Anda di halaman 1dari 9

BNPB: 1.

424 Orang Meninggal Akibat Gempa Sulteng per 4 Oktober

Petugas menurunkan jenazah korban gempa tsunami Palu untuk dimakamkan di Poboya,
Mantikulore, Palu, Senin (1/10). Sebanyak 18 jenazah dimakamkan secara bersamaan, dan
dilakukan secara bertahap. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/18

Oleh: Maria Ulfa - 4 Oktober 2018

Korban meninggal terbanyak ditemukan di Kota Palu, yaitu mencapai 1.203 orang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal akibat
gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah mencapai 1.424 orang hingga Kamis (3/10/2018)
pukul 13.00 WIB.

"Korban meninggal dunia yang sudah dimakamkan 1.407 orang setelah diidentifikasi," kata
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB,
Jakarta, Kamis (4/10/2018).

Korban meninggal terbanyak ditemukan di Kota Palu, yaitu mencapai 1.203 orang. Korban
juga ditemukan di Kabupaten Donggala 144 orang, Kabupaten Sigi 64 orang, Kabupaten
Parigi Moutong 12 orang dan Pasangkayu, Sulawesi Barat satu orang.
"Prioritas pertama penanganan gempa dan tsunami di sana adalah melanjutkan evakuasi,
pencarian dan pertolongan korban," jelas Sutopo.

Sementara itu, menurut data Posko Satuan Tugas Gabungan Tanggap Darurat Bencana
Tsunami Sulawesi Tengah, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di
Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah mencapai 1.411 orang, pada Kamis (4/10/2018) siang.

Selain korban yang meninggal, posko tanggap bencana juga telah mencatat 2.549 orang
terluka, 113 orang hilang, dan 152 orang masih tertimbun setelah gempa dan tsunami
memporak-porandakan sebagian wilayah Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9/2018) lalu.

Gempa bumi yang berkekuatan 7,4 SR mengguncang wilayah Palu dan Donggala pada Jumat
minggu lalu, pukul 17.02 WIB. Pusat gempa berkedalaman 10 kilometer itu berada pada 27
kilometer timur laut Donggala.

BMKG juga telah mengaktivasi peringatan dini tsunami dengan status Siaga (tinggi potensi
tsunami 0,5 meter hingga tiga meter) di pantai Donggala bagian barat, dan status Waspada
(tinggi potensi tsunami kurang dari 0,5 meter) di pantai Donggala bagian utara, Mamuju
bagian utara dan Kota Palu bagian barat.

Setelah kenaikan air surut atau saat tsunami sudah selesai, peringatan dini tsunami diakhiri
oleh BMKG pada Jumat (28/9/2018) minggu lalu, pukul 17.36 WIB.

Sumber : https://tirto.id/bnpb-1424-orang-meninggal-akibat-gempa-sulteng-per-4-oktober-
c4J8
BNPB: 844 Orang Meninggal karena Gempa

Warga mengevakuasi kantong jenazah berisi jasad korban tsunami di Palu, Sulawesi Tengah ,
Sabtu (29/9). Gelombang tsunami setinggi 1,5 meter yang menerjang Palu terjadi setelah
gempa bumi mengguncang Palu dan Donggala. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 844 orang meninggal dunia karena gempa dan tsunami di
wilayah Donggala serta Palu, Sulawesi Tengah. Sebagian besar korban berasal dari Palu yang
diterjang tsunami usai gempa.

"Yang ditemukan dan diidentifikasi, jumlah korban tewas sebanyak 844 orang," ujar Kepala
Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo
Purwo Nugroho, dalam konferensi persnya, di kantor BNPB, Jakarta, Senin (1/10/2018).

Menurut dia, sebagian besar korban meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan.
Sementara, BNPB memperkirakan, jumlah korban gempa Palu, Donggala dan
sekitarnya akan terus bertambah. Petugas, lanjut dia, masih terus melakukan evakuasi.

Dia memperkirakan, masih ada korban gempa Palu dan Donggala yang tertimbun reruntuhan
bangunan. Petugas kesulitan mengevakuasi karena besarnya bongkahan bangunan.

Oleh karena itu, "Kami memerlukan tambahan alat berat untuk evakuasi," kata Sutopo.

Tanggap Darurat Bencana

potret terkini Palu-Donggala usai gempa (foto: Twitter/@bagjasatiya)

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menetapkan masa tanggap darurat selama 14
hari usai gempa dahsyat dan tsunami di Palu dan Donggala. Tanggap darurat berlaku per 28
September hingga 11 Oktober 2018.

Dengan ditetapkan status tersebut, Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan
pemerintah lebih mudah untuk mengakses wilayah tersebut.
"Kemudahan akses dalam pergerakan pesonel, logistik, peralatan, termasuk penggunaan
anggaran untuk memenuhi kebutuhan dalam penanganan darurat di Sulawesi Tengah," kata
Sutopo di Gedung BNPB, Jakarta, Minggu (30/9/2018).

Dia menjelaskan, Gubernur Longki telah menunjuk Danrem Korem 132 Tadulako sebagai
komandan tanggap darurat penanganan bencana gempa dan tsunami di sana. Posko induk,
posko tanggap darurat penanganan bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah tersebut juga
telah di tempatkan di Makorem 132 Tadulako Palu.

Sutopo menjelaskan, terdapat empat kabupaten kota yang berdampak pascagempa dan
tsunami, yaitu kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupten Sigi, dan Kabupaten Parigi Nuton.

"Mendagri telah mengeluarkan surat kawat memerintahkan agar bupati dan wali kota di
empat kabupaten kota tadi segera menetapkan status tanggap darurat agar ada kemudahan
akses. Sehingga penanganan dampak gempa bisa cepat," papar Sutopo.

Sumber: https://www.liputan6.com/news/read/3656526/bnpb-844-orang-meninggal-karena-
gempa-palu-dan-donggala
Jumlah korban meninggal dunia gempa-tsunami Palu lebih dari 1300
orang

Data terbaru BNPB menunjukkan, korban tewas sudah mencapai setidaknya 1347
orang, termasuk 34 pelajar yang ditemukan meninggal dunia di bawah reruntuhan
gereja di Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, pada Selasa (1/10).

Jumlah korban tewas terus meningkat, dan kini mencapai 1374, dalam data yang tercatat
BNPB hingga Selasa (2/10) pukul 17:00.

Hal ini diungkapkan Kepala BNPB Willem Rampangile, dalam jumpa pers di posko
penanganan bencana, Palu.

"Adapun yang hilang 113 orang, dan masih ada beberapa jenazah yang masih tertimbun, dan
kita masih belum tahu berapa jumlahnya," ungkap Willem, seperti dilaporkan wartawan BBC
News Indonesia, Heyder Affan.

Menurut Willem, saat ini BNPB masih berfokus pada upaya pencarian dan penyelamatan.
"Kita mengarahkan SDM mulai Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan yang mengoperasikan alat
berat adalah dari PUPR: semua kita kerahkan, untuk evakuasi," jelasnya
 Gempa dan tsunami Palu: Korban tewas mendekati 1000, sebagian mulai membusuk
 Palu: Tsunami dan gempa, 844 meninggal dunia, pengungsi kesulitan sembako dan air
bersih
 Gempa dan tsunami Palu: Jokowi umumkan Indonesia terbuka bagi bantuan
internasional

Para korban, menurut juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo
Purwo Nugroho, berasal dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan
Kabupaten Parigi Moutong.

"Namun kita memilah korban berdasarkan kabupaten, sulit. Karena tim SAR gabungan ketika
mendapat jenazah, langsung dibawa ke rumah sakit. Dan rumah sakit ada di Palu," kata
Sutopo, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (2/10) siang.

Di antara para korban meninggal dunia terdapat 34 pelajar yang ditemukan di bawah
reruntuhan gereja di Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, pada Selasa (1/10).

Saat ini, sejumlah relawan masih berupaya mengevakuasi ke-34 jenazah tersebut.

"Kondisi lumpur di daerah itu begitu parah. Kami harus berjalan sekitar 1,5 jam untuk
mencapai (area longsor) sehingga upayanya amat sulit," kata Ridwan Sobri, juru bicara
Palang Merah Indonesia kepada BBC.

Dia menambahkan, identitas dan usia para pelajar belum dapat dikonfirmasi.
PMI, sebagaimana dilaporkan kantor berita AFP, semula mendapat laporan bahwa ada 86
pelajar yang hilang saat mengikuti acara pendalaman Alkitab di Gereja Jonooge, Kecamatan
Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Belum jelas, apakah 34 jenazah yang ditemukan di bawah reruntuhan gereja merupakan
bagian dari 86 pelajar yang dilaporkan hilang.
Kecamatan Sigi Biromaru berjarak sekitar 20 kilometer sebelah selatan Kota Palu. Jika
kondisi jalan normal, kecamatan tersebut dapat dijangkau menggunakan kendaraan bermotor
dari Kota Palu kurang dari satu jam.

Akan tetapi, gempa-tsunami yang melanda Kota Palu dan sekitarnya menyebabkan sejumlah
jalan rusak dan tidak bisa diakses. Pasokan listrik terhenti dan jaringan telekomunikasi
lumpuh.

Jumlah korban sangat mungkin bertambah lantaran banyak yang belum bisa dievakuasi dari
reruntuhan bangunan. Data dari daerah lainnya, seperti Donggala, Kabupaten Sigi, dan
Kabupaten Parigi Moutong belum diproleh secara lancar kendati sudah mulai bisa dijangkau,
lantaran kerusakan infrastruktur.

Sumber: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45715440

Anda mungkin juga menyukai