Anda di halaman 1dari 3

Stimulansia

Stimulansia adalah senyawa yang mempengaruhi sistem saraf pusat (SSP) dan
dapat meningkatkan konsentrasi, merangsang susunan saraf pusat untuk menghilangkan
kelelahan, serta menambah kemampuan fisik dan mental.
Stimulan memberikan rasa aktif di dalam tubuh, memberi rasa senang dan
meningkatkan efisiensi pikiran sehingga menjadi tidak cepat lelah. Pemakaian obat jenis
stimulan sebagian besar dimanfaatkan untuk menekan nafsu makan berlebih, mengobati
penderita hiperaktif, dan penderita narcolepsy, yaitu serangan rasa mengantuk berat yang
tiba-tiba dan tidak terkontrol. Pada pemakaian dalam dosis berlebih akan menunjukkan
gejala seperti kejang-kejang, panik, muntah-muntah, diare, bola mata membesar,
halusinasi yang menakutkan, tidak dapat mengendalikan emosi, dan koma, yang jika
dibiarkan dapat menyebabkan kematian.
1. Amfetamin
Amfetamin adalah suatu stimulan dan menekan nafsu makan. Amfetamin
menstimulasi sistem saraf pusat melalui peningkatan zat-zat kimia tertentu di
dalam tubuh. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan heart rate dan tekanan
darah, menekan nafsu makan serta berbagai efek yang lain. Penggunaan amfetamin
dengan suatu kelainan psikiatri berhubungan dengan ketergantungan dan
penyalahgunaannya. Amfetamin biasanya berbentuk bubuk putih, kuning, atau
coklat dan kristal kecil berwarna putih. Penggunaan amfetamin berjangka waktu
lama dengan dosis tinggi dapat menimbulkan perilaku stereotipikal yaitu
a. Perilaku
 Kelainan mood
 Gangguan tidur
 Perbuatan yang diulang terus- menerus tanpa mempunyai tujuan
 Tiba-tiba agresif
 Curiga
 Sikap bermusuhan
 Hiperaktivitas
 Hiperseksualitas
 Gangguan proses pikir
 Anoreksia berat
 Melakukan tindakan kekerasan
Efek psikologis yang disebabkan oleh penggunaan amfetamin mencakup
b. Mental
 Psychosis (pikiran menjadi tidak nyata, jauh dari realitas)
 Disforia
 Gangguan ansietas menyeluruh dan gangguan panik
 Waham paranoid
 Delusi dan Halusinasi
 Depresi berat sampai perilaku bunuh diri
 Skizofrenia paranoid
 Paranoia
 Delirium

2. Kafein
Kafein merupakan senyawa alkaloida turunan xanthine (basa purin) yang
berwujud Kristal berwarna putih. Kafein bersifat psikoaktif, digunakan sebagai
stimulant sistem saraf pusat dan mempercepat metabolisme (diuretic). Konsumsi
kafein berguna untuk meningkatkan kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan
menaikkan mood (Smith, dkk 1993). Kafein merupakan suatu senyawa yang
bersifat stimulant yang juga biasa terdapat pada beberapa jenis minuman, oba,
permen dan suplemen.
Tanda-tanda dan gejala-gejala dari konsumsi kafein secara berlebihan
antara lain
a. Perilaku
 Insomnia/ kesulitan tidur
 Tidak dapat mengendalikan emosi
 Menyebabkan kecanduan
 Memperparah gangguan mood
 Meningkatkan stress
 Mempengaruhi keseimbangan neurotransmitter
b. Mental
 Kecemasan
 Halusinasi
Daftar Pustaka :
Kaplan, Sadock. 2010. Sinopsis psikiatri. Ilmu pengetahuan perilaku psikitriklinis edisi 10.
Alih bahasa: Widjaja kusuma. Jawa barat: Binarupa aksara

Kusminarno, Ketut. 2002. Penanggulangan penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan


zat adiktif lainnya (NAPZA). Cermin dunia kedokteran no. 135 hal 17-20. Jakarta.

Hamdani. 2012. Amfetamin. Available at :


http://catatankimia.com/catatan/amfetamin.html. Wahyuni, Amilia. 2011. Gangguan
Mental dan Perilaku akibat Penggunaan Stimulansia (Amfetamin).Samarinda. Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman.

Amphetamine Use Disorders in : Diagnostic and Statitical Manual of Mental Disorders.


Edisi ke IV. Washington DC : Penerbit American PsychiatricAssociation

Anda mungkin juga menyukai