian Chandrasekaran dkk pada tahun 2010 di india
menunjukkkan bahwa 31% kalangan medis, mahasiswa keperawatan,
mahasiswa kedokteran gigi dan mahasiswa kedokteran tidak mengetahui
singkatan BLS yang merupakan Basic life support, 51% gagal malakukan usaha
penyelamatan sebagai langkah awal dalam bantuan hidup dasar, dan 74% tidak
mengetahui lokasi yang tepat untuk kompresi dada pada tindakan bantuan hidup
dasar (Chandrasekaran, 2010).
Seiring dengan perkiraan peningkatan kejadian trauma di dunia
(IKABI,2004) dan pentingnya tindakan bantuan hidup dasar pada pasien trauma
(Alkatiri, 2007) maka setiap orang seharusnya terlatih dalam pemberian
pertolongan pertama atau bantuan hidup dasar. Termasuk kalangan medis, salah
satunya mahasiswa keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang dapat dijabarkan
dalam rumusan:
1. Bagaimana gambaran konsep Bantuan Hidup Dasar menurut AHA?
2. Bagaimana pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar menurut AHA pada
masyarakat awam, orang dewasa, anak, dan pada anak?
C. Tujuan
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Menjelaskan konsep Bantuan Hidup Dasar menurut AHA
2. Menggambarkan pelaksanaan Bantuan Hidup Dasar menurut AHA pada
masyarakat awam, orang dewasa, anak, dan pada anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada awal henti nafas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi,
pemberian O2 ke otak dan organ vital lainnya masih cukup sampai beberapa
menit. Jika henti napas mendapat pertolongan dengan segera maka pasien
akan terselamatkan hidupnya dan sebaliknya jika terlambat akan berakibat
henti jantung yang mungkin menjadi fatal (Latief & Kartini 2009).
Cek nadi korban (neonatus dan bayi - nadi brakialis; anak, dewasa
dan ibu hamil – nadi karotis). Jika lebih dari 10 detik nadi sulit dideteksi
maka segera lakukan kompresi dada. Kompresi pada:
1. Neonatus
- Setiap siklus terdiri dari 3 kali kompresi dan 1 kali ventilasi (3:1).
2. Bayi
3. Anak
- Posisi badan tepat diatas dada pasien, bertumpu pada kedua tangan
dengan posisi lengan 90o terhadap dada korban.
4. Dewasa
- Posisi badan tepat diatas dada pasien, bertumpu pada kedua tangan
dengan posisi lengan 90o terhadap dada korban.
5. Ibu Hamil.
- Posisi badan tepat diatas dada pasien, bertumpu pada kedua tangan
dengan posisi lengan 90o terhadap dada korban.
Alur RJP
RJP dengan satu orang penolong. Hal ini sangat penting mengingat
adanya perbedaan melakukan RJP dengan satu orang penolong atau dua
orang penolong. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Basic Life Support adalah dasar untuk menyelamatkan nyawa ketika terjadi
henti jantung, tindakan BHD ini dapat disingkat teknik A (Airway),B
(Breathing), C (Circulation) pada prosedur CPR (Cardio Pulmonary
Resuscitation). Tujuan bantuan hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara
efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan
sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan
kekuatan sendiri secara normal.RJP dilakukan pada pasien yang mengalami
henti jantung dan henti nafas.
B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar siapapun yang mengetahui
adanya korban yang memerlukan Bantuan Hidup Dasar untuk segera ditolong
dengan cepat agar nyawanya bisa tertolong dengan cepat. Untuk menghindari
hal-hal yang tidak di inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/sabamsim1510/bantuan-hidup-dasar-2015-aha-
guideline. Diakses pada tanggal 26 Agustus 2019, jam 15.55 WIB
https://www.scribd.com/doc/148321683/RESUSITASI-JANTUNG-PARU-
PADA-KEHAMILAN. Diakses pada tanggal 26 Agustus 2019, jam 16.37 WIB