KASUS
An. A mimisan dan gusi berdarah lalau diperiksakan di RSU daya kemudian di rujuk ke
Rumah sakit umum daerah pusat Dr. wahidin sudirohusodo
Data subjektif
a)Ny. S mengatakan An. A nyeri pada persendian kaki.
b)Terdapat stomatitis pada mulut An. A.
c)An. A makan lewat selang NGT.
d)Ny. S mengatakan An. A mual dan muntah.
e)Ny. S mengatakan An. A tidur hanya 3 –6 jam saja per hari selama di RS.
f)Ny. S mengaakan An. A sulit tidur dan rewel
Data objektif
a)An. A terlihat tidak mau turun dari gendongan ibunya.
b)TTV : RR: 35x/mnt, N: 120x/mnt, S: 37°C.
c)Terpasang NGT pada An. A
d)Mukosa bibir kering dan terdapat stomatitis.
e)A: BB= 11 kg, TB=92 cm, hasil Z-Score -2 SDB: HB= 12.8 g/dl, Leukosit= 4.5 ribu/ul.C:
Mulut= mukosa kering, terdapat stomatitis, Mata= konjungtiva tidak anemis, seklera tidak
ikterik, pupil isokor.D: Tidak mampu menelan makanan lewat mulut
Kasus 2.
a. Buatkan kosep kemoterapi pada anak
b. Tentukan masalah keperawatan berdasarkan kasus
c. Buatkan langkah-langkah persiapan kemoterapi
a. KONSEP KEMOTERAPI
A. DEFINISI
Kemoterapi adalah metode terapi sistemik terhadap kanker sistemik (misal leukimia,
mieloma, limfoma, tumor trofoblas getasional dll) dan kanker dengan metastasis klinis
ataupun subklinis. (Yudi Mulyana Hidayat,2013)
Pada kanker stadium lanjut lokal, kemoterapi sering menjadi satu-satunya pilihan
metode terapi efektif
B. INDIKASI KHEMOTERAPI Menurut Brule, cs (WHO. 1973)
ada 7 indikasi pemberian khemoterapi,yaitu:
1. Untuk menyembuhkan kanker.
Hanya beberapa jenis kanker yang dapat disembuhkan oleh khemoterapi, seperti:
akutlimfoblastik leukemia, Burkitt limfoma, Wilm tumor pada anak-anak, choriokarsinoma
2. Memperpanjang hidup dan remisi.
Kanker yang sensitif terhadap khemoterapi dan walaupun penyakit progresif, seperti:
akutmyeloblastik leukemia, limfoma maligna stadium III atau IV, myeloma, metastase
melanomamaligna atau kanker mamma, kolon., ovarium, testis.
3. Memperpanjang interval bebas kanker
Walaupun kanker kelihatan masih lokal setelah operasi atau radioterapi, seperti:
limfomastadium II, melanoma maligna, kanker mamma, kolon, ovarium. Pengobatan perlu
waktu cukup lama dan dosis tinggi dengan interval yang panjang untuk memberikan
kesempatanjaringan normal pulih diantara pengobatan.
4. Menghentikan progresi kanker.
Progresi penyakit ditunjukkan secara subjektif, seperti anoreksia, penurunan berat
badan,nyeri tulang, dsb atau terdapat kelainan objektif seperti penurunan fungsi-fungsi
organdapat diberikan sitostatika, asalkan kemungkinan berhasilnya 25% atau lebih.
Misalnya padametastase kanker mamna, kolon, dsb.
5. Paliasi symptom.
Pada kanker yang terdapat pada tempat-tempat yang tidak cocok untuk radiasi, dapat
diberikan sitostatika walaupun obat itu tidak memberi respons yang baik sebagai
terapisistemik. Misalnya dapat diberikan instalasi sitostatika intrapleural, injeksi
intratumoraldengan thiotepa, dsb.
6. Mengecilkan volume kanker.Mengecilkan tumor pra-bedah atau pra-radioterapi seperti
pemberian bleomycin untukkanker mulut, saluran napas bagian atas atau pemberian
alkylator dengan kombinasinyapada limfoma stadium II.
7. Menghilangkan gejala para neoplasma.Pada metastase kanker yang memberikan sindroma
para neoplasma, misalnya pemberiankortikosteroid pada anemia hemolitik,
fibrinolisis,dermatomyositis, neuropathi perifer,degenerasi cerebelair, pemberian androgen
pada kakeksia., anoreksia atau pemberianmithramycin pada hiperkalsemia.
Keterangan:
Siklus sel dikendalikan oleh serangkaian protein yang disebut siklin (eye/ins) disertai enzim
kinase yang bergantung pada siklin (CDKs)dan inhibitor terhadap enzim kinase yang
bergantung pada siklin (CDKIs). Kompleks siklin/CDK memicu proses siklus sel, khususnya dua
pintu jaga (checkpoint) utama yaitu GJS dan G/M, sedangkan CDKIsebaliknya menyebabkan
kompleks siklin/CDK nonaktif, meregulasi negatif urutan siklus sel. Semua protein tersebut
adalah produk dari berbagai gen regulator siklus se, misalnya gen RB (retinobalstoma) dan gen
p53 adalah gen inhibitor penting yang ikut meregulasi pintujaga GJS.
]aringan tumor tumbuh lebih cepat dari jaringan normal bukan karena waktu siklus sel tumor
memendek, melainkan karena tidak BANDUNG CONTROVERSIES AND CONSENSUS IN
OBSTETRICS & GYNECOLOGY ------265 stabilnya genetika sel tumor hingga regulasi siklus
sel menjadi tak terkendali. Berbagai pene;itian atas tumor pada manusi menunjukkan sejumlah
gen supresor tumor yang ikut dalam regulasi siklus sel seperti p53, RbI dan CDKN2A dll
mengalami mutsi at au delesi, sedangkan sejumlah onkogen lain seperti CCND!,CDC25Bdan
KIPI, dll overaktif atau overekspresi. Perubahan tersebut menyebabkan siklus sel tak terkendali,
sel tumor berproliferasi cepat tanpa batas.
Dari segi kinetika siklus sel tumor, pertumbuhan tumor ditentukanoleh terus membelahnya sel
yang berada dalam siklus proliferasi sel. Sel lain yang berada diluar siklus proliferasi sel
mencangkup sel dalam fase statis (Go)' sel berdiferensiasi dan menua, sel tak berdaya
proliferasi. jenis tumor berbeda seringkali menunjukkan kinetika siklus sel berbeda pula. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa parameter kinetika sel.
Parameter tersebut meliputi: fraksi pertumbuhan (GF = growth fraction; proporsi sel berploferasi
aktif dari total massa sel), waktu penggandaan (DT = doubling time; waktu yang diperlukan
volume tumor bertambah satu kali lipat), indeks pelabelan (LI = labeling index; proporsi sel fase
S dengan inti terlabel oleh timidin-tritium 3H-TdR dari total jumlah sel) dll. pemeriksaan
parameter ini dapat memahami kecepatan pertumbuhan tumor dan kepekaannya terhadap
obat. Obat kemoterapi tertentu seperti golongan antimetabolit terhadap sel dalam siklus
proliferasi fase G1 S, Gz ' dan M lebih peka dibandingkan sel dalam fase statis Go' Menurut
perbedaan efek atas berbagai fase multiplikasi sel, obat kemoterapi dapat dibagi menjadi dua
golongan: pertama adalah obat non-spesifik terhadap siklus sel (CCNSA),dapat membunuh sel
fase istirahat maupun sel multiplikasi; yang lain adalah obat spesifik sel (CCSA)membunuh sel
multiplikasi lebih banyak dibanding sel statis, yang terakhir ini dapat dibagi lagi menjadi spesifik
fase tertentu dan non-spesifik fase tertentu.
Untuk membunuh lebih banyak sel kanker dalam fase siklus berbeda, menurut teori kinetika sel,
secara klinis sering dipakai obat dengan mekanisme kerja berbeda dalam kemoterapi
kombinasi atau secara sekuensial memakai obat yang tidak bergantung pada siklus sel dan
obat yang bergantung pada siklus sel (kemoterapi sekuensial). Juga dapat dipakai obat tertentu
(VCR) yang bekerja pada siklus tertentu (fase M), agar sebagian besar sel kanker dihambat
pada fase M, setelah sel kanker secara bersamaan masuk ke fase Sbaru dipakai obat untuk
fase siklus tersebut (misal, Ara-C) sehingga efek mematikan tumor menjadi lebih besar, ini
disebut sebagai kemoterapi sikronisasi. Selain itu, karena obat nonspesifik siklus menunjukkan
daya sitotoksik logaritmik terhadap sel kanker mengikuti aturan kinetika orde pertama, sering
kali digunakan dosis tinggi satu kali mematikan sejumlah besar sel kanker, sehingga memicu
sel fase Go memasuki siklus multiplikasi. Sel fase Go pada umumnya berbeda dalam fase statis
yang tidak peka terhadap obat kemoterapi, menjadi sumber residifnya tumor.
Pasien dengan keganasan memiki kondisi dan kelemahan kelemahan, yang apabila
diberikan kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect. Sebelum memberikan
kemoterapi perlu pertimbangan sbb :
1. Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu status
penampilan <= 2
Skala status penampilan menurut ECOG ( Eastern Cooperative Oncology Group) adalah
sbb :
Grade 0 : masih sepenuhnya aktif, tanpa hambatan untuk mengerjakan tugas kerja
dan pekerjaan sehari-hari.
Grade 1 : hambatan pada perkerjaan berat, namun masih mampu bekerja kantor
ataupun pekerjaan rumah yang ringan.
Grade 2 : hambatan melakukan banyak pekerjaan, 50 % waktunya untuk tiduran
dan hanya bisa mengurus perawatan dirinya sendiri, tidak dapat
melakukan pekerjaan lain.
Grade 3 : Hanya mampu melakukan perawatan diri tertentu, lebih dari 50%
waktunya untuk tiduran.
Grade 4 : Sepenuhnya tidak bisa melakukan aktifitas apapun, betul-betul hanya di
kursi atau tiduran terus.
2. Jumlah lekosit >=3000/ml
3. Jumlah trombosit>=120.0000/ul
4. Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10
5. Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam) ( Tes Faal Ginjal )
6. Bilirubin <2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal ( Tes Faal Hepar ).
7. Elektrolit dalam batas normal.
8. Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan pada usia diatas 70
tahun.
G. EFEK SAMPING atau KOMPLIKASI PADA PEMBERIAN KEMOTERAPI
Karena sulit bagi dokter untuk memprediksi bagaimana tubuh akan bereaksi, seorang anak
yang sedang dirawat karena kanker diawasi dengan ketat. Efek samping bervariasi:
Beberapa bisa saja tidak menyenangkan, sementara yang lain bisa jauh lebih serius.
Beberapa muncul segera, sementara yang lain berkembang seiring waktu.
Beberapa anak hanya memiliki beberapa, sementara yang lain memiliki banyak selama
perawatan.
Berikut adalah beberapa efek samping yang terkait dengan perawatan kanker ini,:
1. Kelelahan
2. Gejala mirip flu
3. Rasa sakit
4. Luka Mulut, Gusi, dan Tenggorokan
5. Masalah gastrointestinal
6. Perubahan Kulit
7. Perubahan Berat
8. Rambut rontok
9. Masalah Ginjal dan Kandung Kemih
10. Anemia
11. Masalah Pembekuan Darah
12. Neutropenia
13. Infeksi
H. PENYEBAB KOMPLIKASI PADA KEMOTERAPI
Sel kanker cenderung tumbuh cepat, dan obat kemo membunuh sel yang tumbuh
cepat.Tetapi karena obat-obatan ini menyebar ke seluruh tubuh, mereka dapat
memengaruhi sel-sel normal dan sehat yang juga tumbuh cepat. Kerusakan sel-sel sehat
menyebabkan efek samping. Efek samping tidak selalu seburuk yang Anda harapkan,
tetapi banyak orang khawatir tentang bagian dari pengobatan kanker ini.
Sel-sel normal yang paling mungkin rusak oleh kemo adalah:
1. Sel pembentuk darah di sumsum tulang
2. Folikel rambut
3. Sel-sel di mulut, saluran pencernaan, dan sistem reproduksi
Beberapa obat kemo dapat merusak sel-sel di jantung, ginjal, kandung kemih, paru-paru,
dan sistem saraf. Terkadang, Anda dapat minum obat dengan kemo untuk membantu
melindungi sel-sel normal tubuh Anda. Ada juga perawatan untuk membantu meringankan
efek samping
Hal yang perlu diperhatikan pada komplikasi atau efek samping pemberian kemoterapi
antara lain:
1. Setiap orang tidak mendapatkan setiap efek samping, dan beberapa orang mendapat
sedikit, jika ada.
2. Tingkat keparahan efek samping (seberapa buruknya) sangat bervariasi dari orang ke
orang. Pastikan untuk berbicara dengan tim perawatan kanker Anda tentang efek
samping mana yang paling umum dengan kemo Anda, berapa lama mereka akan
bertahan, seberapa buruk mereka, dan kapan Anda harus menghubungi kantor dokter
tentang mereka.
3. Dokter Anda mungkin memberi Anda obat-obatan untuk membantu mencegah efek
samping tertentu sebelum terjadi.
4. Beberapa obat kemo menyebabkan efek samping jangka panjang, seperti kerusakan
jantung atau saraf atau masalah kesuburan. Namun, banyak orang tidak memiliki
masalah jangka panjang dari kemoterapi. Tanyakan kepada dokter Anda apakah obat
kemo yang Anda peroleh memiliki efek jangka panjang.
Segera hubungi pelayanan kesehatan bila muncul gejala efek samping kemoterapi seperti
Pengkajian
1. Riwayat pasien dan keluarga:
a. Pengetahuan tentang jenis kanker & stadium
b. Pengobatan kanker sebelumnya;
2. Perilaku pasien/ keluarga terhadap pengobatan
a. Pengalaman efek samping dan tingkat keparahannya
b. Cara untuk meminimalkan efek samping
c. Efektifitas untuk menurunkan insiden dan keparahan efek samping
3. Diet (Asupan nutrisi)
4. Pengobatan alternatif/komplementer
5. Pengetahuan tujuan dari pengobatan
6. Evaluasi fisik à Pemeriksaan fungsi sistem hemopoietik, neurologi, mulut & kulit,
kardiovaskuler, pernapasan, perkemihan, sal. cerna, fungsi reproduksi/ seksual
7. Pengkajian Psikososial: Respons pasien dan keluarga terkait dengan
pengetahuan tentang penyakit & pengobatannya, misalnya pengalaman kemoterapi
8. Support sistem dan orang-orang terdekat
9. Data penunjang: lab, echo/ EKG, bone survey
10. Anamnesa yang cermat mengenai adanya komorbiditas yang mungkin ada yang dapat
mempengaruhi pemberian kemoterapi seperti usia, penyakit jantung, hipertensi,
diabetes, kelainan fungsi ginjal atau hati, kehamilan dan lain-lain.
11. Pemeriksaan secara menyeluruh semua keadaan yang berhubungan dengan penyakit
tersebut di atas ( klinis, imaging dan laboratorium). Pemeriksaan laboratorium terdiri
dari darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah puasa dan 2 jam pp (sesuai
indikasi), pemeriksaan jantung (EKG) atau kalau perlu ekokardiografi.
12. Bila fasilitas ada, dapat diperiksakan tumor marker CEA, Ca15-3 yang akan dipakai
sebagai data dasar dan kelak dapat digunakan dalam follow up terapi.
13. Pada pemberian kemoterapi siklus berikutnya, bila tidak ada kelainan pada
pemeriksaan fisik cukup diperiksakan darah lengkap saja. (HB, lekosit, trombosit,
netrofil dan fungsi ginjal )
b. Diagnosa Keperawatan
1) cemas
2) kurang pengetahuan
3) nyeri akut
4) kesiapan meningktkan pengetahuan
5) resiko trauma vaskuler
6) nyeri
7) defisit
8) cairan elektrolit
9) resiko infeksi
10) gangguan gambaran diri
11) resiko perdarahan
12) gangguan integritas kulit