➢Persamaan umum
S = f (Px, Lo, t)
Px = aliran potensial eksternal (cl, o)
Lo = status awal (r, p)
t = waktu
➢Untuk tanah
S = f (cl, o, r, p, t)
Faktor Pembentuk Tanah
Konsep Pembentukan Tanah
◼ Model proses terbuka
◼ tanah merupakan sistem yang terbuka
◼ sewaktu-waktu tanah dapat menerima tambahan bahan dari
luar (input), atau kehilangan bahan-bahan yang telah
dimilikinya (output).
◼ Input: hasil pelapukan bahan induk, endapan baru, air hujan/irigasi,
sisa-sisa tanaman, energi dari sinar matahari.
◼ Output: erosi tanah, penguapan air, penyerapan unsur hara oleh
tanaman, pencucian, pancaran panas.
◼ Selain itu di dalam tanah sering terjadi pemindahan bahan
tanah dari lapisan atas ke lapisan bawah atau sebaliknya
(disebut translokasi dalam solum).
Tanah sebagai Sistem Terbuka
Faktor Pembentuk Tanah
➢ 5 faktor pembentuk tanah
◼ Bahan induk (p) (tekstur, struktur, komposisi
kimia dan mineral)
◼ Iklim (cl) (suhu dan curah hujan)
◼ Topografi / relief (r)
◼ Organisme (o) (vegetasi dan herwan; termasuk
manusia)
◼ Waktu (t)
geogenesis (pelapukan)
pedogenesis
Faktor Pembentuk Tanah
Agen, gaya, atau kondisi yang telah, sedang, atau akan mempengaruhi
pembentukan tanah
Yang terbentuk jika
Faktor faktor lain dapat
diabaikan
Iklim Climosequence
Organisma Biosequence
fungsi Bahan
Lithosequence
Induk
Topografi Toposequence
Waktu Chronosequence
Lain-lain
BAHAN INDUK Tanah yg terbentuk
* * Diorit Andesit
+ Piroksin Gabro
+ + +
+ + + + Tekstur halus
+ + + + + Peridotit Basalt
Olivin Basa
+ + + + + +
+ + + + + + Dunit Unsur Hara
Volcanic Ash Andisols
Bahan Induk Lain
▪ Bahan Induk Terangkut: Prinsip Erosi dan
Pengendapan
▪ Aliran air partikel tanah dan fragmen batuan (sedimen)
▪ Jika air mengalir cepat maka membawa partikel besar dan
sedimen lebih banyak.
▪ Jika aliran menjadi lambat, partikel besar diendapkan dulu.
▪ Bahan diendapkan air
▪ Endapan Aluvial: Terbentuk akibat aliran air terhenti shingga
sedimentasi terjadi cepat, banyak terjadi di daerah pegunungan, air
dan semi arid.
▪ Dataran banjir dan Teras: Teras mencerminkan sisa dataran
banjir yang lebih tua, aliran sungai telah memotong menjadi
dataran banjir baru dalam bentuk teras.
▪ Delta: Terbentuk jika sedimen halus yang dibawa sungai
diendapkan pada daerah perairan yang luas (misal danau)→ tanah
subur.
▪ Colluvium: bahan diendapkan akibat gravitasi, pada lereng
curam; tanah longsor
Bahan Induk dari tempat lain
(terangkut-pindahkan)
◼ Air - Sungai = Alluvium
◼ Angin - eolian = pasir atau debu (loess)
◼ Gravitasi = colluvium
alluvium
Bahan Induk Tanah
❖ Iklim
◼Temperatur dan curah hujan adalah unsur iklim
yang paling mempengaruhi sifat tanah
◼Temperatur:
◼Perubahan temperatur dapat menyebabkan
retaknya batuan (pelapukan batuan)
◼Temperatur langsung mempengaruhi jumlah bahan
organik yang dihasilkan. Produksi bahan organik
meningkat dengan meningkatnya temperatur
asalkan cukup hujan untuk pertumbuhan tanaman
◼Meningkatnya temperatur jika meningkatkan
kecepatan dekomposisi bahan organik
IKLIM
Faktor paling aktif dalam proses pembentukan tanah ➔
mempengaruhi reaksi kimia, dan aktivitas flora dan fauna
CURAH HUJAN
❖ Curah hujan
◼ Curah hujan mempengaruhi pelapukan dan jumlah
serta dekomposisi bahan organik
a. Jika curah hujan meningkat kecepatan erosi juga
meningkat
b. Jika curah hujan meningkat, produksi bahan
organik juga meningkat asalkan temperatur cukup
tinggi untuk pertumbuhan tanaman
c. Jika curah hujan cukup untuk menggenangi tanah,
dekomposisi bahan organik akan terhambat
karena kurangnya oksidasi
% kadar garam
Basah - Panas
% kadar garam
Kering - Panas
Iron and Al-oxide Rich Iklim Tropis
Curah hujan tinggi
Suhu tinggi
Oxisols
Basah- Panas
❖ Topografi
◼ Komponen topografi
1. Lereng (slope) – sudut permukaan lahan
Puncak
Bahu
Punggung
kaki
Puncak & Punggung Bukit
◼ Puncak mengalami erosi minimum dan
perkembangan tanah maksimum (horizonisasi
terbesar).
◼ Punggung sama dengan puncak kecuali jika lereng >
20%.
Bahu
X Erosi terbesar – infiltrasi air paling
sedikit – limpasan permukaan (runoff)
terbesar – perkembangan tanah Ap
minimal
Bw
Bk
BC
C
Kaki (footslope)
◼ Deposisi material dari lereng atas – bisa
dekat permukaan air tanah – bisa
mengalami pencucian terbesar karena air
dari lereng atas dan hujan
Ap
A1
A2
A3
AB
Btg
Air
TOPOGRAFI
Bandingkan
➢ Kondisi air
A
➢ Suhu
Tropudult
➢ Aliran air
➢ Erosi
➢ Pelapukan
B
Tropudalf
- -- -
- -
Aquept/Aquent
C
ORGANISMA
Fungsi
• Sumber bahan organik Jumlah dan macam
tanah • Kondisi iklim
• Pembentukan humus
• Suasana fisiko-
• Sifat fisiko-kimia tanah kimia
Flora
• Peredaran Unsur Hara • Vegetasi lain
• Perkembangan struktur Fauna (kompetisi, sumber
tanah makanan, dll)
• Dekomposisi Bahan
Organik
Skema Agregat Tanah
Faktor Pembentuk Tanah-
WAKTU
◼ Vegetasi dan Iklim beraksi pada Bahan
Induk dan Topografi dari waktu ke
waktu
◼ Umur tanah ditentukan oleh
perkembangannya dan bukan pada jumlah
tahun perkembangannya
◼ Berapa lama suatu tanah menjadi TUA
tergantung pada intensitas proses
pembentukan tanah atau intensitas 4
faktor lainnya
▪ Waktu
▪ Umur (chronological)
▪ Tingkat perkembangan profil (SOIL
DEVELOPMENT = "SOIL AGE“)
▪ Tanah muda: pelapukan dan pencampuran bahan mineral dan
organik, di permukaan tanah dan pembentukan struktur tanah,
horison A dan C, sifat tanah didominasi sifat bahan induknya,
contoh tanah muda; Entisol (Aluvial, Regosol).
▪ Tanah dewasa: pembentukan horison B, kemampuan
berproduksi tertinggi, karena tersedia unsur hara, contoh tanah
dewasa, Inceptisol (Latosol), Andisol (Andosol), Vertisol, Mollisol.
▪ Tanah tua: perubahan nyata pada horison A dan B, terbentuk
horison A1, E, B1, B2, B3 dll.. pelapukan mineral dan pencucian
basa, tanah kurus dan masam, contoh tanah tua, Ultisol (Podsolik
merah kuning) dan Oxisol (Laterit).
PROSES PEMBENTUKAN TANAH
• Soil Profile Development
contains characteristic layers
called horizons
A
E soil
B
development
Bedrock C
Bedrock
Earth surface is an open
book… it tells you nearly
everything …….
Translokasi : Transformasi :
•liat •BO >> humus
•BO •Pembentukan struktur,
•seskuioksida konkresi
•Silika/garam terlarut •Perubahan bentuk mineral
•Bahan tanah oleh •Perubahan bentuk unsur
binatang
Pelapukan Kimia
Pelapukan Kimia
Sepuluh Proses Pembentukan Tanah
1. Pencucian (leaching)
2. Asidifikasi
3. Eluviasi liat
4. Podsolisasi
5. Desilikasi
6. Reduksi
7. Salinisasi
8. Alkalisasi
9. Erosi
10. Deposisi (pengendapan)
◼ Pencucian (leaching)
◼ Jika terjadi hujan yang sangat lebat sehingga air
meresap ke dalam profil tanah, senyawa-senyawa
organik larut akat terangkut
◼ Asidifikasi
◼ disebabkan oleh air hujan yang bersifat masam
karena karbon dioksida larut di dalamnya
membentuk asam karbonat
◼ Eluviasi liat
◼ liat di lapisan tanah atas tercuci dan diendapkan ke lapisan
yang lebih bawah. Bagian tanah atas yang kekurangan liat
disebut horizon A atau horizson eluvial (eluvial = tercuci ke
bawah), dan horizon bagian bawah disebut horison B atau
horizon iluvial (iluvial = tercuci ke dalam)
◼ Podsolisasi
◼ horizon A yang yang berwarna pucat kelabu. Proses
podsolisasi terjadi pada tanah-tanah masam. Komponen
organik dan anorganik diangkut oleh air dan diendapkan pada
horizon B
◼ Desilikasi
◼ pencucian silika (lebih besar dibandingkan pencucian
besi dan aluminium). Proses ini terjadi di daerah
tropika, yang menyebabkan terbentuknya tanah yang
sangat sarang (porous) dengan kandungan oksida
besi yang tinggi. Tanah yang dicirikan oleh adanya
proses ini adalah Oxisol.
◼ Reduksi
◼ Jika terjadi akumulasi air drainase dalam tanah maka
udara di dalam tanah digantikan oleh air
◼ Salinisasi & Alkalisasi
◼ Salinisasi adalah akumulasi garam seperti sulfida dan klorida
◼ Alkalisasi adalah akumulasi sodium pada kisi pertukaran
◼ aram yang dihembus dari lautan ke daratan, masuk melalui
irigasi atau dihasilkan oleh proses pelapukan menyebabkan
tanah tidak subur. Masalah ini umumnya terjadi di daerah
kering dimana tidak tersedia cukup air untuk mencuci garam
dari profil tanah
◼ Erosi dan Deposisi
◼ Tanah selalu peka terhadap erosi air dan angin. Bahan hasil
erosi mungkin diendapkan di lembah-lembah sungai untuk
menjadi bahan pembentuk tanah baru, atau mungkin
terangkut sampai ke laut
Ngarai Sianok, Bukit Tinggi (Foto: Kurniatun Hairiah)
Ngarai Sianok, Bukit Tinggi (Foto: Kurniatun Hairiah)
Ngarai Sianok, Bukit Tinggi (Foto: Kurniatun Hairiah)
Old Krakatoa, erupted in 1885
Anak Krakatoa, 2004. (Foto: Kurnaiatun Hairiah)