Anda di halaman 1dari 4

Kelebihan Pelayanan Kesehatan di Kanada

 Setiap warga negara Kanada berhak mendapatkan Medicare. Dengan adanya Medicare
setiap warga negara yang memenuhi syarat berhak mendapatkan pelayanan yang bersifat
preventif dan kuratif dari dokter pelayanan primer (doketr umum atau general practitioner)
maupun dokter spesialis. Prosedur diagnostik, bedah, radiologi, anestesi dan terapi
psikiatri. Pelayanan prevemtif diantaranya vaksinasi wajib bagi anak-anak dan remaja dan
skrinning kanker.
 Kanada menganut asuransi kesehatan nasional medicare yaitu asuransi berbasis pada
pemerintahan propinsi yang bersifat universal, komprehensif, independen dan
portable.Individu dapat mentransfer perlindungan dengan mencari pelayanan ke propinsi
lain dan intervensi pemerintah sangat kecil. Cara pembiayaan ini dapat menekan biaya
serendah mungkin, meningkatkan efisiensi teknis dan alokasi sumber daya serta
meningkatkan pendelegasian wewenang untuk pengambilan keputusan.
 Pembayaran out of pocket sangat minimal.
 Warga negara Kanada dapat melakukan konsultasi kesehatan via telepon
 Pasien mendapatkan pelayanan darurat secara mudah dan cepat di Rumah Sakit
 Sistem pelayanan kesehatan dikelola oleh tiap-tiap provinsi atai wilayah
(Suhanda,2015)

Kelemahan Pelayanan Kesehatan di Canada

 Peserta Medicare dianjurkan untuk mendaftarkan terlebih dahulu untuk mendapatkan


dokter keluarga (family doctor) agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang
komprehensif (Kompasiana,2019).
 Biaya obat tertentu tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan pemerintah
(Kompasiana,2019).
Kelebihan Pelayanan Kesehatan di Indonesia

 Terdapat fasilitas Puskesmas di setiap kecamatan, Puskesmas Pembantu untuk menjangkau


wilayah-wilayah terpencil seperti pegunungan dan juga terdapat Puskesmas Keliling untuk
memudahkan masyarakat berobat atau mengecek kesehatan (Depkes,2015).
 Puskesmas sebagai pemberi pelayanan primer yang menjadi andalan utama pelayanan bagi
masyarakat, belum mampu memberikan pelayanan bagi daerah terpencil perbatasan dan
kepulauan (Depkes,2015).
 Terbentuknya Rumah Sakit Rujukan Nasional. Terbentuknya 184 RS Rujukan
regional.Khusus untuk daerah terpencil dan sangat terpencil, sehingga mempermudah
akses pelayanan kesehatan. Dibangun RS kelas D Pratama dengan kapasitas 50 Tempat
Tidur untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan rujukan. Pada regional Papua akan
didirikan 13 Rumah Sakit Pratama. Sementara pada Regional Sumatera, Jawa, Bali-Nusa
Tenggara, Kalimantan, Sulawesi akan didirikan 55 Rumah Sakit Pratama. Kementerian
Kesehatan telah melakukan implementasi e-catalogue pada pengadaan obat dan alat
kesehatan di lingkup Satuan Kerja Pemerintah. Hal ini telah dimulai sejak tahun 2013
untuk obat, dan awal tahun 2014 untuk alkes. Ini merupakan wujud nyata tindak lanjut
arahan Presiden RI agar pengadaan barang/jasa di lingkup Pemerintah dilakukan secara
elektronik (Depkes, 2015).

 Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan
baik milik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun swasta.Pelayanan dasar
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Permenkes No 4 Tahun 2009 dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan. Selain oleh tenaga kesehatan
sebagaimana dimaksud untuk jenis pelayanan dasar tertentu dapat dilakukan oleh kader
kesehatan terlatih di luar fasilitas pelayanan kesehatan di bawah pengawasan tenaga
kesehatan.
 Seluruh masyarakat Indonesia berhak mendapatkan asuransi kesehatan yaitu BPJS
(Irwandi dan Amal,2018)
 BPJS merupakan asuransi kesehatan yang bersifat non profit dengan tujuan tidak
mendapatkan keuntungan (BPJS,2014)
Kelemahan Pelayanan Kesehatan di Indonesia

 Pembayaran out of pocket cukup besar (Suharmiati et al,2012)


 Kurangnya lengkapnya fasilitas kesehatan seperti alat kesehatan, obat-obatan, ambulance
(Suharmiati,2012).
 Terdapat obat-obatan tertentu yang tidak terdaftar dalam obat BPJS atau membayar dari
kantong sendiri (Suharmiati,2012).
 Banyak pasien yang sudah datang ke Rumah sakit tetapi tidak mendapatkan fasilitas
kesehatan ataupun di tolak oleh pihak Rumah Sakit dengan alasan belum terdaftar sebagai
peserta BPJS (Arisandy,2015)
 Penanganan kesehatan yang lambat dikarenakan terbatasnya tenaga kesehatan dan
distribusinya tidak merata (Arisandy,2015)
Daftar Pustaka

Arisandy.,Winda, 2015, Strategi Dinas Kesehatan dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan


Kesehatan melalui Metode CRC (Citizen Report Card) di Kota Surabaya, Kebijakan dan
Manajemen Publik, Vol 3 No 2 Halaman 12-23

BPJS, 2014, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan, Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia

Depkes RI, 2009, Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia

https://www.kompasiana.com/evasuarthana/579468d9a2afbd39461f8c51/tentang-sistem-
jaminan-kesehatan-di-kanada-dan-refleksi-untuk-bpjs?page=all diakses pada tanggal 7
Desember 2019

Irwandy dan Amal C.Sjaaf, 2018, Dampak Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional terhadap
Efisiensi Rumah Sakit: Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Selatan, Jurnal MKMI, Vol 14 No
4 Halaman 360-367

Suhanda., Rahmad, 2015, Jaminan Kesehatan dan Managed Care, JKS, Vol 2 Halaman : 104-113

Suharmiati, Lestari Handayani, Dan Lusi Kristiana, 2012, Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Daerah Terpencil Perbatasan Di
Kabupaten Sambas (Studi Kasus Di Puskesmas Sajingan Besar) (Factors Infl Uence
Accesibility Of Health Services At A Remote And Border Health Service In Sambas
District), Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 15 No. 3 Halaman 223–231

Anda mungkin juga menyukai