Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

“KUNJUNGAN KE LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA


NASIONAL – STASIUN BUMI PENGINDERAAN JAUH PAREPARE”

MOCHAMMAD WAHYU WARDANA

1929342016

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan karunia dari Allah SWT. karena
atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Kuliah Lapangan dan membuat laporan hasil
kunjungan kuliah lapangan dalam bentuk makalah ini dengan tepat waktu. Di awal
makalah ini penulis meminta maaf jika dalam penyusunan makalah terdapat kesalahan.

Makalah dengan judul “Kunjungan Ke Lembaga Penerbangan dan Antariksa


Nasional Kota Parepare”. Penulisan makalah ini didasarkan atas data yang telah
diperoleh pada saat penulis melakukan kuliah lapangan di LAPAN Parepare dan sumber
informasi terkait lainnya.

Dalam penyusunan, penulis sangat berterima kasih atas bantuan dan kerja sama
dari pihak-pihak yang terkait di antarnya :

1. Dr. Mustari S. Lamada, S.Pd., M.T. sebagai Ketua Prodi Pendidikan Teknik
Elektro dan sekaligus dosen pengampuh mata kuliah Pengantar Ilmu
Komputer Universitas Negeri Makassar.
2. Zainuddin R. Kasau S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pembimbing dan
pendamping kegiatan kuliah lapangan.
3. Lembaga Penerbagan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Kota Parepare atas
kesediaannya menerima penulis beserta teman-teman untuk melakukan kulih
lapangan di sana.
4. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer UNM
atas segala kebersamaan dan kerja sama selama kegiatan.
Parepare, November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................3

A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................3
C. Tujuan..................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4

A. Sejarah Berdirinya LAPAN...............................................................................4


B. Kompetensi-kompetensi LAPAN......................................................................5
C. Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare.........................................................8
D. Fasilitas-fasilitas SBPJ Parepare........................................................................10

BAB III DOKUMENTASI KEGIATAN....................................................................16

BAB IV.........................................................................................................................17

A. Kesimpulan........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di era teknologi yang semakin maju ini, bukan merupakan hal yang tabu lagi
apabila seseorang dapat memperoleh informasi secara mudah. Di bidang perkuliahan,
sering kali dalam sebuah mata kuliah, materi yang diperoleh saat berada di kelas terasa
kurang cukup bagi beberapa mahasiswa. Untuk mencukupi kekurangan itulah
mahasiswa perlu melakukan praktik langsung untuk melihat penggunaan dan penerapan
segala macam teknologi yang ada.

Berdasarkan hal di atas, maka diadakanlah kunjungan berupa Kuliah Lapangan ke


Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Kota Parepare. Dengan
diadakannya kuliah lapangan ini, mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut
diharapkan mampu memperoleh pengetahuan tentang penerapan teknlogi dan informasi
lainnya yang digunakan oleh LAPAN Kota Parepare serta mmeperdalam wawasan
tentang lingkungan kerja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Lembaga PenerbaNgan dan Antariksa Nasional (LAPAN)?
2. Apa saja yang menjadi kompetensi LAPAN?
3. Apa itu Stasiun Bumi Penginderaan Jarak Jauh (SBPJ) fasilitas apa saja yang
ada di SBPJ Parepare?

C. Tujuan
1. Mengetahui lebih dalam tentang LAPAN
2. Mengetahui kompetensi-kompetensi dari LAPAN
3. Mengenal sera mengetahui SBPJ dan apa saja fasilitas yang terdapat di
dalamnya

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya LAPAN

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berdiri pada tanggal 27


november 1963, berdasarkan Keppres Nomor 236/1963 dengan status sebagai Lembaga
Pemerintah Non Kementrian (LPNK), untuk melembagakan penyelenggaraan program-
program pembangunan kedirgantaraan nasional. Dalam hal penyempurnaan organisasi
LAPAN, telah dikeluarkan beberapa Keppres, dengan yang terkini yakni Keppres
Nomor 9 tahun 2004 tentang Lembaga Non Kementrian.

Logo dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa nasional telah mengalami dua kali
perubahan, yaitu :

1. Pada tahun 2006-2015

2. Pada tahun 2015-sekarang

4
Sejarah singkat pembentukan LAPAN dimulai dengan pembentukan Panitia
Astronautika oleh Perdana Menteri Ir. H. Juanda (Selaku Ketua Dewan Penerbangan
RI) dan R.J. Salatun (Sekretaris Dewan Penerbangan RI) atas arahan dari presiden
pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno pada tanggal 31 Mei 1962.

Untuk mendukung perkembangan tersebut, pada 22 September 1962 dibentuklah


Proyek Roket Ilmiah dan Militer Awal (PRIMA) afiliasi Angkatan Udara Republik
Indonesia (AURI) dan Institut Teknologi Bandung. Proyek ini berhasil membuat dan
meluncurkan dua roket seri Kartika berikut telemetrinya pada tahun 1964. Berdasarkan
Keppres Nomor 17 tahun 2001, LAPAN bertugas untuk melaksakan sebagian tugas
pemeintah di bidang penelitian dan pengembangan dan pemanfaatannya.

B. Kompetensi-kompetensi LAPAN

Sebagaimana yang telah ditetapkan pada Keppres Nomor 17 tahun 2001,


LAPAN bertugas untuk melaksanakan sebagian tugas pemerintah di bidang penelitian
dan pembangunan kedirgantaraan dan pemanfaatannya. Kompetensi-kompetensi yang
dimiliki oleh LAPAN antara lain adalah sebagai berikut :

1. Sains Antariksa dan Atmosfer

Pada bidang ini, terdapat dua bidang kompetensi, yaitu :

a. Sains antariksa
Sains antariksa berfokus pada penelituan terhadap :
I. Matahari dan antariksa, yang berfokus enelitian atas :
a) Penelitian matahari
b) Penelitian benda jatuh antariksa
c) Penelitian lingkungan antariksa
d) Astronomi dan astrofisika
II. Geomagnet dan magnet antariksa
III. Ionosfer dan telekomunikasi
b. Sains dan teknologi atmosfer

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer


No.337 Tahun 2019. Bidang kompetensi ini atas lima fokus penelitian dan
pengembangan, yaitu :

I. Atmosfer maritim, yang terdiri dari tiga kegiatan penelitian :


a) Pengembangan sistem prediksi musim berbasis model
numerik wilayah Indonesia;

5
b) Interaksi atrmosfer laut dalam pembentukan siklon tropis
perairan selatan Indonesia; dan
c) Penelitian keselamatan pelayaran di perairan selatan
Indonesia.
II. Perubahan iklim, yang terdiri atas tiga kegiatan penelitian :
a) Kajian perubahan iklim kelautan dan wilayah pesisir di
Yogyakarta;
b) Dampak perubahan iklim terhadap ketersediaan air di
Yogyakarta; dan
c) Dampak perubahan iklim terhadap Vector Borne Diseases
di Yogyakarta dan Sulawesi Selatan.
III. Lingkungan atmosfer, yang terdiri atas empat kegiatan penelitian:
a) Penelitian prediksi travektori asap kebakaran hutan dan
aktivitas gunung api;
b) Penelitian kimia atmosfer dan GRK untuk mendukung
standar kimia atmosfer Indonesia dan DSS SRIKANDI;
c) Validasi AOD, BC DAN PM2.5 hasil pemantauan jauh di
wilayah Indonesia untuk mendukung DD SRIKANDI;
dan
d) Pengembangan SRIKANDI Versi 4.0
IV. Potensi bencana hidrometeorologi, yang terdiri atas tiga kegiatan
penelitian :
a) Verifikasi ketebalan awan berdasarkan WRF dan MASK
untuk mendukung hujan
b) Mekanisme terjadinya curah hujan ekstrem di Indonesia
untuk mendukung peningkatan akurasi DD SADEWA
c) Pengembangan DSS Potensi Bencana Hidrometeorologi
tahap III
V. Teknologi atmosfer, yang terdiri atas dua kegiatan penelitian :
a) Peningkatan presisi data Quantitative Precipitation
Estimation (QPE) SANTANU dengan Metode Sum
Calibration, Range Pependent, dan Clutter Removal
b) Pengembangan sensor temperatur berbasis kawat
platinum dan sensor tekanan berbasis GPS untuk aplikasi
observasi atmosfer

6
2. Teknologi Penerbangan dan Antariksa

Komponen ini berfikus kepada tiga bidang kompetensi, yaitu :

a. Tekonologi satelit
b. Teknologi penerbangan
Teknologi penerbangan berfokus pada :
i. Maritim Surveillance System (MSS)
ii. Pesawat transpor nasional, yang terdiri atas 2 program yaitu :
1) N219
2) N219 Amphibi
c. Pengembangan teknologi roket, yang terdiri atas empat fokus
pengembangan dan penelitian yaitu :
i. Fokus pengembangan roket EDF/TJ, riset diarahkan pada
pengembangan RKX-200EDF/TJ, yang mampu terbang secara
Auto Pilot By Way Points dengan kecepatan 200 Km/jam.
ii. Fokus penerbangan roket Sonda
iii. Fokus penerbangan Roadmap roket peluncur satelit

3. Penginderaan Jauh

Pada bidang ini, terdapat dua bidang kompetensi yaitu :

a. Teknologi dan data penginderaan jauh

Tugas utama Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh adalah menyediakan
data penginderaan jauh berlisensi Pemerintah Indonesia bagi seluruh
Kementrian/Lembaga, TNI, POLRI, dan Pemerintah Daerah (UU No. 21 Tahun 2013
tentang Keantariksaan).

b. Pemanfaatan penginderaan jauh

Tugas pusat pemanfaatan penginderaan jauh adalah melakasanakan penelitian,


pengembangan dan perekayasaan serta penyelenggaraan keantariksaan di bidang
pemanfaatan penginderaan jauh (Pasal 126 Perka No. 8 Tahun 2015 Tentang Organisasi
dan Tata kerja LAPAN).

Bidang ini memliki fokus utama yaitu :


i. Sistem informasi mitigasi bencana alam (SIMBA)
ii. Sistem pemantauan sumber daya alam dan lingkungan

4. Kajian Kebijakan Penerbangan dan Antariksa

7
Pada bidang ini, terdapat tiga fokus kelompok penelitian, yaitu :

a. Kelompok kajian aspek hukum, ekonomi, POLSOSBUD, dan


HANKAM di bidang penerbangan dan antariksa

Tugas dari ini adalah melaksanakan pengkajian aspek hukum, politik, sosial-
ekonomi, budaya, dan pertahanan keamanan di bidang penerbangan dan antariksa.

b. Kelompok kajian kebijakan nasional di bidang penerbangan dan


antariksa pada FORA Internasional

Tugas dari kelompok ini adalah melaksanakan pengkajian kebijakan nasional di


bidang penerbangan dan antariksa terkait forum internasional.

c. Kelompok kajian perumusan dan penyusunan peraturan perundang-


undangan di bidang penerbangan dan antariksa

Tugas dari kelompok ini adalah melaksanakan pengkajian, perumusan, dan


penyusunan bahan peraturan perundang-undangan di bidang penerbangan dan antariksa.

C. Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Kota Parepare

Sejarah Stasiun Penginderaan Jauh Kota Parepare

Tahun 1993 dibnagun Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh (SBSPJ)


LAPAN, yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 September 1993.
Letak stasiun ini berada di tepi kota Parepare, sekitar 155 Km sebelah utara kota
Makassar (Provinsi Sulawesi Selatan). Beberapa alasan SBSPJ dibangun di Parepare,
yaitu :

1. Daerah liputan optimal (95% wilayah Indonesia)


2. Tersedianya fasilitas pendukung (listrik dan telekomunikasi internasional),
dan
3. Tersedianya lokasi yang memenuhi persyaratan teknis.

Fungsi dari SBSPJ LAPAN Parepare adalah :

1. Melaksanakan penerimaan, perekaman dan pengelolaan data satelit


penginderaan jauh,
2. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan Stasiun Bumi,
3. Menginventarisasi kebutuhan bahan penunjang dan suku cadang untuk
kelancaran operasi dan pemeliharaan dan perbaikan Stasiun Bumi, dan

8
4. Melakukan koordinasi dengan bidang lain dalam penelitian dan
pengembangan untuk menunjang kelancaran operasi Stasiun Bumi.

Pada saat itu Stasiun Bumi tersebut menerima data satelit SPOT2, LANDASAT-
5, ERS-2. Tahun 1995, dibangun sistem penerimaan dan perekaman data untuk satelit
JERS-1. Satelit ini membawa sensor SAR dan optik.

Tahun 2001, Stasiun Bumi Satelit Penginderaan Jauh (SBSPJ) berubah namanya
menjadi Instalasi Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam (IISDA) LAPAN Parepare.
Berdasarkan Surat keputusan Kepala LAPAN Nomor Kep/010/II/2001, Instalasi
Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam (Instalasi Inderaja SDA LAPAN) mempunyai
tugas melaksanakan : Penerimaan, Perekaman, dan Pengelolaan Dara satelit serta
distribusi dan pelayanan teknis pemanfaatan dan satelit Indraja untuk Wilayah Indonesia
Bgaian Tengah.

Tahun 2011 tepatnya tanggal 20 Juni 2011 IISDA LAPAN PARE-PARE


berubah namanya menjadi UPT Balai Pengindraan Jauh Pare-pare Data satelit yang
direkam adalah data SPOT4 dan Modis (Aqua dan Terra).

Pada tahun 2013 tepatnya tanggal 12 September 2013 diresmikan sistem


penerimaan dan pengolahan data satelit SPOT5, SPOT6 dan LANDSAT8 oleh Kepala
LAPAN Drs. Bambang Terajasukmana, Dipl. Ing. dan Gubernur Sulawesi Selatan DR.
Syahrul Yasin Limpo, SH., MSI., MH. serta Menteri RISTEK-RI Prof. Dr. Ir. H. Gusti
Muhammad Hatta, MS.

Tahun 2015 tepatnya tanggal 9 Oktober 2015 dalam menunjang Reformasi


Birokrasi nama Balai Pengindraan Jauh Pare-pare (BPJP) diubah menjadi Stasiun Bumi
Pengindraan Jauh Pare-pare (SBPJP) sesuai dengan Perka LAPAN Nomor 18 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Stasiun Bumi Pengindraan Jauh Pare-pare.
Sumber daya manusia di SBPJ berdasarkan data kepegawaian tahun 2017 terdiri dari 28
orang pegawai negeri sipil (PNS), 11 Orang tenaga teknis strategis, 2 pengemudi, 5
pramubakti dan 10 satpam.

9
Perincian tenaga PNS adalah 1 orang golongan IV, 24 orang golongan III, dan 3
orang golongan II. Berdasarkan pegawai yang berstatus PNS dapat dikelompokkan
menjadi pejabat struktural, jabatan fungsional tertentu, dan jabatan pelaksana.

Jabatan struktural terdiri dari dua orang yaitu 1 orang Kepala Stasiun Bumi dan
1 orang Kepala Sub-bagian Tata Usaha. Jabatan fungsional tertentu terdiri dari 1 orang
peneliti pertama, 1 orang perekayasa muda, 7 orang perekayasa pertama, 8 orang teknisi
litkayasa penyelia, 2 orang teknisi litkayasa mahir, dan 1 orang teknisi litkayasa
terampil, 3 orang arsiparis mahir, 2 orang analis pemanfaatan teknologi dirgantara, dan
3 orang teknisi pemeliharaan sarana dan prasarana. Berdasarkan tingkat pendidikan,
pegawai di SBPJ Pare-pare terdiri dari 4 orang Magister, 6 orang sarjana, dan 18 orang
SLTA.

D. Fasilitas-fasilitas SBPJ Pare-pare

1. Lahan

Aset lahan kantor dan kompleks perumahan pegawai SBPJ Pare-pare seluas
57.870m. Sementara sarana gedung perkantoran terdiri dari Gedung Stasiun Bumi (a),
Gedung Serbaguna dan Staf (b), Gedung Pelayanan Pengguna (c), dan Gedung Diklat
dan Staf. Total luas keempat bangunan tersebut adalah 725,52m2.

2. Fasilitas Stasiun Bumi

Operasional kegiatan akuisisi data satelit pengindraan jauh dilakukan dengan


dua antena parabola Viasat dan Orbital yang berdiameter masing-masing 5,4m dan 3m
yang bekerja secara paralel. Antena Viasat 5,4m digunakan untuk akuisisi data satelit
resolusi tinggi dan menengah. Sementara antena Orbital 3m digunakan untuk akuisisi
data satelit resolusi rendah x/l band.

Fasilitas data penerimaan data dan perekaman data terdiri atas empat sub sistem, yaitu:

10
i. Sistem perekaman dan pengolahan data SPOT DRS1-7 (untuk merekam dan
mengolah data satelit SPOT6/7) yang dilengkapi dengan H/W dan S/W untuk
pengolahan cloudfreemosaic SPOT6/7
ii. Sistem perekaman dan pengolahan data MODIS
iii. Sistem perekaman dan pengolahan data LANDSAT 7/8
iv. Sistem perekaman dan pengolahan data NPP, Metop-A/B, dan NOAA-19

Seluruh data level Standar dikirimkan ke Pusat Teknologi dan Data Pengindraan
Jauh LAPAN di Jakarta via Elektronik maupun media fisik dan meta datanya diunggah
ke Bank Data Pengindraan Jauh Nasional. Data-data tersebut dapat dilihat di bdpjn-
catalog.lapan.go.id atau inderaja-catalog.lapan.go.id. SBPJ Pare-pare juga memiliki
situs katalog yang menampilkan browse katalog data LANDSAT, SPOT, MODIS, di
www.rsgs.lapan.go.id dan katalog SPOT6/7 real time yang tergabung dengan sistem
stasiun bumi.

Jumlah satelit yang berada di Stasiun Bumi Berikut adalah gambar-gambar dari
satelit yang beroperasi di SBPJ Pare-pare:

a. Antena Viasat

11
b. Antena Orbital

c. Antena SeaspaceAxyom 51

d. Antena SeaspaceAxyom 50

e. Antena Scientific Atlanta

12
f. Antena NEC

g. Antena Zodiac

13
3. Sistem Akuisisi Data Satelit

Satelit Pengindraan Jauh terbagi atas tiga jenis satelit, yaitu satelit resolusi
rendah, satelit resolusi menengah dan satelit resolusi tinggi.

a. Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Landsat

Data RAW hasil perekaman satelit Landsat7 dan Landsat8 diproduksi ke


processing server menggunakan fileancillary dari situs NASA USGS yang nantinya
akan menghasilkan data satelit dengan berbagai level seperti L1G dan L1T dimana data
Landsat7 terdiri atas 8 band dan Lansat8 terdiri atas 11 banddengan karakteristik
bervariasi. Data Landsat7 dan Landsat8 disimpan pada penyimpanan lokal dan
ditransfer ke Server Bank Data Pengindraan Jauh Nasional Jakarta.

b. Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit SPOT6/7

Data RAW hasil perekaman satelit SPOT6 dan SPOT 7 diinventori terlebih
dahulu oleh ingest server untuk membedakan data strip masing-masing satelit. Data
yang telah masuk disimpan ke archive server lalu diproduksi dengan
spectralbandMultispektral dan Pankromatik serta level processing yang bervariasi
seperti RSensor (primary) dan Ortho. Proses Produksi melibatkan Internal Catalog
SPOT yang terhubung langsung dengan server Airbus di Perancis. Proses selanjutnya
adalah mosaik data SPOT6/7 dengan menggunakan Pixel Factory dengan resolusi 1,5
Meter.

c. Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Aqua/Terra, NPP, Metop-


A/B, NOAA-19

Data RAW hasil perekaman satelit MODIS, NPP, Metop-A/B, dan NOAA-19
diproduksi menggunakan internal server menggunakan RTSTPS untuk memastikan
pemrosesan data satelit terproses secara beruntun dan reliabel. Proses pengolahan data
menuju level yang lebih tinggi seperti level 1A/B dan Level 2 menggunakan software

14
HDF Algorithm (Algoritma HDF) yang menghasilkan beberapa data MODIS seperti
NDVI, TrueColor, SST, dan OCL.

d. Fasilitas Pelayanan Pengguna

Dalam rangka melayani pengguna untuk melakukan pengolahan informasi daerah


berbasis data satelit Inderaja, SBPJ Pare-pare didukung pula oleh fasilitas pengolahan
informasi daerah untuk pelayanan pengguna pemerintah daerah yang dilengkapi dua
unit plotter yang mampu mencetak Paper print ukuran A3 sampai A0+, beberapa printer
berwarna, coldlaminator, dan fasilitas lainnya.

15
BAB III

DOKUMENTASI KEGIATAN

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah Mengikuti kegiatan di Stasiun Bumi Pengindraan Jauh (SBPJ) LAPAN


Pare-pare, penulis menyimpulkan beberapa hal yang di antaranya adalah:

1. Daerah Cakupan dari SBPJ Pare-pare adalah sebesar 95% dari Keseluruhan
Indonesia, 5 persen yang lain berada di daerah Aceh dan sekitarnya
2. SBPJ Kota Pare-pare Merupakan bagian LAPAN yang menangani :
Penerimaan, Perekaman, dan Pengelolaan Data satelit serta distribusi dan
pelayanan teknis pemanfaatan data satelit Indraja untuk wilayah Indonesia
Bagian Tengah
3. LAPAN Pare-Pare adalah suatu lembaga pemerintahan departemen yang
bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia dan
pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggungjawab
di bidang Riset dan Teknologi.
4. Pengindraan jauh adalah merupakan ilmu dan sistem perolehan informasi
tentang suatu obyek wilayah atau gejala-gejala di permukaan bumi dengan
analisis data yang diperoleh dari suatu alat tanpa menyentuh atau kontak
langsung dengan sasaran atau obyek yang dikaji.
5. Satelit Bumi LAPAN Pare-Pare merupakan sarana atau sumber belajar atau
laboratorium geografi tentang pengindraan jauh khususnya di bidang
instalasi pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia bagiantengah,
sehingga dapat berdampak terhadap pembangunan di berbagai bidang
seperti pengembangan tata ruang kota, pertanian, perkebunan bahkan di
bidang pendidikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Selebaran yang didapatkan penulis saat berada di LAPAN Pare-pare

http://rsgs.lapan.go.id/rsgs_v2/

http://rsgs.lapan.go.id/rsgs_v2/index.php?menu=sejarah&id=b012bS9QazZQcjBBUEN
DY3E4M2syUT09

https://inderaja.lapan.go.id/

https://puskkpa.lapan.go.id/

https://sains.lapan.go.id/

https://satulayanan.lapan.go.id/detail/65#deskripsi

https://satulayanan.lapan.go.id/profile/65

https://tekgan.lapan.go.id/

https://www.lapan.go.id/

18

Anda mungkin juga menyukai