DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
Dewi Nur Hikmah (1820006)
Muhimmatul L. M. (1820034)
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Alat-Alat Navigasi dan Komunikasi di
Laut”.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................1
1.4 Manfaat................................................................................................1
2.2.1 Radar..........................................................................................2
2.2.2 GPS............................................................................................6
2.2.3 RDF...........................................................................................10
2.2.4 Echosounder..............................................................................12
2.2.5 AIS.............................................................................................15
BAB IV PENUTUP..............................................................................................22
4.1 Kesimpulan..........................................................................................22
4.2 Saran....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Agar penulis dapat memahami tentang Alat-alat navigasi dan komunikasi di kapal.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Navigasi adalah proses melayarkan kapal dari satu tempat ke tempat lain
dengan lancar aman dan efisien.
A. Bagian-bagian Radar
a. Timer (trigger)
2
Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang
bertegangan tinggi yang diteruskan pada modulator dan indikator dalam
waktu yang sama. Untuk menyamakan waktu ini, maka diperlukan
pengukur waktu yang berguna mengukur waktu pemancaran pulsa-pulsa
radio yang dipancarkan itu.
b. Modulator
c. Pemancar (transmitter)
3
energi gema-gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah masuknya
energi ini ke bagian pemancar.
g. Bagian Antena
4
Sebelum memutar tombol utama dan tombol-tombol function pada
posisi “ON” pastikan tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi
“OFF”/penuh berlawanan dengan arah jarum jam.
Bila radar tidak akan digunakan dalam periode waktu yang panjang,
putar tombol function dan antena pada posisi Off selanjutnya tombol-
tombol yang lain putar pada posisi sebelum diaktifkan.
5
C. Prinsip Kerja Radar
2.2.2 GPS
A. Pengertian GPS
6
Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi
yang spektrumnya cukup luas.Dari yang sangat teliti sampai yang biasa-
biasa saja. Ketelitian posisi yang diperoleh secra umum akan bergantung
pada empat faktor, yaitu :
B. Pengoperasian GPS
7
mencari sinyal satelit pertama, dan saat itu juga dipergunakan untuk
pembaruan data tentang waktu dan kalender (update). Pencaraian
sinyal–sinyal satelit ini dipergunakan untuk memperbaharui data
mengenai waktu dan kalender. Proses ini memerlukan waktu rata –
rata 15 menit.
8
5. Mendapatkan posisi
Tekan POS
POS 1 muncul dilayar tampilan.
Posisi ini selalu diperbaharui / dikoreksi setiap 1 detik.
XY atau XYZ menunjukan operasi dalam 2 atau 3 dimensi.
Indikator “POS 1 “ akan tetap saat GPS dikunci
6. Menentukan Kecepatan dan Arah.
Tekan NAV
Nav 1 akan mumcul dilayar tampilan.
Baris pertama menunjukan kecepatan dalam knots.
Baris kedua menunjukan arah dalam derajat.
7. Memasukan Titik Posisi (Waypoint)
Tekan WPT.
WPT 1 akan muncul dilayar tampilan
Masukan nomor titik posisi. Nomor ini ditampilkan pada baris
kedua, di bawah huruf WPT
Tekan ENT
Karakter pertama untuk latitude (lintang) akan berkedip
(menandakan siap untuk memasukan data ).
Tekan +/- untuk pilihan N ( utara ) atau S ( selatan ).
Masukan koordinat lintang ( lititude )
Kemudian periksa, karakter pertama dari bujur ( longitude ) akan
berkedip (menandakan siap untuk memasukan data)
Tekan +/- untuk pilihan E ( timur ) atau W ( barat )
Masukan koordinat bujur.
Tekan ENT.
8. Pemberian nama setiap titik posisi (Waypoint)
Tekan WPT
WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
Tekan ? danpilih nomor titik posisi ( waypoint )
Tekan ENT. Karakter pertama akan berkedip.
9
Tekan kunci (angka), yang berkenaan dengan huruf pertama dan
tekan +/- untuk memilih huruf yang diinginkan.
Tulis sesuai yang dikehendaki.
9. Menghapus titik posisi (waypoint ) dan namanya.
Tekan WPT.
WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
Masukan nomor titik posisi ( waypoint ).
Tekan ENT
Tekan Nav, sekarang posisi adalah
ü 00o 00’ 000N
ü 00o 00’ 000E
ü dan namanya juga ikut terhapus.
Tekan ENT
10. Memasukan koordinat saat ini kedalam titik posisi ( waypoint )
secara otomatis.
Tekan WPT
WPT 1 akan muncul dilayar
Masukan nomor titik posisi ( waypoint )
Tekan ENT POS ENT
Posisi saat ini secara otomatis tersimpan didalam titik posisi
(waypoint) sesuai nomor waypoint yang kita isikan.
2.2.3 RDF
A. Pengertian RDF
RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang
dioperasikan melalui penerimaan gelombang elektromagnetik oleh
pemancar yang dipancarkan oleh stasiun pemancar.
10
karena antena itu merupakan suatu penghantar yang baik maka gelombang
elektromagnetik dari pemancar yang diterima oleh antena akan
membangkitkan arus gelombang yang getarannya sama dengan getaran
gelombang elektromagnetik dari pemancar.
Bila bidang bingkai antena searah dengan arah datangnya isyarat dari
pemancar maka tegangan yang dijangkitkan dalam antena akan maksimum
dan bila bidang bingkai antena diputar 90o tidak searah lagi dengan arah
datangnya isyarat maka tidak ada tegangan yang terjangkit dalam antenna
dan isyarat tidak akan terdengar isyarat yang diterima oleh antenna
diteruskan ke kotak penerima dan arah pemancar akan berada pada suara
yang terkeras. Karena petunjuk arah dihubungkan dengan antena maka arah
datangnya isyarat dapat dibaca pada indikatornya.
Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan
buritan sedangkan yang lain ke sisi iri dan kanan pada kapal. Ujung masing-
masing bingkai dihubungkan pada dua buah kumparan yang terpisahkan dan
berkedudukan tegak lurus satu sama lain di dalam pesawat penerima. Bila
pemancar berada antara dua bingkai itu maka kedua bingkai itu akan
menghasilkan tegangan yang menimbulkan medan magnit. Tiap medan
magnit akan menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulah
menunjukkan arah tempat di mana pemancar berada.
C. Pengoperasian RDF
Cara menghidupkan :
Hubungkan pesawat dengan jala-jala listrik agar pesawat mendapat
tenaga dengan menempatkan switch pada kedudukan ON.
Tunggu beberapa menit sampai pesawat mendapat panas yang cukup
dan kemudian tempatkan power switch pada keduudkan yang
dikehendaki menurut jumlah voltage yang masuk.
11
Tombol-tombol diatur pada kedudukan yang diperlukan untuk
mendapat arah stasionnya.
Menggunakan pesawat R.D.F
2.2.4 Echosounder
A. Definisi Echosounder
12
Sebuah echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan
teknologi SONAR untuk pengukuran bawah air fisik dan biologis
komponen-perangkat ini juga dikenal sebagai SONAR ilmiah. Aplikasi
termasuk batimetri, klasifikasi substrat, studi vegetasi air, ikan, dan
plankton, dan diferensiasi massa air.
B. Bagian-Bagian Echosounder
Time Base
Transmiter
Transducer
13
Pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh keempat kuadran tetapi
sinyal diterima oleh masing-masing kuadran dan diproses secara terpisah.
Keempat kuadran diberi label a – d. Sudut θ pada satu bidang dibedakan
oleh perbedaan fase (a – b) dan (c – d), jumlah sinyal (a + c) dibandingkan
dengan jumlah sinyal (b + d). Sudut φ di dalam bidang tegak lurus
terhadap yang pertama adalah sama dibedakan oleh perbedaan fase antara
(a + b) dan (c + d). Kedua sudut tersebut mendefinisikan arah target yang
spesifik (MacLennan dan Simmonds, 2005).
Transducer dengan sistem akustik split beam ini pada prinsipnya terdiri
dari empat kuadran yaitu Fore, Aft, Port dan Starboard transducer.
Transducer split beam memiliki beam yang sangat tajam (100) dan
mempunyai kemampuan menentukan posisi target dalam bentuk beam
suara dengan baik yaitu dengan mengukur beda fase dari sinyal echo yang
diterima oleh kedua belah transducer (Simrad, 1993).
Reciever
Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder
sebagai pencatat hasil echo. Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh
transducer setelah echo diterima harus diperkuat beberapa ribu kali
sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung keempat
bagian transducer menerima echo dari target, dimana target yang
14
terdeteksi oleh transducer terletak dari pusat beam suara dan echo dari
target akan dikembalikan dan diterima oleh keempat bagian transducer
pada waktu yang bersamaan
2.2.5 AIS
A. Pengertian AIS
15
AIS dimana kapal-kapal diwajibkan untuk memasang perangkat AIS
transponder terutama pada kapal penumpang, kapal tangker dan kapal
berukuran 300 Gross Tonnage keatas. Peraturan tersebut juga memuat
tentang keharusan AIS untuk menyediakan data informasi berupa
identitas kapal, jenis kapal, posisi, tujuan, kecepatan, status navigasi dan
informasi lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pelayaran.
Saat perairan dan pelabuhan ramai, Vessel Traffic Service (VTS) boleh
ada dalam mengatur lalu lintas kapal. Sekarang, AIS menyediakan
kesadaran akan lalu lintas
Aids to Navigation
16
Coast Guard) mengusulkan bahwa AIS boleh diganti RACON, atau rambu
radar, baru-baru ini digunakan untuk bantuan navigasi elektronik.
Binary Message
17
informasi tentang level air, tata tertib pintu air, dan cuaca pada sistem
kenavigasian itu sendiri.
18
B. Cara kerja AIS
19
BAB III
PEMBAHASAN
20
4. Peralatan Radio
5. Echo Sounder
6. GPS
7. Gadar Kapal
Alat elektronik untuk objek rakitan kapal dalam radius yang sesuai
dengan radar 5 mil, 10, 20, bahkan 100 mil. Radar terbagi 2 bagian
terdiri dari unit monitor dan scanner.
21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
22
2. Daulay D . (2012, Desember 7).pengenalan alat navigasi
electronik di atas kapal . Dipetik Oktober 12 , 2014 . Dari
bukudaulay :
http://bukudaulay.wordpress.com/2012/12/07/pengenalan-alat-
navigasi-electronik-diatas-kapal/
3. Direktur jendral pos dan telekomunikasi . (2008). Keputusan
direktur jendral pos dan telekomunikasi nomer 102 tahun 2008
tentang pengelompokan alat dan perangkat telekomunikasi
untuk keperluan sertifikasi. Jakarta , DKI Jakarta , Indonesia.
23
24
25