Anda di halaman 1dari 10

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN

LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP


Lutfi Noorghany Permadi
luthfinoorghany@gmail.com
M. Widyastuti
m.widyastuti@geo.ugm.ac.id

Abstract
The aims of the study is to determining the quality of wastewater at the outlet of Pertamina
sewerage, the water quality of Donan River and analyze the effect of wastewater of Pertamina on
Donan River water quality. The analysis of Pertamina wastewater quality is conducted by
comparing the test results with the wastewater quality standard of the Central Java Provincial
Regulation No. 5 in 2012. The analysis of Donan River water quality is conducted by comparing
the test results with the class III water quality standard of Government Regulation No.82 in 2001.
The results showed that the Pertamina wastewater discharge is 10.077 m³/sec. Donan River
discharge is 611.413 m³/sec. All parameters of physical and chemical wastewater quality on
sewerage outlet Pertamina RU IV Cilacap are in accordance with the wastewater quality standard
of Government Regulation No. 5 in 2012. There are physical and chemical parameters of the
Donan River water quality which is not in accordance with the classification of grade III water
quality standard of Government Regulation No. 82 of 2001, among other things: temperature, TSS,
TDS, BOD, COD, oil content and lead.

Keywords: Pollution, Water Quality, Donan River, Wastewater, Pertamina

Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kualitas air limbah pada outlet saluran air limbah
Pertamina, kualitas air pada perairan Sungai Donan dan menganalisis pengaruh air limbah terhadap
kualitas air Sungai Donan. Analisis kualitas air limbah Pertamina dilakukan dengan
membandingkan hasil uji dengan baku mutu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
2012. Analisis kualitas air Sungai Donan dilakukan dengan membandingkan hasil uji dengan
klasifikasi mutu air kelas III baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa air limbah Pertamina memiliki debit sebesar 10,077 m³/detik. Sungai Donan
memiliki debit 611,413 m³/detik. Seluruh parameter kualitas air limbah secara fisika dan kimia
outlet saluran air limbah Pertamina RU IV Cilacap sesuai dengan baku mutu Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012. Terdapat beberapa parameter kualitas air baik fisika
maupun kimia pada Sungai Donan yang tidak sesuai dengan klasifikasi mutu air kelas III baku
mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, antara lain : suhu, TSS, TDS, BOD, COD, oil
content, dan timbal. Berdasarkan hasil analisis, air limbah Pertamina cukup berpengaruh terhadap
kualitas air Sungai Donan.

Kata Kunci : Pencemaran, Kualitas Air, Sungai Donan, Air Limbah, Pertamina

1
PENDAHULUAN sehingga dan atas dasar perbandingan dan
perubahan kualitas air pada sungai sebelum
Keberadaan industri kilang minyak area pembuangan limbah, di area
Pertamina pada sekitar Sungai Donan pembuangan limbah dan juga sesudah
berpotensi memberikan pengaruh langsung melewati area pembuangan limbah. Titik
maupun tidak langsung khususnya terhadap sampel ditentukan sebanyak 4 lokasi agar
kualitas air sungai. Kilang minyak berada di dapat diketahui distribusi dan perubahan
tepian sungai sehingga air limbah akan kualitas airnya. Titik sampel ditentukan pada
dibuang dan disalurkan ke perairan sungai di pusat massa dari air untuk mendapatkan
tepi kilang tersebut yaitu Sungai Donan. sampel air yang cukup mewakili keadaan
Tujuan yang ingin dicapai dalam percampuran air baik di sungai maupun di
studi penelitian ini yang pertama yaitu saluran pembuangan air limbah.
unntuk mengetahui kualitas fisika dan kimia Sampel air dianalisis Laboratorium
air limbah pada outlet saluran air limbah untuk mengetahui parameter fisika dan kimia
Pertamina RU IV Cilacap dan dibandingkan sampel air. Parameter seperti suhu, warna,
dengan baku mutu Peraturan Daerah Provinsi bau dan rasa, DHL, pH, dapat dianalisis
Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012. Tujuan langsung di lapangan. Parameter kimia antara
kedua yaitu untuk mengetahui kualitas fisika lain seperti kekeruhan, TSS (Total Suspended
dan kimia air pada perairan Sungai Donan Solid), TDS (Total Dissolved Solid), BOD
yang berasosiasi dengan saluran pembuangan (Biological Oxygen Demand), COD
air limbah kilang minyak Pertamina serta (Chemical Oxygen Demand), DO (Dissolved
dibandingkan dengan klasifikasi mutu air Oxygen) logam berat Pb (timbal), Hg
kelas III baku mutu Peraturan Pemerintah (merkuri), sulfide, fenol dan Kandungan
No. 82 Tahun 2001, serta pengaruh air Minyak (Oil Content) dianalisis di
limbah Pertamina terhadap kualitas air laboratorium. Data yang telah dianalisis
Sungai Donan. selanjutnya dibandingkan dengan baku mutu
air yang telah ditetapkan. Baku mutu air
METODE PENELITIAN sungai yang digunakan yaitu berdasarkan
Penelitian dilakukan di Sungai Donan pada Peraturan Pemerintah Republik
bagian hilir Sungai Donan tepatnya di sekitar Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang
area pembuangan air limbah Pertamina RU Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
IV Cilacap. Data primer yang digunakan Pencemaran Air, sedangkan baku mutu air
yaitu data kualitas air limbah kilang minyak limbah menggunakan Peraturan Daerah
Pertamina tanggal 21 Juli 2014, data debit air Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012.
limbah dan data debit Sungai Donan Data Analisis terhadap hasil penelitian yaitu
sekunder dan data pendukung yang menggunakan analisis deskriptif secara
digunakan adalah data kualitas air limbah kuantitatif dan komparatif. Analisis ini
kilang minyak Pertamina, data kualitas air didasarkan pada perbandingan data kualitas
Sungai Donan, data hujan, data Citra Google air pada sungai sebelum area pembuangan
Earth Cilacap, data penggunaan lahan dan limbah, di area pembuangan limbah dan juga
data shapefile peta. Metode yang digunakan sesudah melewati area pembuangan limbah.
pada penelitian ini adalah metode survey. Analisis ini dikaji berdasarkan lokasi titik
Teknik pengambilan data atau sampling sampel untuk dapat diketahui bagaimana
menggunakan purposive sampling. Alasan pengaruh limbah indutri dan juga
penggunaan metode ini juga dikarenakan distribusinya secara spasial.
penelitian menggunakan pertimbangan area
keluaran limbah industri pada perairan sungai

2
Gambar 1. Peta Titik Sampel Sungai Donan
HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Air Limbah
Hasil pengukuran suhu air limbah di
Sumber dan Jenis Pencemar Perairan outlet saluran pembuangan air limbah atau di
Sungai Donan titik sampel B secara realtime yaitu 37,1º C.
Secara umum, Industri Pertamina dan Jika dibandingkan dengan baku mutu
kemudian Sungai Donan merupakan kajian Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.5
utama dalam penelitian ini. Hal ini Tahun 2012, suhu air limbah hasil analisa
dikarenakan Pertamina memiliki kilang lapangan secara realtime masih sesuai
minyak yang menghasilkan limbah sebesar dengan baku mutu yang ditentukan. Suhu
187.136 kg/jam dan debit air limbah pada maksimum yang diperbolehkan untuk air
Kali Anget/saluran air limbah sebesar 10,077 limbah yaitu sebesar 45ºC. Batasan suhu
m³/detik. Adanya potensi pencemaran air maksimum tersebut cukup jauh dengan suhu
limbah mengakibatkan perubahan yang hasil analisa yang sebesar 37,1ºC. Suhu
cenderung menurunkan parameter fisika sebesar 37,1ºC termasuk suhu yang sangat
kualitas air dan serta menurunkan sebagian tinggi apabila dibandingkan dengan suhu
parameter kimia kualitas air apabila alamiah air.
dibandingkan dengan baku mutu yang telah Kadar TSS pada air limbah di titik
ditentukan. Penelitian ini menggunakan 2 sampel B sebesar 271,3 mg/l. Angka ini
baku mutu yaitu Peraturan Daerah Provinsi termasuk sangat besar walaupun TSS tidak
Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 untuk diatur oleh baku mutu Peraturan Daerah
kualitas air limbah pada outlet saluran air Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012.
limbah serta Peraturan Pemerintah No. 82 Kadar TSS ini pada umumnya berkorelasi
Tahun 2001 untuk kualitas perairan sungai positif dengan kekeruhan atau dengan kata
pada klasifikasi mutu air kelas III. lain semakin tinggi kadar TSS maka nilai
kekeruhan juga semakin tinggi.
Kadar TDS titik sampel B yaitu 25.160
mg/L. Kadar TDS pada air limbah di titik
sampel B tergolong sangat besar yang berarti
air limbah pada titik sampel B ini
mengandung lebih banyak padatan terlarut.
Kadar TDS dipengaruhi imbuhan langsung
dari air limbah industri Pertamina memiliki
kesadahan tinggi sehingga semakin banyak
senyawa kimia seperti hidrokarbon, fenol,
benzena dan padatan terlarut seperti kalsium,
magnesium, garam karbonat, garam-garam
bikarbonat, sulfat atau ion logam lain yang
berasal dari kegiatan industri Pertamina.
Nilai DHL tergolong sangat besar yaitu
mencapai 38.707 µmhos/cm. Nilai DHL
tersebut sangat tinggi, karena menurut Boyd
(1988) perairan alami hanya memiliki nilai
DHL 20-1500 µmhos/cm. Menurut Effendi
(2003) limbah industri memiliki nilai DHL

3
mencapai 10.000 µmhos/cm. Pengaruh sehingga kadar BOD terlihat masih aman.
pasang surut pada perairan juga dapat Pembuangan air limbah menyebabkan
meningkatkan nilai DHL. mikroorganisme melakukan aktivitas yang
Kadar DO pada air limbah di titik tinggi sehingga oksigen terlarut dalam air
sampel B berdasarkan data primer yaitu 7,41 mengalami degradasi akibat aktivitas
mg/L. Baku mutu Peraturan Daerah Provinsi tersebut. BOD yang tinggi ini juga secara
Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 tidak tidak langsung menunjukkan bahwa terdapat
mengatur persyaratan kadar DO. Namun bahan-bahan organik yang tersuspensi dan
kadar DO ini cukup memenuhi syarat mencemari tubuh air.
kualitas air apabila dikaitkan dengan debit air Kadar COD pada titik sampel B yaitu
limbah yang cukup yaitu sebesar 10,077 sebesar 14,24 mg/L. Baku mutu Peraturan
m³/detik. Air limbah kemungkinan dalam Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
pengolahan di IPAL dilakukan treatment 2012 menetapkan nilai ambang batas COD
khusus sehingga kadar DO memenuhi syarat yaitu sebesar 160 mg/L. Kadar COD pada
Kadar DO berdasarkan data sekunder yaitu titik sampel B apabila dibandingkan dengan
masing-masing 3,5 mg/L dan 1,7 mg/L. baku mutu tentu saja masih sesuai. Hal ini
Rendahnya kadar DO dapat diakibatkan oleh dikarenakan kemungkinan besar air limbah
adanya penambahan beban pencemar organik yang dibuang pada waktu pengambilan
akibat pembuangan limbah yang melebihi sampel tidak banyak mengandung bahan-
kemampuan air dalam self purification dan bahan organik.
juga adanya bahan kimia yang teroksidasi Berbeda dengan data primer, data
oleh oksigen (Wibowo, 2013). sekunder yang diperoleh (dengan bulan
Kadar BOD di titik sampel B pengambilan sampel yang sama dan lokasi
berdasarkan hasil pengukuran dan uji titik sampel yang sama) menghasilkan kadar
laboratorium yaitu sebesar 0,80 mg/L. Kadar COD yang jauh lebih besar yaitu sebesar
ini termasuk sangat rendah apabila 32,29 mg/L. Apabila dibandingkan dengan
dibandingkan dengan baku mutu yang baku mutu yang ditentukan oleh Peraturan
ditentukan oleh Peraturan Daerah Provinsi Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012. Kadar BOD 2012 maka kadar COD tersebut masih sesuai
yang rendah menurut data primer ini secara dengan baku mutu karena nilai ambang batas
langsung mengindikasikan adanya pengaruh. yang ditentukan cukup tinggi yaitu 160 mg/L.
pergerakan massa air akibat imbuhan air Hasil pengujian dengan data primer maupun
limbah secara simultan dari saluran buangan sekunder sama-sama menunjukkan bahwa
limbah industri Pertamina. Berbeda dengan kadar COD melebihi BOD. Kadar COD
data primer, kadar BOD dari data sekunder melebihi BOD karena kadar BOD hanya
memiliki kadar BOD yang lebih tinggi yaitu terpengaruh pada jumlah TSS dan juga bahan
4,032 mg/L. Apabila dibandingkan dengan organik yang ada dalam air, sedangkan kadar
baku mutu yang ditentukan pada Peraturan COD adalah total keseluruhan dari pengotor
Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun TSS, bahan organik, mineral bervalensi
2012 maka kadar BOD tersebut masih sesuai rendah, ditambah dengan zat kimia yang
dengan baku mutu karena ambang batas yang memiliki sifat memakan oksigen. Penelitian
ditentukan yaitu 80 mg/L. Kadar BOD ini ini menunjukkan kadar BOD kurang dari
sebenarnya cenderung tinggi dikarenakan sepertiga dari kadar COD, yang berarti air
oleh adanya limbah organik. Hanya saja limbah mengadung banyak sekali zat
dapat diasumsikan bahwa baku mutu yang penangkap oksigen diluar dari TSS ataupun
ditetapkan untuk air limbah sangat tidak ketat

4
zat organik yang bisa berasal dari amonia Kadar fenol pada air limbah di titik
anorganik, logam berat, dan sebagainya sampel B yaitu sebesar 0,0042 mg/L. Nilai
Kandungan minyak yang dihasilkan ambang batas yang ditetapkan pada Peraturan
dari analisis laboratorium pada air limbah di Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
titik sampel B pada data primer memiliki 2012 yaitu sebesar 0,8 mg/L. Baku mutu
kadar 1,5 mg/L dan 4 mg/L pada data Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.
sekunder. Angka tersebut termasuk cukup 5 Tahun 2012 dapat diasumsikan menetapkan
rendah apabila dibandingkan dengan baku kadar yang tinggi dan tidak ketat. Hal ini
mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah memberikan keleluasaan kadar fenol pada
Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 perairan sehingga kadar fenol pada air limbah
yaitu sebesar 20 mg/L. Hal ini dikarenakan di titik sampel B masih sesuai dengan baku
baku mutu tersebut merupakan baku mutu mutu tersebut. Keberadaan fenol ini
yang dirancang khusus untuk kegiatan diakibatkan oleh lokasi pengambilan sampel
pengolahan minyak bumi atau industri kilang yang merupakan saluran pembuangan air
minyak sehingga memiliki nilai ambang limbah industri Pertamina dan berpengaruh
batas yang masih tinggi dan cenderung tidak juga terhadap kadar fenol di Sungai Donan.
ketat. Titik sampel B merupakan saluran Selain itu fenol juga memiliki karakteristik
pembuangan air limbah yang berujung ke yang susah didegradasi oleh organisme
sungai, maka dapat diketahui bahwa pengurai. Hal ini juga diakibatkan oleh suhu
kandungan minyak bukanlah bersifat alamiah yang tinggi pada tubuh air sehingga
namun merupakan pengaruh dari air limbah organisme pengurai tidak dapat hidup
yang dihasilkan oleh industri Pertamina. maupun menguraikan bahan-bahan buangan.
Kandungan minyak akan mencemari perairan Kadar timbal (Pb) pada titik sampel B
karena diakibatkan oleh air limbah yang sebesar 0,2291 mg/L. Timbal tidak diatur
dihasilkan oleh industri Pertamina sehingga pada baku mutu Peraturan Daerah Provinsi
bertanggung jawab terhadap degradasi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012. Hal ini
kualitas air di Sungai Donan. Air limbah cukup aneh karena sebenarnya timbal
tersebut kemungkinan besar merupakan sisa- merupakan logam berat yang termasuk logam
sisa dari pengolahan minyak bumi yang tidak yang berbahaya serta merupakan parameter
sempurna. Selain itu dapat diakibatkan oleh penciri kualitas air untuk air limbah MIGAS.
kurang efektifnya IPAL dalam mengolah Berdasarkan hal ini maka dapat diketahui
limbah minyak sehingga masih memiliki bahwa terjadi potensi pencemaran timbal
kandungan minyak yang tinggi pada air pada tubuh air limbah di titik sampel B. Hal
limbahnya ini juga menunjukkan bahwa air limbah yang
Kadar sulfida pada air limbah di titik tercemar timbal akan mempengaruhi Sungai
sampel B yaitu sebesar ≤ 0,001 mg/L. Angka Donan secara langsung. Tingginya kadar
ini menunjukkan bahwa kadar sulfida masih timbal pada tubuh air bukanlah hal yang
sesuai dengan baku mutu yang telah alamiah terjadi, sehingga pada kasus ini
ditentukan pada Peraturan Daerah Provinsi dipengaruhi oleh industri kilang minyak yang
Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 yaitu sebesar memproses minyak mentah menjadi bahan
0,5 mg/L. Rendahnya sulfida juga olahan yang mengandung Pb (contohnya
dipengaruhi oleh efektivitas IPAL yang salah bahan bakar premium).
satunya memiliki unit Sour Water Stripper Beberapa parameter fisika lain seperti
industri Pertamina sehingga mereduksi kadar warna, bau dan rasa dan kekeruhan juga
sulfida pada limbah-limbah yang dilakukan analisis. Hasil analisis
mengandung sulfida. menunjukkan bahwa air limbah berwarna

5
hijau gelap, berbau minyak dan berasa pahit
serta nilai kekeruhan sebesar 18,38 NTU Hal ini memberikan dampak kenaikan suhu
yang termasuk keruh walau tidak diatur di titik sampel C yang berada pada perairan
dalam baku mutu yang ditentukan. Beberapa Sungai Donan setelah titik sampel B.
parameter kimia lain seperti pH dan Hg Tingginya suhu pada perairan titik sampel C
dilakukan analisis, hanya saja hasilnya masih diakibatkan oleh air limbah dari kilang
sesuai dengan nilai dan konsentrasi yang minyak yang memiliki suhu tinggi karena
rendah. Untuk nilai pH 6,45 yang masih dalam proses pengolahan MIGAS
sesuai dengan baku mutu dan konsentrasi Hg menggunakan mesin-mesin dengan proses
masih dibawah 0,00003 mg/L yang termasuk yang kompleks, penggunaan bahan kimia
aman walaupun tidak diatur baku mutu yang beragam dan menggunakan tekanan
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. serta suhu yang tinggi.
5 Tahun 2012. Pengujian TSS menghasilkan kadar
terbesar yaitu 354,6 mg/L pada titik sampel
Kualitas Air Sungai Donan D sedangkan terkecil yaitu 254,2 mg/L pada
Hasil pengukuran suhu perairan Sungai titik sampel C. Titik sampel A memiliki
Donan pada masing-masing titik sampel kadar TSS sebesar 271,3 mg/L. Titik sampel
secara realtime berkisar antara 28,6-32,56 ºC. A memiliki kadar TSS yang tinggi karena
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 pada daerah tersebut terletak di kawasan
Tahun 2001 perbedaan suhu udara dengan mangrove. Tanah pada kawasan mangrove
suhu air hasil pengukuran tidak boleh lebih cenderung mudah tersuspensi oleh air sungai
dari atau kurang dari 3º C dari suhu sehingga menyebabkan kadar TSS tinggi.
alamiah/suhu udara. Suhu udara berdasarkan Berbeda dengan titik sampel A dan D, titik
data BMKG pada bulan Juli 2014 yaitu sampel C memiliki kadar TSS yang lebih
26,1ºC. Suhu tertinggi berada pada titik rendah. Letak menjadi faktor yang
sampel C yaitu sebesar 32,56 ºC. Hal ini berpengaruh dalam kadar TSS disini. Titik
dikarenakan perairan pada C diimbuhi sampel C terletak dekat dengan outlet saluran
langsung oleh air limbah yang berasal dari limbah kilang minyak sehingga tidak terlalu
kilang minyak Pertamina. Seperti yang telah dipengaruhi oleh suspensi-suspensi yang
dijelaskan pada poin pembahasan air limbah berasal dari sedimen karena air imbuhannya
sebelumnya, diketahui bahwa titik sampel B merupakan air limbah yang berasal dari IPAL
berada pada outlet saluran air limbah kilang kilang minyak.
minyak dan memiliki suhu yang tinggi 324,8 354,6
400
254,2
Kadar TSS (mg/L)

hingga mencapai 37,1ºC.


40 200
32,56
28,9 28,6
30 0
Suhu (°C)

20 A C D
10 Titik Sampel

0
Gambar 3. Kadar TSS Sampel Air Sungai
A C D Donan
Titik Sampel
Kadar TDS sangat tinggi dari ketiga
titik sampel. Kadar TDS pada titik sampel D
Gambar 2. Nilai Suhu Sampel Air Sungai
merupakan yang terbesar yaitu 26.516 mg/L.
Donan
Sedangkan kadar TDS terendah berada pada

6
titik sampel A. Titik sampel C sebesar 24.836 seperti pasang surut pada perairan Sungai
mg/L. Donan.
30000 22340 24836 26516 Kadar DO pada titik sampel A yaitu
Kadar TDS (mg/L)

20000 7,44 mg/L, titik sampel C yaitu 7,49 mg/L


dan titik sampel D yaitu 7,63 mg/L.
10000
Sedangkan berdasarkan kedua data sekunder,
0
titik sampel A memiliki kadar DO sebesar
A C D 6,45 mg/L dan 6,18 mg/L, titik sampel C
Titik Sampel memiliki kadar DO sebesar 5,91 mg/L dan
5,93 mg/L serta titik sampel D memiliki
Gambar 4. Kadar TDS Sampel Air Sungai kadar DO sebesar 5,95 mg/L pada kedua data
Donan sekunder. Baku mutu DO yang ditetapkan
pada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun
Kadar tersebut menunjukkan bahwa 2001 yaitu >4 mg/L. Sebagian besar titik
keseluruhan perairan Sungai Donan sampel memiliki kadar DO yang memenuhi
khususnya setelah saluran pembuangan air baku mutu. Sebagai acuan pada titik sampel
limbah, mengandung padatan terlarut dengan A masih memenuhi baku mutu, diakibatkan
kadar yang tinggi. Hal ini dapat diakibatkan oleh belum terpengaruhnya perairan oleh
oleh imbuhan air limbah dari kilang minyak pencemar-pencemar yang memiliki suhu
Pertamina yang memiliki kesadahan tinggi tinggi sehingga menurunkan kadar DO
dan mengandung banyak senyawa kimia khususnya dari limbah kilang minyak.
seperti hidrokarbon, fenol, benzena dan Sedangkan pada titik C dan D kadar DO
padatan terlarut seperti kalsium, magnesium, masih memenuhi baku mutu disebabkan oleh
garam karbonat, garam-garam bikarbonat, kemampuan alamiah air dalam melakukan
sulfat atau ion logam lain. self purification masih terjaga dan limbah-
Keseluruhan titik sampel menghasilkan limbah yang dihasilkan selain dari kilang
nilai DHL sebesar 38.707 µmhos/cm jika minyak tidak memberikan pengaruh lebih
asumsi nilai DHL >20.000. Sedangkan pada besar dibandingan dengan limbah kilang
data hasil pengujian laboratorium, nilai yang minyak. Selain itu pengaruh pencampuran
dihasilkan pada masing-masing titik sampel suhu yang baik, debit tinggi serta arus
cukup beragam dan jauh lebih rendah memberikan dampak yang baik dalam
dibandingkan pengujian langsung penambahan oksigen pada air di titik sampel
dilapangan. Nilai DHL pada perairan Sungai C dan D.
Donan pada titik sampel A sebesar Kadar BOD pada titik sampel A
13.816,92 µmhos/cm, titik sampel C sebesar berdasarkan data primer hasil pengujian
16.348,98 µmhos/cm dan titik sampel D laboratorium yaitu sebesar 0,97 mg/L, titik
sebesar 16.234,2 µmhos/cm. Menurut sampel C sebesar 0,74 dan titik sampel D
Effendi (2003) limbah industri memiliki nilai sebesar 1,59 mg/L. Sedangkan berdasarkan
DHL mencapai 10.000 µmhos/cm namun data sekunder, kadar BOD pada titik sampel
pada perairan Sungai Donan nilai DHL A sebesar 2,534 mg/L, titik C sebesar 5,760
sangat jauh melampaui 10.000 µmhos/cm. mg/L dan titik D sebesar 2,381 mg/L. Kadar
Hal ini menunjukkan pada perairan Sungai BOD pada data primer hasil pengujian
Donan di semua titik sampel terdapat seluruhnya telah memenuhi baku mutu
mineral-mineral yang meningkatkan DHL Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
dan mencemari tubuh air baik yang berasal yaitu sebesar 3 mg/L. Berbeda dengan data
khususnya dari pengaruh air limbah kilang primer, pada data sekunder terdapat titik
minyak Pertamina maupun pengaruh alamiah

7
sampel yang memiliki kadar BOD melebihi Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001,
nilai ambang batas yaitu pada titik sampel C. kadar COD yang dihasilkan pada
Tentu saja kadar BOD tersebut diakibatkan keseluruhan titik sampel telah melewati
oleh pengaruh keluaran air limbah yang ambang batas. Tingginya kadar COD
meningkatkan kadar BOD oleh zat-zat dikarenakan banyaknya kandungan bahan
pencemar dari saluran air limbah kilang organik yang tidak mampu diuraikan secara
minyak yang berada sebelum titik sampel C. biologis. Kadar COD melebihi BOD karena
Kadar COD berdasarkan data kadar BOD hanya terpengaruh pada jumlah
primer/hasil pengujian laboratorium pada TSS dan juga bahan organik yang ada dalam
titik sampel A sebesar 16,47 mg/L, titik air dan kadar COD adalah total keseluruhan
sampel C sebesar 10,68 dan titik sampel D dari mineral bervalensi rendah, pengotor
14,02 mg/L. Berdasarkan data sekunder titik TSS, bahan organik, ditambah dengan zat
sampel A memiliki kadar COD sebesar 30,94 kimia yang memiliki sifat memakan oksigen.
mg/L, titik sampel C sebesar 31,39 dan titik Hasil analisis menunjukkan kadar BOD
sampel D sebesar 30,49 mg/L. Baku mutu kurang dari sepertiga dari kadar COD, yang
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 berarti air sungai mengadung banyak sekali
menentukan ambang batas COD sebesar 25 zat penangkap oksigen diluar dari TSS
mg/L. ataupun zat organik yang kemungkinan besar
35 30,94 31,39 30,49 berasal dari logam berat dan zat pencemar
Kadar COD (mg/L)

30 lain yang berasal dari air limbah. Tingginya


25
20 16,47 14,02 COD dan BOD diakibatkan oleh air limbah
15 10,68
10
industri Pertamina kemungkinan cukup
5 terbukti dengan adanya data-data dan analisa
0 diatas. Selain itu limbah MIGAS memiliki
Primer

Primer

Primer
Sekunder

Sekunder

Sekunder

ciri khas khusus yang menghasilkan fenol,


benzena dan sebagainya yang termasuk
bahan organik resisten terhadap degradasi
A C D biologis
Titik Sampel Berdasarkan data primer, titik sampel
A memiliki kandungan minyak sebesar 2
Gambar 5. Kadar COD Sampel Air Sungai mg/L, titik sampel C sebesar 0,5 mg/L dan
Donan titik sampel D sebesar 4 mg/L. Jika
menggunakan data sekunder, titik sampel A
Kadar COD yang dihasilkan oleh data memiliki kandungan minyak sebesar 1 mg/L,
primer apabila dibandingkan dengan baku titik sampel C sebesar 2 mg/L dan titik
mutu masih memenuhi syarat. Hal ini sampel D sebesar 1,5 mg/L. Berdasarkan data
dikarenakan kemungkinan besar air limbah tersebut, sebagian besar titik sampel
yang dibuang pada waktu pengambilan memiliki kandungan minyak yang melebihi
sampel tidak banyak mengandung bahan- nilai ambang batas pada Peraturan
bahan organik yang resisten terhadap Pemerintah No. 82 Tahun 2001 sebesar 1
degradasi biologis. Berbeda dengan data mg/L.
primer, data sekunder yang diperoleh
(dengan bulan pengambilan sampel yang
sama dan lokasi titik sampel yang sama)
menghasilkan kadar COD yang jauh lebih
besar. Jika dibandingkan dengan baku mutu

8
tentu tidak masalah jika hanya berada di air
Oil Content (mg/L) 4.5 4
4 limbah, namun jika dialirkan ke sungai tentu
3.5 saja akan memiliki dampak yang berbahaya
3
2.5 2 2 bagi lingkungan karena akan menurunkan
2 1.5 kualitas air. Kadar fenol yang cukup tinggi
1.5 1
1 0.5 ini diakibatkan pengaruh air limbah industri
0.5 Pertamina yang memiliki karakteristik yang
0
susah didegradasi oleh organisme pengurai.
Primer

Sekunder

Primer

Sekunder

Primer

Sekunder
Akibatnya kadar fenol yang tinggi juga
berbanding lurus dengan kadar COD yang
juga sangat tinggi di Sungai Donan
A C D
khususnya pada titik sampel C. Tingginya
Titik Sampel
kadar fenol juga diakibatkan oleh suhu yang
tinggi pada tubuh air sehingga organisme
pengurai tidak dapat hidup maupun
menguraikan bahan-bahan buangan.
Gambar 6. Oil Content Sampel Air Sungai Kadar timbal pada titik sampel A
Donan sebesar 0,0137 mg/L, titik sampel C sebesar
0,0418 mg/L dan titik sampel D sebesar
Hasil analisa laboratorium menunjukkan 0,1811 mg/L. Baku mutu yang digunakan
kadar sulfida yang homogen pada yaitu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun
keseluruhan titik sampel yaitu sebesar 2001 dengan nilai ambang batas sebesar 0,03
≤ 0,001 mg/L. Angka ini menunjukkan mg/L. Kadar timbal pada Sungai Donan
bahwa kadar sulfida masih sesuai dengan menunjukkan pola yang sangat jelas dengan
baku mutu yang telah ditentukan pada peningkatan kadar setelah pengaruh air
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 limbah kilang minyak. Pola yang terbentuk
yaitu sebesar 0,002 mg/L. Rendahnya sulfida yaitu pada titik sampel A yang belum
juga dipengaruhi oleh efektivitas IPAL yang dipengaruhi oleh air limbah kilang minyak
salah satunya memiliki unit Sour Water maka kadar timbal memiliki nilai yang
Stripper industri Pertamina sehingga rendah, tidak melewati nilai ambang batas
mereduksi kadar sulfida pada limbah-limbah serta masih sesuai dengan baku mutu.
yang mengandung sulfida. Selain itu kadar Sedangkan pada titik sampel C kadar timbal
sulfida yang rendah juga dapat dibuktikan melampaui nilai ambang batas. Hal ini
dengan tidak adanya bau H 2 S pada Sungai menunjukkan bahwa terjadi pencemaran
Donan di keseluruhan titik sampel. timbal pada tubuh air. Tingginya kadar
Kadar fenol pada titik sampel A, C dan timbal pada tubuh air bukanlah hal yang
D memiliki kadar yang sama yaitu sebesar alamiah terjadi, sehingga pada kasus ini
0,0001 mg/L. Peraturan Pemerintah Nomor dipengaruhi oleh industri kilang minyak yang
82 Tahun 2001 menetapkan nilai ambang memproses minyak mentah menjadi bahan
batas untuk fenol yaitu sebesar 0,001 mg/L. olahan yang mengandung timbal seperti
Jika dibandingkan dengan baku mutu diatas, bensin. Hal ini dibuktikan dengan kadar
tentu saja kadar fenol pada titik A, C dan D timbal pada air limbah atau di titik sampel B
memenuhi baku mutu. Hanya saja air limbah yang mencapai 0,2291 mg/L. Kadar timbal
atau pada titik sampel B memiliki kadar fenol ditunjukkan pada gambar 7.
yang sangat tinggi walaupun masih sesuai Beberapa parameter fisika air Sungai
dengan baku mutu air limbah. Kadar tersebut Donan lain seperti warna, bau dan rasa dan

9
kekeruhan juga dilakukan analisis. Hasil mampu untuk mereduksi daya cemar air
analisis fisika air menunjukkan bahwa limbah terhadap Sungai Donan.
perairan Sungai Donan terjadi perubahan Kualitas air Sungai Donan memiliki
warna, bau dan rasa yang tidak alamiah oleh pola yang cukup jelas terhadap distribusi titik
pengaruh air limbah namun tidak ada sampel dan sebagian besar parameter baik
pengaruh pada nilai kekeruhan oleh air fisika maupun kimia tidak sesuai dengan
limbah. Beberapa parameter kimia air Sungai klasifikasi mutu air kelas III baku mutu
Donan lain lain seperti pH dan Hg dilakukan Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001.
analisis, hanya saja hasilnya masih sesuai Parameter fisika dan kimia tersebut antara
baku mutu Peraturan Pemerintah No.82 lain : suhu, TSS, TDS, BOD, COD, oil
Tahun 2001 dengan nilai dan konsentrasi content dan timbal. Terdapat pengaruh air
yang rendah. Untuk nilai pH masih sekitar limbah dari kilang minyak Pertamina
6,36-7,02 yang masih sesuai dengan baku terhadap rendahnya kualitas air di Sungai
mutu dan konsentrasi Hg masih dibawah Donan. Berdasarkan distribusi lokasi titik
baku mutu (0,002 mg/L) sehingga termasuk sampel, titik sampel C yang berada setelah
aman. outlet saluran air limbah Pertamina
0.2 0,1811 merupakan titik sampel yang dominan
Kadar Timbal (mg/L)

mengalami pencemaran air akibat pengaruh


0.15 air limbah dari kilang minyak Pertamina.

0.1 DAFTAR PUSTAKA


0,0418
0.05 Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds for
0.0137
Aquaculture. Alabama : Alabama
0
Agricultural Experiment Station,
A C D Auburn University.
Titik Sampel Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
Pengelolaan Sumber Daya dan
Gambar 7. Kadar Timbal Sampel Air Sungai Lingkungan Perairan. Yogyakarta :
Donan Penerbit Kanisius.
Pemerintah Daerah Jawa Tengah. 2012.
KESIMPULAN Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Kesimpulan dari hasil penelitian yang Tengah No.5 Tahun 2012 tentang
telah dilakukan adalah sebagai berikut. Baku Mutu Air Limbah. Semarang.
Kualitas fisika dan kimia air limbah di outlet
saluran air limbah Pertamina RU IV Cilacap Pemerintah Republik Indonesia. 2001.
sesuai dengan baku mutu Peraturan Daerah Peraturan Pemerintah Republik
Provinsi Jawa Tengah No.5 Tahun 2012. Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
Keseluruhan parameter kualitas air tidak ada tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
yang melampau nilai ambang batas yang Pengendalian Pencemaran Air.
ditentukan. Hal ini dikarenakan baku mutu Jakarta.
yang ditetapkan tidak ketat, khususnya untuk Wibowo, N. 2013. Dampak Kualitas Perairan
karakteristik air limbah MIGAS. Meskipun Hubungannya terhadap Risiko
masih sesuai dengan baku mutu, kualitas air Kesehatan di Perairan Donan, Cilacap-
pada air limbah Pertamina sangat Jawa Tengah. Tesis. Institut Pertanian
mempengaruhi penurunan kualitas air di Bogor. Bogor.
Sungai Donan. Debit air limbah juga tidak

10

Anda mungkin juga menyukai