Anda di halaman 1dari 52

INFECTION CONTROL

RISK ASSESMENT ( ICRA )

Pelatihan Dasar Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI)


MPKU PP Bekerjasama dengan HIPPI
RS. Islam Jakarta Cempaka Putih
Jakarta, 20 – 21 Mei 2015
PENDAHULUAN

community acquired Associated Healthcarte


infection Infections (HAIs)

MASALAH DI YANKES

Program PPI

2
Infection Control Risk
Patient Safety Assesment ( ICRA )
DEFINISI RISIKO

.... ADALAH POTENSI TERJADINYA KERUGIAN YG DAPAT TIMBUL DARI PROSES


KEGIATAN SAAT SEKARANG ATAU KEJADIAN DIMASA DATANG.
(ERM, Risk Management Handbook for Health Care
Organization)

MANAJEMEN RISIKO

.... ADALAH PENDEKATAN PROAKTIF UNTUK MENGIDENTIFIKASI, MENILAI


DAN MENYUSUN PRIORITAS RISIKO,
DENGAN TUJUAN UNTUK MENGHILANGKAN ATAU MEMINIMALKAN
DAMPAKNYA.

Lili/ipcn/rspb/2014
RISK ASSESMENT
Suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara
rinci dan berurutan, baik kejadian yang aktual maupun yang
potensial berisiko ataupun kegagalan dan suatu yang rentan
melalui proses yang logis, dengan memprioritaskan area yang
akan di perbaiki berdasarkan dampak yang akan di timbulkan
baik aktual maupun potensial dari suatu proses perawatan,
pengobatan ataupun service yang diberikan
“ Proses untuk membantu organisasi menilai tentang
luasnya risiko yg dihadapi, kemampuan mengontrol
frekuensi dan dampak risiko.”
** Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak
yg terlibat termasuk Pasien dan Publik dapat terlibat
bila memungkinkan**
Lili/ipcn/rspb/2014 (TJC 2010)
 ICRA adalah proses multidisiplin yang berfokus pada
pengurangan infeksi, pendokumentasian bahwa dengan
mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan program
:
• Fokus pada pengurangan risiko dari infeksi,
• Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi,
renovasi, pemeliharaan fasilitas, dan
• Pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi, dan
lingkungan perawatan, yang memungkinkan organisasi
untuk mengantisipasi dampak potensial.

Lili/ipcn/rspb/2014
TUJUAN
Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAIs
pada pasien, petugas dan pengunjung di rumah sakit
dengan cara :
1. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko
terhadap :
a. Paparan kuman patogen melalui petugas, pasien dan
pengunjung
b. Penularan melalui tindakan /prosedur invasif yang
dilakukan baik melalui peralatan, tehnik pemasangan,
ataupun perawatan terhadap HAIs.
2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar
dapat ditindak lanjuti berdasarkan hasil penilaian skala
prioritas.
Lili/ipcn/rspb/2014
External Internal
 Terkait dengan  Terkait pasien
komunitas  Terkait petugas
 Terkait dengan  Terkait prosedur
bencana  Peralatan
 Persyaratan peraturan
 Lingkungan
dan akreditasi
 Pengobatan
 Sumber daya
Lili/ipcn/rspb/2014
RISIKO EXTERNAL
 Bencana alam : tornado, banjir, gempa, dll
 Kecelakaan massal : pesawat, bus, dll
 Kejadian KLB dikomunitas yg berhubungan dengan
penyakit menular :
1. Influenza, meningitis
2. Penyakit lain yg berhubungan dengan kontaminasi pada
makanan, air seperti hep A dan salmonela

8
Lili/ipcn/rspb/2014
RISIKO INTERNAL
1. Pasien
a. Karakteristik pasien
 Perempuan, anak-anak

 Perawatan akut pada pasien dewasa

 Populasi kebutuhan khusus

 Perilaku kesehatan

 Perawatan jangka panjang

 Rehabilitasi

b. Usia pasien :
- Anak-anak, dewasa dan lansia
• status imunologi
• penyakit yg berhubungan dengan isu-isu gaya hidup
• manula yang sakit cendrung akan mengalami perubahan
pola pikir dan kemudian sakit-sakitan
:

Lili/ipcn/rspb/2014
2. Risiko terkait peralatan
Pembersihan, desinfektan dan sterilisasi untuk
proses peralatan :
Instrumen bedah
Prostesa
Pemrosesan alat sekali pakai
Pembungkusan kembali alat
Peralatan yang dipakai

Lili/ipcn/rspb/2014
3. Risiko terhadap petugas
kesehatan
 Kebiasaan kesehatan perorangan
 Budaya keyakinan tentang penyakit menular
 Pemahaman tentang pencegahan dan penularan
penyakit
 Tingkat kepatuhan dalam mencegah infeksi ( HH
pemakaian APD , tehnik isolasi),
 Skrening yg tidak adekuat terhadap penyakit
menular
 Hand Hygiene
 NSI

Lili/ipcn/rspb/2014
4. Risiko yg terkait pelaksanaan prosedur
Prosedur invasif yang dilakukan
Peralatan yang dipakai
Pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
suatu tindakan
Persiapan pasien yang memadai
Kepatuhan terhadap tehnik pencegahan yang
direkomendasikan

5 lingkungan
Pembangunan
Kelengkapan peralatan
Pembersihan

Lili/ipcn/rspb/2014
The risk management flowchart as it is applied to HAI

Pastikan risiko teridentifikasi, dianalisa dan dilakukan tindakan


Hindari risiko
Inforrmasi yang berkaitan dg risiko harus diinformasikan kepihak terkait

-Kebijakan/Standar prosedur
-- tugas yg jelas
Communicate and consult

Monitor dan review


Identifikasi risiko
Apa penyebab terjadinya infeksi?
Bagainama cara transmisi?
Siapa saja yg berisiko?
(pasien, petugas atau lingkungan)?

Perlakuan risiko Analisa risiko


Hindari risiko Mengapa bisa terjadi
Kurangi risiko ( langkah pencegahan, (activitas, prosedur)?
ada sistem dan kontrol Hal2 apa saja yg bs meminimalkan risiko
Berapa sering terjadi/konsekuensi apa?
Evaluasi risiko
Hal2 apa saja risiko
rendah/meminimalkan risiko atau
risiko penularan (staff, pasien)? T.
Aseptik, APD dll
METODE DASAR MANEJEMEN RISIKO

 OBSERVASI
 LAPORAN KEJADIAN

 DOKUMEN REVIEW

 PENGUKURAN MASALAH :
- Tingkat kesalahan : kemungkinan bahaya dan tingkat bahaya
- Risiko sampingan

Lili/ipcn/rspb/2014
RISK ASSESSMENT TOOLS

 Risk Matrix Grading


 Root Cause Analysis ( RCA )
 Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA )

Lili/ipcn/rspb/2014
RISK MATRIX

 Sering digunakan
 Untuk memetakan risiko
 Probabilitas dan Dampak

Risk Matrix efektif :


Mudah digunakan dan dimengerti
Mempunyai deskripsi detil dan definitif
Menerangkan bagaimana risiko dapat di mitigasi pada
tingkat yang bisa ditolerir
Lili/ipcn/rspb/2014
EVALUASI RISIKO

1. Rangking masalah
2. Prioritas masalah
3. Analisa manfaat biaya yang dikeluarkan
(setelah diranking, biaya unt mengurangi resiko
dibandingkan dengan biaya kalau terjadi resiko)
4. Pastikan risiko yang ditimbulkan bisa diterima
atau tidak

17

Lili/ipcn/rspb/2014
KRITERIA EVALUASI RISIKO

Keputusan untuk menerima risiko dan


pengelolaannya berdasarkan pertimbangan :
 kriteria klinis, operasional, teknis,

kemanusian
 kebijakan, tujuan ,

 sasaran dan kepentingan stakeholder

 keuangan, hukum, sosial

18

Lili/ipcn/rspb/2014
Kajian risiko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Potential Probability Risk/Impact (Health, Financial, Current Sc


Risks/ Legal, Regulatory) Systems/Preparedness ore
Problems 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Expect it Lik Ma Ra Ne Loss of Seriou Prolong Moderat Mini no Po Fair Go Soli


life/ s ed mal or d
ely ybe re ver Loss Length e ne od
limb Clini
(functi of Clinical/
Functio on/ stay cal/
n/ financi
financial finan
financial al/ cial
legal

HAIs

SSI

ISK

ILI

VAP
TK Risk Deskripsi kejadian

0 Never Tidak pernah

1 Rare Jarang (Frekuensi 1-2 x /tahun)

2 Maybe Kadang (Frekuensi 3- 4 x/tahun)

3 likely Agak sering (Frekuensi 4-6 x/tahun)

4 Expect it Sering (Frekuensi > 6 – 12 x /tahun


TK RIKS Deskripsi Dampak

1 Minimal clinical • Tidak ada cedera

2 Moderate • Cedera ringan , mis luka lecet


clinical • Dapat diatasi dng P3K

3 Prolonged length • Cedera sedang, mis : luka robek


of stay • Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis
atau intelektual (reversibel. Tdk berhubungan dng
penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4 Temporer loss of • Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
function • Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis
atau intelektual (ireversibel), tdk berhubungan dng
penyakit
5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan
penyakit
TK RIKS Deskripsi Kegiatan
1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan

2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu


dilaksanakan
3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak
dilaksanakan

4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak


dilaksanakan

5 None Tidak ada peraturan


SKOR =
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X Nilai
Sistem yang ada

Program prioritas berdasarkan nilai terbesar

Lili/ipcn/rspb/2014
Kajian risiko Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Potential Probability Risk/Impact (Health, Financial, Current Systems/Preparedness Scor


Risks/ Legal, Regulatory) e
Problems 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Expect it Likely Mayb Rare Never Loss of Serious Prolonge Moderate Minima non Poor Fair Goo Solid
life/ Loss d l
e (function/ Length of Clinical/ e d
limb Clinical
Function/
financial/ stay financial /
legal
financial financi
al

HAIs

SSI 3 4 4 48
CA-UTI 2 3 4 24
CLABSI 2 2 2 8
VAP 2 3 3 18
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45
(SANGAT TINGGI) hari, membutuhkan tindakan segera, perhatian
sampai ke Direktur RS : perlu pengkajian yang
sangat dalam
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari,
(TINGGI) kaji dng detail & perlu tindakan segera, serta
membutuhkan tindakan top manajemen : perlu
penanganan segera
MODERATE Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana
(SEDANG) paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan klinis
sebaiknnya menilai dampak terhadap bahaya &
kelola risiko : menggunakan monitoring / audit
spesifik
LOW Risiko rendah dilakukan investigasi sederhana
(RENDAH) paling lama 1 minggu diselesaikan dng prosedur
rutin
No JENIS SKOR PRIORITAS TUJUAN TUJUAN STRATEGI EVALUASI PROGRESS/
KELOMPOK UMUM KHUSUS ANALISIS
RISIKO

1 SSI 48 PRIORITAS

2 CA-UTI 24

CLABSI 8
3

VAP 18
4
Infection Control Risk Assessment (ICRA)
RENOVASI

Lili/ipcn/rspb/2014
LATAR BELAKANG

RENOVASI

MELALUI UDARA

DEBU PLAFON/TANAH ASPERGILLUS SP, FUSARIUM SP,


ZYGOMYCETES, DLL

AIR, LEMBAB MENINGKATKAN


Infection Control Risk PERTUMBUHAN JAMUR, SPORA KECIL
YG MUDAH TERHIRUP (2-3MICRON)
Assesment ( ICRA ) 28
PENYEBAB KEMATIAN

 Aspergillosis invasif memiliki 30 - 95% angka


kematian
 Amfoterisin B ginjal (ginjal) toksisitas
 spesies yang resistan terhadap obat
Aspergillus Lentulus
 Aspergillosis adalah penyakit yang mengancam
jiwa terkait dengan konstruksi yang tidak
terkendali
SIAPA YANG BERISIKO DARI INFEKSI
1. Transplantasi
• Sel induk (Stem cells)
• organ Padat
2. Cystic fibrosis
3. Onkologi
• Leukemia
• Kemoterapi & radiasi
• Corticosteriods dosis tinggi
4. Bayi prematur
5. Penyakit granulomatosa kronis
6. Luka bakar
7. TBC
8. Diabetes mellitus dan HD
9. Tahap akhir AIDS / HIV
10. Kasus Bedah
ICRA PROSES

 Penilaian Risiko Pengendalian Infeksi adalah proses


multidisiplin yang berfokus pada pengurangan risiko dari
infeksi ke pasien, dg perencanaan fasilitas, desain, dan
konstruksi kegiatan.
Dampak kerja
• Pasien
• Mencegah dan / atau meminimalkan dampak proyek

“Menggunakan Matrix" : tools untuk menilai risiko


1. Pre Renovasi
1. Sebelum renovasi ada rapat koordinasi antara
bagian Tehnik, Komite PPIRS, K3RS dan Unit
Sanitasi dan vendor
2. Komite PPIRS melakukan pengkajian resiko dan
membuat izin renovasi
3. Sebelum pelaksanaan pembangunan dan renovasi
bangunan Komite PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi
Lingkungan memberikan edukasi kepada pihak
perencana dan pelaksana proyek.

Lili/ipcn/rspb/2014
lanjutan

1. Sebelum pelaksanaan pembangunan/renovasi dan


pembongkaran bangunan, pihak pelaksana proyek
harus menutup area kerja, Komite PPIRS akan
memastikan dengan cek list” Renovasi bagunan “
dan memastikan kontraktor memasang informasi
bahwa area tersebut sedang ada
pembangunan/renovasi dan pembongkaran
bangunan sesuai standar K3RS dan PPI
2. Selama proses pembangunan pelaksana proyek
wajib mengenakan APD sesuai K3.
3. Setelah pembangunan selesai Komite PPIRS
melakukan evaluasi kembali melalui cek list
renovasi bangunan

Lili/ipcn/rspb/2014
Selama Renovasi
Selama dalam proses pembangunan, Tim pengawas
proyek (Bagian Tehnik, Komite PPIRS, K3RS dan Unit
Sanitasi Lingkungan) melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan pekerjaan sesuai surat kesepakatan
bersama antara lain :
- Pengumuman adanya proses renovasi
- Pemantauan aliran udara
- Pemantauan area sekitar renovasi ( bebas debu,
puing, dll )
- Pembersihan rutin
- Pembersihan akhir secara keseluruhan

Lili/ipcn/rspb/2014
2. Aktivitas Konstruksi berdasarkan Tipe

Tipe aktivitas ditentukan dengan :


 Banyaknya debu yang ditimbulkan
 Potensial terjadinya aerosol air
 Lama pekerjaan konstruksi
 Jumlah sistem pendingin ruangan dan
ventilasi yang terpadu
 Ada 4 tipe : tipe A, B, C dan D

Lili/ipcn/rspb/2014
TIPE A :
PEMERIKSAAN DAN KEGIATAN PEMELIHARAAN UMUM

• Pengangkatan plafon untuk inspeksi visual (terbatas


untuk 1 ubin per 5m2);
• pengecatan (tetapi bukan pengamplasan);
• Instalasi penutup dinding
• Pekerjaan listrik; Pekerjaan pipa saluran air yang
ringan;
• Kegiatan apa saja yang tidak menghasilkan debu atau
perlu memotong dinding atau akses ke langit-langit,
selain untuk pemeriksaan visual.

Lili/ipcn/rspb/2014
TIPE B
SKALA KECIL, KEGIATAN JANGKA PENDEK, YANG
MENGHASILKAN DEBU SEDIKIT

 Skala kecil, durasi aktivitas pendek yang


dapat menghasilkan debu minimal
 Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
 instalasi telepon dan kabel computer
 akses untuk ke ruangan
 memotong dinding atau langit-langit
dimana migrasi debu dapat dikontrol

Lili/ipcn/rspb/2014
TIPE C:
KERJA APAPUN YANG MENGHASILKAN DEBU
SEDANG ATAU TINGKAT TINGGI

• Pembongkaran atau pengangkatan


komponen bangunan built-in atau rakitan,
• Pengamplasan dinding untuk mengecat atau
memasang lapisan dinding
• Pengangkatan lapisan lantai/wallpaper,
plafon, dan casework
• Konstruksi dinding baru,
• Pekerjaan ringan saluran dan listrik di plafon
• Kegiatan perkabelan yang banyak.

Lili/ipcn/rspb/2014
TIPE D:
PENGHANCURAN BESAR DAN PROYEK KONSTRUKSI

 Penghancuran mayor dan proyek bangunan


 Termasuk, tapi tidak terbatas pada :
 aktivitas yang membutuhkan kerja shift yang
berkelanjutan
 membutuhkan penghancuran besar atau
pengangkatan system kabel yang lengkap
 konstruksi baru

Lili/ipcn/rspb/2014
3. Berdasarkan Kelompok Risiko

Berdasarkan kelompok risiko yang telah


ditetapkan oleh tim pengendalian infeksi,
maka renovasi bangunan dibagi menjadi :
 Risiko rendah
 Risiko sedang
 Risiko tinggi
 Risiko sangat tinggi

Lili/ipcn/rspb/2014
DEFINISI AREA PENGENDALIAN RISIKO INFEKSI / LOKASI
KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 KELOMPOK 3 KELOMPOK 4

RENDAH SEDANG SEDANG TINGGI TINGGI


- Area kantor - Perawatan pasien dan - UGD - Unit Onkologi
tidak tercakup dalam Grup
- Tanpa pasien/ area 3/4 - Radiology - Terapi Radiasi
resiko rendah yang
tidak terdaftar - Laundry - Recovery Rooms - Area klinis
dimanapun - Ruang Maternitas / VK - Chemo Infusion
- Cafeteria
- Dietary - High Dependency Unit - Transplant

- Manajemen Material - Kamar bayi - Pharmacy Admixture - Ruang


bersih
- PT/OT/Speech - Pediatrics (kecuali yang
tertulis di Grup 4) - Kamar Operasi
- Penerimaan/Pemulangan
- Lab Microbiologi - Departemen Proses Sterilisasi
- MRI
- Long term sub-acute - Kateterisasi Jantung
- Obat-obatan nuklir units
- Kamar prosedur invasif pasien
- Echocardiography - Farmasi rawat jalan
- Laboratorium tidak spesifik - Dialisis - Area Anastessi & pompa jantung
seperti Grup 3
- Endoskopi - Newborn Intensive Care Unit
- Koridor Umum (yang (NICU)
dilewati pasien, suplai, dan - Area Bronchoskopi
linen) - Semua Intensive Care Unit
(kecuali yang tertulis di Grup 4)
4. LEVEL ICRA
 Ditentukan berdasarkan tabel antara Tipe
Pekerjaan Konstrusi dan Kelompok Risiko
Bangunan
 Terbagi menjadi :
- Level I
- Level II
- Level III
- Level IV

Lili/ipcn/rspb/2014
Level risiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
konstruksi

Kel risiko rendah Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV

Kelompok risiko Kelas I Kelas II Kelas II Kelas IV


medium

Kel risiko tinggi Kelas I Kelas II Kelas III/IV Kelas IV

Kelompok risiko Kelas II Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV


tertinggi

Lili/ipcn/rspb/2014
PEDOMAN KONTROL INFEKSI KONSTRUKSI

 Melaksanakan pekerjaan dengan metode yang meminimalkan debu dari


KELAS I lokasi konstruksi.
 Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi visual sesegera mungkin.

 Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke dalam


KELAS II atmosfer.
 Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
 Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan.
 Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter HEPA.
 Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti
atau dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
 Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan.
 Pembersihan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian
proyek.

Lili/ipcn/rspb/2014
 Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk
mencegah kontaminasi sistem saluran.
 Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai.
 Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit ventilasi
dengan filter HEPA atau metode lain untuk mempertahankan tekanan negatif.
Keamanan publik akan memonitor tekanan udara.

KELAS III  Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai
dibersihkan secara menyeluruh.
 Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan konstruksi, atau
sebagaimana diharuskan untuk meminimalkan pelacakan.
 Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkanpenyebaran
kotoran & debris yg terkait
dengan konstruksi. Material barier harus diseka basah, divacum dengan HEPA
atau disemprot air sebelum dibuang.
 Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan
 Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau
dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
 Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.
• Isolasi sistem HVAC pd lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan untuk mencegah kontaminasi
sistem saluran.
 Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai.
 Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja menggunakan unit ventilasi dengan filter
KELAS IV HEPA / metode lain u/ mempertahankan tek neg. Keselamatan publik a/ memonitor tek udara.
 Segel lubang, pipa, saluran, atau tusukan untuk mencegah migrasi debu
 Buat ruang serambi/anteroom & pastikan semua personil u/ melewati ruangan ini. Pel basah
/vacuum dg HEPA setiap hari.
 Selama pembongkaran, u/ kerja yg menghasilkan debu / pekerjaan di langit-langit, sepatu sekali
pakai & baju harus dipakai dan dibuang di Serambi/anteroom ketika meninggalkan area kerja.
 Jangan menghilangkan barier dr area kerja sampai proyek selesai dibersihkan scr menyeluruh.
 Buang material barier dg hati2 u/ meminimalkan penyebaran kotoran & debris yg terkait dg
konstruksi
 Material barier harus diseka, divacum dengan HEPA atau disemprot air sebelum dibuang.
 Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan
 Tempatkan keset di pintu masuk & keluar dr area kerja & diganti /dibersihkan ketika sdh tdk
efektif.
 Pertahankan lokasi kerja tetap bersih dengan menyapu dan membersihkan debris setiap hari.
 Pel basah seluruh area keras dengan disinfektan setelah proyek selesai. 46
 Vacuum seluruh area berkarpet dengan HEPA seletah proyek
 Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.
KULTUR UDARA

 Kultur Jamur udara


 Disarankan kriteria :
- 0-2 CFU / m3 : OK
- > 2-4 CFU / m3 : reclean & tes ulang
- > 4-10 CFU / m3 : menyelidiki, reclean
& tes ulang

47
 Melakukan penilaian risiko
 Pengembangan berbasis risiko pencegahan dan pengendalian infeksi ,
ada rencana tertulis dengan tujuan dan sasaran terukur, strategi dan
metode evaluasi
 Merancang program survailens :
- Sistem untuk mendapatkan, mengelola dan pelaporan data dan
informasi penting
- Penggunaan temuan dalam kegiatan penilaian dan perbaikan
 Membangun sistem komunikasi internal dan external
 Mengembangkan kebijakan dan prosedur tertulis berdasarkan praktek
berbasis bukti
 Menjaga kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku, standar,
pedoman dan akreditasi.

Lili/ipcn/rspb/2014
 ICRA harus ditinjau dan diidentifikasi setidaknya
setiap tahun
 Memperioritaskan risiko

Tidak membuat semuanya menjadi prioritas


Jangan menggunakan beberapa jenis tools untuk
diprioritaskan
Lakukan pendokumentasian prioritas risiko dan
diseleksi secara rasional
Sertakan saat pasien rawat jalan

Lili/ipcn/rspb/2014
COVER RENOVASI

Lili/ipcn/rspb/2014
51
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai