tersamak, juga membantu untuk menaikan harga jual di pasaran. Semi-aniline finish
menggunakan sejumlah kecil pigment dan dyes yang dicampur dengan binders base coat
ditambah aniline top coat. Biasanya untuk kulit softy seperti upholstery, tas, upper dll.
Mengingat sebagian besar bahan baku kulit (70-75%) memiliki kualitas III, IV, V bahkan
afkir maka perlu usaha untuk meningkatkan kualitas dan tampilan akhir supaya meningkatkan
daya tarik, daya jual dengan cara menutup, memperbaiki, mengurangi, dan bila mungkin
menghilangkan cacat, baik cacat alami, selama penyimpanan (luka, bekas penyakit, serangga dll)
atau yang terjadi selama proses penyamakan berlangsung (warna tidak rata, luntur, migrasi, un-
maching dengan sampel) dengan proses finishing.
Finishing juga dilakukan untuk tujuan tertentu seperti memberikan tampilan, corak,
pengangan permukaan (touch/feel/handle) yang lembut, licin, kasar, berminyak (oily, waxy),
silky, warna kontras, brilliant, antic, two-tone, dll. Obyek utama finishing adalah menonjolkan
dan mempertahan sifat naturalis (alami) kulit dan memberikan efek shine (dull, flat, matte, satin,
gloss, super gloss) pada permukaan permukaan kulit (rajah/grain).
Protecting melapisi atau memberikan lapisan tipis (film) pada permukaan kulit untuk
melindungi dari pengaruh bahan-bahan kimia, panas, gosokan, air, benturan yang dapat merusak
kulit dll. Upgrading untuk memperbaiki (upgrading) cacat, defek – defek pada permukaan kulit
sehingga permukaan (grain) tampak lebih natural. Decorating untuk memperindah, menghias
(decorating) agar tampak lebih indah dan fashionable.
Finishing dalam istilah teknis di Indonesia disebut pengecatan tutup merupakan kerja
yang komprehensip dan kompleks karena selain harus memenuhi standar uji dan persyaratan
teknis, juga harus fashionable, look natural (bukan seperti palstik). Dalam tahapan proses
finishing harus ada korelasi antara satu lapisan dan lapisan berikutnya sehingga menghasilkan
sifat protecting, upgrading, decorating, dan sekaligus memenuhi standar uji teknis yang telah
ditetapkan.
Ditinjau dari efek coveringnya, pewarna yang digunakan pada finishing ada
beberapa jenis yaitu :
1. Pewarna pigment yang berasal dari mineral atau pigmen seperti Titanium,
Zing (putih), Aluminums silikat (ultramarine), iron Oxide (ocher, red
brown), Cadmium sulphat (lemon yellow, red), Carbon (black) dimana
pewarna pigmen bersifat menutup atau menyembunyikan (hiding) cacat.
2. Pewarna yang berasal dari metal komplek dyestuff atau pewarna
aniline atau dyestuff baik yang larut air atau larut solven atau thinner yang
disebut liquid-dyestuff (LD).
3. Pewarna lake yaitu pewarna hasil pengendapan pewarna aniline atau
dyes anionic dengan garam aluminium yang kationik atau dyestuff
kationik.
Contoh warna pigmen yaitu :
Pigmen, bila merujuk dari bahasa medical, berarti “black tar heroin”.
Pigmen merupakan bahan yang dapat merubah pantulan warna apabila terkena
warna cahaya putih akibat dari serapan warna selektif. Proses fisika ini berbeda
dengan peristiwa fluorescence, phosphorescence, dan bentuk-bentuk pendaran
cahaya lainnya (luminescence), dimana kemungkinan bahannya sendiri telah
menghasilkan “emit light”. Beberapa materi atau bahan secara selektif akan
menyerap panjang gelombang cahaya tertentu.
1. Brighter.
2. Stronger.
3. More transparent (tidak selalu menguntungkan).
4. More stable.
5. Greater tinting strength.
Seperti telah diuraikan diatas base coat adalah lapisan pertama yang akan mendasari,
sebagai pondasi dr lapisan cat tutup secara keseluruhan. Lapisan ini merupakan lapisan yang
paling fleksibel, soft karena menjadi tumpuan semua lapisan dan yang paling kuat mendapat
tekanan (flexing) ketika digunakan. Besarnya sifat fleksibilitas base coat disesuaikan dengan
tingkat kelemasan kulit yang bersifat relative, sehingga base coating untuk garmen akan berbeda
dengan base coating untuk sepatu.
Sifat fisik sangat berhubungan dengan pembentukan lapisan (film forming) yang
dibentuk dan dikontrol oleh lapisan base coat. Lapisan ini berpengaruh besar terhadap flexibility,
adhesion to leather dan to inter-coat, cold crack resistance, wet soak resistance,
toughness/stiffness, elasticity, holdout kusus upper coat.
Target adalah mengatur keseimbangan penetrasi pada kulit sehingga lapisan base ini
merupakan bagian dari rajah kulit secara natural, yang memiliki karakter fine break yang
menjadi ciri kusus grain kulit. Untuk memperoleh karakter diatas maka dalam pembentukan
formulasi lapisan base coat diperlukan komponen ini. Diluent merupakan pengencer larutan
binder, air, yang diatur pH keseimbangannya dengan penambahan ammonia jika diperlukan.
Resin atau polimer emulsion (binder) adalah merupakan bahan pembentuk lapisan diantaranya
emulsi akrilik dan turunannya. Auxiliaries adalah bahan pembantu yang berupa levelling agent
(leveller), dulling agent, hardener (protein binder), filler (wax), penetrator, defoaming agent,
Pewarna pigmen / dyestuff larut air.
Kiss plating merupakan perlakuan menanik untuk membantu polimerisasi kulit pada
proses base coat, yang bertujuan memberi tekana dengan denga plat panas agar lapisan base coat
bisa kering atau terpolimerisasi dengan sempurna pada kulit.
Lapisan medium Coat adalah Intermediate atau color coat lapisan yang berada diantara
base coat dan top coat. Sifat lapisan lebih keras dibandingkan dengan base coat tetapi lebih lunak
dan fleksibel bila dibandingkan dengan top coat. Selain itu, lapisan ini merupakan lapisan
pembawa warna utama, artinya pigment yang digunakan terbesar jumlahnya terdapat dilapisan
ini selain terdapat di-base coat. Yang di tambahkan dengan lapisan Pigment Coat merupakan
lapisan yang berada diatas lapisan base-coat sebagai lapisan yang mengandung atau pembawa
warna baik pigment atau dyes. Lapisan yang bertanggung jawab terhadap sifat ketahanan gosok
warna atau cat baik basah maupun kering lapisan ini disebut lapisan warna. Lapisan medium
coat juga bertujuan untuk meratakan warna pada kulit, menutupi cacat dan memberikan efek
warna yang rata.
Lapisan Top Coat merupakan lapisan yang terakhir yang berfungsi untuk melindungi
lapisan-dibawahnya dari berbagai bahan kimia dan pengaruh fisik seperti benturan, gosokan,
panas, dingin dll. Untuk itu lapisan ini dirancang menjadi lapisan yang paling keras
dibandingkan lapisan dibawahnya. Lapisan ini dapat dikelompokan menjadi lapisan yang bebasis
pelarut air atau water bases dan non water bases, yang mengunakan pelarut organik atau yang
disebut dengan tipe laquer. Tipe top coat laquer mempunyai ketahanan pakai, durabilitas,
tacktile properties yang lebih baik dibandingkan dengan water bases, namun kurang ramah
lingkungan mengingat bahan kimia yang digunakan banyak menghasilkan VOC.
Tipe Laquer merupakan Top Coat merupakan tahapan akhir dari proses finishing dan
suksesnya aplikasi tergantung kepada seberapa rata uniform dan baik atau tepat lapisan base coat
atau pigment-coat yang berada dibawahnya. Top coat juga mempunyai fungsi sebagai
intermediate release caot dan berpengaruh terhadap strika, printing, plating dll. Secara umum
bahan utama top coat yang bertipe laquer dapat merupakan salah satu atau campuran dari
komponen kimia dibawah ini. Nitroselulose sangat umum digunakan dan banyak dikenal karena
mudah penanganannya dan sangat bervariasi. Dapat digunakan dihampir semua aplikasi dan
jenis kulit baik atasan sepatu, garmen, atau sarung tangan. Aplikasi contras coat juga dapat
dilakukan dengan bahan ini seperti antique, tipping, blotch spay, shadow look, inlay dll. Top coat
dirancang dengan sejumlah bahan tambahan yang bervariasi untuk mengontrol feel, scotch tape
release, dan ketahanan gosok basah kering. Vinyl dibandingkan dengan nitroselulose lacquer,
maka finishing yang menggunakan vinyl mempunyai fleksibilitas yang lebih superior dan
mempunyai ketahanan pecah dingin yang lebih baik. Namun top coat menggunakan vinyl
mempunyai kekurangan pada sifat ketahanan pakai. Biasanya silicon atau wax yang dimadifikasi
merupakan bahan pembantu yang baik untuk vinyl untuk membantu meningkatkan ketahanan
gosok dan membuat lebih tahan pakai. Vinyl digunakan untuk mengantikan nitroselulose apabila
diinginkan fleksibelitas menjadi target utama yang lebih baik seperti pada kulit otomotif atau
furniture. Cellulose Asetat Butirat kurang popular dibandingkan dengan nitroselulose. Sifatnya
hampir sama dengan nitroselulose hanya CAB mempunyai kelebihan tidak menguning atau
menguning saat diaging atau dipakai dalam jangka panjang. Lebih tepat untuk kulit yang
berwarna putih/sport. Uretahan prepolimer disiapkan untuk dapat langsung diigunakan
mengandung material dengan BM yang rendah dan dilakukan pada visikositas yang rendah.
Umumnya mudah dilakukan dengan menggunakan spray, memiliki kandungan bahan aktif
maksimal 20% dan pada saat pengeringan akan terbentuk polimer crossed lingker dengan BM
tinggi. Sebagai akibat dari susunan kimiawinya lapisan ini sangat cepat mengering apabila
dibandingkan dengan NC. Reaktiv poliurethane adalah coating yang menggandung crossed
lingker agent, zat yang berfungsi membentuk ikatan silang dengan poliurethan sehingga
terbentuk jaringan baru. Bahan yang banyak digunakan sebagai crossed linker poliurethan adalah
prepolimer isocyanat (lihat diatas). Produk ini merupakan polifungsional aziridine yang
membentuk ikatan silang pada dispersi binder. Bahan ini akan meningkatkan ketahanan terhadap
pembasahan.
Sifat alami lapisan cat tutup harus memiliki sifat melekat kuat dan permanen pada
grain/permukaan kulit, tidak lengket, dapat dengan mudah membentuk ikatan dengan lapisan
berikutnya atau yang diatasnya, tidak melunak kembali (cukup keras), merata, penampilan harus
tampak alami, tidak menutup permukaan kulit. Sifat fisik dan kimia lapisan harus mudah
dibersihkan dari kotoran (cleanable) walaupun tanpa mengalami proses pembersihan, debu, tidak
berbekas ketika dipegang, elastik, tidak mengalami penebalan atau swelling ketika terendam air,
tingkat ketahanan kelunturan tinggi, tahan terhadap bahan yang terdapat dalam lem, tidak
melunak, lengket, atau mengeras. Disamping itu sifat lapisan juga harus mempunyai ketahanan
terhadap pelarut organik seperti aseton, alcohol yang sering digunakan dalam pembuatan barang
jadi. Durability atau ketahanan pakai lapisan cat tutup harus mempunyai ketahanan pakai
(durability), dalam jangka panjang sehingga penampakan yang atraktif dapat dipertahankan.
Warna tidak hilang. namun hasil akhir pada peroses top coat pada saat di lakuakn plating panas
tidak terpolimerisasi sempurna di karena kemungkinan lapisan medium coat tidak di lakuakn
plating langsung masuk top coat kemungkinan lapisan medium coat yang belum mengering
sempurna karena tidak adanya bantuan mekanaik untuk membantu polimerisasi medium coat.
Pada saat lapisan top coat di lakuakan mekanik menggunanakn mesin plating lapisan tersebut
mengelupas dari kulit atau menempel pada papan mesin plating, kemungkinan karena lapisan
tersebutu memiliki ketebalan yang cukup tebal akibatnya lapisan tersebut belum kering secara
sempura walaupun sadah didiamkan selama satu malam, hasil kulitnya kurang baik jadi belang,
ada yang bagian lebih kilap da ada bagian yang lebih gelap.
Kesimpulan
Base coat adalah lapisan pertama yang akan mendasari, sebagai pondasi dr lapisan cat
tutup secara keseluruhan.
Pigmented coat adalah lapisan yang mengandung atau pembawa warna baik pigment atau
dyes
Medium coat adalah Sifat lapisan lebih keras dibandingkan dengan base coat tetapi lebih
lunak dan fleksibel bila dibandingkan dengan top coat
Top Coat merupakan lapisan yang terakhir yang berfungsi untuk melindungi lapisan-
dibawahnya dari berbagai bahan kimia dan pengaruh fisik seperti benturan, gosokan, panas,
dingin dll.
DAFTAR PUSTAKA