Anda di halaman 1dari 10

Finishing merupakan salah satu upaya untuk memperbaik atau memperindah kulit

tersamak, juga membantu untuk menaikan harga jual di pasaran. Semi-aniline finish
menggunakan sejumlah kecil pigment dan dyes yang dicampur dengan binders base coat
ditambah aniline top coat. Biasanya untuk kulit softy seperti upholstery, tas, upper dll.

Tujuan finishing selain protecting, juga upgrading dan decorating. Penggunaan


Penggunaan bahan pewarna pada ‘coating’ kulit samak menjadi
sangat dominan mengingat unsur upgrading dan decorating yang sangat
ditentukan oleh pemilihan penggunaan warna. Mengingat kondisi kualitas kulit
di Indonesia yang prime (kualitas 1 dan 2 ) sangat terbatas jumlahnya, yaitu
sekitar 50-100 lembar dari 1000 lembar kulit, pewarna pigment dengan sifat
covering yang tinggi sangat diperlukan untuk menutup cacat yang ada pada kulit
crust nya. Merubah kulit yang memiliki kualitas atau grade rendah tidaklah
mudah mengingat pada akhir perlakuan kulit harus tetap tampak natural.
Perbaikan kulit pada finishing dapat dilakukan dalam beberapa tahapan
dan pilihan penggunaan binder serta bahan pembantu yang bervariasi tetapi
tidak dapat dihindari pigment lah bahan pewarna yang sangat umum selalu
digunakan. Penggunaan pigmen saat ini mencapai hampir 90% produk kulit jadi
menggunakan pewarna pigmen.

Mengingat sebagian besar bahan baku kulit (70-75%) memiliki kualitas III, IV, V bahkan
afkir maka perlu usaha untuk meningkatkan kualitas dan tampilan akhir supaya meningkatkan
daya tarik, daya jual dengan cara menutup, memperbaiki, mengurangi, dan bila mungkin
menghilangkan cacat, baik cacat alami, selama penyimpanan (luka, bekas penyakit, serangga dll)
atau yang terjadi selama proses penyamakan berlangsung (warna tidak rata, luntur, migrasi, un-
maching dengan sampel) dengan proses finishing.
Finishing juga dilakukan untuk tujuan tertentu seperti memberikan tampilan, corak,
pengangan permukaan (touch/feel/handle) yang lembut, licin, kasar, berminyak (oily, waxy),
silky, warna kontras, brilliant, antic, two-tone, dll. Obyek utama finishing adalah menonjolkan
dan mempertahan sifat naturalis (alami) kulit dan memberikan efek shine (dull, flat, matte, satin,
gloss, super gloss) pada permukaan permukaan kulit (rajah/grain).

Protecting melapisi atau memberikan lapisan tipis (film) pada permukaan kulit untuk
melindungi dari pengaruh bahan-bahan kimia, panas, gosokan, air, benturan yang dapat merusak
kulit dll. Upgrading untuk memperbaiki (upgrading) cacat, defek – defek pada permukaan kulit
sehingga permukaan (grain) tampak lebih natural. Decorating untuk memperindah, menghias
(decorating) agar tampak lebih indah dan fashionable.

Finishing dalam istilah teknis di Indonesia disebut pengecatan tutup merupakan kerja
yang komprehensip dan kompleks karena selain harus memenuhi standar uji dan persyaratan
teknis, juga harus fashionable, look natural (bukan seperti palstik). Dalam tahapan proses
finishing harus ada korelasi antara satu lapisan dan lapisan berikutnya sehingga menghasilkan
sifat protecting, upgrading, decorating, dan sekaligus memenuhi standar uji teknis yang telah
ditetapkan.

Pewarna atau Colorant (pigmen atau dyestuff).

Ditinjau dari efek coveringnya, pewarna yang digunakan pada finishing ada
beberapa jenis yaitu :

1. Pewarna pigment yang berasal dari mineral atau pigmen seperti Titanium,
Zing (putih), Aluminums silikat (ultramarine), iron Oxide (ocher, red
brown), Cadmium sulphat (lemon yellow, red), Carbon (black) dimana
pewarna pigmen bersifat menutup atau menyembunyikan (hiding) cacat.
2. Pewarna yang berasal dari metal komplek dyestuff atau pewarna
aniline atau dyestuff baik yang larut air atau larut solven atau thinner yang
disebut liquid-dyestuff (LD).
3. Pewarna lake yaitu pewarna hasil pengendapan pewarna aniline atau
dyes anionic dengan garam aluminium yang kationik atau dyestuff
kationik.
Contoh warna pigmen yaitu :

1. Berasal dari cadmium, cadmium pigments, cadmium green, cadmium


red, cadmium yellow, cadmium orange.
2. Berasal dari Cobalt seperti cobalt blue, cerulean blue, cobalt violet, aureolin, prusian
blue.
3. Berasal dari Clay earth pigments (mengandung iron oxides) seperti Raw
Sienna, Burnt Sienna, Raw Umber, Burnt Umber, Burnt Umber, Yellow Ochre.

Pigmen, bila merujuk dari bahasa medical, berarti “black tar heroin”.
Pigmen merupakan bahan yang dapat merubah pantulan warna apabila terkena
warna cahaya putih akibat dari serapan warna selektif. Proses fisika ini berbeda
dengan peristiwa fluorescence, phosphorescence, dan bentuk-bentuk pendaran
cahaya lainnya (luminescence), dimana kemungkinan bahannya sendiri telah
menghasilkan “emit light”. Beberapa materi atau bahan secara selektif akan
menyerap panjang gelombang cahaya tertentu.

Material-material yang mempunyai karakteristik tertentu dikembangkan


dan dipilih kemudian disebut pewarna pigmen dengan sifat ideal untuk dapat
mewarna benda/bahan lainnya. Pigmen harus mempunyai tinting strength yang
relative tinggi terhadap warna yang akan diwarnai. Pigmen dalam bentuk
padatan harus stabil terhadap temperature tinggi (ambient temperatures).
Pigmen dapat dibedakan sebagai materi yang tak larut (insoluble)
merupakan suspense sedangkan dyes adalah garam disatu sisi merupakan
materi larut yang terlarut dalam air atau pelarut organic. Pigmen, lake atau dyes
dapat disebut colorant pada kasus tertentu keduanya dapat digunakan tunggal
atau bersama sebagai pewarna dalam finishing kulit. Pigment juga dapat dibuat dari
mengendapkan dye terlarut dengan garam metallik, dan hasilnya disebut
sebagai salt lake pigment. Contoh pewarna pigment lain seperti :
1. Arsenic pigments, parisGreen.
2. Carbon pigments, Carbon Black, Ivory Black, Vine Black, Lamp Black.
3. Cadmium pigments, Cadmium pigments, Cadmium Green, Cadmium
Red, Cadmium Yellow, Cadmium Orange.
4. Iron oxide pigments, Caput Mortuum, Oxide red, Red ochre,
Sanguine, Venetian Red, Prussian blue.
5. Chromium pigments, Chrome Green, ChromeYellow.
6. Cobalt pigments, Cobalt Blue, Cerulean Blue, Cobalt Violet, Aureolin,
Prusian Blue.
7. Lead pigments, lead white, Naples yellow, Cremnitz White, redlead.
8. Copper pigments, Paris Green, Verdigris, Viridian, Egyptian Blue,
Han Purple.
9. Titanium pigments, Titanium White, Titanium Beige, Titanium
yellow, Titanium Black.
10. Ultramarine pigments, Ultramarine, Ultramarine Green Shade,
French Ultramarine.
11. Mercury pigments, Vermilion.
12. Zinc pigments, ZincWhite.
13. Biological origins, Alizarin, Alizarin Crimson, Gamboge, Indigo,
Indian Yellow, Cochineal Red, Tyrian,Purple, Rose madder.
14. Clay earth pigments (mengandung iron oxides), Raw Sienna, Burnt
Sienna, Raw.
15. Umber, Burnt Umber, Yellow Ochre.
16. Other Organic Pigment, Pigment Red 170, Phthalo Green, Phthalo
Blue.
17. Quinacridone Magenta.
Pigment dikenal sebagai coloran yang mempunyai hiding power tinggi
tetapi sangat efek gloss nya, cenderung buram. Secara umum pigment dapat
dibagi menjadi 2, organic dan un-organic pigment. Pigmen organik dikenal
bersumber dari alam atau natural atau syntetis (dyes, lake). Pigmen ini umumnya
memilili gugus fungsional yang menyerap cahaya tampak (visible light) kita
kenal dengan 'chromophores', seperti antara lain : —N=N—, —C=C—, —C=O, —
C=S, —C=NH, —N=O, —NO2. Pigmen organic mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan non organic seperti :

1. Brighter.
2. Stronger.
3. More transparent (tidak selalu menguntungkan).
4. More stable.
5. Greater tinting strength.

Namun untuk keperluan perbaikan permukaan kulit inorganic lebih


unggul karena kemampuan hiding power. Selain itu pigmen unorganik banyak
digunakan karena tidak luntur, tahan panas dan stabil terhadap cahaya selain
jauh lebih murah daripada organic pigmen. Kini pigmen lebih dikenal sebagai unorganic -
color dengan kelebihan baik opacity dan tinting power, yang bila dicampur dengan “pure
white tint” serta ukuran partikel yang halus (0,1-0,4 micron) dapat berfungsi sebagai
opacifier sehingga lapisan atau (film) yang terbentuk mempunyai sifat “hiding power”
yang tinggi sehingga dapat mengurangi jumlah pigmen yang digunakan. Pigmen
umumnya merupakan oksida metal baik tunggal atau campuran dari beberapa
oksida nya.
Pada praktikum kali ini menggunakan bahan baku kulit crusting upholstery, atau kulit
bahan jok mobil yanag disamak menggunakan bahan alami atau nabati, persyaratan kulit
upholstery mobil sangat ketat, salah satunya harus lulus fogging test (emisi), sehingga dalam
pemilihan bahan proses dilakukan dengan sangat cermat terutama saat finishing agar
tidak menghasilkan emisi yang pada temperatur rendah menjadi kabut atau fog. Kulit
upholstery secara keseluruhan harus padat, kemuluran rendah sehingga tahan terhadap
tekanan tubuh yang akan mendudukinya. Faktor yang menjadi kendala adalah menjaga grain
tetap halus (smooth) dan menghindari terjadinya cacat-cacat pada grain selama
berlangsungnya proses penyamakan. Yang sulit untuk diamati adalah setiap tahapan proses
dapat menyebabkan timbulnya cacat rajah.
Sortasi dan grading kulit crusting upholstery yang bertujuan untuk mengidentipikasi
kualitas kulit, kondiai awal kulit crusting yang di gunakan seperti, kondisi awal kulit sebelum
dilakukan proses berikutnya, meliputi cacat, kerataan warna, tebal, panjang dan luas.
Drop test atau persiapan sebelum dilakukan coating, biasanya kulit dalam keadaan
crusting kering, berdebu, mungkin sedikit berminyak, tegangan permukaan tinggi, sehingga
dapat menghambat penetrasi dan serapan kulit yang tidak merata. Pada tahap awal kulit
disiapkan agar serapan permukaan kulit homogen, untuk itu biasanya dilakukan drop test
untuk mengetahui sebesar apa serapan permukaan kulit. Setelah itu lakukan pembasahan
permukaan dengan air, ammonia, dan surfaktan non-ionik untuk menurunkan tegangan
muka.
Lapisan Base Coat adalah lapisan yang mendasari seluruh lapisan cat dan yang
bertanggungjawab terhadap kekuatan adisi cat tutup dengan kulit. Lapisan dasar harus
mempunyai rekatan yang kuat dengan permukaan kulit. Lapisan ini juga harus bagus karena
lapisan paling pertama sebelum lapisan yang lainnya.

Seperti telah diuraikan diatas base coat adalah lapisan pertama yang akan mendasari,
sebagai pondasi dr lapisan cat tutup secara keseluruhan. Lapisan ini merupakan lapisan yang
paling fleksibel, soft karena menjadi tumpuan semua lapisan dan yang paling kuat mendapat
tekanan (flexing) ketika digunakan. Besarnya sifat fleksibilitas base coat disesuaikan dengan
tingkat kelemasan kulit yang bersifat relative, sehingga base coating untuk garmen akan berbeda
dengan base coating untuk sepatu.

Sifat fisik sangat berhubungan dengan pembentukan lapisan (film forming) yang
dibentuk dan dikontrol oleh lapisan base coat. Lapisan ini berpengaruh besar terhadap flexibility,
adhesion to leather dan to inter-coat, cold crack resistance, wet soak resistance,
toughness/stiffness, elasticity, holdout kusus upper coat.
Target adalah mengatur keseimbangan penetrasi pada kulit sehingga lapisan base ini
merupakan bagian dari rajah kulit secara natural, yang memiliki karakter fine break yang
menjadi ciri kusus grain kulit. Untuk memperoleh karakter diatas maka dalam pembentukan
formulasi lapisan base coat diperlukan komponen ini. Diluent merupakan pengencer larutan
binder, air, yang diatur pH keseimbangannya dengan penambahan ammonia jika diperlukan.
Resin atau polimer emulsion (binder) adalah merupakan bahan pembentuk lapisan diantaranya
emulsi akrilik dan turunannya. Auxiliaries adalah bahan pembantu yang berupa levelling agent
(leveller), dulling agent, hardener (protein binder), filler (wax), penetrator, defoaming agent,
Pewarna pigmen / dyestuff larut air.

Kiss plating merupakan perlakuan menanik untuk membantu polimerisasi kulit pada
proses base coat, yang bertujuan memberi tekana dengan denga plat panas agar lapisan base coat
bisa kering atau terpolimerisasi dengan sempurna pada kulit.

Lapisan medium Coat adalah Intermediate atau color coat lapisan yang berada diantara
base coat dan top coat. Sifat lapisan lebih keras dibandingkan dengan base coat tetapi lebih lunak
dan fleksibel bila dibandingkan dengan top coat. Selain itu, lapisan ini merupakan lapisan
pembawa warna utama, artinya pigment yang digunakan terbesar jumlahnya terdapat dilapisan
ini selain terdapat di-base coat. Yang di tambahkan dengan lapisan Pigment Coat merupakan
lapisan yang berada diatas lapisan base-coat sebagai lapisan yang mengandung atau pembawa
warna baik pigment atau dyes. Lapisan yang bertanggung jawab terhadap sifat ketahanan gosok
warna atau cat baik basah maupun kering lapisan ini disebut lapisan warna. Lapisan medium
coat juga bertujuan untuk meratakan warna pada kulit, menutupi cacat dan memberikan efek
warna yang rata.

Lapisan Top Coat merupakan lapisan yang terakhir yang berfungsi untuk melindungi
lapisan-dibawahnya dari berbagai bahan kimia dan pengaruh fisik seperti benturan, gosokan,
panas, dingin dll. Untuk itu lapisan ini dirancang menjadi lapisan yang paling keras
dibandingkan lapisan dibawahnya. Lapisan ini dapat dikelompokan menjadi lapisan yang bebasis
pelarut air atau water bases dan non water bases, yang mengunakan pelarut organik atau yang
disebut dengan tipe laquer. Tipe top coat laquer mempunyai ketahanan pakai, durabilitas,
tacktile properties yang lebih baik dibandingkan dengan water bases, namun kurang ramah
lingkungan mengingat bahan kimia yang digunakan banyak menghasilkan VOC.
Tipe Laquer merupakan Top Coat merupakan tahapan akhir dari proses finishing dan
suksesnya aplikasi tergantung kepada seberapa rata uniform dan baik atau tepat lapisan base coat
atau pigment-coat yang berada dibawahnya. Top coat juga mempunyai fungsi sebagai
intermediate release caot dan berpengaruh terhadap strika, printing, plating dll. Secara umum
bahan utama top coat yang bertipe laquer dapat merupakan salah satu atau campuran dari
komponen kimia dibawah ini. Nitroselulose sangat umum digunakan dan banyak dikenal karena
mudah penanganannya dan sangat bervariasi. Dapat digunakan dihampir semua aplikasi dan
jenis kulit baik atasan sepatu, garmen, atau sarung tangan. Aplikasi contras coat juga dapat
dilakukan dengan bahan ini seperti antique, tipping, blotch spay, shadow look, inlay dll. Top coat
dirancang dengan sejumlah bahan tambahan yang bervariasi untuk mengontrol feel, scotch tape
release, dan ketahanan gosok basah kering. Vinyl dibandingkan dengan nitroselulose lacquer,
maka finishing yang menggunakan vinyl mempunyai fleksibilitas yang lebih superior dan
mempunyai ketahanan pecah dingin yang lebih baik. Namun top coat menggunakan vinyl
mempunyai kekurangan pada sifat ketahanan pakai. Biasanya silicon atau wax yang dimadifikasi
merupakan bahan pembantu yang baik untuk vinyl untuk membantu meningkatkan ketahanan
gosok dan membuat lebih tahan pakai. Vinyl digunakan untuk mengantikan nitroselulose apabila
diinginkan fleksibelitas menjadi target utama yang lebih baik seperti pada kulit otomotif atau
furniture. Cellulose Asetat Butirat kurang popular dibandingkan dengan nitroselulose. Sifatnya
hampir sama dengan nitroselulose hanya CAB mempunyai kelebihan tidak menguning atau
menguning saat diaging atau dipakai dalam jangka panjang. Lebih tepat untuk kulit yang
berwarna putih/sport. Uretahan prepolimer disiapkan untuk dapat langsung diigunakan
mengandung material dengan BM yang rendah dan dilakukan pada visikositas yang rendah.
Umumnya mudah dilakukan dengan menggunakan spray, memiliki kandungan bahan aktif
maksimal 20% dan pada saat pengeringan akan terbentuk polimer crossed lingker dengan BM
tinggi. Sebagai akibat dari susunan kimiawinya lapisan ini sangat cepat mengering apabila
dibandingkan dengan NC. Reaktiv poliurethane adalah coating yang menggandung crossed
lingker agent, zat yang berfungsi membentuk ikatan silang dengan poliurethan sehingga
terbentuk jaringan baru. Bahan yang banyak digunakan sebagai crossed linker poliurethan adalah
prepolimer isocyanat (lihat diatas). Produk ini merupakan polifungsional aziridine yang
membentuk ikatan silang pada dispersi binder. Bahan ini akan meningkatkan ketahanan terhadap
pembasahan.
Sifat alami lapisan cat tutup harus memiliki sifat melekat kuat dan permanen pada
grain/permukaan kulit, tidak lengket, dapat dengan mudah membentuk ikatan dengan lapisan
berikutnya atau yang diatasnya, tidak melunak kembali (cukup keras), merata, penampilan harus
tampak alami, tidak menutup permukaan kulit. Sifat fisik dan kimia lapisan harus mudah
dibersihkan dari kotoran (cleanable) walaupun tanpa mengalami proses pembersihan, debu, tidak
berbekas ketika dipegang, elastik, tidak mengalami penebalan atau swelling ketika terendam air,
tingkat ketahanan kelunturan tinggi, tahan terhadap bahan yang terdapat dalam lem, tidak
melunak, lengket, atau mengeras. Disamping itu sifat lapisan juga harus mempunyai ketahanan
terhadap pelarut organik seperti aseton, alcohol yang sering digunakan dalam pembuatan barang
jadi. Durability atau ketahanan pakai lapisan cat tutup harus mempunyai ketahanan pakai
(durability), dalam jangka panjang sehingga penampakan yang atraktif dapat dipertahankan.
Warna tidak hilang. namun hasil akhir pada peroses top coat pada saat di lakuakn plating panas
tidak terpolimerisasi sempurna di karena kemungkinan lapisan medium coat tidak di lakuakn
plating langsung masuk top coat kemungkinan lapisan medium coat yang belum mengering
sempurna karena tidak adanya bantuan mekanaik untuk membantu polimerisasi medium coat.
Pada saat lapisan top coat di lakuakan mekanik menggunanakn mesin plating lapisan tersebut
mengelupas dari kulit atau menempel pada papan mesin plating, kemungkinan karena lapisan
tersebutu memiliki ketebalan yang cukup tebal akibatnya lapisan tersebut belum kering secara
sempura walaupun sadah didiamkan selama satu malam, hasil kulitnya kurang baik jadi belang,
ada yang bagian lebih kilap da ada bagian yang lebih gelap.
Kesimpulan

Base coat adalah lapisan pertama yang akan mendasari, sebagai pondasi dr lapisan cat
tutup secara keseluruhan.

Pigmented coat adalah lapisan yang mengandung atau pembawa warna baik pigment atau
dyes

Medium coat adalah Sifat lapisan lebih keras dibandingkan dengan base coat tetapi lebih
lunak dan fleksibel bila dibandingkan dengan top coat

Top Coat merupakan lapisan yang terakhir yang berfungsi untuk melindungi lapisan-
dibawahnya dari berbagai bahan kimia dan pengaruh fisik seperti benturan, gosokan, panas,
dingin dll.

DAFTAR PUSTAKA

BASF.2008.Pocket Book for The Leather Technologist Four Edition.BASF


Aktiengesellschaft 67056 Ludwigshafen: Germany.

Purnomo,Eddy et all.2018 .Teknologi Finishing. Politeknik ATK Yogyakarta:Yogyakarta

Purnomo,Eddy et all.2017 .Leather Finishing. Politeknik ATK Yogyakarta:Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai