Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

‘‘PERKEMBANGAN ILMU OPTIK”

OLEH
NAMA: AMELIA ADE PUTRI AMBOT(1901050004)
KRISTINA LAHARICE FAHIK(1901050052)
MARIA KAMILAN DEDE(1901050062)
AGUSTINUS DEMERSIS LANGADE(1901050012)
WINGRIT YIS BILDER BIANOME(1901050026)
ASRI D. SIOK(1901050009)
SIMPLISIA PUNTERI GELU(1901050046)
OLIFA KOILMO(1901050027)

KELAS A/SEMESTER I
PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan bimbinganNya,
kami dapat menyelsaikan makalah tugas mata kuliah Sejarah Fisika dengan judul
“Perkembangan Ilmu Optik” ini dengan baik.
Kami sadar bahwa makalah ini tidak lepas dari adanya petunjuk, arahan serta bantuan
dari berbagai pihak. Makalah ini kami susun dengan sungguh-sungguh, dengan mengeksplor
kemampuan yang kami miliki. Namun, kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, dengan rendah kami memohon kritik, saran serta
masukan dari semua pihak terutama ibu dosen mata kuliah sejarah fisika,teman-teman
mahasiswa FKIP Fisika UNDANA Kupang. Akhir kata, kami segenap kelompok penyusun
makalah ini mengucapkan limpah terima kasih.Mudah-mudahan makalah ini menjadi referensi
yang bermanfaat bagi kita semua.

Kupang,

Tim Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………...1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………2
2.1 Pengertian Optik………………………………………………………………………2
2.2 Perkembangan Optik…………………………………………………………………..
2.2.1 Perkembangan Optik Periode I………………………………………………………
2.2.2 Perkembangan Optik Periode II………………………………………………………
2.2.3 Perkembangan Optik Periode III………………………………………………………
2.2.4 Perkembangan Optik Periode 1V…………………………………………………….
2.2.5 Perkembangan Optik Periode V……………………………………………………
2.3 Peranan Optik Dalam kehidupan Sehari-hari…………………………………………..
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita dapat melihat sesuatu, karena adanya cahaya yang dipantulkan benda lalu
masuk ke mata. Kita dapat melihat benda yang sangat jauh seperti bintang, dengan
menggunakan teropong,melihat benda yang berukuran kecil menggunakan mikroskop
dan masih banyak lagi lainnya yang berkaitan dengan optic.
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan prilaku dan sifat cahaya dan
interaksi cahaya dengan materi.Optik menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis. Kata
optis yang berarti tampilan. Optik secara umum dianggap sebagai bagian dari
keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang
terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum. Dalam prakteknya,
kebanyakan dari gejala optis dapat dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik
dari cahaya, seperti yang dijelaskan pada persamaan Maxwell.
Optic telah dikenal sejak zaman prasejarah yang ditandai dengan penemuan kanta
yang optic yang berumur sekitar 2.200 tahun yang lalu di Baghdad, Irak. Dalam
perkembangannya optik dibagi kedalam lima periode, maka dari itu kita perlu
mengetahui sejarah perkembangan fisika untuk setiap periode.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana perkembangan optik pada tiap periode?
1.2.2 Bagaimana penerapan optic dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Tujuan
Agar pembaca dapat memahami sejarah perkembangan fisika, khususya
perkembangan ilmu optic dan mengenai ilmuwan-ilmuwan yang berjasa dalam
perkembangan ilmu optic dari periode ke periode serta manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ilmu Optik


Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan interaksi
cahaya dengan materi. Optik dijelaskan dan ditandai dengan fenomena optik. Kata optik berasal
dari ὀπτική optik Latin, yang berarti tampilan.Bidang optik biasanya menggambarkan sifat
cahaya tampak, sinar inframerah dan ultraviolet, tetapi sebagai cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, fenomena yang sama juga terjadi dalam bentuk sinar-X, gelombang mikro,
gelombang radio, dan lainnya gejala radiasi elektromagnetikdan mirip maupun pada balok
muatan partikel (balok dibebankan). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari
keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait
dengan beberapa bidang optik kuantum hingga mekanika. Dalam prakteknya, sebagian besar
fenomena optik dapat dihitung dengan menggunakan sifat dari cahaya elektromagnetik, seperti
yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.

Bidang optik memiliki identitas dan konferensi. Aspek lapangan sering disebut ilmu optik
atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik
yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap
disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi
profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika
atau Optoelektronik. Batas-batas antara bidang ini dan "optik" yang tidak jelas, dan istilah yang
digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam berbagai bidang industri.
2.2 Perkembangan Optik
Optic memiliki tahapan perkembangan dari waktu-kewaktu, pwerkembangan optic itu
sendiri dibagi kedalam lima peride yakni perkembangan dari zaman prasejarah sampai degan
saat ini.
2.2.1 Perkembangan Optik Periode I ( zaman prasejarah (SM) s.d 1.500 M)
Pada zaman prasejarah ternyata optik telah dikenal, buktinya adalah ditemukannya sebuah
kanta optic yang berumur sekitar 2.200 tahun yang lalu di Baghdad, Irak. Kanta purba yang
berukuran kira-kira satu ibu jari tersebut ditemukan dengan sedikit retak di bagian kacanya.
Penemuan ini menunjukan bahwa sejak zaman purba kala orang-orang telah mengetahui cara
membuat kanta dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Optic dipelajari secara
ilmiah diperiode I ini dimulai pada tahun 300 SM. Pada zaman prasejarah dikenal dengan zaman
yang hanya mengemumukan teori-teori para ahli saja tanpa dilakukan pembuktian dengan
eksperiment sehingga ada beberapa teori tetang optic yang bermunculan, misalnya Teori Tactile
dan Teori Emisi. Para ilmuwan yang hidup di zaman prasejarah mengemukakan pendapat bahwa
kita dapat melihat suatu bennda karena terdapat cahaya dari mata kita yang dipancarkan ke benda
tersebut. Seperti halnya senter yang disorotkan ke sebuah benda sehingga kita dapat melihat
benda tersebut. Teori ini dipelopori oleh Aristoteles dan Ptolomeus. Dimasa sebelum masehi ini,
Euclid (275 SM-330 SM) menemukan bahwa cahaya bergerak dalam garis lurus, dan dia
mempelajari tentang pemantulan cahaya.
Pada abad ke-10 M, muncul teori yang menentang Teori Tactile yaitu Teori Emisi. Teori Emisi
berubah drastis cara pandang terhadap konsep cahaya. Pada Teori Emisi dikatakan bahwa kita
dapat melihat benda bukan karena mata kita yang memancarkan cahaya ke benda tersebut ( Teori
Tactile), tetapi terdapat cahaya yang dipantulkan oleh benda yang kita lihat menuju mata kita.
Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Ibnu Al-Haitsam (965 M-1040 M), seorang ilmuwan
muslim yang saangat popular dan dikenal juga sebagai Bapak optic dunia. Akhirnya, Teori Emisi
ini benar-benar menggugurkan Teori Tactile dan dipercaya kebenarannya sampai sekarang.
Kemudian pada abad ke-13, pembiasan cahaya mulai disadari. Hal ini terbukti dengan adanya
tulisan dibuku yang berjuduk perspektiva karya Bacon, yaitu bila tulisan sebuah buku, suatu
benda kecil dilihat memalui bagaian lengkung sebuah kaca atau Kristal akan nampak lebih jelas
dan lebih besar.Pada akhir abad ke-15 atau sekitar awal abad ke-16, seorang ilmuwan Italia yaitu
Leonardo Da Vinci, mengemukakan tentang optik fisiologis mata manusia yang mengakibatkan
penemuan dibidang medis di masa depan mulai terbuka jalannya.
Tokoh -tokoh Pada Periode I dan Penemunya
1. Aristoteles

Aristoteles dilahirkan di kota Stargia,Macedonia,384 SM. Ayahnya seorang ahli fisika


kenamaan. Pada umur 17 tahun Ariestoteles pegi ke athena belajar diakademi plato. Dia
menetap disana selama 20 tahun hingga tak lama plato meninggal dunia. Dari
ayahnya,Aristoteles mungkin memperoleh dorongan minat dibidang biologi dan
“pengetahuan praktis”.
Aristoteles menyatakan tentang cahaya mempunyai rambatan yang lurus dan dapat
dipantulkan dimana sudut datang sama dengan sudut pantul.
i=r

2. Archimedes

Archimedes ilmuwan Yunani abad ke-3 SM. Archimedes adalah seorang arsitokrat.
Archimedes adalah anak astronom Pheidias yang lahir di Syracuse,koloni Yunani yang
sekarang dikenal dengan nama Sisilia. Membicarakan Archimedes tidaklah lengkap tanpa
kisah insiden penemuannya saat dia mandi. Archimedes adalah bapak
Eksperimenter.Archimedes menemukan atau membuat cermin cekung, dari cermin
cekung ini dapat membakar kapal-kapal bangsa Romawi yang akan memerangi dan
menghancurkan bangsa Yunani. Pada saat itu pasukan Syracuse menggunakan cermin
pembakar yaitu cermin heksagonal dan di sela-selanya dipasang empat cermin segi
empat. Cermin ini digerakan dengan besi yang dibentuk seperti engsel modern dan
diarahkan ke matahari. Dan berkas cahaya itu kemudian diarahkan ke kapal sehingga
menimbulkan api dan membakar kapal.

3. Mozi

Mozi lahir di Cina pada 476 SM-486 SM,


Peranan Mozi dalam bidang optik menemukan pengetahuan dasar dengan definisi dan
menciptakan visi, propagasi cahaya dalam garis lurus, lubang jarum pencitraan,
hubungan antara objek dan gambar di pesawat cermin, cermin cembung dan cermin
cekung.
4. Eulid

Eulid lahir pada 275 SM-330 SM.


Dalam optik ia mencatat perjalanan cahaya dalam garis lurus dan menjelaskan hukum
refleksi. Dia percaya bahwa visi m
elibatkan sinar pergi dari mata ke objek yang dilihat dan dia mempelajari hubungan
antara ukuran nyata dari objek dan sudut bahwa mereka subted di mata.
5. Claudius Ptolimy

Claudius Ptolimy (Yunani 90 M-168 M)


Dalam terjemahan Latin dari abad ke-12 dari bahasa Arab yang ditugaskan unntuk
Ptolimy, sebuah studi refraksi termasuk refraksi atmosfer. Disarankan bahwa sudut bias
sebanding dengan sudut insiden.
6. Al-Kindi

Al-Kindi (801 M-873 M)


Hasil kerja kerasnya mampu menghasilkan pemahaman baru tentang refleksi cahaya serta
prinsip-prinsip presepsi visual. Menurut Al-Kindi penglihatan justru ditimbulkan dari
pencahayaan yang berjalan dari mata ke objek lalu dalam bentuk kerucut radiasi yang
padat.
7. Ibnu Sahl

Ibnu Sahl (940 M- 1000M)


Pada tahun 984 M, dia menulis risalah yang berjudul On Burni Mirros dan Lenses (
pembakaran, cermin dan lensa). Dalam risalah itu, Ibnu Sahl mempelajari cermin
membengkok dan lensa membengkok serta titik api cahaya, juga menemukan Hukum
Refraksi atau pembiasan yang secara matematis setara dengan Hukum Snell, dia
menggunakan hukum tentang pembiasan cahaya untuk memperhitungkan bentuk-bentuk
lensa, dan cermin titik focus cahaya berada disebuah titik diporos.
8. Ibnu Al-Haitam (965M – 1040 M)

Ilmuwan Muslim yang paling populer di bidang optikadalah Ibnu Al-Haitham (965 M-
1040 M). Al-Haitham adalah sarjana pertama menemukan pelbagai data penting
mengenai cahaya. Salah satu karyanya yang paling fenomenal adalah Kitab Al- Manazir
(Buku Optik). Dalam kitab itu, ia menjelaskan beragam fenomena cahaya termasuk
sistem penglihatan manusia. Saking fenomenalnya, kitab itu telah menjadi buku
rujukan paling penting dalam ilmu optik. Al-Haitham juga mencetuskan teori lensa
pembesar. Secara detail, Al-Haitham pun menjelaskan sistem penglihatan mulai dari
kinerja syaraf di otak hingga kinerja mata itu sendiri.
Ia juga menjelaskan secara detil bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris, kornea,
lensa, dan menjelaskan peranan masing-masing terhadap penglihatan manusia. Hasil
penelitian Al-Haitham itu lalu dikembangkan Ibnu Firnas di Spanyol dengan membuat
kacamata.
9. Kamal Al-Din Al-Farisi (1267 M-1319 M)

Kamal al-Din al-Farisi adalah seorang ahlifisika Muslim terkemuka dari Persia. Ia
dilahirkan di kota Tabriz, Persia sekarang Iran pada
1267 Mdan meninggal pada 1319 M. Ilmuwan yang bernama lengkap Kamal al-Din
Abu'l-HasanMuhammad Al-Farisi itu kesohor dengankontribusinya tentang optik serta
teori angka. Ia merupakan murid seorang astronom dan ahlimatematika terkenal, Qutb al-
Din al-Shirazi (1236-1311), yang juga murid Nasiruddinal-Tusi. Dalam bidang optik, al-
Farisi berhasil merevisi teori pembiasan cahaya yang dicetuskan para ahli fisika
sebelumnya. Gurunya, Shirazi memberi saran agar al-Farisimembedah teori pembiasan
cahaya yang telah ditulis ahli fisika Muslim legendarisIbnu al-Haytham (965-
1039).Secara mendalam, al-Farisi melakukan studi secara mendala mengenai risalah
optikyang ditulis pendahuluannya itu. Sang guru juga menyarankannya agar
melakukanrevisi terhadap karya Ibnu Haytham. Buku hasil revisi terhadap pemikiran al-
Hacen nama panggilan Ibnu Haytham di Barat tersebut kemudian jadi sebuah
adikarya,yakni Kitab Tanqih al-Manazir (Revisi tentang Optik).Kitab Tanqih merupakan
pendapat dan pandangan al-Farisi terhadap buah karya IbnuHaytham. Dalam
pandangannya, tak semua teori optik yang diajukan Ibnu Haythammenemukan
kebenaran. Guna menutupi kelemahan teori Ibnu Haytham, al-Farisi Al-Farisi lalu
mengusulkan teori alternatif. Sehingga, kelemahan dalam teori optik IbnuHaytham dapat
disempurnakan.Salah satu bagian yang paling penting dalam karya al-Farisi adalah
komentarnyatentang teori pelangi. Ibnu Haytham sesungguhnya mengusulkan sebuah
teori, tapi al-Farisi mempertimbangkan dua teori yakni teori Ibnu Haytham dan teori Ibnu
Sina(Avicenna) sebelum mencetuskan teori baru. Teori yang diusulkan al Farisi sungguh
luar biasa. Ia mampu menjelaskan fenomena alam bernama pelangi menggunakan
matematika.

10. Roger Baconn (Inggris,1214 M-1292 M)


Ia menganggap bahwa kecepatan cahaya yang terbatas dan itu disebarkan melalui media
dengan cara yang analog dengan propagasi suara. Dalam karyanya Opus Maius, Bacon
menggambarkan penelitian tentang perbesaran benda kecil menggunakan lensa cembung
dan menyarankan bahwa mereka bisa menemukan aplikasi di koreksi penglihatan yang
cacat. Dia menghubungkan fenomena pelangi dengan refleksi sinar matahari dari air
hujan individu.
11. Leonardo da Vinci (Italia,1452-1519)

Sebagai seorang seniman terkenal dunia dan ilmuwan, Leonardo da Vinci (Italia, 1452-
1519) visioner pengamatan dan sketsa merintis studi tentang anatomi manusia membuka
jalan penemuan masa depan di bidang medis. Ia berbicara panjang lebar pada optik
fisiologis mengenai mata manusia.
2.2.2 Perkembangan Optic Periode II (1550 M -1800 M)
Penemuan di periode II dimulai ketika orang-orang mulai menggemar mengamati
pelangi,hingga akhirnya diketahui bahwa pelangi disebabkan oleh pembiasan cahaya oleh
air.pada abad ke 16 sudah mulai dibuat mikroskop yang menggunakan lensa gabungan
yaitu lensa objektif dan lensa okuler oleh Antony van Leuwenhoek (1632-1723)dari
belanda.Pada abad 17 atau sekitar 1608 M untuk pertama kalinya seseorang mengklaim
bahwa dia adalah orang yang pertama menemukan teleskop,orang tersebut adalah Hans
Lippershey.teleskop yang ditemukan Hans lippershey hanya bias mempersa tiga kali lipat
ukuran semula.awalnya lippershey memegang sebuah lensa didepan lensa lain dan
meletakannya disebuah tabung kayu dan teleskop Hans Lippersher tercipta.
Pada tahun 1609 M Galileo mendengar bahwa seseorang telah menemukan teleskop di
belanda,berita itu masih semar semar di telinganya.berkat keecerdasannya,iia mampu
pelajari perangkat teleskop Lippershey dan berhasil membuat teleskopnya sendiri yang
lebih canggih pada masa itu karena dapat melakukan perbesaran hingga 20 kali
lipat.Lippershey dan Galileo sama-sama mengkombinasikan lensa cekung dan lensa
cembung. Kemudian pada tahun 1611, Keppler menyempurnakan desain teleskop Galileo
yaitu dengan menggunakan dua buah lensa cembung sehingga gambar yang
dihasilkan terbalik. Desain Keppler ini masih menjadi desain utama refraktor masa kini
hanya saja mungkin ada perbaikan dalam lensa dan kaca.
Selama abad ke-15 sampai abad ke-16, para ilmuwan berlomba-lomba untuk
menghitung kecepatan cahaya dengan berbagai cara. Ada yang menggunakan cara yang
hampir sama ketika menghitung kecepatan suara, yaitu dengan menyuruh seseorang
berdiri di atas bukit yang sangat jauh kemudian menyalakan sebuah lentera. Selang waktu
ketika cahaya lentera dinyalakan dengan cahaya yang dilihat oleh pengamat di bawah
bukit itulah yang menjadi dasar perhitungan kecepatan cahaya. Ilmuwan yang
menggunakan metode ini adalah Galileo Galilei. Namun Galileo tidak menemukan selang
waktu tersebut, sehingga Galileo nenyatakan bahwa kecepatan cahaya sangat cepat
bahkan tak berhingga. Pada tahun 1670-an, Ole Romer (1644-1710), mengamati
bulan-bulan di Planet Jupiter. Dia mengamati berapa lama waktu yang dibutuhkan bulan-
bulan itu untuk bergerak ke belakang Jupiter. Namun, dia heran karena mendapati waktu
bulan muncul dan menghilang berbeda-beda, terkadang lebih cepat dan terkadang lebih
lambat dari waktu yang telah dihitung. Romer pun mengambil kesimpulan bahwa
kecepatan cahaya mempunyai batas. Itu mengacu dari posisi Bumi saat dia melakukan
pengamatan. Dan jeda waktu tadi diketemukan sebesar 16,7 menit. Romer
menganggap bahwa jarak Bumi-Jupiter sebesar 2 AU. Dapat disimpulkan bahwa C = 2
AU/16,7 menit = 300,000 km/s. Walaupun saat itu tetapan AU (Satuan Astronomi)
masih belum ditetapkan, tetapi dari hasil pengamatan Romer tersebut membuktikan
bahwa kecepatan cahaya sangat besar. Pantas saja Galileo gagal mengukurnya karena
mungkin jarak pengamatan yang dilakukan Galileo kurang jauh.Pada tahun 1675, Sir
Isaac Newton dalam Hypothesis of Light menyatakan bahwa cahaya terdiri dari
partikel halus yang memancar ke segala arah dari sumbernya. Jika partikel dianggap
tidak bermassa, maka suatu benda bersinar tidak akan kehilangan massanya hanya karena
memancarkan cahaya, dan cahaya itu sendiri tidak dipengaruhi oleh gravitasi.
Teori Newton ini dikenal dengan nama Teori Emisi. Pada tahun 1678, Christian
Huygens mengatakan teori bahwa cahaya dipancarkan ke segala arah sebagai
gelombang seperti bumi. Sehingga jike demikian cahaya akan memiliki frekuensi dan
panjang gelombang.Newton menjelaskan cahaya bagaikan peluru yang melaju mengikuti
lintasan lurus. Anehnya dilain tempat Newton malah mengusulkan teori getaran eter
untuk menjelaskan sifat cahaya.Ini memperlihatkan ketidak konsistenan Newton. Tapi
Newton percaya bahwa eter terdiri dari partikel yang sangat halus yang membuatnya
bersifat sangat renggang dan lenting. Alam tanpa eter tidak mungkin menghantar
gelombang. Menurut Newton gelombang akan melebar dan mengisi seluruh ruang seperti
gelombang air mengisi ceruk kolam, padahal dalam praktik cahaya mengikuti garis lurus
dan tidak mengisi ruang bayangan. Pada kesempatan lain Newton menyatakan lebih
suka langit tetap kosong daripada diisi eter.
Dalam edisi kedua Principia‘ (1713) Newton kembali menutup segala
spekulasi dan menulis saya tidak mengakali hipotesa‖. Sampai pertengahan abad ke-
18, tidak ada percobaan-percobaan yang mendukung kebenaran bahwa cahaya
diumpamakan sebagai peluru di atas.
Tokoh-Tokoh Pada periode II dan Penemuannya.
1. Galileo Galilei (1564-1642)

Galileo Galilei (pengucapan bahasa Italia: [ɡaliˈlɛːo ɡaliˈlɛi]; lahir di Pisa, Toscana, 15
Februari 1564 – meninggal di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642 pada umur 77 tahun)
adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam
revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan
teleskop (dengan 32x pembesaran) dan berbagai observasi astronomi seperti menemukan
satelit alami Jupiter -Io, Europa, Ganymede, dan Callisto- pada 7 Januari 1610. Buku
karangannya adalah Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo yang kemudian
diterbitkan di Florence pada 1632, dan Discorsi e dimostrazioni matematiche, intorno à
due nuove scienze diterbitkan di Leiden pada 1638.
2. Johannes Kepler (1571 - 1630)

Dalam bukunya Iklan Vitellionem Paralipomena, Kepler menyatakan bahwa


intensitas cahaya dari sumber titik berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari
sumbernya, cahaya yang dapat diperbanyak melalui jarak jauh tanpa batas dan bahwa
kecepatan propagasi adalah tak terbatas.
Dalam Dioptrice, Kepler disajikan penjelasan tentang prinsip-prinsip yang terlibat dalam
mikroskop lensa konvergen / divergen dan teleskop. Dalam risalah yang sama, ia
menyarankan agar teleskop dapat dibangun menggunakan tujuan konvergen dan lensa
mata konvergen dan menggambarkan kombinasi lensa yang kemudian akan menjadi
dikenal sebagai lensa tele. Ia menemukan refleksi internal total, tetapi tidak dapat
menemukan hubungan yang memuaskan antara sudut datang dan sudut bias.
3. Van Roijen Willebord Snell (1580-1626)

Ia menemukan hukum refraksi, secara optik geometris modern, pada tahun 1621, ia
tidak mempublikasikan hal itu. Penemuan Snell tentang pembiasan tidak disebutkan
dalam hal kecepatan cahaya. Kecepatan cahaya dalam ruang kosong tidak ditentukan
sampai 1676, dan kecepatan di air tidak diukur sampai 1850. Dari pengamatannya,
bagaimanapun, Snell didefinisikan indeks bias sebagai rasio dari sinus dari sudut insiden
ke sinus dari sudut pembiasan. Hubungan ini dikenal sebagai hukum Snell.

4. Rene Descartes (1596 - 1650)

Para matematikawan dan filsuf Rene Descartes (Perancis, 1596-1650)


menerbitkan karya Snell pada tahun 1637 di Dioptrique La nya. Descartes
menentukan sudut refraksi dan menunjukkan hukum sinus dari refraksi optik yang
Willebrord Snell sebelumnya berasal.
5. Francesco Maria Gimaldi (1618-1663)

Dalam Physico-mathesis nya lumine de, coloribus et Iride, diterbitkan pada 1655,
menggambarkan pengamatan difraksi ketika ia melewati cahaya putih melalui lubang
kecil. Grimaldi menyimpulkan bahwa cahaya adalah cairan yang menunjukkan
gelombang- seperti gerakan.
6. Robert Hooke (1635-1703)

Pada 1655,Hooke menerbitkan risalahnya, Micrographia. Dalam buku itu, dijelaskan


Hooke pengamatan dengan mikroskop senyawa yang memiliki lensa objektif dan lensa
konvergen mata konvergen. Dalam buku yang sama, ia menggambarkan pengamatannya
dari warna yang dihasilkan dalam serpihan dari mika, gelembung sabun dan film
minyak di atas air. Dia mengakui bahwa warna diproduksi di mika serpih ini terkait
dengan ketebalan mereka tetapi tidak mampu untuk membangun hubungan yang pasti
antara ketebalan dan warna. Hooke diajukan sebuah teori gelombang untuk propagasi
cahaya.
7. Isaac Newton (1642 - 1727)

Newton menyimpulkan bahwa sinar matahari terdiri dari cahaya warna yang
berbeda yang dibiaskan oleh kaca untuk luasan yang berbeda. Ini adalah awal dari optik
fisik. Newton 's Opticks diterbitkan pada 1704. Dalam buku itu, Newton
mengemukakan pandangannya bahwa cahaya adalah partikel tetapi bahwa partikel dapat
merangsang gelombang di aether. Kepatuhan-Nya kepada sifat partikel cahaya
didasarkan terutama pada anggapan bahwa perjalanan cahaya dalam garis lurus
sedangkan gelombang bisa menekuk ke daerah bayangan. Newton juga membangun
teleskop refraksi karena ia menduga bahwa cahaya putih terdiri dari spektrum
cahaya. Dia bereksperimene dengan menembakan cahaya putih menjadi warna pelangidi
sekitar cerah objek astronomi.
8. Christian Huygens (Belanda , 1629 - 1695)

Peran Christian Huygens dalam bidang optik Huygens dikenal dengan teori
gelombang cahaya. ―Cahaya adalah suatu peristiwa gelombang seperti halnya dengan
bunyi.
2.2.3 Perkembangan Optik Periode III (Periode singkat, 1800 M s.d. 1890 M)
Periode III ini merupakan periode tersingkat dalam sejarah perkembangan optik.
eriode III dimulai ketika ketika sekitar tahun 1801, Thomas Young dan Agustin
Fresnell membuktikan bahwa cahaya dapat melentur (difraksi) dan dapat
engalami interferensi ketika dilewatkan pada dua celah sempit. Ternyata peristiwa
ini tidak dapat diterangkan oleh teori emisi Newton. Selain tidak dapat enjelaskan
peristiwa difraksi dan interferensi, teori emisi Newton pun tidak apat menjelaskan bahwa
kecepatan cahaya di dalam air lebih kecil dibandingkan ecepatan cahaya di udara.
Sehingga anggapan bahwa cahaya merupakan gelombang semakin kuat.
Selanjutnya Maxwell (1831-1874) mengemukakan pendapatnya bahwa cahaya
dibangkitkan oleh gejala kelistrikkan dan kemagnetan sehingga tergolong elombang
elektomagnetik. Sesuatu yang yang berbeda dengan gelombang bunyi ang tergolong
gelombang mekanik. Gelombang elekromagnetik dapat merambat cahaya putih terdiri
dari spektrum cahaya. Dia bereksperimene dengan menembakan cahaya putih menjadi
warna pelangidi sekitar cerah objek astronoomi. Christian Huygens (Belanda,1629-1695)
Peran Christian Huygens dalam bidang optik Huygens dikenal dengan teori
gelombang cahaya.
Cahaya adalah suatu peristiwa gelombang seperti halnya dengan bunyi.
Gelombang elekromagnetik merambat dengan kecepatan 300.000 km/s, kecepatan ini
hampir sama dengan kecepatan gelombang cahaya. Sehingga dapat dikatakan bahwa
cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Dua prediksi Maxwell diuji secara
terpisah oleh Heinrich Rudolf Hertz ( 1857- 1894 ) dan Hendrik Antoon Lorentz ( 1853-
1928 ). Maxwell meramalkan bahwa gangguan di dalam medan magnetik dan listrik
harus merambat secepat cahaya. Tapi gelombang elektromagnetik seperti itu belum
pernah teramati. Pada tahun 1887, Heartz menguji prediksi itu sampai dengan
memercikkan bunga api listrik di antara dua kutub. Ia mengamati bahwa di antara dua
kutub di tempat lain di dalam laboratoriumnya terjadi juga percikan bunga api yang
sama.
Tak pelak lagi, pengaruh bunga api yang petama harus dibawa sebagai gelombang
melalui udara sehingga menimbulkan bunga api yang kedua. Ia membuktikan secara
eksperimental bahwa gelombang mirip seperti cahaya, karena menunjukkan gejala
pemantulan, pembiasan, difraksi, dan polarisasi.
Tokoh-Tokoh Pada periode III dan Penemuannya
1. Thomas Young (Inggris, 1773 - 1829)

Peran Thomas Young dalam bidang optik. Beliau yang menghidupkan kembali teori
gelombang cahaya Huygens. Ia mengatakan bahwa terpecahnya berkas cahaya di
bidang batas antara dua medium, menjadi berkas cahaya refraksi, yang tidak dapat di
jelaskan oleh teori emisi Newton. Thomas Young mengusulkan prinsip interferensi
dari dua gelombang sebagai keterangan dari cincin Newton dan warna dari plat-plat
tipis.
2. Etiene Louis Malus (Perancis, 1755 - 1812)

Pada 1808, sebagai hasil pengamatan cahaya yang dipantulkan dari jendela
Luxembourg Palais di Paris melalui kristal kalsit seperti yang diputar, Malus
menemukan efek yang kemudian menyebabkan kesimpulan bahwa cahaya dapat
terpolarisasi oleh refleksi.
3. David Brewster (Skotlandia, 1781 - 1868)
Dia mencatat terutama untuk penelitian ke dalam polarisasi cahaya. Pada tahun 1814,
Brewster menunjukkan bahwa ada hubungan antara sudut kejadian di mana sinar
cahaya yang dipantulkan dari sebuah interface benar-benar pesawat terpolarisasi:
indeks bias adalah sama dengan persoalan dari sudut.
4. Augustin Jean Fresnel (1788 - 1827)

Independen menemukan kembali interferensi dan mulai mempelajari teori gelombang


cahaya. -Difraksi efek, seperti tepi samar bayangan dan bayangan pinggiran,
diketahui telah diamati pada awal abad ke-17. Namun, sebelum penemuan
gangguan pada tahun 1801, baik teori gelombang maupun teori partikel bisa
menawarkan penjelasan yang cocok untuk efek. -Di tahun 1816, Fresnel
menunjukkan bahwa fenomena difraksi berbagai sepenuhnya dijelaskan oleh
interferensi gelombang cahaya.
5. Simeon Denis Poisson (1781 – 1840)

Pada tahun 1819, seorang ahli matematika dari peringkat pertama, adalah salah satu
panel juri dari Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis tentang esai terbaik meliputi teori
gelombang cahaya pada tahun 1817. Dia juga kebetulan seorang mukmin sangat kuat
dalam teori partikel cahaya Newton dan mampu, menggunakan matematika Fresnel,
untuk memperoleh sebuah prediksi dia yakin akan menghancurkan teori gelombang
cahaya.
6. James Clerk Maxwell (1831 – 1879)
Maxwell menyimpulkan bahwa cahaya adalah bentuk dari gelombang
elektromagnetik. Maxwell menyelidiki tentanghubungan antar warna dengan cara
bagaimana warna terseut tertangkap oleh mataHasil penyelidikannya merupakan
dasar dari fotografi berwarna dan menuntun Maxwell untuk membuat potret
berwarna. Maxwell menyatakan bahwa cepat ranbat gelombang elektromagnetik
sama dengan cepat rambat cahaya yaitu 3𝑥108 𝑚/𝑠 dan berkesimpulan bahwa
cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.
7. Michael Faraday (1845)

Pada tahun 1845, Faraday mulai meneliti tali-temali cahaya dengan gejala
elektromagnetik. Penelitian ini diusulkan oleh William Thomson ( belakangan
terkenal sebagai Lord Kelvin ). Seberkas cahaya yang terpolarisasi oleh bidang ia
lewatkan sejenis kaca berat yang terletak di antara kedua kutub magnet. Bidang
polarisasi cahaya itu ternyata berputar. Faraday girang sekali. Kelihatannya bukan
saja listrik yang tekait dengan kemagnetan, tapi keduanya berhubungan dengan
cahaya.
2.2.4 Perkembangan Optik Periode IV (1887 M s.d. 1925)
Optika modern ditandai dengan perkembagan ilmu dan rekayasa optik yang
menjadi sangat populer pada abad 20. Pada era optika modern ditandai dengan penemuan
besar yaitu mengenai efek foto listrik dan serat optik.

a. Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik berawal dari penemuan Heinrich Rudolf Hertz pada tahun 1887.
Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron yang dimiliki atom- atom
logam akibat disinari oleh cahaya yang memiliki frekuensi lebih besar daripada
frekuensi ambang logam tersebut.
Sebuah logam ketika disinari akan melepaskan elektron, yang akan menghasilkan
arus listrik jika disambung ke rangkaian tertutup. Jika cahaya adalah gelombang
seperti yang telah diprediksikan oleh Fisika klasik, maka seharusnya semakin tinggi
intensitas cahaya yang diberikan maka semakin besar arus yang terdeteksi
Albert Einstein, yang menyatakan bahwa cahaya terkuantisasi dalam gumpalan
partikel cahaya yang disebut foton. Energi yang dibawa oleh foton sebanding dengan
frekuensi cahaya dan konstanta Planck. Dibutuhkan sebuah foton dengan energi
yang lebih tinggi dari energi ikatan elektron untuk melepaskan elektron keluar
dari plat logam.
b. Serat Optik
Serat optik adalah sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan
lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk mentransmisikan sinyal
cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang digunakan biasanya adalah
laser atau LED. Kabel ini berdiameter lebih kurang 120 mikrometer.

Serat optik mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan media transmisi


yang lain, antara lain sebagai berikut:
1. Mempunyai lebar bidang (bandwidth) yang sangat lebar sehingga dapat
mentransmisikan sinyal digital dengan kecepatan data yang sangat tinggi (dari orde
Mbit/s sampai dengan Gbit/s) dan mampu membawa informasi yang sangat besar.
2. Rugi transmisi (transmission loss) yang rendah sehingga memperkecil jumlah
sambungan dan jumlah pengulang (repeater) yang pada gilirannya akan
mengurangi kerumitan dan biaya sistem.
3. Ukuran sangat kecil dan sangat ringan.
4. Serat optik terbebas dari derau (noise) elektrik maupun medan magnetic karena
menyediakan pemandu gelombang (waveguide) yang kebal terhadap interferensi
elektromagnetik (Electromagnetic Interference, EMI), menjamin terbebas dari efek pulsa
elektromagnetik (Electromagnetic Pulse, EMP), dan interferensi frekuensi radio
(Radiofrequency Interference, RFI).
5. Terisolasi dari efek elektrik karena terbuat dari kaca silika atau polimer plastik
yang bersifat sebagai bahan isolator (insulator)

2.2.5 Perkembangan Optik Periode V (Tahun 1925 s.d. sekarang)

Tokoh-Tokoh Pada periode V dan Penemuannya


1. Michelson (Amerika, 1852 - 1931)

Pada tahun 1926, Michelson (Amerika ,1852-1931) melakukan percobaan yang


terakhir dan paling akurat untuk menentukan kecepatan cahaya. Menggunakan jalan
cahaya dengan panjang 35 km dari Mount Wilson observatorium untuk teleskop di
Gunung San Antonio, ia menemukan nilai 299.796 km per detik.
Michelson melakukan eksperimennya dengan desain dan prinsip yang sama seperti milik
Young berupa percobaan celah ganda. Awalnya percobaan interferometer Michelson
digunakan untuk membuktikan adanya eter, namun tidak terbukti, akhirnya
interferometer Michelson digunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya dan
untuk mengamati sifat medium optik interferensi cahaya.
2. Walter Geffcken (Jerman , 1872 – 1950)

Pada tahun 1939, Walter Geffcken (Jerman, 1872-1950), menggambarkan filter


gangguan transmisi.
3. Dennis Gabor (1900 – 1979)

Pada tahun 1948, Dennis Gabor (Hungaria, 1900-1979), menggambarkan prinsip-


prinsip rekonstruksi wavefront, kemudian menjadi dikenal sebagai holografi.
4. Arthur Schawlow L (1921 – 1999)

Lahir di Badupest,5 Juni 1921, Ia adalah fisikawan Britania Raya. Pada tahun 1958,
Arthur Schawlow L (Amerika ,1921-1999) dan Charles Townes H (Amerika, 1915 -)
menerbitkan sebuah makalah berjudul "Maser Infrared dan Optical" di mana ia
mengusulkan bahwa prinsip maser dapat diperluas ke daerah terlihat dari spektrum
memunculkan apa yang kemudian menjadi dikenal sebagai 'laser'.
2.3 Penerapan Optik Dalam Kehidupan Sehari-hari
Optic sangat penting dalam kehidupan manusia, dalam organ tubuh manusia memiliki alat
optic yakni mata, selain itu ada banyak benda lain yang memanfaatkan prinsip kerja optic
atau rekayasa optic seperti:
1. Mata
Mata merupakan organ pada manusia yang merupakan salah satu contoh alat optic yang
fungsinya untuk melihat benda atau objek jauh maupun dekat.
2. Lup
Lup digunakan untuk mengamati benda-benda kecil agar tampak besar dan jelas. Alat
ini sering dipakai, antara lain oleh tukang arloji, pedagang kain, dan pedagang intan.
Lup terdiri dari sebuah lensa cembung. Ada dua cara dalam menggunakan lup, yaitu
dengan mata berakomodasi dan dengan mata tak berakomodasi.
3. Mikroskop
Mikroskop digunakan untuk mengamati benda-benda renik, misalnya bakteri dan
klorofildaun. Alat ini terdiri dari lensa objektif, berupa lensa cembung dan lensa okuler,
juga berupa lensa cembung. Lensa objektif adalah lensa yang dekat dengan objek dan
lensa okuler adalah lensa yang dekat dengan mata (oculus).
4. Teropong
Teropong merupakan alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang letaknya
jauh agar kelihatan lebih dekat dan jelas. Ada beberapa jenis teropong. Dipandang dari
letak objeknya dapat dibedakan menjadi teropong bintang dan teropong medan.
5. Kaca Mata
Kaca mata merupakan alat bantu bagi penderita cacat mata seperti miopi,presbiopi dan
hipermetropi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ilmu optic adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku
dan sifat cahaya dan interaksi cahaya dengan materi. Optik dijelaskan dan ditandai dengan
fenomena optic.
Perkembangannya terdiri dari V periode yakni

1. PERIODE I
Adanya teori-teori tanpa pembuktian (antara zaman Purbakala sampai 1500 SM)
Tokoh yang berperan penting : Aristoteles dan Archimedes
2. PERIODE II
• Timbulnya metode eksperimen dalam membuktikan atau menemukan sesuatu (1550-
1880)
• Tokoh yang berperan penting: Newton dan Huygens
3. PERIODE III
• Timbulnya fisika Klasik (1800-1890)
• Tokoh yang berperan pentingThomas Young, Fresnel, dan Maxwel
4. PERIODE IV
• Periode ini terjadi karena kegagalan dari teori elektromagnetik
• Tokoh yang berperan penting: Heinrich Rudolf Hertz, Albert Einstein
5. PERIODE V
• Munculnya penelitian untuk membuktikan akan adanya Eter.
• Tokoh yang berperan penting: Michelson dan Denis Gabor
3.2 Saran
Perkembangan ilmu optic terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu, oleh karena
itu, sebagai calon seorang guru fisika kita diharapkan mampu memahami dan mengetahui setiap
perkembangan yang ada, serta mampu memunculkan inovasi baru bagi kemajuan ilmu optic
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://sumberfisika.academia.com/2018/12/makalah-perkembangan-optik.html

http://rilgeofisika.blogspot.com/2017/05/sejarah-perkembangan-optik.html

http://www.adipedia.com/2011/05/sejarah-ilmu-mekanika-fisika.html

Anda mungkin juga menyukai