Anda di halaman 1dari 28

MATRA KESEHATAN LAUT DAN UDARA

ALAT-ALAT NAVIGASI DAN KOMUNIKASI DI LAUT

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. I Ketut Tirka Nandaka., SPKJ

DISUSUN OLEH :
Dewi Nur Hikmah (1820006)

Eka Yudha F. P. (1820012)

Elda Widya Sari (1820013)

Fitrya Lailatul H (1820020)

Muhimmatul L. M. (1820034)

Siska Rahmawati (1820054)

PROGRAM STUDI DIII-KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Alat-Alat Navigasi dan Komunikasi di
Laut”.

Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Alat-Alat


Navigasi dan Komunikasi di Laut Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini
tentu saja bukan karena kemampuan penulis semata, namun karena adanya
dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait, baik moril maupun materil.

Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan


hati mengucapkan terima kasih, kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan


pengalaman yang sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari berbagai pihak demi peningkatan mutu selanjutnya.

Surabaya, 19 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................1

1.4 Manfaat................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................2

2.1 Pengertian Navigasi.............................................................................2

2.2 Macam – macam Alat Navigasi Elektronik.........................................2

2.2.1 Radar..........................................................................................2

2.2.2 GPS............................................................................................6

2.2.3 RDF...........................................................................................10

2.2.4 Echosounder..............................................................................12

2.2.5 AIS.............................................................................................15

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................20

3.1 Apa fungsi dan kegunaan alat navigasi...............................................20

BAB IV PENUTUP..............................................................................................22

4.1 Kesimpulan..........................................................................................22

4.2 Saran....................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari


suatu tempat ketempat lain. Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat penting
untuk membantu seorang pelaut dalam melayarkan kapalnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi


sangat membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi, sehingga
dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis. Sistem navigasi di laut
mencakup beberapa kegiatan pokok, antara lain:

 Menentukan tempat kedudukan (posisi), dimana kapal berada di


permukaan bumi.
 Mempelajari serta menentukan rute/jalan yang harus ditempuh agar kapal
dengan aman, cepat, selamat, dan efisien sampai ke tujuan.
 Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui
sehingga jauhnya/jaraknya dapat ditentukan.
 Menentukan tempat tiba bila mana titik tolak haluan dan jauh diketahui.

1.2 Rumusan Masalah

Apa fungsi dan kegunaan alat navigasi.

1.3 Tujuan

Agar mengetahui kegunaan alat navigasi

1.4 Manfaat

Agar penulis dapat memahami tentang Alat-alat navigasi dan komunikasi di kapal.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Navigasi

Navigasi adalah proses melayarkan kapal dari satu tempat ke tempat lain
dengan lancar aman dan efisien.

Alat navigasi adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam


bernavigasi, Alat navigasi dibagi menjadi dua macam yaitu alat navigasi
konvensional dan elektronik.

2.2 Macam – macam Alat Navigasi Elektronik


2.2.1 Radar

Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan


navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran.Pada dasarnya radar berfungsi
untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling kapal.
Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan
pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat memberikan
baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut.

Oleh karena itu radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan


kapal lain sehingga dapat membantu menghindari/ mencegah terjadinya
tabrakan dilaut. Radar akan sangat berguna pada saat cuaca buruk, keadaan
berkabut, dan berlayar di malam hari terutama apabila petunjuk pelayaran
seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan visual tidak dapat
diamati.

Kelebihan utama radar dibandingkan dengan alat navigasi elektronik lain


adalah radar tidak memerlukan stasiun-stasiun pemancar.

A. Bagian-bagian Radar
a. Timer (trigger)

2
Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang
bertegangan tinggi yang diteruskan pada modulator dan indikator dalam
waktu yang sama. Untuk menyamakan waktu ini, maka diperlukan
pengukur waktu yang berguna mengukur waktu pemancaran pulsa-pulsa
radio yang dipancarkan itu.

b. Modulator

Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya)


yang dipancarkan dan untuk memperkuat atau mempertinggi tegangan
pulsa yang akan dipancarkan. Tegangan tinggi ini didapat dari tabung
magnetron. Dengan demikian guna membangkitkan tegangan tinggi,
pemancar harus dijalankan (dihidupkan) lebih dahulu (stand by)

c. Pemancar (transmitter)

Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk yang


disebut tenaga puncak (peak power) yang kemudian disalurkan ke
penghantar gelombang (wafeguide) terus ke antena, dari antena pulsa itu
disalurkan ke udara dalam bentuk elektron yang berputar.Bagian pemancar
ini pada instalasi dikapal disatukan dalam satu kabin atau kotak.

d. Penghubung TR dan Anti TR

Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar


(transmitter) dan tenaga gema pulsa yang kembali dari sasaran melalui
antena ke bagian penerima (receiver) sama-sama melalui penghantar
gelombang yang sama. Untuk mengatur penyaluran energi pulsa ke antena
dan dari antena penerima tersebut dilakukan secara berganti-ganti dengan
menggunakan penghubung (swich) elektronik (neon) yang dinamakan TR
dan anti TR swich (TR = Transit and Receive). Penghubung TR bertugas
mencegah pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi dari pemancar masuk ke
bagian penerima yang sensitif terhadap tegangan tinggi.dengan demikian
TR mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya energi
yang dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). Anti TR menyalurkan

3
energi gema-gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah masuknya
energi ini ke bagian pemancar.

e. Bagian penerima (receiver)

Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang diterima dari


sasaran.Hasil deteksi selubung getaran radio ini diperkuat disalurkan ke
bagian penguat gambar (video amplifier) lalu diteruskan ke bagian
indikator atau PPI unit.

f. Bagian PPI (Plan Position Indikator)

Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya untuk


memperlihatkan sasaran gambar yang terkena pancaran pulsa dan
menentukan arah serta jarak sasaran dalam azimut PPI dilengkapi dengan
Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube) dan rangkaian yang disebut
dasar waktu (time base) yang mengatur panjang atau lamanya sweep
sesuai dengan jarak lamanya waktu yang digunakan.

g. Bagian Antena

Antena terdiri dari tiga bagian khusus yaitu :

 Motor yang memutar antena


 Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo).
 Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit pada antena dan
motor sinrkonnya pada putaran pembelok TSK.
 Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas)
kecuali antena yang berbentuk parabol itu, ketiga bagian ini biasanya
ditempatkan dalam satu kotak yang disebut pedestal.
B. Prosedur Pengoperasian Radar
a) Prosedur Menghidupkan (ON)

Pada prinsipnya prosedur penggunaan radar adalah sama untuk semua


jenis radar dan prosedur penggunaan biasanya ada dalam buku manual
operasi.

4
Sebelum memutar tombol utama dan tombol-tombol function pada
posisi “ON” pastikan tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi
“OFF”/penuh berlawanan dengan arah jarum jam.

Setelah bagian tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi


sebagaimana di atas maka radar dapat kita hidupkan (pastikan bahwa
antena dapat berputar dengan bebas). Kemudian dilanjutkan prosedur
pengoperasian sebagai berikut :

 Perhatikan setting jarak tidak terlalu pendek


 Selaraskan kecerahan
 Selaraskan fokus dengan memperhatikan gelang jarak
 Selaraskan amplifikasi sampai berbentuk bintik-bintik kabur pada
skrin
 Set garis jarak pada kisaran jarak yang rendah dan gunakan pemilihan
frekuensi secara otomatis.
 Selaraskan penekanan gema laut untuk mendapatkan kontras yang baik
 Set switch jarak sesuai keperluan dan selaraskan lagi switch fokus
 Pastikan gambar berada di tengah-tengah
 Set penanda haluan pada 0o atau pada haluan kapal sesuai tampilan
yang akan digunakan.
 Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pengoperasian radar adalah:
 Semua switch dalam kaeadan minimum
 Kekuatan listrik yang betul
 Pastikan tidak ada orang disekitar antenna atau antenna betul-betul
bebas dari hambatan seperti tali atau benda lain yang akan
mengganggu perputaran antena.
b) Prosedur Mematikan (Off)

Bila radar tidak akan digunakan dalam periode waktu yang panjang,
putar tombol function dan antena pada posisi Off selanjutnya tombol-
tombol yang lain putar pada posisi sebelum diaktifkan.

5
C. Prinsip Kerja Radar

Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran gelombang


radio dalam bentuk ‘microwave band’. Pulsa yang dihasilkan oleh unit
pemancar (transmitter unit) dikirim ke antena melalui swich pemilih
pancar/terima elektronik (T/R electronic switch). Pada saat pengiriman sinyal
antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan
denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini akan
dipantulkan kembali apabila mengenai sasaran dalam bentuk gema radio
(radio echo). Pulsa yang dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena
dan dikirim ke unit penerima (receiver) melalui switch pemilih pancar/terima.
Pulsa ini akan di kuatkan dan akan dideteksi dalam bentuk sinyal radio yang
seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya pada indicator.

Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan


terbentang dari pusat skrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan akan
membuat garis sapuan. Garis sapuan ini akan bergerak disekeliling pusat skop
dan berputar searah jarum jam dimana putarannya selaras dengan putaran
antena. Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam indikator, bintik
putih diatas garis sapuan ini akan diubah kedalam bentuk gambar/bayang-
bayang. Posisi gambar ini akan sejalan dengan arah gelombang elektrik yang
dipancarkan serta jarak posisi gambar ini dengan pusat skop radar adalah
berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di suatu tempat. Dengan demikian
posisi penerima sinyal kapal senantiasa berada di pusat skop pada tabung sinar
katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran

2.2.2 GPS
A. Pengertian GPS

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan


satelit. Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS kependekan dari
Navigation Satellite and Ranging Global Positioning System.

6
Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi
yang spektrumnya cukup luas.Dari yang sangat teliti sampai yang biasa-
biasa saja. Ketelitian posisi yang diperoleh secra umum akan bergantung
pada empat faktor, yaitu :

 Metode penentuan posisi yang digunkan


 Geometri dan distribusi dari satelit – satelit yang diamati.
 Ketelitian data yang digunakan.
 Strategi / metode pengolahan data yang diterapkan.

Selain memeberikan informasi tentang waktu, GPS juga dapat


digunakan untuk mentransfer waktu dari satu tempat ke tempat lain.
Ketelitian sampai beberapa nanodetik dapat diberikan oleh GPS untuk
transfer waktu antar benua.

B. Pengoperasian GPS

GPS mempunyai beberapa macam (model) seperti VALSAT – 021,


namun secara umum prinsip dasar pengoperasiannya adalah relative sama
dan yang membedakannya adalah tipe dan merek GPS receiver yang
bersangkutan. Prosedur pengoperasian GPS model VALSAT 021 adalah
sebagai berikut.

a) Menghidupkan Unit GPS

Sebelum menghidupkan GPS kita harus mengetahui posisi duga saat


pengoperasian. Secara prinsip pengoperasian GPS sangatlah mudah
dengan urut-urutan sebagai berikut:

 Tekan ON/ OFF untuk menghidupakn


 Atur kecerahan cahaya dilayar tampilan
 Untuk mematikan perangkat, tekan kunci ON /OFF selama 3 detik
b) Mengoperasikan Navigator
1. Self Localization

GPS dengan mudah dapat memberikan informasi mengenai posisi


kita dipermukaan bumi disertai dengan waktu, dan kalender.GPS

7
mencari sinyal satelit pertama, dan saat itu juga dipergunakan untuk
pembaruan data tentang waktu dan kalender (update). Pencaraian
sinyal–sinyal satelit ini dipergunakan untuk memperbaharui data
mengenai waktu dan kalender. Proses ini memerlukan waktu rata –
rata 15 menit.

2. Memasukan Posisi Perkiraan

Diperlukan waktu beberapa menit untuk mendapatkan posisi yang


kemudian dimasukan sebagai posisi perkiraan.

 tekan kunci POS, kordinat Lat/Lon ditampilkan pada layar. POS 1


akan berkedip selama GPS tidak terkunci.
 Tekan kunci LNI, karakter pertama dari lat/ lintang akan berkedip
 Tekan +/- untuk memilih Utara / Selatan ( N/ S )
 Masukan data Lat / Lintang
 Dilihat bahwa karakter pertama dari lon/ bujur apakah sudah
berkedip.
 Tekan +/- untuk memilih Timur / Barat ( E / W )
 POS 1 berhenti berkedi saat GPS terkunci.
3. Pemilihan sistem Geodesi
 Tekan ( +/- ) menuju ketampilan fungsi kedua.
 Tekan “6” untuk mendapatkan fungsi F6, kemudian ENT.
 Tekan ?untuk memilih sistem Geodesi, kemudian ENT.

Setiap sistem geodesi memberikan perhitungan mengenai posisi


lat/lon yang berbeda.

4. Pengenalan tentang ketinggian antena


 Tekan POS< POS 1 muncul dilayar tampilan.
 Tekan ?untuk menampilkan POS 2.
 Tekan ENT untuk memasukan data ketinggian antena dalam
sistem. Yang dimaksud ketinggian disini adalah ketinggian antena
terhadap rata – rata permukaan laut.

8
5. Mendapatkan posisi
 Tekan POS
 POS 1 muncul dilayar tampilan.
 Posisi ini selalu diperbaharui / dikoreksi setiap 1 detik.
 XY atau XYZ menunjukan operasi dalam 2 atau 3 dimensi.
 Indikator “POS 1 “ akan tetap saat GPS dikunci
6. Menentukan Kecepatan dan Arah.
 Tekan NAV
 Nav 1 akan mumcul dilayar tampilan.
 Baris pertama menunjukan kecepatan dalam knots.
 Baris kedua menunjukan arah dalam derajat.
7. Memasukan Titik Posisi (Waypoint)
 Tekan WPT.
 WPT 1 akan muncul dilayar tampilan
 Masukan nomor titik posisi. Nomor ini ditampilkan pada baris
kedua, di bawah huruf WPT
 Tekan ENT
Karakter pertama untuk latitude (lintang) akan berkedip
(menandakan siap untuk memasukan data ).
 Tekan +/- untuk pilihan N ( utara ) atau S ( selatan ).
 Masukan koordinat lintang ( lititude )
 Kemudian periksa, karakter pertama dari bujur ( longitude ) akan
berkedip (menandakan siap untuk memasukan data)
 Tekan +/- untuk pilihan E ( timur ) atau W ( barat )
 Masukan koordinat bujur.
 Tekan ENT.
8. Pemberian nama setiap titik posisi (Waypoint)
 Tekan WPT
 WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
 Tekan ? danpilih nomor titik posisi ( waypoint )
 Tekan ENT. Karakter pertama akan berkedip.

9
 Tekan kunci (angka), yang berkenaan dengan huruf pertama dan
tekan +/- untuk memilih huruf yang diinginkan.
 Tulis sesuai yang dikehendaki.
9. Menghapus titik posisi (waypoint ) dan namanya.
 Tekan WPT.
 WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
 Masukan nomor titik posisi ( waypoint ).
 Tekan ENT
 Tekan Nav, sekarang posisi adalah
ü  00o 00’ 000N
ü  00o 00’ 000E
ü  dan namanya juga ikut terhapus.
 Tekan ENT
10. Memasukan koordinat saat ini kedalam titik posisi ( waypoint )
secara otomatis.
 Tekan WPT
 WPT 1 akan muncul dilayar
 Masukan nomor titik posisi ( waypoint )
 Tekan ENT POS ENT
 Posisi saat ini secara otomatis tersimpan didalam titik posisi
(waypoint) sesuai nomor waypoint yang kita isikan.

2.2.3 RDF
A. Pengertian RDF

RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang
dioperasikan melalui penerimaan gelombang elektromagnetik oleh
pemancar yang dipancarkan oleh stasiun pemancar.

B. Prinsip Kerja RDF

Antena pesawat Radio Direction Finder (RDF) akan menerima


gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh stasion pemancar. Oleh

10
karena antena itu merupakan suatu penghantar yang baik maka gelombang
elektromagnetik dari pemancar yang diterima oleh antena akan
membangkitkan arus gelombang yang getarannya sama dengan getaran
gelombang elektromagnetik dari pemancar.

Bila bidang bingkai antena searah dengan arah datangnya isyarat dari
pemancar maka tegangan yang dijangkitkan dalam antena akan maksimum
dan bila bidang bingkai antena diputar 90o tidak searah lagi dengan arah
datangnya isyarat maka tidak ada tegangan yang terjangkit dalam antenna
dan isyarat tidak akan terdengar isyarat yang diterima oleh antenna
diteruskan ke kotak penerima dan arah pemancar akan berada pada suara
yang terkeras. Karena petunjuk arah dihubungkan dengan antena maka arah
datangnya isyarat dapat dibaca pada indikatornya.

Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan
buritan sedangkan yang lain ke sisi iri dan kanan pada kapal. Ujung masing-
masing bingkai dihubungkan pada dua buah kumparan yang terpisahkan dan
berkedudukan tegak lurus satu sama lain di dalam pesawat penerima. Bila
pemancar berada antara dua bingkai itu maka kedua bingkai itu akan
menghasilkan tegangan yang menimbulkan medan magnit. Tiap medan
magnit akan menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulah
menunjukkan arah tempat di mana pemancar berada.

C. Pengoperasian RDF

Menghidupkan atau mematikan dan mengoperasikan atau mengguna


kan pesawat R.D.F pada prinsipnya sama dengan peralatan radio lainnya.

 Cara menghidupkan :
 Hubungkan pesawat dengan jala-jala listrik agar pesawat mendapat
tenaga dengan menempatkan switch pada kedudukan ON.
 Tunggu beberapa menit sampai pesawat mendapat panas yang cukup
dan kemudian tempatkan power switch pada keduudkan yang
dikehendaki menurut jumlah voltage yang masuk.

11
 Tombol-tombol diatur pada kedudukan yang diperlukan untuk
mendapat arah stasionnya.
 Menggunakan pesawat R.D.F

Sebelum mengoperasikan/menggunakan pesawat R.D.F harus hafal


namanama tombol serta kegunaannya.Hal ini adalah untuk memudahkan
dalam mengoperasikannya.

 Letakkan power switch pada kedudukan 1,2,3 menurut jumlah voltage


yang masuk.
 Letakkan sistem switch pada kedudukan receiver.
 Tempatkan band switch pada band yang dikehendaki kalau untuk radio
beacon tempatkan pada band 1 dan kalau untuk broad cast tempatkan
pada band 2.
 Letakan wave form switch menurut mode isyarat yang dikehendaki
(lihat kegunaan masing-masing kedudukan).
 Carilah frekuensi gelombang radio yang akan dibaring dengan
menggunakan tombol tuning.
1. Tombol auto frekuensi gain dan receiver frekuensi diatur sampai
mendapatkan volume suara yang baik.
2. Apabila diagram angka delapan yang terlihat pada tabir terlampau
pendek, maka tombil radius diatur pelan-pelan sampai panjang yang
dikehendaki.
3. Dalam mendapatkan diagram angka delapan diusahakan sampai
dapat membentuk satu garis lurus dengan menggunakan tombol fine
control.
 Cara mematikan :

Untuk mematikan RDF setelah digunakan maka tombol-tombol seperti


AF gain, RF gain radius ditempatkan pada kedudukan minimum.

2.2.4 Echosounder
A. Definisi Echosounder

12
Sebuah echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan
teknologi SONAR untuk pengukuran bawah air fisik dan biologis
komponen-perangkat ini juga dikenal sebagai SONAR ilmiah. Aplikasi
termasuk batimetri, klasifikasi substrat, studi vegetasi air, ikan, dan
plankton, dan diferensiasi massa air.

Echosounder merupakan salah satu teknik pendeteksian bawah


air.Dalam aplikasinya, Echosounder menggunakan instrument yang dapat
menghasilkan beam (pancaran gelombang suara) yang disebut dengan
transduser. Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air
dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan
dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air.

B. Bagian-Bagian Echosounder
 Time Base

Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan


pemancaran pulsa yang akan dipancarkan oleh transmitter melalui
transducer. Suatu perintah dari time base akan memberikan saat kapan
pembentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan receiver.

 Transmiter

Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan.


Suatucperintah dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan
memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh
oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa
tersebut disalurkan ke transducer

 Transducer

Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi


energi suara ketika suara akan dipancarkan ke medium dan mengubah
energi suara menjadi energi listrik ketika echo diterima dari suatu target.
Selain itu fungsi lain dari transducer adalah memusatkan energi suara yang
akan dipantulkan sebagai beam.

13
Pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh keempat kuadran tetapi
sinyal diterima oleh masing-masing kuadran dan diproses secara terpisah.
Keempat kuadran diberi label a – d. Sudut θ pada satu bidang dibedakan
oleh perbedaan fase (a – b) dan (c – d), jumlah sinyal (a + c) dibandingkan
dengan jumlah sinyal (b + d). Sudut φ di dalam bidang tegak lurus
terhadap yang pertama adalah sama dibedakan oleh perbedaan fase antara
(a + b) dan (c + d). Kedua sudut tersebut mendefinisikan arah target yang
spesifik (MacLennan dan Simmonds, 2005).

Kesulitan yang dihadapi untuk mengeliminir faktor beam pattern dapat


diatasi dengan menggunakan split beam method. Metode ini menggunakan
receiving transducer yang dibagi menjadi 4 kuadran.Pemancaran
gelombang suara dilakukan dengan full beam yang merupakan
penggabungan dari keempat kuadran dalam pemancaran secara simultan.
Selanjutnya, sinyal yang memancar kembali dari target diterima oleh
masing-masing kuadran secara terpisah, output dari masing-masing
kuadran kemudian digabungkan lagi untuk membentuk suatu full beam
dengan 2 set split beam. Target tunggal diisolasi dengan menggunakan
output dari full beam sedangkan posisi sudut target dihitung dari kedua set
split beam.

Transducer dengan sistem akustik split beam ini pada prinsipnya terdiri
dari empat kuadran yaitu Fore, Aft, Port dan Starboard transducer.
Transducer split beam memiliki beam yang sangat tajam (100) dan
mempunyai kemampuan menentukan posisi target dalam bentuk beam
suara dengan baik yaitu dengan mengukur beda fase dari sinyal echo yang
diterima oleh kedua belah transducer (Simrad, 1993).

 Reciever

Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder
sebagai pencatat hasil echo. Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh
transducer setelah echo diterima harus diperkuat beberapa ribu kali
sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung keempat
bagian transducer menerima echo dari target, dimana target yang

14
terdeteksi oleh transducer terletak dari pusat beam suara dan echo dari
target akan dikembalikan dan diterima oleh keempat bagian transducer
pada waktu yang bersamaan

Split beam echosounder modern memiliki fungsi Time Varied Gain


(TVG) di dalam sistem perolehan data akustik. TVG berfungsi secara
otomatis untuk mengeliminir pengaruh attenuasi yang disebabkan oleh
geometrical sphreading dan absorpsi suara ketika merambat di dalam air.

Recorder Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal


echo dan juga berperan sebagai pengatur kerja transmitter dan mengukur
waktu antara pemancaran pulsa suara dan penerimaan echo atau recorder
memberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada
saat yang sama recorder juga mengirimkan sinyal ke receiver untuk
menurunkan sensitifitasnya (FAO, 1983).

2.2.5 AIS
A. Pengertian AIS

Automatic Identification System ( AIS ) adalah sistem pelacakan kapal


jarak pendek, digunakan pada kapal dan Stasiun Pantai untuk
mengidentifikasi dan melacak kapal dengan menggunakan pengiriman
data elektronik dengan kapal lainnya dan stasiun pantai terdekat. Informasi
seperti identifikasi posisi, tujuan, dan kecepatan dapat ditampilkan pada
layar komputer atau ECDIS ( Electronic Charts Display and Information
System ).AIS ditujukan untuk membantu awak kapal dalam bernavigasi
dan memungkinkan pihak berwenang maritim untuk melacak dan
memantau gerakan kapal, Sistem AIS  terintegrasi dari  Radio VHF
transceiver standar dengan Loran-C atau Global Positioning System
( GPS), dan dengan  sensor navigasi elektronik lainnya, seperti
gyrocompass  dan lain-lain.Untuk aturannya AIS sendiri International
Maritime Organization ( IMO ) sudah membuat  suatu aturan
yaitu Regulation 19 of SOLAS Chapter V yang berisi tentang pemasangan

15
AIS dimana  kapal-kapal diwajibkan untuk memasang perangkat AIS
transponder terutama pada kapal penumpang, kapal tangker dan kapal
berukuran 300 Gross Tonnage keatas. Peraturan tersebut juga memuat
tentang keharusan AIS untuk menyediakan data informasi berupa
identitas kapal, jenis kapal, posisi, tujuan, kecepatan, status navigasi dan
informasi lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pelayaran.

AIS yang digunakan pada peralatan navigasi yang penting untuk


menghindari dari kecelakaan akibat tabrakan.Karena keterbatasan dari
kemampuan radio, dan karena tidak semua kapal yang dilengkapi dengan
AIS, sistem ini berarti yang diutamakan untuk digunakan sebagai alat
peninjau dan untuk menghindarkan resiko dari tabrakan daripada sebagai
sistem pencegah tabrakan secara otomatis, sesuai dengan International
Regulations for Preventing Collisions at Sea (COLREGS).

Persyaratan AIS hanya untuk menampilkan dasar teks informasi, data


yang berlaku dapat diintegrasikan dengan sebuah graphical electronic
chart atau sebuah tampilan radar, menyediakan informasi navigasi
gabungan pada sebuah tampilan tunggal.

 Vessel Traffic Service

Saat perairan dan pelabuhan ramai, Vessel Traffic Service (VTS) boleh
ada dalam mengatur lalu lintas kapal. Sekarang, AIS menyediakan
kesadaran akan lalu lintas

tambahan dan menyediakan pelayanan dengan informasi tentang


keberadaan kapal lain dan alur lintasannya.

 Aids to Navigation

AIS telah berkembang dengan kemampuan dalam menyampaikan


informasi mengenai posisi serta nama suatu kapal, yakni dapat melayani
pengiriman pertolongan navigasi dan menandai posisi kapal. Bantuan ini
dapat dilokasikan di pantai, misanya pada sebuah mercusuar, atau pada air,
pada platform atau pelampung.Penjaga pantai Amerika Serikat (The US

16
Coast Guard) mengusulkan bahwa AIS boleh diganti RACON, atau rambu
radar, baru-baru ini digunakan untuk bantuan navigasi elektronik.

Kemampuan pada bantuan menyiarkan navigasi juga telah membuat


konsep berupa Virtual AIS, disebut juga sebagai Synthetic AIS atau
Artificial AIS. Istilah tersebut dapat diartikan 2 kasus; pada kasus pertama,
sebuah transmisi AIS mendeskripsikan posisi nyata tetapi signalnya
tersebut berasal dari sebuah lokasi penerima di tempat lain. Contohnya,
pada stasiun pantai yang menyiarkan posisi, 10 floating channel markers,
dimana masing-masing stasiun amat kecil untuk menampung penerima itu
sendiri.Pada kasus kedua, hal tersebut dapat diartikan bahwa transmisi AIS
mengindikasikan sebuah penandaan yang dimana tidak terlihat secara
fisik, atau menyangkut sebuah penandaan suatu benda yang tidak terlihat
(Karang di bawah permukaan laut atau kapal yang tenggelam).

 Search and Rescue

Berfungsi untuk menentukan suatu posisi dalam pengoperasian Marine


Search & Rescue, hal ini sangat berguna untuk mengetahui letak dan status
navigasi dari suatu kapal atau orang yang membutuhkan pertolongan.
Sekarang AIS dapat memberikan tambahan informasi dan sumber
perhatian pada layar operasi, meskipun jarak AIS dibatasi pada jarak radio
VHF. Standar AIS juga menginginkan pemakaian tepat pada SAR Aircraft
dan memberikan sebuah pesan (AIS Message 9) untuk Aircraft pada
keberadaan posisi. Kegunaan aircraft dan vessels SAR pada lokasi
keadaan bahaya terdapat alat AIS-SART AIS Search abd Rescue
Transmitter yang baru-baru ini sedang dikembangkan oleh International
Electronical Commission (IEC), standar dijadwalkan untuk diselesaikan
pada akhir tahun 2008 dan AIS-SART akan diperoleh di pasar mulai tahun
2009.

 Binary Message

Saint Lawrence Seaway menggunakan pesan kembar atau dikenal


dengan nama AIS binary message (message tipe 8) untuk memberikan

17
informasi tentang level air, tata tertib pintu air, dan cuaca pada sistem
kenavigasian itu sendiri.

 Computing dan networking

Beberapa program computer telah dibuat untuk digunakan bersamaan


AIS data.Beberapa program menggunakan sebuah computer untuk
memodulasi pendengaran yang murni dari sebuah alat konvensional,
marine VHF radio telephone, yang diperbaiki untuk AIS broadcast
frequency (Channel 87 and 88) ke dalam AIS data.Beberapa program
dapat mengirim ulang informasi AIS ke jaringan lokal atau global yang
menyediakan otoritas pengguna atau publik untuk mengobservasi lalu
lintas kapal dari suatu jaringan lainnya.Beberapa tampilan program data
AIS dikirim dari sebuah pengirim resmi AIS ke dalam sebuah computer
atau chartplotter. Kebanyakkan dari beberapa program tidak berupa AIS
transmitter, oleh karenanya peralatan tersebut tidak akan memberitahu
posisi kapal anda tetapi mungkin dapat digunakan sebagai alternative yang
relatif murah bagi kapal kecil untuk memberikan bantuan navigasi dan
menghindari tabrakan dengan kapal yang lebih besar yang diharuskan
untuk memberitahu posisinya. Pemakai kapal juga menggunakan penerima
(receiver) untuk menemukan dan mengontrol kapal dan menambahkan
koleksi dokumen.

 Concern over web-based data

Pada bulan desember 2004, IMO menyalahkan penggunaan data secara


bebas yang tidak bertanggung jawab dengan pernyataan berikut.
Dalam hubungannya untuk mengumumkan ketersediannya informasi AIS
secara gratis, data kapal yang dikembangkan pada website, publikasi pada
website atau transnisi data AIS lainnya bisa mengancam keselamatan dan
keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan dan menghambat usaha organisasi
beserta anggotanya dal upaya meningkatkan keselamatan navigasi dan
keamanan sector kelautan internasional.

18
B. Cara kerja AIS

Transponder AIS menayangkan informasi secara otomatis, seperti


posisi, kecepatan, dan status navigasi pada interval waktu tertentu melalui
transmitter VHF yang terpasang pada transponder.Informasi tersebut
diambil langsung dari sensor navigasi kapal, khusussnya dari penerima
GNSS dan gyrocompasnya. Informasi lain, seperi nama kapal dank kode
pemanggil VHF di program ketika memasang peralatan juga
ditransmisikan secara berkala. Sinyal tersebut diterima oleh transponder
AIS yang dipasang papa kapal atau di darat bergantung pada sistemnya,
seperti pada sistem VTS. Informasi yang diterima dapat ditampilkan pada
sebua layar atau plot grafik yang menunjukkan posisi kapal lain dengan
tampilan sesua yang terdapat pada layar radar.

Standar AIS menjelaskan 2 kelas unit AIS:

1) Kelas A, digunakan pada kapal-kapal yang tercantum dalam SOLAS


Chapter V (dan kapal lain di beberapa negara)
2) Kelas B, menggunakan daya yang kecil, biaya yang relativ murah
untuk penggunaan pasar non-SOLAS.

Varisai-variasi yang lain saat ini sedang dalam pengembangan dan di


khususkan untuk penggunaan di stasiun, pertolongan navigasi darura dan
SAR, yang mana peralatan tersebut akan menjadi pengganti dari peralatan
sebelumnya.

Khusus untuk kelas A, transponder AIS ini terdiri dari sebuah


transmitter VHF, 2 penerima VHF TDMA, satu penerima VHF DSC,
penghubung menuju display dan sistem sensor menggunakan komunikasi
elektronik berstandar maritime (seperti NMEA 0183, yang dikenal dengan
IEC 61162). Pengalokasian waktu menjadi bagian yang sangat vital untuk
proses sinkronisasi yang baik dan pemetaan untuk kelas A. Oleh karena
itu, setiap unit diharuskan memiliki penerima GPS internal.

19
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Apa fungsi dan kegunaan alat navigasi.


A. Navigasi Sesuai Alat Solas 1974
1. Lampu Navigasi

Terpasang dikapal sesuai dengan peraturan colreg (peraturan


tabrakan 1972) dan dinyatakanpada cuaca hitam untuk mengetahui
arah kapal, jenis kapal dan kapal besar, sebagai berikut:

 Lapu tiang depan atau kedepan lampu utama.


 Lampu tiang utama (untuk kapal panjang lebih dari 50m)
 Lampu samping kiri dan kanan
 Lampu jangkar depan belakang
 Lampu mesin induk mati
2. Kompas Magnet Atau Kompas Magnetik

Merupakan kompas utama sebagai alat untuk penentu arah kapal,


kompas dipasang dianjungan kapal atau digeladak kompas atas
anjungtan. Rumah kompas dilengkapi lampu penerang. Untuk kapal
ukuran tertentu, pasang gyro compass sebagaikompas tambahan.

3. Peralatan Navigasi Lainnya Atau Navigasi Keselamatan Lainnya


 Lampu isyarat siang hari atau lampu sinyal siang hari ( lampu ini
digunakan untuk memberikan isyarat morse pada siang hari, lampu
ini juga disebut aldist. Menggunakan arus DC
 Bel atau peramalan bel digunakan untuk pengganti keadaan bahaya
/ sebagai pengganti waktu jaga.
 Gong memiliki fungsi sama dengan bel.
 Suling kapal digunakan untuk isyarat bunyi pada saat kabut
 Bola jangkar dan kerucut untuk menandai posisi kapal dan posisi
lego jangkar.

20
4. Peralatan Radio

Radio telepon lengkap dengan sistem antena yang dapat menerima


dan memancarkan freq. 2182 khz dan memiliki sumber tenaga baterai.
VHF dua arah perlengkap radio jenis memegang tahan cuaca atau
udara.

5. Echo Sounder

Peralatan elektronik untuk mengetahui dan mengukur kedalaman


antara luas kapal dengan dasar laut, peralatan ini dipasang dianjungan
kapal penunjuk dapat terdiri dari grafik / angka digital. Kapal yang
memiliki pasang surut yang tinggi.

6. GPS

Sistem penentu global untuk mengetahui posisi kapal berdasarkan


derajat lintang dan bujurnya sehingga mudah dapat diketahui posisi
nya dengan tepat membahas diplot pada peta. Alat ini dibantu dengan
alat satelit.

7. Gadar Kapal

Alat elektronik untuk objek rakitan kapal dalam radius yang sesuai
dengan radar 5 mil, 10, 20, bahkan 100 mil. Radar terbagi 2 bagian
terdiri dari unit monitor dan scanner.

8. Mesin Telegraf, Telepon Internal Dan Sistem Pengeras Suara

Mesin telegraf bekerja paralel antara anjungan dan kamar mesin,


alat ini melengkapi bagian yang menegaskan konfirmasi permintaan
yang dapat dibaca di kamar mesin. Alat ini juga menyediakan alarm
yang terjadi respon. Telepon internal adalah alat komunikasi dua arah
antara anjungan dan ruang-ruang di kapal.

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Osteomilitis disebabkan oleh Staphylococcus aureus hemolitukus


(koagulasi positif) sebanyak 90% dan jarang oleh streptococcus hemolitikus.
Haemophylus influenzae (50%) pada anak-anak dibawah umur 4 tahun.
Organisme yang lain seperti : Bakteri colli, Salmonella thyposa dan
sebagainya. Osteomielitis juga dapat diklasifikasikan dua macam yaitu:
Osteomielitis Primer dan Osteomielitis Sekunder (Osteomielitis
Perkontinuitatum).

Tanda dan Gejala osteomielitis tergantung dari stadium patogenesis dari


penyakit, dapat berkembang secara progresif atau cepat. Pada keadaan ini
mungkin ditemukan adanya infeksi bacterial pada kulit dan saluran napas
bagian atas. Gejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah infeksi
dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang bersangkutan

4.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

1. Bakara, J (2011) perkembangan sistem satelit navigasi global


dan aplikasinya. berita dirgantara ,12 (2)

22
2. Daulay D . (2012, Desember 7).pengenalan alat navigasi
electronik di atas kapal . Dipetik Oktober 12 , 2014 . Dari
bukudaulay :
http://bukudaulay.wordpress.com/2012/12/07/pengenalan-alat-
navigasi-electronik-diatas-kapal/
3. Direktur jendral pos dan telekomunikasi . (2008). Keputusan
direktur jendral pos dan telekomunikasi nomer 102 tahun 2008
tentang pengelompokan alat dan perangkat telekomunikasi
untuk keperluan sertifikasi. Jakarta , DKI Jakarta , Indonesia.

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai