Anda di halaman 1dari 26

MODUL 14

RADAR (RADIO DETECTION AND RANGING)

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Praktikum Dasar Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro
Program Studi Teknik Telekomunikasi

OLEH:
SALWA KAMILA
0618 4035 1385

KELAS 3 TEA

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita hanturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas menulis makalah
ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memberitahu pembaca mengenai Radar.
Dalam penyusunan makalah ini, kami sadari bahwa masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, dengan rendah hati kami menanti saran dan kritik
yang membangun dari semua pembaca.
Dalam kesempatan ini perkenankanlah kami menyampaikan rasa
terimakasih kepada: Ibu Irma Salamah, S.T., M.T.I. yang telah membimbing
kami, teman-teman sekalian yang telah memberi dukungan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Satu harapan yang kami inginkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca.

Palembang, Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv

CAPAIAN PEMBELAJARAN .......................................................................... 1

14.1. Pendahuluan ............................................................................................... 1

14.2. Sejarah Perkembangan Radar.................................................................. 2

14.3. Klasifikasi dan Jenis-jenis Radar ............................................................. 4

14.4. Sistem Radar .............................................................................................. 8

14.5. Prinsip Pengoperasian dan Cara Kerja Radar ..................................... 11

14.6. Persamaan Radar ..................................................................................... 14

14.7. Pengaplikasian Radar .............................................................................. 16

14.8. Rangkuman............................................................................................... 18

TES FORMATIF .............................................................................................. 19

JAWABAN TES FORMATIF ......................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 22

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 14.1. Radar Generasi Pertama ...............................................................3

Gambar 14.2. Continuous Wave Radar...............................................................4

Gambar 14.3. Sistem Pulsed Radar dan Target...................................................5

Gambar 14.4. Monostatic Radar .........................................................................6

Gambar 14.5. Bistatic Radar ...............................................................................6

Gambar 14.6. Doppler Radar ..............................................................................7

Gambar 14.7. Sistem Radar ................................................................................8

Gambar 14.8. Antena radar .................................................................................8

Gambar 14.9. Contoh reflektor antena ................................................................9

Gambar 14.10. Pemancar sinyal (Transmitter) ...................................................10

Gambar 14.11. Prinsip pengoperasian radar .......................................................11

Gambar 14.12. Analogi prinsip Echo ..................................................................12

Gambar 14.13. Analogi efek Doppler .................................................................12

iv
MODUL 14
RADAR (RADIO DETECTION AND RANGING)

CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Mengetahui pengenalan dan sejarah perkembangan radar.
2. Mengetahui klasifikasi dan jenis-jenis radar.
3. Memahami komponen penyusun sistem radar.
4. Memahami prinsip pengoperasian dan cara kerja radar.
5. Menghitung jarak radar ke sasaran menggunakan rumus yang diberikan.
6. Mengetahui pengaplikasian radar dalam kehidupan sehari-hari.

14.1. Pendahuluan
Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio
Detection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu
sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur
jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan
bermotor dan informasi cuaca (hujan) yang dinyatakan dengan arah atau azimuth
yang mengacu pada arah utara dan pada jarak (range) tertentu dari antena.
Radar bekerja dengan menggunakan gelombang radio yang dipantulkan dari
permukaan objek. Radar menghasilkan sinyal energi elektromagnetik yang
difokuskan oleh antenna dan ditransmisikan ke atmosfer. Benda yang berada
dalam alur sinyal elektromagnetik ini yang disebut objek, menyebarkan energi
elektromagnetik tersebut. Sebagian dari energi elektromagnetik tersebut
disebarkan kembali ke arah radar. Antena penerima yang biasanya juga antenna
pemancar menangkap sebaran balik tersebut dan memasukkannya ke alat yang
disebut receiver. Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa
milimeter hingga satu meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan
dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan
menganalisa sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan
lokasinya dan kadang-kadang dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal

1
yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan
mudah dideteksi dan diperkuat oleh radar.
Sedangkan alat pendeteksi konvensional, radar atau kepanjangannya Radio
Detection and Ranging, menggunakan gelombang radio untuk pendeteksian. Jika
gelombang yang dipancarkan mengenai benda (dalam hal ini adalah pesawat)
akan berbalik arah, dan waktu yang diperlukan untuk kembali lewat alat penerima
dapat mengetahui informasi jarak, kecepatan, arah, dan ketinggian.

14.2. Sejarah Perkembangan Radar


Seorang ahli fisika Inggris bernama James Clerk Maxwell mengembangkan
dasar-dasar teori tentang elektromagnetik pada tahun 1865. Setahun kemudian,
seorang ahli fisika asal Jerman bernama Heinrich Rudolf Hertz berhasil
membuktikan teori Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik dengan
menemukan gelombang elektromagnetik itu sendiri. Pendeteksian keberadaan
suatu benda dengan menggunakan gelombang elektromagnetik pertama kali
diterapkan oleh Christian Hülsmeyer pada tahun 1904.
Bentuk nyata dari pendeteksian itu dilakukan dengan memperlihatkan
kebolehan gelombang elektromagnetik dalam mendeteksi kehadiran suatu kapal
pada cuaca yang berkabut tebal. Namun di kala itu, pendeteksian belum sampai
pada kemampuan mengetahui jarak kapal tersebut. Pada tahun 1921, Albert
Wallace Hull menemukan magnetron sebagai tabung pemancar sinyal/transmitter
yang efisien. Kemudian transmitter berhasil ditempatkan pada kapal kayu dan
pesawat terbang untuk pertama kalinya secara berturut-turut oleh A. H. Taylor dan
L. C. Young pada tahun 1922 dan L. A. Hyland dari Laboratorium Riset kelautan
Amerika Serikat pada tahun 1930.
Istilah radar sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan
istilah dari singkatan Inggris RDF (Radio Direction Finding), namun
perkembangan radar itu sendiri sudah mulai banyak dikembangkan sebelum
Perang Dunia II oleh ilmuwan dari Amerika, Jerman, Prancis dan Inggris. Dari
sekian banyak ilmuwan, yang paling berperan penting dalam pengembangan radar
adalah Robert Watson-Watt asal Skotlandia, yang mulai melakukan penelitiannya

2
mengenai cikal bakal radar pada tahun 1915. Pada tahun 1920-an, ia bergabung
dengan bagian radio National Physical Laboratory. Di tempat ini, ia mempelajari
dan mengembangkan peralatan navigasi dan juga menara radio. Watson-Watt
menjadi salah satu orang yang ditunjuk dan diberikan kebebasan penuh oleh
Kementrian Udara dan Kementrian Produksi Pesawat Terbang untuk
mengembangkan radar. Watson-Watt kemudian menciptakan radar yang dapat
mendeteksi pesawat terbang yang sedang mendekat dari jarak 40 mil (sekitar 64
km). Dua tahun berikutnya, Inggris memiliki jaringan stasiun radar yang berfungsi
untuk melindungi pantainya.

Gambar 14.1. Radar Generasi Pertama


Pada awalnya, radar memiliki kekurangan, yakni gelombang
elektromagnetik yang dipancarkannya terpancar di dalam gelombang yang tidak
terputus-putus. Hal ini menyebabkan radar mampu mendeteksi kehadiran suatu
benda, namun tidak pada lokasi yang tepat. Terobosan pun akhirnya terjadi pada
tahun 1936 dengan pengembangan radar berdenyut (pulsed). Dengan radar ini,
sinyal diputus secara berirama sehingga memungkinkan untuk mengukur antara
gema untuk mengetahui kecepatan dan arah yang tepat mengenai target.
Sementara itu, terobosan yang paling signifikan terjadi pada tahun 1939
dengan ditemukannya pemancar gelombang mikro berkekuatan tinggi yang
disempurnakan. Keunggulan dari pemancar ini adalah ketepatannya dalam
mendeteksi keberadaan sasaran, tidak peduli dalam keadaan cuaca apapun.
Keunggulan lainnya adalah bahwa gelombang ini dapat ditangkap menggunakan

3
antena yang lebih kecil, sehingga radar dapat dipasang di pesawat terbang dan
benda-benda lainnya. Hal ini yang pada akhirnya membuat Inggris menjadi lebih
unggul dibandingkan negara-negara lainnya di dunia.
Penggunaan radar dalam pengendalian lalu lintas udara pertama kalinya
adalah untuk alat bantu pendaratan. Setelah pengembangan peralatan yang lebih
baik, peralatan tersebut kemudian ditingkatkan untuk mengatur arus lalu lintas.
Radar telah memungkinkan pengendalian lalu lintas udara untuk melihat dan
mengarahkan pesawat guna menghindarkan tabrakan antar pesawat atau antara
pesawat dan rintangan di darat.
Pada tahun-tahun berikutnya, sistem radar berkembang lebih pesat lagi, baik
dalam hal tingkat resolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun dalam hal
peningkatan kemampuan sistem radar itu sendiri sebagai pertahanan militer.

14.3. Klasifikasi dan Jenis-jenis Radar


1. Berdasarkan Bentuk Gelombang (Waveform)
 Continuous Wave Radar/CW (Gelombang Berkesinambungan)

Gambar 14.2. Continuous Wave Radar

4
Merupakan radar yang menggunakan transmitter dan antena penerima
(receiver antenna) secara terpisah, di mana radar ini terus menerus
memancarkan gelombang elektromagnetik. Radar CW yang tidak
termodulasi dapat mengukur kecepatan radial target serta posisi sudut
target secara akurat. Radar CW yang tidak termodulasi biasanya
digunakan untuk mengetahui kecepatan target dan menjadi pemandu
rudal (missile guidance).
 Pulsed Radars/PR (Radar Berdenyut)

Gambar 14.3. Sistem Pulsed Radar dan Target


Merupakan radar yang gelombang elektromagnetiknya diputus secara
berirama. Frekuensi denyut radar (Pulse Repetition Frequency/PRF)
dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu PRF high, PRF medium
dan PRF low.
2. Berdasarkan Jumlah Antenanya
 Monostatic Radar
Monostatic radar adalah jenis radar yang hanya memiliki sebuah
antenna yang digunakan untuk memancarkan maupun menerima
sinyal. Radar ini memiliki suatu bagian yang disebut duplexer untuk
memisahkan antara penerima dan pemancar. Radar monostatic
biasanya menggunakan bentuk gelombang (Waveform) namun dapat
juga menggunakan CW. Untuk desain radar monostatic CW

5
digunakan suatu alat yang disebut circulator untuk memisahkan antara
gelombang yang dipancarkan dan diterima. Radar jenis ini
mendominasi jenis-jenis radar yang ada saat ini.

Gambar 14.4. Monostatic Radar


 Bistatic Radar
Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang komponennya
terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan satu atau lebih penerima
sinyal (receiver), di mana kedua komponen tersebut terpisah. Kedua
komponen itu dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan
dengan jarak target/objek. Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal
yang dipantulkan oleh objek tersebut ke pusat antena.

Gambar 14.5. Bistatic Radar

6
Berdasarkan pemancarnya, radar Bistatic/Multistatic dapat dibagi
lebih lanjut menjadi dua macam yaitu :
1. Radar Bi-Static Kooperatif : yaitu radar Bi-static yang
pemancarnya sudah terintegrasi dengan unit radarnya, Contoh dari
radar ini cukup banyak, diantaranya adalah radar OTH (Over The
Horizon) seperti Jindalee dan radar Struna-1MU buatan Rusia.
2. Radar Bi-Static Non-Kooperatif : yaitu Radar Bi-static yang
pemancarnya tidak terintegrasi dengan unit radarnya, misalnya
adalah Silent Sentry buatan Lockheed martin yang memanfaatkan
pemancar seperti Stasiun Televisi atau Radio.
 Doppler Radar

Gambar 14.6. Doppler Radar


Doppler radar merupakan jenis radar yang mengukur kecepatan radial
dari sebuah objek yang masuk ke dalam daerah tangkapan radar
dengan menggunakan Efek Doppler. Hal ini dilakukan dengan
memancarkan sinyal microwave (gelombang mikro) ke objek lalu
menangkap refleksinya, dan kemudian dianalisis perubahannya.
Doppler radar merupakan jenis radar yang sangat akurat dalam
mengukur kecepatan radial. Contoh doppler radar adalah Weather
Radar yang digunakan untuk mendeteksi cuaca.

7
14.4. Sistem Radar
Sistem radar mempunyai tiga komponen utama antara lain antena, pemancar
sinyal (transmitter), dan penerima sinyal (receiver). Untuk membedakan antara
kondisi pengiriman sinyal dan penerimaan sinyal digunakan komponen duplexer
seperti pada gambar 14.7.

Gambar 14.7. Sistem Radar

1. Antena

Gambar 14.8. Antena radar

8
Antena yang terletak pada radar merupakan suatu antena reflektor
berbentuk parabola yang menyebarkan energi elektromagnetik dari titik
fokusnya dan dipantulkan melalui permukaan yang berbentuk parabola
sebagai berkas sempit (gambar 14.8-A). Antena radar memiliki dua kutub
atau dwikutub (gambar 14.8-B). Input sinyal yang masuk dijabarkan
dalam bentuk phased-array (bertingkat atau bertahap) yang merupakan
sebaran unsur-unsur objek yang tertangkap antena dan kemudian
diteruskan ke pusat sistem radar (gambar 14.8-C).
Bentuk fisik yang digambarkan pada gambar 14.8. dapat dilihat pada
gambar 14.9. yang menerangkan secara visual beserta komponen
pendukung untuk memfungsikan antena radar.

Gambar 14.9. Contoh reflektor antena


Gambar 14.9. diatas, rangkaian antena diletakkan pada menara khusus.
Posisi antena Phase Array diletakkan di atas antenna parabolic surface.
2. Pemancar Sinyal (Transmitter)
Transmitter pada sistem radar berfungsi untuk memancarkan gelombang
elektromagnetik melalui reflektor antena agar sinyal objek yang berada
pada daerah tangkapan radar dapat dikenali. Pada umumnya, transmitter
memiliki bandwidth dengan kapasitas yang besar. Transmitter juga
memiliki tenaga yang cukup kuat serta dapat bekerja efisien, dapat
dipercaya, ukurannya tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu berat serta
mudah dalam hal perawatannya. Contoh transmitter berupa tabung :

9
Gambar 14.10. Pemancar sinyal (Transmitter)
3. Penerima Sinyal (Receiver)
Pada sistem radar, penerima sinyal (receiver) berfungsi sebagai penerima
kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang
tertangkap oleh radar melalui reflektor antena. Pada umumnya, receiver
memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya agar
sesuai dengan pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal
objek yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses
data dan sinyal (signal and data processor), dan kemudian menampilkan
gambarnya di layar monitor (display). Selain tiga komponen di atas,
sistem radar juga terdiri dari beberapa komponen pendukung lainnya,
yaitu
• Waveguide, berfungsi sebagai penghubung antara antena dan
transmitter.
• Duplexer, berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan antara
antena dan penerima atau pemancar sinyal ketika antena digunakan
dalam kedua situasi tersebut.
• Software, merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi
mengontrol kerja seluruh perangkat dan antena ketika melakukan
tugasnya masing-masing.

10
14.5. Prinsip Pengoperasian dan Cara Kerja Radar
Pada umumnya, radar beroperasi dengan cara menyebarkan tenaga
elektromagnetik terbatas di dalam piringan antena. Tujuannya adalah untuk
menangkap sinyal dari benda yang melintas di daerah tangkapan antena yang
bersudut 20o – 40o. Ketika suatu benda yang masuk ke dalam daerah tangkapan
antena tersebut, maka sinyal dari benda tersebut akan ditangkap dan diteruskan ke
pusat sistem radar untuk kemudian diproses sehingga benda tersebut nantinya
akan tampak dalam layar monitor/display.

Gambar 14.11. Prinsip pengoperasian radar


Pada gambar 14.11. dapat dilihat bahwa radar meradiasikan energi
elektromagnetik dari antena dan selanjutnya merambat diudara. Beberapa energi
yang terpancarkan dari radar tersebut akan mengenai target yang berada pada
jarak tertentu dari posisi radar. Energi yang tertangkap oleh target akan
diradiasikan balik ke berbagai arah. Sebagian dari energi tersebut akan
terpantulkan balik dan ditangkap oleh antena radar. Setelah dilakukan proses
penguatan sinyal pada bagian receiver (penerima) dan dengan proses pengolahan
sinyal yang tepat, keputusan apakah sinyal yang terpantulkan balik ke arah antena
radar tersebut sesuai dengan target yang diinginkan atau tidak. Pada langkah ini,
lokasi target dan kemungkinan untuk memperoleh informasi lain akan dilakukan.
Prinsip kerja radar sama halnya seperti pada Echo (gema) dan Efek Doppler
yang sering kita alami di kehidupan sehari-hari.

11
Echo (Gema)

Gambar 14.12. Analogi prinsip Echo


Echo adalah sesuatu yang dialami sepanjang waktu. Jika kita berteriak ke
dalam sumur atau jurang, maka terjadi gema beberapa saat kemudian.
Gema terjadi karena beberapa gelombang suara dalam teriakan kita
memantul kembali dari permukaan (baik air di dasar sumur atau dinding)
hingga ketelinga. Lamanya waktu antara saat berteriak dan saat mendengar
gema ditentukan oleh jarak antara kita dan permukaan yang menciptakan
echo.
Efek Doppler

Gambar 14.13. Analogi efek Doppler


Kita mungkin mengalaminya setiap hari (seringkali tanpa disadari).
Pergeseran doppler terjadi ketika suara yang dihasilkan atau terpantul dari

12
benda yang bergerak. Pergeseran Doppler dalam keadaan ekstrim
menciptakan ledakan sonik. Contohnya, saat kita mendengar suara sirine
ambulan mendekati kita yang sedang diam ditepi jalan suara sirine makin
keras, namun setelah melewati kita maka suara sirine semakin mengecil
seiring makin jauhnya jarak kita dengan mobil sirine. Terdengar keras
lemahnya suara yang didengar tersebut bisa dikatakan sebagai pergeseran
doppler atau efek doppler.
Kita dapat menggabungkan echo dan pergeseran doppler dengan cara
berikut. Katakanlah kita mengirimkan suara keras ke arah mobil yang bergerak ke
arah kita. Beberapa gelombang suara akan terpental mobil (gema). Karena mobil
bergerak ke arah kita, namun gelombang suara akan dikompresi. Oleh karena itu,
suara gema akan memiliki jangkauan lebih tinggi dari suara asli yang dikirim. Jika
kita mengurangi pitch gema, kita dapat menentukan seberapa cepat mobil
bergerak.
Kita sudah tahu bahwa suara gema dapat digunakan untuk menentukan
seberapa jauh benda, dan kita juga telah tahu bahwa kita dapat menggunakan
pergeseran Doppler dari gema untuk menentukan seberapa cepat benda/sesuatu
yang terjadi. Oleh karena itu, hal ini memungkinkan untuk menciptakan suara
Radar atau disebut juga sonar. Kapal selam dan kapal menggunakan sonar
sepanjang waktu.
Bagaimana dengan radar yang khusus dirancang untuk mendeteksi pesawat
dalam penerbangan. Radar menyala dari pemancar dan dengan intensitas tinggi
dan frekuensi tinggi gelombang radio. Ledakan radar ini berlangsung dalam
hitungan mikrodetik. Radar kemudian mematikan pemancar nya, kemudian
menyalakan alat penerima dan mendengarkan echo yang dihasilkan. Radar
mengukur waktu yang diperlukan untuk echo tiba, serta pergeseran Doppler dari
echo. Gelombang radio bergerak dengan kecepatan cahaya, sekitar 1.000 meter
per mikrodetik, sehingga jika Radar memiliki kecepatan tinggi dapat mengukur
jarak pesawat dengan sangat akurat. Menggunakan peralatan pengolahan sinyal
khusus, radar juga dapat mengukur pergeseran Doppler sangat akurat dan dapat
menentukan kecepatan pesawat.

13
14.6. Persamaan Radar
Pemancaran dan pemantulan gelombang-gelombang elektromagnetik dalam
radar sama dengan gelombang radio biasa. Jadi rapat daya radar pada waktu
sampai di sasaran adalah
𝑷𝑻 𝑮𝑻
PrR = (watt/m2)
𝟒𝝅 𝒓𝟐

dimana: PT = daya pancaran (watt)


GT = penguatan antena
r = jarak radar ke sasaran
PrR = rapat daya di sasaran
Sasaran akan memantulkan sebagian daya yang mengenainya dan dapat
ditulis sebagai:
PR = σ PrR (watt)

dimana: PR = daya yang dipantulkan


PrR = rapat daya di sasaran
σ = luas efektif sasaran, tergantung dari ukuran sasaran, bahan
dindingnya dan posisinya terhadap arah datangnya
gelombang elektromagnetiknya.
Sebagian dari daya yang dipantulkan ini akan dipancarkan kembali ke arah
penerima di tempat radarnya, sehingga rapat daya terpantul waktu tiba di
penerima adalah
𝑷𝑹
Pr = (watt/m2)
𝟒𝝅 𝑹𝟐

dimana: Pr = rapat daya


PR = daya total yang terpantul oleh sasaran
R = jarak radar ke sasaran
Jadi di sini sasaran dianggap sebagai pemancar isotropic. Sehingga daya yang
masuk ke penerima adalah :
𝑷𝑻 𝑮𝑻 𝝈
Wr = Pr Ae = x x Ae
𝟒𝝅 𝒓𝟐 𝟒𝝅 𝒓𝟐

14
Karena biasanya dipakai antena yang sama baik untuk mengirim maupun
untuk menerima, maka:

𝑷 𝑮𝟐 𝝀𝟐
𝑻 𝑻
Wr = (𝟒𝝅) 𝟑 σ
𝑹𝟒

Untuk jarak maksimum, Wr ini harus cukup kuat sehingga masih dapat
dibedakan dari derau yang ada.
Sehingga: (Wr) min = S kToB F

kToB= level derau di input penerima


F = noise figure
S = perkalian minimum, yang menunjukkan berapa kali daya harus
lebih besar dibanding derau untuk dapat dideteksi dengan benar.
Sehingga :
𝑷𝑻 𝑮𝟐𝑻 𝛔 𝝀𝟐
R4 = (𝟒𝝅)𝟑 𝑾𝒓

Atau jarak maksimum:

𝟒 𝑷𝑻 𝑮𝟐𝑻 𝝀𝟐 𝛔
Rmax = √
(𝟒𝝅)𝟑 𝒌𝑻𝒐𝑩 𝑭 𝑺𝒎𝒊𝒏

Rumus ini merupakan fungsi statistik atau kemungkinan. Karena radar


bekerja dengan pulsa, dan dalam rumus juga ada faktor yang sangat tergantung
pada situasi dan kondisi.
Dari rumus juga terlihat bahwa jarak kerja radar tergantung dari:
1. besarnya daya yang dipancarkan;
2. gain antena atau daya yang dipancarkan hanya dalam berkas yang sempit;
3. kepekaan penerima.
Tetapi dalam rumus juga terlihat ada beberapa efek yang berlawanan antara
faktor-faktornya, misalnya antara G dan λ, jika frekuensi semakin tinggi biasanya
daya yang dapat dihasilkan juga semakin kecil dan derau penerima semakin besar.
Sehingga instalasi radar hanya dapat dioptimalkan untuk penggunaan khusus.

15
Contoh soal:
Hitung jarak maksimum yang dapat dicapai dari sebuah sistem radar yang
beroperasi pada frekuensi 14 GHz dengan daya puncak pulsa (Pt) 10 kW. Daya
minimum yang dapat diterima (Pmin) adalah 10-15 W dengan Ao sebesar 36
sedangkan S = 10 m2
Penyelesaian:
Diketahui nilai f = 14 GHz, Pmin=10-15 W, Pt=10 kW, Ao=36, s=10 m2
Ditanya Rmax=..?
𝑃𝑡 𝐴𝑜2 𝑠
Rmax =
4𝜋 𝐼 2 𝑃𝑚𝑖𝑛
𝐶 3 𝑥 10−6
I= = = 0,214 𝑥 10−12 𝑚
𝑓 14 𝑥 106

10000 . 362 . 10
Rmax = = 2,253 x 1047 m
4𝜋 (0,214𝑥10−12 )2 . 10−15

Rmax = 2,253 x 1044 km

14.7. Pengaplikasian Radar


1. Prakiraan Cuaca
Weather Radar, merupakan jenis radar cuaca yang memiliki kemampuan
untuk mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk, misalnya
badai. Wind Profiler, merupakan jenis radar cuaca yang berguna untuk
mendeteksi kecepatan dan arah angin dengan menggunakan gelombang
suara (SODAR).
2. Militer
Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang
berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain.
Sistem radar ini biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan
penyerangan udara dalam dunia militer.
Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat
tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah satu pesawat
yang menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur Amerika
Serikat F-14. Dengan memasang radar ini pada peluru kendali udara

16
(AIM-54 Phoenix), maka peluru kendali yang ditembakkan ke udara itu
(air-to-air missile) diharapkan dapat mencapai sasarannya dengan tepat.
3. Kepolisian
Radar biasa dimanfaatkan oleh kepolisian untuk mendeteksi kecepatan
kendaraan bermotor saat melaju di jalan. Radar yang biasa digunakan
untuk masalah ini adalah radar gun (radar kecepatan) yang berbentuk
seperti pistol dan microdigicam radar.
4. Pelayaran
Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur
perjalanan kapal agar setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di
jalurnya masing-masing dan tidak saling bertabrakan, sekalipun dalam
cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut. Secara spesifik
kegunaannya :
• Untuk menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu. Dalam
menentukan posisi kapal dengan radar dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu menggunakan baringan dengan baringan,
menggunakan baringan dengan jarak dan menggunakan jarak dengan
jarak.
• Memandu kapal keluar – masuk pelabuhan atau perairan sempit. Pada
posisi Head Up, radar sangat efektif dan efisien untuk membantu para
nakhoda atau pandu dalam melayarkan kapalnya keluar-masuk
pelabuhan, sungai atau alur pelayaran sempit.
• Membantu menemukan ada atau tidaknya bahaya tubrukan. Dengan
melihat pada layar Cathoda Ray Tube (CRT) adanya pantulan atau
echo dari awan yang tebal.
• Membantu memperkirakan hujan melewati lintasan kapal. Dengan
melihat pada layar radar (Cathoda Ray Tube) adanya pantulan atau
echo dari awan yang tebal.
5. Penerbangan
Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada
pemakaian Air Traffic Control (ATC). Air Traffic Control merupakan

17
suatu kendali dalam pengaturan lalu lintas udara. Tugasnya adalah untuk
mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu lintas udara bagi setiap
pesawat terbang yang akan lepas landas (take off), terbang di udara,
maupun yang akan mendarat (landing). ATC juga berfungsi untuk
memberikan layanan bantuan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi
dan kondisi bandara yang dituju. Radar mempunyai kelebihan dalam
komunikasi. Radar yang sangat kuat dapat membantu pilot untuk melihat
cuaca, layaknya pesawat terbang dan lain-lain.

14.8. Rangkuman
Gelombang Elektromagnetik sangat mempengaruhi kehidupan di dunia.
Karena banyak teknologi-teknologi yang diciptakan berkaitan dengan gelombang
elektromagnetik. Salah satu gelombang yang dibahas pada makalah ini adalah
gelombang mikro atau radar. Gelombang mikro atau radar sangat membantu
dalam memberikan informasi dan melaksanakan kegiatan sehari-hari.
Radar (Radio Detection and Ranging) merupakan sistem gelombang
elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat
map benda-benda seperti pesawat terbang, kendaraan bermotor dan informasi
cuaca. Radar bekerja berdasarkan pada prinsip echo (gema) dan efek doppler yang
sering kita alami dalam kehidupan sehari – hari.
Radar bekerja dengan menggunakan gelombang radio yang dipantulkan dari
permukaan objek serta menghasilkan sinyal energi elektromagnetik yang
difokuskan oleh antenna dan ditransmisikan ke atmosfer. Benda yang berada
dalam alur sinyal elektromagnetik ini yang disebut objek, menyebarkan energi
elektromagnetik tersebut. Sebagian dari energi elektromagnetik tersebut
disebarkan kembali ke arah radar. Antena penerima yang biasanya juga antenna
pemancar menangkap sebaran balik tersebut dan memasukkannya ke alat yang
disebut receiver.
Gelombang radar dimanfaatkan sebagai jaringan internet, mendeteksi cuaca,
mengatur lalu lintas udara, mengetahui kecepatan kendaraan, mengetahui
kedudukan pesawat terbang, dan lain-lain.

18
TES FORMATIF

1. Jelaskan fungsi dari sinyal echo pada prinsip kerja radar!


2. Jelaskan fungsi dari transmitter, duplexer, antena, dan receiver pada radar!
3. Bagaimana sebuah radar dapat menentukan:
a. Jarak suatu target
b. Kecepatan suatu target, dan
c. Karakteristik suatu target
4. Jelaskan tentang Free Space Path Loss (FSPL)! dan mengapa FSPL merupakan
hal yang penting pada radar?
5. Jika waktu antara pentransmisian gelombang EM oleh antena Tx hingga
pantulan gelombang EM yang diterima oleh antena Rx adalah t = 10 mili detik
dan sudut elevasi antena adalah  = 45o, dan antena radar menghadap ke
selatan, tentukan posisi target yang dideteksi oleh radar!
6. Jika diketahui beberapa parameter berikut ini:
Radar Range EquationParameter
Metric Units Decibels
Radiated Power 1.5  106 W 60 dBW
Antenna Gain 1900 32.8 dB
Transmitter Wavelength  (pada 2700 MHz) 0.11 m
MDS echo (Received Power) 5  10-15 W -113 dBm
Sum of losses 128.8 21.1 dB
dan radar cross section σ diberikan pada tabel di bawah ini:
Target RCS (m2) RCS (dB)
Jumbo jet 100 20
Jet Airliner 20 – 40 13 – 16
Large Fighter 6 7.8
Helicopter 3 4.7
Four-passenger jet 2 3
Small Aircraft 1 0
a. Hitunglah jarak maksimum dimana sebuah target berupa jumbo jet
dapat dipindai dan dikenali oleh radar.
b. Jika jarak maksimum yang didapatkan pada soal 1 ditingkatkan hingga
3 kalinya, maka daya yang dipancarkan pada antena pemancar
(tranmitter) harus ditingkatkan berapa kalinya?

19
JAWABAN TES FORMATIF

1. Echo adalah Gema/pantulan sesuatu yang dialami sepanjang secara waktu,


Gema terjadi karena beberapa gelombang suara dalam teriakan kita
memantul kembali dari permukaan. Prinsip kerja utama Radar adalah
mengirimkan pulsa pendek dengan daya tinggi dan bagian penerima
menunggu sinyal yang direfleksikan (dipantulkan). Sinyal pantulan (echo)
diterima dengan penghitungan waktu yang tepat dan memungkinkan untuk
melokalisasi obyek dan menentukan jangkauan.
2. Transmitter: perangkat untuk menghasilkan suatu sinyal untuk
ditransmisikan
Duplexer: untuk mengubah atau mengatur fungsi antena sebagai transmitter
atau receiver
Antena: perangkat untuk memancarkan atau menerima suatu sinyal ke udara
atau dari udara
Receiver: perangkat untuk menerima suatu sinyal
3. a. Radar menentukan jarak dari suatu target dengan cara mengolah data
yang didapat berupa perbedaan waktu kirim dan penerimaan kembali
sinyal. Jarak tersebut disebut Slant Range. Slant range adalah jarak
berupa garis lurus antara radar dan target yang terdeteksi.
𝐶 ∆𝑡
R=
2
C = Kecepatan Cahaya
∆t = Selang waktu tempuh sinyal
b. Radar dapat mengetahui kecepatan dari suatu target dengan
memanfaatkan efek doppler. Efek doppler adalah sesuatu yang terjadi
ketika sesuatu yang bergerak menghasilkan suatu gelombang dan
menjadikan perbedaan frekuensi yang dihasilkan.
c. Radar dapat mengetahui karakteristik dari suatu target dengan
menggunakan parameter radar cross section (RCS).

20
4. FSPL merupakan loss dalam hal kekuatan sinyal pada sebuah gelombang
elektromagnetik yang akan menghasilkan refleksi atau difraksi pada line of
sight (LOS) path lewat udara bebas. FSPL akan muncul pada ruang hampa
udara dengan kondisi ideal. FSPL hal yang penting pada radar karena dapat
menentukan performansi dari radar. FSPL sebenarnya merupakan
fenomena dimana daya per satuan luas pada saat di depan antena berbeda
dengan daya per satuan luas di pada suatu jarak.
5. t = 10 ms
°
Antena radar ke selatan
𝐶𝑡 3 𝑥 108 . 10−2
R= = = 1.5 x 106 m (jarak dalam slant range)
2 2
Maka jarak sesungguhnya (jarak secara horizontal)
= R cos 
x 106 x cos 45
1.5 𝑥 106
=
√2
= 1.06 x 106 meter

4 4
√PtG2λ2σ √1.5 𝑥 106 19002 0.112 100
6. a. Rmax = =
𝑃𝑒𝑚𝑖𝑛 (4𝜋)2 𝐿𝑔𝑒𝑠 5𝑥10−15 (4𝜋)2 128.8

Rmax = 267690 𝑚 = 267.69 𝐾𝑀

4
√PtG2λ2σ
𝑅𝑚𝑎𝑥2 𝑃𝑒𝑚𝑖𝑛 (4𝜋)2 𝐿𝑔𝑒𝑠
b. = 4
𝑅𝑚𝑎𝑥1 √PtG2λ2σ
𝑃𝑒𝑚𝑖𝑛 (4𝜋)2 𝐿𝑔𝑒𝑠

3 𝑥 𝑅𝑚𝑎𝑥1 4 𝑃𝑠2
= √𝑃𝑠1
𝑅𝑚𝑎𝑥1
𝑃𝑠2
34 =
𝑃𝑠1

Ps2 = 81Ps1
21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Radar. (http://lasonearth.files.wordpress.com/2008/05/pdf_radar1.pdf,


diakses pada 22 Oktober 2019)

Gunawan, Putu Nova. 2013. Radar dan Navigasi. Universitas Hasanudin:


Makassar

Kireina, Angga Dewi. Gelombang Radar.


(http://anggadewikireina.wordpress.com/2011/11/26/gelombang-radar/, di
akses pada 22 Oktober 2019)

Raemer, Harold R. 1997. Radar Systems Principles. Florida: CRC Press LLC.

Simanjuntak, Tiur LH. 2002. Dasar-Dasar Telekomunikasi. Bandung: PT Alumni

Skolnik, Merrill. 1990. Radar Handbook Second Edition. United States: McGraw-
Hill,Inc

Smale, P H. 1996. Sistem Telekomunikasi I. Jakarta: Erlangga.

Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press

Wickens, Christopher D. 1998. The Future of Air Traffic Control: Human


Operators and Automation.Washington DC: National Academy Press
EY6016.

22

Anda mungkin juga menyukai