Anda di halaman 1dari 29

BAB I

DEFINISI

DEFINISI RISIKO
Adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan dari proses kegiatan saat
sekarang atau kejadian dimasa datang.

MANAJEMEN RISIKO
Adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas
risiko,dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.

RISK ASSESMENT
Suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci dan berurutan, baik
kejadian yang aktual maupun yang potensial berisiko ataupun kegagalan dan suatu
yang rentan melalui proses yang logis, dengan memprioritaskan area yang akan di
perbaiki berdasarkan dampak yang akan di timbulkan baik aktual maupun potensial
dari suatu proses perawatan, pengobatan ataupun service yang diberikan
“ Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi,
kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko.”
** Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yg terlibat termasuk Pasien dan
Publik dapat terlibat bila memungkinkan**

ICRA (INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT)


adalah proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan infeksi,
pendokumentasian bahwa dengan mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan
program yang berfokus pada :
 Pengurangan risiko infeksi
 Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan
fasilitas
 Pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi, dan lingkungan perawatan, yang
memungkinkan organisasi untuk mengantisipasi dampak potensial.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini memberikan petunjuk bagi petugas kesehatan di RSUD KH


Hayyung Kepulauan Selayar dalam melakukan manajemen risiko yang ditimbulkan
akibat pemakaian alat-alat medis pasien, kegiatan pelayanan (CSSD, loundry dll) dan
kegiatan renovasi atau pembangunan baru dilingkungan rumah sakit.
Panduan ICRA ini meliputi seluruh proses atau kegiatan apa saja yang harus
dilakukan pada saat pra renovasi, selama renovasi, setelah renovasi.
Perlu kita pahami bahwa Lingkungan merupakan faktor reservoar dan media
penularan potensial mikroorganisme patogen baik melalui udara, droplet maupun
kontak. Ruang tempat pasien menunggu dengan segala kelengkapan fasilitasnya
merupakan potensi reservoar agen patogen, sementara alur pasien dalam menerima
pelayanan dan tata kelola penempatan pasien di ruang rawat inap dan petugas. Faktor
manusia, selanjutnya merupakan faktor dominan potensial sebagai media transmisi
kontak dan kontak tangan adalah model transmisi yang utama.
Design dan konstruksi bangunan Rumah Sakit juga berdampak terjadinya
tranmisi infeksi rumah sakit. Dengan demikian rancang bangun rumah sakit harus
diperhitungkan dengan baik untuk meminimalisir terjadi infeksi di rumah sakit. Rumah
Sakit harus Melakukan identifikasi kontribusi dari lingkungan untuk menaksir angka
risiko, seperti ILO/IDO. Kegiatan ini merupakan tantangan tersendiri karena banyak
berhubungan dengan pasien dan praktik para dokter dan praktisi kesehatan lainnya.
Dengan menggunakan dua variabel seperti jumlah microbial di udara atau air sebagai
bench marking sangat membantu untuk melakukan identifikasi.
Risiko yang berhubungan dengan pekerjaan kontruksi/renovasi dihubungkan
dengan mutu udara yg terlalu turun dan kontaminasi lingkungan dari jamur. (e.g.,
Aspergillus spp.)or with contaminated water (e.g., Legionella spp.).Karena itu, sehingga
area kontruksi dan renovasi perlu dibersihkan secara menyeluruh sebelum pasien
diizinkan tinggal di tempat tersebut
Dengan berbagai alasan tersebut diatas maka kegiatan renovasi dan
pembangunan baru perlu dilakukan tata kelola.Semua petugas yang bekerja di Rumah
Sakit, termasuk tenaga medis, non medis, bagian administrasi dan perkantoran, dan
jajaran manajemen bertanggung jawab untuk mematuhi kebijakan dan panduan ICRA
di rumahsakit.Semua petugas bertanggung jawab melaporkan apabila ada pelanggaran
terhadap kebijakan dan panduan ini dan bertanggungjawab terhadap atasan langsung.

2
BAB III
PENATALAKSANAAN

I. TUJUAN
Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAIs pada pasien, petugas dan
pengunjung di rumah sakit dengan cara :
1. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko terhadap :
a. Paparan kuman patogen melalui petugas, pasien dan pengunjung
b. Penularan melalui tindakan /prosedur invasif yang dilakukan baik melalui
peralatan, tehnik pemasangan, ataupun perawatan terhadap risiko infeksi
(HAIs).
2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak lanjuti
berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.

II. SIAPA TERLIBAT


1. Komite PPI membuat ICRA dan memberikan pendidikan dan pelatihan
2. Bagian teknik memfasilitasi dengan memberikan peraturan perundangan dan
perijinan.
3. Sanitasi lingkungan, terkait dengan pembuangan limbah (baku mutu limbah)
4. Tim K-3 RS melakukan edukasi dan supervisi tentang keamanan dan
keselamatan
5. Bagian keamanan  penjagaan keamanan

Peran dari komite/panitia/tim PPIdalam kegiatan ini :


1. Membuat Infection Control Risk Assessment (ICRA) dampak dari renovasi
2. Mengembangkan ijin renovasi yang ditandatangani oleh Ketua
Komite/Panitia/Tim PPI, pimpinan departemen/unit kerja dan pimpinan proyek.
3. Memberikan edukasi sebelum memulai pekerjaan pada penggunaan Personal
Protective Equipment (PPE/APD)
4. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi dengan menggunakan check list
5. Mengikuti pertemuan/rapat-2 selama proses renovasi dengan seluruh Tim.

III. RISK ASSESMENT


1. Risiko external
1) Bencana alam : tornado, banjir, gempa, dll
2) Kecelakaan massal : pesawat, bus, dll

3
3) Kejadian KLB dikomunitas yg berhubungan dengan penyakit menular :
a. Influenza, meningitis
b. Penyakit lain yg berhubungan dengan kontaminasi pada makanan, air
seperti hep A dan salmonela
2. Risiko internal
1) Pasien
a. Karakteristik pasien
 Perempuan, anak-anak
 Perawatan akut pada pasien dewasa
 Populasi kebutuhan khusus
 Perawatan jangka panjang
 Rehabilitasi
b. Usia pasien :
 Anak-anak, dewasa dan lansia
 status imunologi
 penyakit yg berhubungan dengan isu-isu gaya hidup
 manula yang sakit cendrung akan mengalami perubahan pola
pikir dan kemudian sakit-sakitan
2) Risiko terkait peralatan
Pembersihan, desinfektan dan sterilisasi untuk proses peralatan:
 Instrumen bedah
 Prostesa
 Pemrosesan alat sekali pakai
 Pembungkusan kembali alat
 Peralatan yang dipakai
3) Risiko terhadap petugas kesehatan
 Kebiasaan kesehatan perorangan.
 Budaya keyakinan tentang penyakit menular
 Pemahaman tentang pencegahan dan penularan penyakit
 Tingkat kepatuhan dalam mencegah infeksi (HH, pemakaian APD,
penanganan peralatan pasien, tehnik isolasi, dll)
 Skrening yg tidak adekuat terhadap penyakit menular
 Kejadian Nedle Stik Injury
4) Risiko yg terkait pelaksanaan prosedur
 Prosedur invasif yang dilakukan
 Peralatan yang dipakai
 Pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan suatu tindakan
 Persiapan pasien yang memadai
 Kepatuhan terhadap tehnik pencegahan yang direkomendasikan
4
5) lingkungan
 Pembangunan
 Kelengkapan peralatan
 Pembersihan

The risk management flowchart as it is applied to HAI

Pastikan risiko teridentifikasi, dianalisa dan dilakukan tindakan


Hindari risiko
Informasi yang berkaitan dg risiko harus diinformasikan kepihak terkait

-Kebijakan/Standar prosedur
-- tugas yg jelas
Communicate and consult

Identifikasi risiko

Monitor dan review


Apa penyebab terjadinya infeksi?
Bagainama cara transmisi?
Siapa saja yg berisiko?
(pasien, petugas atau lingkungan)?

Perlakuan risiko Analisa risiko


Hindari risiko Mengapa bisa terjadi
Kurangi risiko ( langkah pencegahan, (activitas, prosedur)?
ada sistem dan kontrol Hal2 apa saja yg bs meminimalkan risiko
Berapa sering terjadi/konsekuensi apa?
Evaluasi risiko
Hal2 apa saja penyebab risiko
rendah/meminimalkan risiko atau
risiko penularan (staff, pasien)?
Tehnik Aseptik, APD dll

IV. METODE DASAR MENEJEMEN RISIKO


1. OBSERVASI
2. LAPORAN KEJADIAN
3. DOKUMEN REVIEW
4. PENGUKURAN MASALAH :
- Tingkat kesalahan >> kemungkinan bahaya dan tingkat bahaya
- Risiko sampingan

5
V. RISK ASSESMENT TOOL :
1. Risk Matrix Grading
2. Root Cause Analysis ( RCA )
3. Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA )

RISK MATRIX GRADING


Sering digunakan : untuk memetakan risiko, Probabilitas danDampak
Risk Matrix efektif :
• Mudah digunakan dan dimengerti
• Mempunyai deskripsi detil dan definitif
• Menerangkan bagaimana risiko dapat dimitigasi pada tingkat yang bisa ditolerir

6
IV. JENIS ICRA
1. ICRA HAIs
Langkah-langkah ICRA HAIs
1) Kajian risiko infeksi
KAJIAN RISIKO INFEKSI

Risk/Impact (Health, Financial,


Probability / Frekuensi Legal, Regulatory) Current
Systems/Preparedness
4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Potential

(function/finan
limbFunction/j
Risks/

Loss of life/

SeriousLoss

Prolonged
Length of

Moderate
financial

financial
Clinical/

financial
Problems Score
Expect it

Clinical/
Minimal
Maybe

legal
Likely

Stay
cial/

Solid
Never

Poor

Good
Rare

none

Fair
7
2) Penilaian Probalitas
PENILAIAN PROBALITAS/FREKUENSI

TINGKAT RIKS Deskripsi Frekuensi kejadian

0 Never Tidak pernah


1 Rare Jarang (Frekuensi 1- 2 x/tahun)

2 Maybe Kadang (Frekuensi 3-4 x/tahun)

3 likely Agak sering ( Frekuensi 4-6 x/tahun )

4 Expect it Sering (Frekuensi > 6 - 12 x/tahun )

3) vvPenilaian dampak resiko

TK RIKS Deskripsi Dampak

1 Minimal clinical Tidak ada cedera

2 Moderate clinical • Cedera ringan , mis luka lecet


• Dapat diatasi dng P3K
3 Prolonged length • Cedera sedang, mis : luka robek
of stay • Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversibel ). Tdk berhubungan dg penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan

4 Temporer loss of • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh


function • Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual (irreversibel), tdk
berhubungan dng penyakit

5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dg perjalanan


penyakit

4) Penilaian berdasarkan sistem yang ada

TK RISK
S DESKRIPSI KEGIATAN

K
1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan
O
2 R Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu dilaksanakan

3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak dilaksanakan


=
4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak dilaksanakan

5 None Tidak ada peraturan


N
ilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X Nilai Sistem yang ada
Program prioritas berdasarkan nilai terbesar

8
5) Prioitas ICRA
SKALA PRIORITAS ICRA

No JENIS SKOR PRIORITA TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUASi PROGRES


KELOMPOK S UMUM KHUSU S/
RISIKO S ANALISIS

9
6) TINDAKAN SESUAI PRIORITAS DAN BAND RISIKO

LEVEL/BANDS TINDAKAN

EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari,


(SANGAT TINGGI) membutuhkan tindakan segera, perhatian sampai ke
Direktur RS : perlu pengkajian yang sangat dalam

HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji


(TINGGI) dng detail & perlu tindakan segera, serta membutuhkan
tindakan top manajemen : perlu penanganan segera

MODERATE Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana paling


(SEDANG) lama 2 minggu. Manajer/pimpinan klinis sebaiknnya
menilai dampak terhadap bahaya & kelola risiko :
menggunakan monitoring / audit spesifik

LOW Risiko rendah dilakukan investigasi sederhana paling


(RENDAH) lama 1 minggu diselesaikan dng prosedur rutin

10
2. ICRA BANGUNAN
1) SIAPA YANG BERESIKO
a. Transplantasi
a) Sel induk (Stem cells)
b) organ Padat
b. Cystic fibrosis
c. Onkologi
a) Leukemia
b) Kemoterapi & radiasi
c) Corticosteriods dosis tinggi
d. Bayi prematur
e. Penyakit granulomatosa kronis
f. Luka bakar
g. TBC
h. Diabetes mellitus dan HD
i. Tahap akhir AIDS / HIV
j. Kasus Bedah

2) IDENTIFIKASI
a. Identifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan
dan resiko terhadap pengunjung
b. Identifikasi cara transmisi kuman :
a) Jumlah dan jenis prosedur dan pemeriksaan
b) ruang yang tersedia
c) Jumlah dan jenis kamar
d) Jumlah tempat tidur di kamar
e) Lantai dan permukaan
f) Air, listrik, dan sanitasi
g) Ventilasi dan kualitas udara
h) Penanganan peralatan medis bekas dan baru
i) Penanganan makanan, cucian, dan limbah

3) ANALISIS RISIKO
Diidentifikasi, kemungkinan konsekuensi dari program untuk pasien petugas,
pegunjung dan lingkuangan
4 pertanyaan kunci:
a. Mengapainfeksi bisa terjadi ?
b. Faktor resiko infeksi yang mana yang sering terjadi?
c. Apa kemungkinan,konsekuensijika tindakan yang tepat tidak diambil?
d. Berapa banyak biaya untuk mencegahnya?

11
4) KEGIATAN YANG DILAKUKAN
a. Pre renovasi
 Sebelum renovasi ada rapat koordinasi antara bagian Tehnik, Komite PPIRS,
K3RS dan Unit Sanitasi dan vendor
 Komite PPIRS melakukan pengkajian resiko dan membuat izin renovasi
 Sebelum pelaksanaan pembangunan dan renovasi bangunan Komite PPIRS,
K3RS dan Unit Sanitasi Lingkungan memberikan edukasi kepada pihak
perencana dan pelaksana proyek.
 Sebelum pelaksanaan pembangunan/renovasi dan pembongkaran bangunan,
pihak pelaksana proyek harus menutup area kerja, Komite PPIRS akan
memastikan dengan cek list” Renovasi bagunan “ dan memastikan kontraktor
memasang informasi bahwa area tersebut sedang ada
pembangunan/renovasi dan pembongkaran bangunan sesuai standar K3RS
dan PPI
 Selama proses pembangunan pelaksana proyek wajib mengenakan APD
sesuai K3.
 Setelah pembanguanan selesai Komite PPIRS melakukan evaluasi kembali
melalui cek list renovasi bangunan
 Sebelum pelaksanaan pembangunan/renovasi dan pembongkaran bangunan,
pihak pelaksana proyek harus menutup area kerja, Komite PPIRS akan
memastikan dengan cek list” Renovasi bagunan “ dan memastikan kontraktor
memasang informasi bahwa area tersebut sedang ada
pembangunan/renovasi dan pembongkaran bangunan sesuai standar K3RS
dan PPI

12
LANGKAH-LANGKAH KAJIAN ICRA
Langkah 1:
Identifikasi Tipe Aktivitas Konstruksi (Tipe A-D)

Tipe A Aktivitas Inspeksi dan Non Invasif


Termasuk:
 Penggantian genteng sampai seluas 50 square feet
 Pengecatan
 Memasang wall paper, membetulkan aliran listrik, membetulkan
saluran air, dan aktivitas yang tidak menimbulkan debu

Tipe B Skala kecil, aktivitas singkat dan debu minimal


Termasuk:
 memasang instalasi telepon dan pemasangan kabel komputer
 akses kearea perawatan
 memecah tembok atau atap dimana debu bisa dikendalikan

Tipe C Pekerjaan yang menimbulkan debu sedang hingga tinggi atau


memerlukan pemindahan benda-benda yang ada di gedung
Termasuk:
 menyemen dinding
 mengganti lantai, genteng
 konstruksi dinding baru
 Membenahi listrik di atas atap
 Mengerjakan pemasangan kabel mayor
 Aktivitas yang tidak mungkin diselesaikan dalam satu kali ganti
jaga ( 7 jam)

Tipe D Major demolition and construction projects


Termasuk:
 aktivitas yang membutuhkan waktu lebih dari satu kali jaga
 mengganti sistem kabel secara lengkap
 konstruksi baru.

Langkah 2:
Identifikasi Kelompok Risiko Pasien yang akan terkena dampak.
Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terkena dampak, dipilih kelompok risiko yang
lebih tinggi:
Risiko Risiko Sedang RisikoTinggi Risiko Paling Tinggi
Rendah
Area  Physical Therapy  IGD  Area isolasi
Kantor  Radiologi/MRI  R. Bersalin perlindungan
  Laboratorium (Imunokompromise)
 R. Rawat Bedah  Unit Luka Bakar
 Farmasi  CSSD
 Ruang  R. Isolasi airborne
Perawatan
Lainnya

13
Langkah 3 :
Cocokkan
Kelompok Risiko Pasien (rendah, sedang, tinggi, paling tinggi) dengan rencana Tipe
Konstruksi (A,B,C,D) pada matrix berikut untuk menemukan Kelas Precaution (I,II,III
atau IV) atau level aktifitas pengendalian infeksi yang diminta.
Kelas I-IV atau Color-code Precautions akan dijelaskan padahal aman selanjutnya.

IC Matrix - Class of Precautions: Construction Project by Patient Risk

Catatan: Perlu adanya persetujuan dari Panitia PPI bila aktivitas konstruksi dan level
risiko berada di kelas III atau kelas IV, diperlukan prosedur pengendalian

Deskripsi Persyaratan Kewaspadaan Pengendalian Infeksi Berdasarkan Kelas Risiko


Selama Proses Konstruksi & Setelah Proses Konstruksi selesai

Kelas 1. Minimalkan debu dari konstruksi


1 yang dikerjakan
2. Segera ganti atap jika letaknya
sudah tidak sesuai

Kelas 1. Cegah infeksi karena udara berdebu 1. Bersihkan permukaan


II 2. Basahi permukaan kerja dengan air kerja dengan desinfektan
untuk mengendalikan debu saat 2. Tutup limbah konstruksi
membongkar gedung sebelum diangkut dalam
3. Kunci pintu-pintu yang wadah yang tertutup rapat
tidakdigunakan dengan duct tape. 3. Pel basah dan atau vakum
4. Halangi dan tutup ventilasi udara sebelum meninggalkan
5. Letakkan keset debu di pintu masuk area kerja
dan keluar area kerja
6. Pindahkan atau jauhkan sistem
HVAC dari area kerja

Kelas 1. Pindahkan atau jauhkan sistem 1. Jangan pindahkan


III HVAC dari area kerja untuk penghalang debu dari area
mencegah kontaminasi system kerja sampai adapetugas
duktus yang berwenang
2. Pasang penghalang debu seperti melakukan inspeksi
sheetrock, 2. Pindahkan material
3. plywood, plastik, untuk menutup dengan hati-hati untuk
area kerja dengan area non kerja meminimalkan
sebelum melakukan konstruksi penyebaran kotoran dan
debu terkait konstruksi
4. Jaga tekanan udara negatif dalam 3. Vacum area kerja
area kerja 4. Pel basah area kerja
5. Tutup limbah konstruksi sebelum dengan desinfektan
diangkut dalam wadah yang tertutup
rapat
6. Tutup troli angkutan dengan rapat
14
Kelas 1. Jauhkan sistem HVAC dari area 1. Pindahkan material
IV kerja untuk mencegah kontaminasi dengan hati-hati untuk
sistem duktus meminimalkan
2. Pasang penghalang debu seperti penyebaran kotoran dan
sheetrock, debu terkait konstruksi
3. plywood, plastik, untukmenutup 2. Tutuplimbahkonstruksiseb
area kerja dengan area non kerja elumdiangkutdalamwadah
sebelum melakukan konstruksi yang tertutup
4. Jaga tekanan udara negatif dalam 3. Tutuptroliangkutandenganr
area kerja apat
5. Tutup lubang-lubang, saluran, pipa, 4. Vacuum area kerja
celah dengan benar 5. Pelbasah area
6. Bangun anteroom dan mewajibkan dengandesinfektan
semua personil melewati anteroom
sehingga mereka bisa memakai
baju atau kain kertas yang
menutupi yang dapat diganti setiap
mereka meninggalkan area kerja
7. Semua personil yang memasuki
area kerja diminta menggunakan
pelindung sepatu. Pelindung
sepatu harus diganti setiap pekerja
keluar area kerja
8. Jangan pindahkan penghalang
debu dari area kerja sampai
proses konstruksi diinspeksi oleh
Tim PPI

Langkah 4.Identifikasi area sekitar proses konstruksi, telaahpotensialdampak

Unit di Unit di Samping kiri Samping Belakang Depan


bawah atas kanan

Kelom Kelompo Kelompok KelompokRi Kelompok Kelompok


pok k Risiko Risiko siko Risiko Risiko
Risiko

Langkah 5.
Identifikasi tambahan kekhususan area tertentu(contoh ruang tindakan, ruang
penyiapansitostatika, dll)

Langkah 6.
Identifikasi isu terkait: ventilasi, saluran air, listrik seandainya ada gangguan
__________________________________________________________________
Langkah 7.
Identifikasi penghalang debu apa yang digunakan. (cth:penghalang
tembok/plastik/papan)
_________________________________________________________________
(Catatan: Selama konstruksi area renovasi/konstruksi hendaknya dipisahkan dari area
hunian dan hendaknya bertekanan negatif dengan memperhatikan area sekitar)

Langkah 8.
15
Pertimbangkan potensial risiko kerusakan air. Apakah ada risiko terkait struktur
bangunan (cth, tembok, atap, plafon)

Langkah 9.
Jam kerja: Bisakah konstruksidilakukan diluar jam perawatanpasien?

Langkah10.
Apakah plan membutuhkan ruangan isolasi atau aliran udara negatif?

Langkah 11.
Apakah plan membutuhkan tempat cuci tangan (handwashing sinks)?

Langkah 12.
Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan jumlah minimal tempat cuci tangan
untuk proses ini? (lihat pedoman AIA untuk tipe dan area)

Langkah 13.
Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan plan kebersihan ruangan?

Langkah 14.
Plan untuk membicarakan isu berikut terkait proses Cth, alur lalu lintas, housekeeping,
menghilangkan kotoran atau debu (bagaimana dan kapan)

Appendix: Identifikasi dan komunikasi tanggung jawab proses monitor terkait


pengendalian infeksi dan risiko. ICRA dapat dimodifikasi sepanjang proses. Revisi
harus dikomunikasikan keManajer Proses Konstruksi

Setelah selesai dilakukan kajian ICRA maka akan dikeluarkan ijin konstruksi dari komite
PPIRS sebagai berikut :

16
IJIN PEKERJAAN KONSTRUKSI
KEWASPADAAN TERHADAP KEMUNGKINAN INFEKSI
AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI
No......................... Pejabat yang mengeluarkan persetujuan
:

...................................
Pekerjaan : ...................................... Nama kontraktror ......................
Contact: ........................
Nama proyek :................................ Tanggal mulai pekerjaan .................
Koordinator proyek .............................. Perkiraan selesai pekerjaan :..................
Contact: ............................
K3RS : .......................
Pengawas Petugas PPI :............................
Lapangan.....................Contact:........................
..
AKTIVITAS KONSTRUKSI KELOMPOK RISIKO PENCEGAHAN
INFEKSI
Tipe A :
Inspeksi, kegiatan non- Kelompok 1: Risiko rendah
invasif
Tipe B :
Skala kecil, durasi singkat, Kelompok 2: Risiko sedang
Tingkat sedang sampai tinggi
Tipe C :
Kegiatan menimbulkan debu
tingkat sedang hingga tinggi
Kelompok 3: Risiko tinggi
Dalam penyelesaian
membutuhkan lebih dari
sekali shift kerja
Tipe D:
Pembongkaran dan
Kelompok 4: Risiko sangat
konstruksi besar
tinggi
Membutuhkan shift kerja yang
terus menerus

LANGKAH 1 :
Menggunakan tabel berikut ini, lakukan identifikasi tipe Aktivitas proyek konstruksi (Tipe A-D)
Tipe Keterangan
-
-
-
-
-

Hasil kajian langkah 1 :

.....................................................
LANGKAH 2 :

Menggunakan table berikut ini, lakukan identifikasi kelompok Pasien berisiko akan dipengaruhi.
bila terdapat lebih dari satu kelompok yang berisiko, pilih kelompok yang paling tinggi berisiko.
(pilih dan berilah tanda √)

17
Risiko Rendah Risiko Medium Risiko Tinggi Risiko Tertinggi

- - - -

Langkah 2 :

Termasuk kelompok risiko.......................

LANGKAH 3 :
Matrik pengendalian infeksi untuk menentukan kelas kewaspadaan dari proyek bangunan
dengan pasien yang berisiko

Tipe Proyek Bangunan

Kelompok Pasien Risiko Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D

Risiko Rendah I II II III/IV

Risiko Medium I II III IV

Risiko Tinggi I II III/IV IV

Risiko Tertinggi II III/IV III/IV IV

Langkah 3 :

Berdasarkan matriks diatas, makakegiatan........................................................................masuk


kategoriKELAS.....................

Tabel : Deskripsi Kewaspadaan Kontrol Infeksi yang dibutuhkan berdasarkan Kelas

KELAS Tanggal Mulai Bekerja :...........................................

KELAS.....

Identifikasi area di sekitar area proyek, dan mengkaji pengaruh potensial terhadap lingkungan
sekitar :

No. Lokasi Unit Nama Unit Kelompok Risiko

1. Bawah - -

2. Atas

3. Samping kanan
(Timur)

18
4. Samping Kiri (Barat)

5. Depan (Utara)

6. Belakang (Selatan)

Identifikasi area proyek termasuk kelompok risiko tinggi


Rekomendasi :
1.....................................................
2......................................................
3.......................................................
4.........................................................
5..........................................................
6. dst

Tanggal permohonan Tanggal pemberian


persetujuan persetujuan :
.......................... ........................

Yang memohon Kepala Proyek/Kontraktor Yang memberikan


persetujuan : persetujuan

............................ ................................... .................................

Unit kerja Ketua Panitia PPI-RS


..............................

b. Selama renovasi
Selama dalam proses pembangunan, Tim pengawas proyek (BagianTehnik,
Komite PPIRS, K3RS dan UnitSanitasi Lingkungan) melakukan
monitoringterhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai suratkesepakatan bersama.
antara lain :
 Pengumuman adanya proses renovasi
 Pemantauan aliran udara
 Pemantauan area sekitar renovasi ( bebas debu, puing, dll )
 Pembersihan rutin
 Pembersihan akhir secara keseluruhan

19
FORM MONITORING ICRA
RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar

Penanggung Jawab : ..........................................


No Kegiatan/komponen yang Mgg1 Mgg 2 Mgg3 Mgg4 Keteran
dimonitor gan
1
2
3
4
5
6
7
8

Catatan :
kolom diisi hasil pemantauan : dilaksanakan --- diisi : Y (Ya) ; tidak dilaksanakan --- diisi : T
(Tidak)

Mengetahui IPCN
Ketua Panitia PPI-RS

.......................... .........................

20
c. Setelah selesai pembangunan/renovasi dilakukan uji dampak dan layak pakai
paska renovasi :
a) Pengukuran Lingkungan Fisik
 Pengukuran Suhu
 Lokasi Pengukuran
 Ruang operasi
 Ruang bersalin
 Ruang pemulihan/perawatan pasien
 Ruang observasi
 Ruang perawatan bayi
 Ruang perawatan prematur
 Ruang ICU
 Titik pengukuran
Jumlah titik pengukuran minimal 10 % dari jumlah masing-masing ruangan
 Waktu Pengukuran
Waktu pengukuran dilakukan pada siang hari, khusus ruang operasi dan
ICU harus diperiksa pada saat sebelum dipergunakan

 Pengukuran Kelembaban
 Lokasi pengukuran
 Ruang operasi
 Ruang bersalin
 Ruang pemulihan/perawatan pasien
 Ruang observasi
 Ruang perawatan bayi
 Ruang perawatan prematur
 Ruang ICU
 Titik pengukuran
Jumlah titik pengukuran minimal 10 % dari jumlah masing-masing ruangan
 Waktu pengukuran
Waktu pengukuran dilakukan pada siang hari

 Pengukuran Pencahayaan
 Lokasi pengukuran
 Ruang perawatan pasien
 Ruang operasi
 Ruang bersalin
 Ruang anestesi dan ruang pemulihan
 Ruang endoscopy dan laboratorium
 Ruang X-Ray
 Koridor
 Tangga
 Kantor/lobi
 Ruang alat/gudang
 Ruang perawatan prematur
 Ruang farmasi
 Dapur
 Ruang cuci
 Toilet
 Ruang kohorting khusus penyakit tetanus
 Titik Pengukuran
Jumlah titik pengukuran minimal 10 % dari jumlah masing-masing ruangan
 Waktu Pengukuran
 Waktu pengukuran dilakukan pada siang hari, kecuali untuk koridor
dilakukan pada malam hari
21
 Pada ruang perawatan, pengukuran dilakukan baik pada saat pasien
sedang tidur maupun tidak tidur

 Pengukuran Debu Total (TSP/Total Suspended Particulate)


 Lokasi pengukuran
 Ruang perawatan pasien
 Bengkel
 Ruang cuci
 Ruang tunggu
 Ruang operasi/ICU
 Titik pengukuran
 Jumlah titik pengukuran minimal 10 % dari jumlah masing-masing
ruangan
 Jumlah titik pengukuran sekurang-kurangnya 1 untuk tiap jenis
ruangan
 Waktu Pengukuran
Siang hari (10.00 – 13.00 WIB)

 Pengukuran Kebisingan
 Lokasi pengukuran
 Ruang perawatan pasien
 Ruang isolasi
 Ruang radiologi
 Ruang operasi
 Poliklinik/poli gigi
 Bengkel
 Laboratorium
 Ruang cuci
 Dapur
 Ruang boiler
 Ruang tunggu
 Titik pengukuran
Pada masing-masing ruangan minimal 10 % dari jumlah ruangan
 Waktu pengukuran
Pengukuran dapat dilakukan pada waktu kerja, kecuali pada ruang
perawatan dan isolasi di luar jam kunjungan

b) Pengambilan Sampel Kimia - Gas


 Lokasi pengambilan sampel
 Ruang perawatan pasien
 Ruang laboratorium
 Instalasi Gizi/dapur
 UGD
 Laundry
 Ruang farmasi
 Titik Pengambilan Sampel
Jumlah titik sampel minimal 10 % dari jumlah masing-masing ruangan
 Waktu pengambilan sampel
Pengambilan sampel gas polutan dilakukan pada siang hari

22
BAB IV
DOKUMETASI

1. SPO
SPO ICRA konstruksi dan renovasi bangunan

2. FORM
Form pre konstruksi
Form post konstruksi
Form kajian ICRA
Form monitoring selama konstruksi
Surat ijin pembangunan dari PPI
Pengujian mutu dan kelayakan pakai paska renovasi
3. JUKNIS
Pengisian seluruh form ICRA pada setiap kegiatan konstruksi

4. INDIKATOR
 Memastikan semua kegiatan renovasi dan konstruksi melalui proses ICRA melibatkan
tim PPIRS dan pihak terkait
 Harus ada kebijakan renovasi dan kontruksi di RS.
 Setiap RS yang melakukan renovasi maka Komite /Panitia/Tim PPI harus membuat
ICRA
 ICRA program dibuat minimal 1x/tahun di awal tahun
 Renovasi tidak bisa dilaksanakan sebelum ada ijin dari Komite/Panitia/Tim PPImaka
setiap departemen/instalasi/unit kerja yang akan melakukan renovasi harus membuat
surat ke komite ppirs untuk di buatkan kajian risiko pencegahan infeksi sebelum
dilakukan renovasi/pembangunan
 Perlu edukasi ke unit-unit kerja di RS pentingnya ICRA untuk kontruksi bangunan.

5. SISTEM PELAPORAN
Seluruh form bisa dilaksanakan dan tersimpan dalam file PPI sebagai dokumen akreditasi

23
Lampiran 1
Form pre konstruksi
Tanggal/Waktu Survey
Area
Proyek
KET YA TGL KET
A. Apakah konstruksi dapat mempengaruhi akses keluar dari area
perawatan yang berbatasan dengan lokasi pembangunan?
B. Apakah terdapat salah satu dari bahaya lingkungan di bawah
ini?
1) Asbes
2) Bahan kimia berbahaya
3) Ruang sempit
4) Lainnya (misalnya masalah pengendalian infeksi)
C. Apakah salah satu dari sistem berikut ini dapat berdampak
buruk?
1) Alarm Kebakaran
2) Sprinkler/Penyemprot air
3) Listrik
4) Air Domestik
5) Oksigen
6) Limbah
7) Heating Ventilation Air Conditioner ( HVAC )
D. Pengendalian Infeksi
Melakukan edukasi kepada manajer, staf medis, petugas
kesehatan lingkungan, dan staf lain tentang risiko pasien immuno-
supresi terhadap debu konstruksi.
1) Kontraktor diberikan salinan, pengelolaan bahan berbahaya, definisi
kode darurat , dan dokumentasi lainnya yang harus dikaji untuk
mengurangi risiko cedera dan penyakit pada karyawan.
2) Dokumen tersebut dikaji bersama kontraktor beserta pertanyaan
dan jawabannya
3) Pengkajian lokasi dan metode pemasangan barrier debu sementara
4) Menilai efisiensi yang berkaitan dengan kemampuan penghambat
debu (dust barriers) terhadap pencegahan keluarnya partikulat
udara.
5) Menilai efektifitas ventilasi aliran udara negatif dan sistem filtrasi
6) Terdapat peralatan untuk menangkap partikulat seperti vakum dan
peralatan HEPA yang sesuai dengan urutan kerja.
7) Evaluasi rencana pembersihan dan pengendalian
8) Pengkajian dan evaluasi pola kontrol sirkulasi dan lalu lintas

24
9) Pengkajian pembatasan / larangan untuk kegiatan konstruksi /
pembongkaran dengan kontraktor.
10) Terdapat exhaust fan dan berfungsi dengan baik
11) Terdapat unit filtrasi HEPA di daerah perawatan pasien yang
berdekatan dengan area konstruksi dan berfungsi dengan baik.
12) Tersedianya ruang isolasi yang memadai
13) Pembahasan permasalahan rumah tanggaL
14) Matras rekat yang tersedia di lokasi.
E. Keselamatan Jiwa
1) Apakah ada jalan keluar yang disetujui diblokir?
2) Apakah lalu lintas ke Emergency Room diblokir? Jika ya, apakah itu
kembali dialihkan?
3) Apakah renovasi mempengaruhi area yang digunakan?
4) Apakah modifikasi signifikan terjadi untuk asap atau api dinding
penghalang?
5) Apakah proyek menambahkan selain struktur yang ada?

Ka.IPSRS _____________________________________ Tanggal, ____________________

Ka.KPPI_________________________________________Tanggal______________

Kontraktor_________________________________________Tanggal_____________

Petugas K3________________________________________ Tanggal__________________

25
Lampiran 2
Form post konstruksi

Tangga/Time of Survey
Facility Engineer

Area supervisi
Proyek
Kegiatan YA TGL KET

A. Penyelesaian Proyek
1) Pembilasan sistem air utama untuk membersihkan debu
pada pipa

2) Pembersihan zona konstruksi sebelum memindahkan


barrier konstruksi .
3) Pemeriksaan jamur dan lumut. Bila ditemukan lakukan
pembersihan.
4) Verifikasi parameter ventilasi pada area baru sesuai
kebutuhan.
5) Jangan menerima apabila terdapat kekurangan ventilasi
terutama di daerah perawatan khusus.
6) Bersihkan atau ganti filter HVAC sesuai prosedur
penahanan debu yang tepat.
7) Pindahkan barrier dan bersihkan daerah dari semua debu
yang dihasilkan selama pekerjaan / proyek.
8) Pastikan bahwa keseimbangan tekanan udara di kamar
operasi dan lingkungan sekitarnya dapat dicapai sebelum
ruangan digunakan
9) Kondisi ruang sesuai indikasi terutama di kamar operasi
dan lingkungan sekitarnya, pastikan bahwa spesifikasi
teknis sesuai yang disyaratkan.
B. Apakah system berikut ini diuji dan berfungsi baik?
1. Alarm kebakaran – lepaskan penutup detektor & lakukan
pengujian dari panel kontrol
2. Sprinkler/Penyemprot air - terhubung ke saluran utama dan
betekanan cukup
3. Listrik – pengujian switch/tombol dan pengontrolan
4. Sumber air buka, dan cek suhu

5. Gas Medis
6. Limbah – hilangkan sumbatan
7. HVAC - pemasangan filter, menghilangkan penyumbatan, uji
keseimbangan tekanan
C. Lingkungan
1) Bersihkan puing-puing, peralatan, perlengkapan, & bahan-
bahan bangunan
2) Vacuum & bersihkan permukaan di semua area konstruksi
untuk menghilangkan debu
D. Isolation barriers
1) Pelindung harus di lap basah, disedot dengan hepa, atau

26
diberi uap air sebelum dibongkar
2) Pelindung harus dipindahkan dengan hati-hati untuk
meminimalkan penyebaran kotoran & puing-puing
E. Pengendalian infeksi
Tinjau indikasi untuk melakukan kultur lingkungan dengan satker
terkait.
Periksa daerah konstruksi setelah pembersihan akhir dan
menyetujuipenggunaannya
F. Keamanan Kebakaran
Tersedianya peralatan pemadam kebakaran
G. Keselamatan Jiwa
1) Pintu keluar & rute ke UGD dibuat kembali
2) Penempatan tanda pintu keluar dengan tepat

Ka.IPSRS__________________________Tanggal ____________________
Petugas K3 __________________ Tanggal ____________________

27
FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

Area Renovasi :
Tanggal pemantauan :

KELAS III
NO KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGA
N
1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja
untuk mencegah kontaminasi sistem
saluran.
2 Siapkan pembatas area kerja atau
terapkan metode kontrol kubus (menutup
area kerja dengan plastik dan menyegel
dengan vakum HEPA untuk menyedot
debu keluar) sebelum konstruksi dimulai.
3 Menjaga tekanan udara negatif dalam
tempat kerja dengan menggunakan unit
penyaringan udara HEPA.
4 Letakkan limbah kontruksi dalam wadah
yang tertutup rapat sebelum dibuang.
5 Tutup wadah atau gerobak
transportasi limbah.

KELAS IV
NO KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN
1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk
mencegah kontaminasi sistem saluran.
2 Siapkan pembatas area kerja atau terapkan
metode kontrol kubus (menutup area kerja
dengan plastik dan menyegel dengan vakum
HEPA untuk menyedot debu keluar) sebelum
konstruksi dimulai.
3 Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat
kerja dengan menggunakan unit penyaringan
udara HEPA.
4 Menyegel lubang, pipa, dan saluran.
5 Membuat anteroom dan mewajibkan semua
personel untuk melewati ruangan ini
sehingga mereka dapat disedot
menggunakan vacuum cleaner HEPA
sebelum meninggalkan tempat kerja atau
mereka bisa memakai pakaian kerja yang
lepas setiap kali mereka meninggalkan
tempat kerja.

6 Semua personil memasuki tempat kerja


diwajibkan untuk memakai penutup sepatu.
Sepatu harus diganti setiap kali keluar dari
area kerja.

Petugas yang mengobservasi

(…………………………………….)

28
BAB V
PENUTUP

Demikian panduan Infection Control Risk Asessment (ICRA) dibuat agar dapat digunakan
untuk panduan petugas dalam penatalaksanaan pajanan di Rumah Sakit Umum Daerah
KH.Hayyung Kepulauan Selayar..

29

Anda mungkin juga menyukai