Anda di halaman 1dari 69

PENDAHULUAN

Tanaman buah naga berasal dari Amerika Tengah


yang baru dikembangkan di Indonesia. Buah naga yang
yang dibudidayakan ada empat jenis yaitu : kulit merah
berdaging buah putih (Hylocerous undatus), kulit merah
berdaging buah merah (Hylocerous polyrhizus), kulit
merah berdaging buah super merah (Hylocerous
costaricensis) dan kulit kuning (Hylocerous megalanthus).
Dari keempat jenis buah naga tersebut, yang banyak
dikembangkan di Indonesia adalah jenis yang berdaging
putih dan berdaging super merah. Di Cina disebut Feny
Long Kwa dan Than Long sedangkan di Thailand disebut
Kaew Mangkorn sedangkan di Taiwan disebut Shien Mie
Kou dan di Israel disebut Pitahaya.
Buah naga dengan rasa yang enak dan sehat untuk
dikonsumsi, serta memiliki khasiat seperti menguatkan
fungsi ginjal, tulang dan kecerdasan otak serta
meningkatkan ketajaman mata disamping sebagai
pencegah kanker usus, menguraikan kolesterol, keputihan
dan sebagai anti oksidan, serta areal tenaman yang masih
terbatas, sehingga harganya cukup tinggi.
Untuk mendorong pengembangan buah naga,
Direktorat Budidaya Tanaman Buah memfasilitasi
penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) Buah
Naga agar dapat menjadi panduan budidaya yang baik bagi
para petani, sehingga produk yang dihasilkan bermutu
dengan produktivitas yang optimal. Disamping itu,
penyusunan SOP ini diharapkan dapat mendorong daerah
sentra produksi buah naga untuk dapat menyusun SOP
sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.

1
i
TARGET

Target merupakan acuan utama yang digunakan untuk


menyusun SOP yang akan diterapkan di kebun petani
sesuai dengan pasar yang dituju. Pada saat ini target yang
akan dicapai melalui penerapan SOP buah naga kulit
merah berdaging buah putih (Hylocereus undatus)
Kabupaten Sleman adalah:
a. Jumlah Kelas Super dengan bobot di atas 700 g
sebanyak 20 %
b. Jumlah kelas A dengan bobot buah antara >500-700 g
sebanyak 30 %.
c. Jumlah kelas B dengan bobot buah antara 350-500 g
sebanyak 40 %.
d. Jumlah diluar bobot standar (reject) maksimal 10 %
e. Warna buah sesuai varietas dan nampak segar.

2
i
STANDAR MUTU BUAH NAGA

Standar mutu buah naga yang dijadikan acuan untuk


menghasilkan mutu buah naga yang baik adalah seperti
pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Standar Mutu Buah Naga Kulit Merah Daging


Putih

Standar (Grade)
No. Kriteria
Super A B
1 Bobot (kg) > 0,7 > 0,50-0,70 0,35-0,50
2 Kadar Gula
min. 11 min. 11 min. 11
/Brix (%)
3 Kulit Buah normal normal normal

3
i
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
BUAH NAGA

Standard Operating Nomor Tanggal


Procedure SOP BN I ..............
Halaman Revisi
Pemilihan Lokasi 1/2 ........

I. PEMILIHAN LOKASI

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memilih lokasi tanam untuk
mencegah kegagalan proses produksi, serta
tercapainya produksi buah naga yang optimal dan
sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan.

B. Tujuan :
Agar tersedia kawasan/lahan untuk pertumbuhan
tanaman yang ideal sesuai dengan persyaratan
tumbuh tanaman buah naga.

C. Sasaran
a. Curah hujan yang cukup.
b.Suhu udara yang ideal antara 26°-36°C dan
kelembaban 70-90%.
c. Rata-rata pH tanah antara 6,5-7.
d.Ketinggian lahan sekitar 10 -700 m dpl.

D. Alat dan Bahan :


Data iklim 10 tahun terakhir, pH-meter, Altimeter.

I–1
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN I ..............
Halaman Revisi
Pemilihan Lokasi 2/2 ........

E Fungsi :
a. Data iklim untuk mengetahui tingkat curah hujan
dan suhu udara tahunan di suatu daerah.
b.pH meter untuk mengukur tingkat keasaman tanah.
c. Altimeter digunakan sebagai alat mengukur
ketinggian lahan.

F. Prosedur Pelaksanaan
a. Menghubungi Stasiun Meteorologi / Dinas
Pertanian terdekat untuk mendapatkan data iklim
10 tahun terakhir.
b.Mengukur pH tanah.
c. Mengukur ketinggian lokasi.
d.Mengetahui ketersediaan air.

G. Referensi :
a.Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten Sleman
b.Praktisi Buah Naga
c.Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d.Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e.Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

I–2
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN II ..............
Penyiapan Tiang Halaman Revisi
Panjatan 1/3 ........

II. PENYIAPAN TIANG PANJATAN

A. Definisi :
Membuat media sebagai panjatan tanaman buah naga
berupa tiang panjatan untuk tegakan tanaman.

B. Tujuan :
Menopang tanaman buah naga

C. Sasaran :
Tersedianya tiang panjatan yang siap untuk
menopang rambatan tanaman buah naga.

D. Alat dan Bahan :


a. Tiang beton atau tanaman seperti kayu jaran dan
glyricidea.
b. Besi/ Ban bekas/palang beton

E. Fungsi :
a. Tiang beton, tanaman seperti kayu jaran, dan
glyricidea. digunakan sebagai panjatan tanaman
buah naga untuk menahan beratnya tanaman.
b. Besi/ban bekas/palang beton berbentuk “+”
digunakan untuk tempat bertenggernya cabang
dan anak cabang atau tunas.

II – 1
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN II .........
Penyiapan Tiang Halaman Revisi
Panjatan 2/3 ........

F. Prosedur Pelaksanaan :

a. Tiang panjatan berupa panjatan dari tiang beton :


- Panjatan berbentuk segi empat berukuran 10 cm x 10
cm dengan tinggi 180 - 200 Cm. Selain berbentuk segi
empat, dapat pula berbentuk bulat atau segitiga.
- Pada ujung tiang bagian atas diberi besi sepanjang 10
cm untuk menempatkan piringan penyangga sulur
atau cabang.
- Panjatan ditancapkan kedalam tanah sedalam sekitar
50 cm.
- Diatas tiang diberi penyangga sulur dari beton
berbentuk “+” dan ban bekas
b. Tiang panjatan berupa tanaman hidup :
- Tanaman yang digunakan sebagai panjatan hidup
seperti kayu jaran, glyricidea.
- Tanaman harus tahan terhadap pemangkasan berat
karena buah naga harus terkena sinar matahari.
- Pertumbuhan tanaman panjatan harus lurus dengan
tinggi minimal 2 m, diameter batang minimal 10 cm.
- Tanaman panjatan ditanam sebelum benih ditanam

II – 2
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN II .........
Penyiapan Tiang Halaman Revisi
Panjatan 3/3 ........

G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e.Dinas Pertania Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

II – 3
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN III ..........
Pengolahan Lahan Halaman Revisi
1/3 …………

III. PENGOLAHAN LAHAN

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan mempersiapkan lahan agar
kondisinya sesuai untuk pertumbuhan tanaman buah
naga.

B. Tujuan :
Agar tersedia lahan untuk pertumbuhan tanaman
yang ideal sesuai dengan persyaratan tumbuh
tanaman buah naga.

C. Sasaran :
Tersedianya lahan yang siap untuk ditanami buah
naga.

D. Alat dan Bahan :


a. Parang
b.Cangkul
c. Tugal

E. Fungsi :
a. Parang digunakan untuk memotong dan
membersihkan gulma dan rerumputan.
b. Cangkul berfungsi untuk menggemburkan tanah
c. Tugal digunakan untuk membuat lubang tanam

III – 1
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN III ............
Pengolahan Lahan Halaman Revisi
2/3 …………

F. Prosedur Pelaksanaan :

a. Gulma dibersihkan.
b. Dibuat pengajiran untuk jarak antar lubang
tanam. Jarak antar lubang tanam sekitar 2,5 m x
2,5 m.
c. Kemudian dibuat lubang tanam. Lubang tanam
dibuat sesuai cara tanamnya. Masing-masing cara
memerlukan pengolahan tanah dan pembuatan
lubang tanam yang berbeda.
d. Pengolahan tanah :
- Menyiapkan lubang sebagai tempat berdirinya
tiang panjatan dengan kedalaman lubang
sekitar 25 - 30 cm, panjang 60 cm, dan lebar
60 cm.
- Membuat lagi lubang kedua berukuran 10 cm
x 10 cm dengan kedalaman 50 cm pada
bagian tengah dasar lubang pertama yang
berukuran 60 cm x 60 cm x 30 cm. Lubang
kedua dibuat menggunakan linggis.
- Memasang tiang panjatan pada lubang kedua
- Membuat alur atau parit diantara lubang antar
baris sedalam 20 cm, agar air dapat mengalir
dan tidak tergenang di lahan.
- Membuat media tanam dengan
mencampurkan tanah galian lubang pupuk
kandang sebanyak 5 kg perlubang dan dapat

III – 2
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN III ............
Pengolahan Lahan Halaman Revisi
3/3 …………

ditambahkan kapur dolomit sebanyak 2 kg per


tiang.
- Memasukkan media tanam ke dalam lubang
tanam.
- Menyiram media tanam dan biarkan terkena
sinar matahari hingga kering. Penyiraman
hanya dilakukan pada lubang tanam saja.
- Menaburkan pupuk NPK pada setiap lubang
tanam sebanyak 50 g secara merata
melingkari tiang panjatan.

G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

III – 3
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN IV .........
Halaman Revisi
Sistem Pengairan 1/3 ..........

IV. SISTEM PENGAIRAN

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan membuat sistem pengairan untuk
tanaman buah naga.

B. Tujuan :
Untuk mendapatkan sistem pengairan yang sesuai
dengan lahan yang digunakan untuk menanam buah
naga.

C. Sasaran :
Mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan
areal lahan yang digunakan.

D. Alat dan Bahan :


Cangkul, Tandon/penampung air, ember/alat
penyiram.

E. Fungsi :
a. Cangkul digunakan untuk membuka atau
menutup saluran air dengan tanah.
b. Tandon digunakan untuk menyimpan air.
c. Ember/alat penyiram digunakan untuk
mengambil air untuk menyiram.

IV - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN IV ............
Halaman Revisi
Sistem Pengairan 2/3 ............

F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Sistem pengairan untuk budidaya buah naga
dapat menggunakan sistem leb / siram.
b. Pengairan sistem leb :
- Umumya dilakukan pada lahan persawahan,
juga dapat dilakukan pada lahan tegalan asal
memiliki sumber air.
- Biasa diterapkan pada tanah liat berpasir.
- Dibuat parit dengan kedalaman 20 cm dan
lebar 20 cm.
- Jarak tanaman dengan parit 20-40 cm.
- Pemasukan air ke areal tanam diatur per petak
lahan sesuai keadaan lahan.
- Air dimasukkan dari parit yang letak
kemiringannya lebih tinggi.
- Bagian akhir parit ditutup dulu dengan tanah
agar air menggenang dalam parit.
- Bila air sudah meresap merata, pengaliran air
dipindahkan ke parit pada petak lahan
berikutnya. Caranya ujung parit dibuka
hingga sisa air dari dalam parit berpindah
seluruhnya ke parit lainnya.
- Demikian seterusnya sampai seluruh petak
lahan terairi.
c. Pengairan sistem siram :
- Penyiraman dilakukan dengan mengambil air
dari sumber air terdekat/tandon penampung
air
IV - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN IV ............
Halaman Revisi
Sistem Pengairan 3/3 ...............

G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

IV - 3
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN V ...........
Halaman Revisi
Persiapan Benih 1/5 ............

V. PERSIAPAN BENIH

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan menyediakan benih buah naga
bermutu dari varietas unggul dalam jumlah yang
cukup dan waktu yang tepat.

B. Tujuan :
a. Menyediakan benih bermutu dari varietas unggul
sesuai kebutuhan.
b. Menjamin benih bebas dari hama dan penyakit.
c. Menjamin benih dapat tumbuh baik dan
berproduksi optimal.

C. Sasaran :
Mendapatkan benih yang sesuai syarat tumbuh agar
tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.

D. Alat dan Bahan :


a. Pestisida (Fungisida, Insektisida)
b. Sprayer
c. Polibag
d. Dolomit
e. Pupuk Anorganik (Pupuk daun, pupuk NPK)
f. Pupuk Organik (Pupuk Kandang)
g. Zat Perangsang Tumbuh

V-1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN V ............
Halaman Revisi
Persiapan Benih 2/5 ...............

h. Batang atau cabang tanaman buah naga yang


sehat, keras, tua, sudah berbuah dan berwarna
hijau kelabu dengan panjang batang/cabang 80-
120 cm.
i. Gunting/pisau

E. Fungsi :
a. Pestisida (Fungisida, Insektisida) digunakan
untuk mencegah benih terserang OPT.
b. Sprayer digunakan untuk penyemprotan.
c. Polibag digunakan untuk tempat meletakkan
benih.
d. Dolomit digunakan untuk menyetabilkan pH
tanah.
e. Pupuk Anorganik dan Organik untuk memnuhi
kebutuhan unsur hara benih.
f. Zat Perangsang Tumbuh untuk merangsang
pertumbuhan benih.
g. Batang atau cabang sebagai bahan untuk
membuat setek yang akan digunakan sebagai
benih.
h. Gunting/pisau digunakan untuk
memangkas/memotong batang/cabang yang akan
dijadikan benih.

V-2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN V ............
Halaman Revisi
Persiapan Benih 3/5 ...............

F. Prosedur Pelaksanaan :

Perbanyakan vegetatif
- Setek diambil dari sulur yang telah berproduksi
minimal 2 kali
- Pangkas cabang/sulur
- Sulur dipotong-potong sepanjang 20 - 30 cm.
- Bagian yang akan ditanam dibentuk runcing,
caranya pada sepanjang 1-2 cm di salah satu sisi
batang dipotong miring ke arah batang pokok.
- Stek dikering-anginkan agar getah mengering.

Pembuatan bedengan untuk menanam setek:


a. Ukuran tinggi 15 cm, lebar 1 m, dan panjang sesuai
keadaan lahan.
b.Tambahkan pupuk kandang kering sebanyak 3
kg/m2 dan dolomit 250 g/ m2
c. Diatas media ditaburkan pupuk NPK sebanyak 50
g/ m2
d.Media pada permukaan bedeng diaduk merata
sedalam 10 cm, diratakan.
e. Disiram hingga basah merata dan dalam.
f. Media dibiarkan selama semalam.
g.Stek ditanam dengan jarak 5 cm

V-3
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN V ............
Halaman Revisi
Persiapan Benih 4/5 ............

- Setek dapat ditanam dengan atau tanpa menggunakan


naungan.
- Pilih satu tunas yang berbentuk kekar, kokoh dan besar
dengan posisi terletak pada ujung atau mendekati ujung
setek.
- Jika muncul tunas lagi, segera pangkas. Demikian
seterusnya sampai benih siap ditanam.
- Bekas luka pangkas disemprot larutan fungisida 2 g/l
air, larutan pupuk daun 30 : 10 : 10, 2 g/l air dan zat
perangsang tumbuh 0,5 cc per liter air.
- Benih siap tanam setelah tumbuh tunas setinggi 10 -20
cm.

Benih dapat pula dibesarkan dalam polibag:


a. Ukuran polibag diameter 10 cm.
b.Media berupa campuran tanah, pupuk kandang dan
dolomit. Dengan perbandingan 10:3:1.
c. Media disiram dan benih ditanam
d.Setiap bulan benih diberi larutan pupuk daun 30 : 10 : 10
sebanyak 10 g dalam 2 liter air.
e. Bila terserang hama dan penyakit, benih disemprot
insektisida 1 cc/l air, Fungisida 2 g/l air, perekat agristik
2 cc/l air. Diberikan seminggu sekali sampai gejalanya
hilang.
f. Pencegahan dapat dilakukan dengan larutan pupuk daun
2 g/l air yang disemprotkan pada cabang seminggu
sekali.

V-4
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN V ............
Halaman Revisi
Persiapan Benih 5/5 ...............

G. Referensi :

a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten


Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
f. BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih)

V-5
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VI ...........
Halaman Revisi
Penanaman 1/2 ...............

VI. PENANAMAN

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan menempatkan benih di lahan
yang telah dipersiapkan sesuai dengan jarak tanam.

B. Tujuan :
Untuk memberikan lingkungan yang optimal
terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga
memberikan hasil yang optimal.

C. Sasaran :
Melakukan penanaman sesuai prosedur.

D. Alat dan Bahan :


a. Benih
b. Tugal
c. Tali Rafia

E. Fungsi :
a. Benih sebagai bahan utuk menghasilkan buah.
b. Tugal digunakan untuk membuat lubang tanam.
c. Tali Rafia untuk mengikat benih pada tiang
panjatan.

VI - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VI ..........
Halaman Revisi
Penanaman 2/2 ...............

F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Siapkan empat batang setek untuk setiap tiang
panjatan
b. Benih ditanam dengan kedalaman 5 cm merapat
pada tiang panjat.
c. Setek diikat dengan tali rafia pada panjatan.

G. Referensi :

a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten


Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

VI - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VII ..........
Halaman Revisi
Penyulaman 1/2 ............

VII. PENYULAMAN

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan mengganti tanaman yang mati,
busuk pada pangkal batang, tidak tumbuh, atau
kerusakan fisik lainnya.

B. Tujuan :
Agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi
mencapai optimal.

C. Sasaran :
Tanaman dapat berproduksi secara optimal.

D. Alat dan Bahan :


a. Stek benih baru.

E. Fungsi :
a. Stek benih baru digunakan untuk mengganti setek
yang mati, busuk pada pangkal batang, tidak
tumbuh, atau kerusakan fisik lainnya.

F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati.
b. Stek baru ditanam dengan perlakuan seperti pada
proses penanaman.

VII - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VII ...........
Halaman Revisi
Penyulaman 2/2 ............

G. Referensi :

a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten


Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
f. BPSB (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih)

VII - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VIII ...........
Pengaturan Letak
dan Pengikatan Halaman Revisi
Cabang atau Batang 1/2 ............

VIII. PENGATURAN LETAK DAN PENGIKATAN


CABANG ATAU BATANG

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan mengatur letak cabang atau
batang dengan cara pengikatan.

B. Tujuan :
Supaya batang atau cabang dapat diarahkan
pertumbuhannya sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi normal dan membentuk kanopi yang baik.

C. Sasaran :
Terwujudnya pertumbuhan tanaman yang
diharapkan.

D. Alat dan Bahan :


a. Tali rafia.

E. Fungsi :
a. Tali rafia digunakan sebagai bahan untuk
mengikat cabang.

VIII - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VIII ...........
Pengaturan Letak
dan Pengikatan Halaman Revisi
Cabang atau Batang 2/2 ............

F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Setiap pertambahan ketinggian sekitar 30 cm
dilakukan pengikatan cabang.
b. Agar cabang atau batang tidak terjepit atau patah
sebaiknya ikatan tidak terlalu kencang.

G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

VIII - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN IX ...........
Halaman Revisi
Pengairan 1/2 ............

IX. PENGAIRAN

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memberikan air sesuai dengan
kebutuhan tanaman/ sesuai fase pertumbuhan.

B. Tujuan :
Untuk menyediakan air yang cukup dalam rangka
memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.

C. Sasaran :
Memenuhi kebutuhan air tanaman.

D. Alat dan Bahan :


a. Tandon.
b. Pipa air.

E. Fungsi :
a. Tandon berfungsi sebagai alat
menampung/wadah air sebelum didistribusikan.
b. Pipa air berfungsi sebagai alat penyalur/distribusi
air.

IX - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN IX ...........
Halaman Revisi
Pengairan 2/2 ............

F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Penyiraman dilakukan jika tanaman
membutuhkan air.
b. Bila air berlebih, maka air harus dialirkan melalui
saluran drainase.

G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

IX - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN X ..............
Halaman Revisi
Pemupukan 1/3 ...............

X. PEMUPUKAN

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memberikan pupuk organik
/anorganik untuk memenuhi unsur hara bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat.

B. Tujuan :
d. Memasok hara yang diperlukan tanaman untuk
mencapai produksi optimal.
e. Mempertahankan kesuburan tanah.

C. Sasaran:
Kebutuhan unsur hara bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman terpenuhi.

D. Alat dan Bahan :


a. Cangkul
b. Ember
c. Pupuk organik (pupuk kandang)
d. Pupuk Anorganik
e. Tugal

E. Fungsi :
a. Cangkul digunakan untuk membumbun setelah
tanaman dipupuk.
b. Ember sebagai tempat pupuk

X-1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN X ..............
Halaman Revisi
Pemupukan 2/3 ...............

c. Pupuk organik dan anorganik untuk memenuhi


kebutuhan unsur hara, mendukung pertumbuhan
dan perkembangan tanaman.
d. Tugal untuk membuat lubang tempat meletakkan
pupuk.

F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Pada awal tanam diberikan pupuk dasar (NPK)
sebanyak 20 g dan pupuk organik sebanyak 10 kg
per tiang rumpun.
b. Pemupukan berikutnya dilakukan :
i. Untuk tanaman yang menggunakan tiang
panjatan dari beton pemberian pupuk kandang
dilakukan setiap 4 bulan sekali sebanyak 10
kg.
ii. Untuk tanaman dengan tiang panjatan hidup
pemberian pupuk kandang dilakukan setiap 6
bulan sekali sebanyak 10 kg.
c. Setelah diberi pupuk, tanaman dibumbun.
d. Bila diperlukan, tanaman diberikan pupuk daun.

X-2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN X ..............
Halaman Revisi
Pemupukan 3/3 ...............

G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

X-3
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XI ............
Halaman Revisi
Pemangkasan 1/2 ............

XI. PEMANGKASAN

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan membuang batang/cabang, untuk
membentuk percabangan dan membentuk cabang
produktif.

B. Tujuan :
Memperoleh keseimbangan pertumbuhan.

C. Sasaran :
Mendapatkan tanaman yang seimbang
pertumbuhannya sehingga produktivitasnya tinggi.

D. Alat dan Bahan :


Gunting pangkas

E. Fungsi :
a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong
batang dan cabang.

F. Prosedur Pelaksanaan :
Pemangkasan dilakukan terhadap :
a. Cabang sekunder (cabang tumbuh dari cabang
utama /primer) yang tumbuh dibawah tajuk.

XI - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XI ............
Halaman Revisi
Pemangkasan 2/2 ............

b. Cabang yang tidak produktif (siwing).


c. Cabang yang telah berumur lebih dari 2 tahun.
d. Sulur-sulur yang terhalang mendapatkan sinar
matahari.

G. Referansi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

XI - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 1/9 ...........

XII. PENGENDALIAN OPT

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan untuk mengendalikan
hama/penyakit dan gulma tanaman dengan satu atau
lebih teknik pengendalian agar tanaman tumbuh
optimal, produksi tinggi dan mutu buah baik.

B. Tujuan :
a. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa
kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu
(kualitas) produk.
b. Menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian
lingkungan hidup.

C. Sasaran.
Mendapatkan tanaman yang sehat dengan
produktivitas tinggi.

D. Alat dan Bahan :


a. Pestisida kimiawi, biopestisida, pestisida nabati,
agens hayati.
b. Alat aplikator pestisida.
c. Ember.
d. Pengaduk.
e. Takaran (skala cc, ml, dan liter).
f. Minyak tanah

XII - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 2/9 ...........

g. Detergen
h. Alkohol 70%, kloroks 1%, pembersih lantai,
kalium permanganat 0.05%.
i. Pisau.
j. Alat/sarana pelindung : sarung tangan, masker,
topi, sepatu boot, baju lengan panjang.

E. Fungsi Bahan dan Alat :


a. Pestisida (pestisida kimiawi, biopestisida,
pestisida nabati) untuk mengendalikan OPT
(menurunkan populasi dan intensitas serangan
OPT);
b. Alat aplikator pestisida untuk mengaplikasikan
pestisida pada tanaman;
c. Ember untuk mencampur pestisida dan air;
d. Pengaduk untuk mengaduk pestisida dan air;
e. Takaran (gelas ukur) untuk menakar pestisida dan
air (skala cc/ml, dan liter);
f. Minyak tanah untuk membakar sisa-sisa/bagian
tanaman yang terserang OPT;
g. Deterjen untuk mencuci alat aplikator,
mengendalikan hama dan penyakit tertentu, serta
pencampur bahan pestisida nabati;
h. Alkohol 70%, kloroks 1%, pembersih lantai,
kalium permanganat 0.05% untuk
mencucihamakan (disinfektan) pisau.

XII - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 3/9 ...........

i. Pisau untuk memotong bagian tanaman yang


terserang OPT;
j. Alat pelindung untuk melindungi bagian tubuh
dari cemaran pestisida.

F. Waktu :
a. Pengendalian OPT dilaksanakan setiap waktu,
disesuaikan dengan kondisi serangan OPT dan
fase/stadia tanaman terutama pada stadia kritis.
b. Keputusan tindakan pengendalian dilakukan
berdasarkan pengamatan terutama apabila OPT
dipandang perlu untuk dikendalikan.

G. Prosedur Pelaksanaan :
a. Lakukan pembersihan lahan dan pengendalian
gulma agar tidak mengganggu pertumbuhan
tanaman.
b. Lakukan pengamatan OPT secara berkala
(seminggu sekali) terhadap OPT utama.

XII - 3
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 4/9 ...........

c. Kenali dan identifikasi gejala serangan, jenis


OPT, dan musuh alaminya. Untuk mengenali
hama atau penyebab penyakit (bila tersedia)
gunakan alat bantu berupa contoh hama atau
gejala (symptom) dari penyakit. Apabila ragu
konsultasi dengan petugas Pengamat Hama dan
Penyakit (PHP)/POPT/Laboratorium Pengamatan
Hama dan Penyakit/Balai Perlindungan Tanaman
Pangan dan Hortikultura (BPTPH).
d. Perkirakan OPT yang perlu diwaspadai dan
dikendalikan.
e. Daftar OPT utama antara lain adalah:
 Penyakit
a. Busuk pangkal batang
Penyakit busuk pangkal batang disebabkan
oleh kelembaban tanah yang berlebihan
sehingga muncul jamur penyebab penyakit
ini, yaitu Sclerotium rolfsii Sacc.
Gejalanya : Pada awal penanaman tanaman
mengalami pembusukan pada pangkal batang,
berwarna kecokelatan, dan terdapat bulu
putih. Sering terjadi pada benih setek yang
tidak bertangkai atau bentuk potongan
maupun setek yang belum berakar.

XII - 4
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 5/9 ...........

Pengendalian yang dianjurkan adalah :


1. Dilakukan penyemprotan Fungisida 2
g/liter 14 hari sekali selama satu bulan
atau hanya dua kali penyemprotan. Bila
ada gejala kekuningan pada bagian
pangkal batang maka bagian yang
disemprot adalah seluruh cabang atau
batang, diutamakan pada bagian pangkal
batang.
2. Fungisida dapat diberikan dengan cara
kocoran pada pangkal batang sebanyak
100-150 cc.

b. Busuk bakteri
Penyakit busuk bakteri disebabkan oleh jamur
Pseudomonas sp.
Gejalanya : tanaman tampak layu, kusam,
dan terdapat lendir putih kekuningan di
batang yang berwarna cokelat atau batang
pokok.
Pengendalian yang dianjurkan adalah
dengan cara tanaman yang sakit dicabut, lalu
lubang bekas tanaman tersebut diberi
Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk
serbuk. Seminggu kemudian, lubang tersebut
ditanami benih baru.

XII - 5
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 6/9 ...........

c. Fusarium
Penyakit fusarium disebabkan oleh Fusarium
oxysporium Schl.
Gejalanya : cabang tanaman berkerut, layu,
dan berwarna busuk cokelat.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara
segera disemprot dengan Fungisida
berkonsentrasi 2 g/liter air tujuh hari sekali
hingga tiga kali peyemprotan. Penyemprotan
dilakukan pada bagian cabang atau batang.

 Hama
a. Tungau (Tetranychus sp.)
Gejala : tungau menyerang kulit cabang
sehingga jaringan klorofil pada permukaan
kulit cabang berubah warna menjadi cokelat.
Pengendalian : dilakukan dengan
menyemprotkan Insektisida berkonsentrasi 1-
2 g/liter air. Penyemprotan Insektisida
dilakukan tujuh hari sekali sebanyak 2-3 kali
penyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada
bagian cabang atau batang.

b. Kutu Putih
Gejala : kutu putih atau mealybug menyerang
tanaman sehingga permukaan kulit cabang
berselaput kehitaman atau tampak kotor.

XII - 6
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 7/9 ...........

Pengendalian : dengan menyemprotkan


Insektisida sistemik berkonsentrasi 1-2
cc/liter air. Penyemprotan Insektisida
dilakukan tujuh hari sekali dengan
memperhatikan jumlah tanaman yang
terserang, umumnya hanya dua kali
pengulangan. Penyemprotan dilakukan
terutama di sela-sela tanaman yang ternaungi
cabang lainnya.

c. Kutu batok (Aspidiotus sp.)


Gejala : Kutu batok menyebabkan cabang
tanaman buah naga berubah warna dari hijau
menjadi kuning akibat cairan tanaman diisap.
Pengendalian : menggunakan insektisida
sistemik tujuh hari sekali. Dengan melihat
keadaan tanaman yang terserang,
penyemprotan Insektisida sistemik umumnya
dilakukan dua kali pada seluruh permukaan
cabang secara merata.

d. Kutu sisik (Pseudococcus sp.)


Gejala : kutu sisik sering dijumpai pada
percabangan tanaman. Di tempat ini pula
sering terdapat semut dan permukaan cabang
menjadi kusam.

XII - 7
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 8/9 ...........

Pengendalian : tanaman yang terserang


disemprot dengan Insektisida sistemik 1-2
cc/liter air tujuh hari sekali. Penyemprotan
dilakukan dua kali secara merata pada bagian
dalam dan di sela-sela sulur tanaman.

e. Bekicot
Gejala : tunas tanaman menjadi rusak karena
digerogoti. Bahkan, terkadang tunas
membusuk.
Pengendalian : dengan cara sanitasi kebun.
Kebersihan kebun harus diperhatikan,
terutama keberadaan gulma harus
disingkirkan, karena gulma menjadi sarang
hama untuk berkembang biak.

f. Semut
Gejala : semut bermunculan pada saat
tanaman buah naga mulai muncul kuntum
bunga mengakibatkan kulit buah menjadi
berbintik-bintik. Bintik kasar berwarna
cokelat. Jika serangan parah maka pentil buah
akan menjadi kerdil dan mudah rontok.
Pengendalian : dilakukan dengan
penyemprotan Insektisida 2 cc per liter air.

XII - 8
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 9/9 ...........

g. Burung
Biasanya menyerang buah yang telah
berwarna merah dan terletak di bagian atas.
Serangan hama ini tidak menimbulkan
kerusakan yang parah, sehingga dapat
diabaikan.

h. Uret
Gejala : pertumbuhan stagnan.
Pengendalian : dilakukan dengan manual

H. Referansi :

a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten


Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
f. BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura)

XII - 9
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XIII .............
Halaman Revisi
Panen 1/2 ...............

XIII. PANEN

A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memetik buah sesuai dengan
kriteria masak optimal.

B. Tujuan :
Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan
sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik
sesuai standar pasar yang dituju.

C. Sasaran :
Panen dapat dilakukan tepat waktu dan tepat cara.

D. Alat dan Bahan :


a. Gunting pangkas ranting
b. Keranjang panen

E. Fungsi :
a. Gunting pangkas ranting digunakan untuk
memotong buah.
b.Keranjang panen digunakan untuk meletakkan buah
hasil yang belum disortir.

XIII - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XIII .............
Halaman Revisi
Panen 2/2 ...............

F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Pemilihan Buah Siap Panen.
- Kulit buah sudah berubah warna menjadi
merah tua atau merah mengkilap.
- Sulur pada tangkai buah telah retak.
- Umur buah 40 – 60 hari sejak duri pecah.

b. Cara Panen.
- Dilakukan dengan cara memotong buah pada
tangkainya tanpa merusak sulur yang
merupakan tempat buah tumbuh.
- Buah yang akan dipetik dipegang, lalu
digunting pada bagian atas dan bawah tangkai
buah

G. Referansi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

XIII - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XIV .............
Halaman Revisi
Penyortiran Buah 1 /2 ...............

XIV. PENYORTIRAN BUAH

A. Definisi :
Kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah
berdasarkan ukuran dan kondisi buah.

B. Tujuan :
Memisahkan buah berdasarkan ukuran dan kondisi
buah.

C. Sasaran :
Terpisahnya antara buah yang rusak dengan yang
utuh dan dikelompokkannya buah yang utuh
berdasarkan bobot.

D. Alat dan Bahan


a. Timbangan
b. Keranjang buah

E. Fungsi
a. Timbangan sebagai alat mengelompokkan buah
b. Keranjang buah digunakan untuk tempat buah
sesuai dengan ukuran lingkar buah

XIV - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XIV .............
Halaman Revisi
Penyortiran Buah 2 /2 ...............

F. Prosedur Pelaksanaan :

- Buah dipisahkan antara yang rusak, busuk atau


cacat dan yang utuh.
- Buah yang utuh dipisahkan berdasarkan ukuran
menggunakan alat sortir berupa gelang yang
terbuat dari plastik atau karton tebal dengan
standar sebagai berikut :
Kelas Super dengan bobot di atas 700 g
kelas A dengan bobot buah antara > 500-700 g
kelas B dengan bobot buah antara 350-500 g
- Buah yang sudah disortir dimasukkan dalam
kardus yang sudah disiapkan.

G. Referansi :

a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten


Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

XIV - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XV .............
Halaman Revisi
Pengemasan Buah 1/2 ...............

XV. PENGEMASAN BUAH

A. Definisi :
Kegiatan pengemasan/penyusunan buah dalam suatu
wadah.

B. Tujuan :
Melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses
penyimpanan dan pengangkutan.

C. Sasaran
Mempertahankan penampakan buah agar kulit buah
tetap utuh dan segar

D. Alat
Kotak karton/kardus bersekat

E. Fungsi
Kotak karton/kardus bersekat berguna untuk
menempatkan buah yang telah siap untuk di pasarkan

F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Buah mememiliki kelas yang sama dikemas
dengan karton yang berventilasi.
b. Karton yang sudah berisi buah dapat disimpan
atau dikirim.

XV - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XV .............
Halaman Revisi
Pengemasan Buah 2/2 ...............

G. Referansi :

a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten


Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta

XV - 2
KATA PENGANTAR

Buah naga merupakan salah satu buah yang


mempunyai nilai ekonomis tinggi dan potensi pasar yang
baik. Sebagai komoditas yang baru dikembangkan di
Indonesia, teknologi budidaya yang diterapkan oleh petani
produsen masih berdasarkan pengalaman, belum ada acuan
standar dalam budidaya buah naga.

Dalam rangka mendorong pengembangan buah


naga, perlu adanya teknologi budidaya maju disamping
dukungan rantai pasok yang efisien dan transparan serta
kelembagaan tani yang kuat. Salah satu upaya untuk
menghasilkan produk buah naga yang memenuhi standar
mutu sesuai tuntutan konsumen, diperlukan panduan baku
budidaya atau Standard Operating Procedure (SOP) Buah
Naga.
Buku Pedoman Baku Budidaya (Standard
Operating Procedure/SOP) Buah Naga ini memuat alur
proses budidaya, panen sampai penanganan pasca panen
buah naga segar yang disusun sebagai pedoman petani
produsen untuk memproduksi buah naga bermutu. Buku ini
dapat dijadikan acuan bagi daerah sentra produksi untuk
menyusun SOP buah naga sesuai dengan daerahnya
masing-masing.

i
Kami menyadari sepenuhnya buku ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan masukan
untuk perbaikan. Semoga buku ini bermanfaat.

Jakarta, 2009
Direktur Budidaya Tanaman Buah

Ir. WD. Wibawa, MSc

ii
CONTOH FORM CATATAN KEGIATAN

Salah satu prinsip dari diterapkannya GAP dan SOP


adalah kemampuan untuk dilakukan pelacakan dan
konfirmasi kegiatan atau telusur balik. Berdasarkan hal
tersebut, maka diupayakan seluruh kegiatan penting
dicatat dan untuk memudahkan pencatatan sebaiknya
dilakukan berdasarkan blok. Bentuk form/tabel isian
catatan kegiatan dapat diubah dan disesuaikan dengan
kondisi serta informasi yang dibutuhkan. Jumlah tabel
isian dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan di
lapang.
I. Pemilihan Lokasi

Nama Pemilik : ..........................


Alamat Kebun : ..........................

Catatan Kegiatan Pemilihan Lokasi


Luas Kondisi Riwayat Nama
Tanggal Blok
(ha) Lahan*) Penggunaan **) Petugas

Keterangan :
*) Catat informasi mengenai tinggi tempat, kesuburan
tanah, pH tanah, kelembaban, suhu udara, curah
hujan, komposisi bulan basah-kering, intensitas
penyinaran, tektur tanah, dll.
**) Catat informasi mengenai jenis tanaman yang
pernah ditanam, kapan terakhir lahan dimanfaatkan,
dll. Rencana penanaman tidak bertentangan dengan
Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana
Detail Tata Ruang Daerah (RDTRD).
II. Penyiapan Tiang Panjatan

Nama Pemilik : ..........................


Alamat Kebun : ..........................

Catatan Kegiatan Penyiapan Panjatan


Luas Jumlah Nama
Tanggal Blok Cara
(ha) Panjatan Petugas
III. Pengolahan Lahan

Nama Pemilik : ..........................


Alamat Kebun : ..........................

Catatan Kegiatan Pengolahan Lahan


Luas Kendala Kondisi Kebun Nama
Tanggal Blok Cara
(ha) di Lahan setelah diolah Petugas
IV. Sistem Pengairan

Nama Pemilik : ..........................


Alamat Kebun : ..........................

Catatan Kegiatan Penyiapan Panjatan


Luas Sistem yang Nama
Tanggal Blok Cara
(ha) dipakai Petugas
V. Persiapan Benih

Nama Pemilik : .............................


Alamat Kebun : .............................

- Catatan Kegiatan Persiapan Bibit, Perbanyakan


Vegetatif
Asal Jumlah Nama
Tanggal Cara
Bibit*) Bibit Petugas

Keterangan :
*) Catat asal bibit. Pilih batang atau cabang tanaman
buah naga yang sehat, keras, tua, sudah berbuah dan
berwarna hijau kelabu dengan panjang
batang/cabang 80-120 cm

- Catatan Kegiatan Persiapan Bibit, Perbanyakan


Generatif
Sumber Jumlah Nama
Tanggal Cara
Benih*) Benih Petugas

Keterangan :
*) Benih yang digunakan harus berasal dari buah yang
sehat, tua dan matang di pohon. Apabila diperlukan,
sebelum ditanam, lakukan perlakuan terhadap benih
(seed treatment).

VI. Penanaman

Nama Pemilik : .............................


Alamat Kebun : .............................

Catatan Kegiatan Penanaman


Kondisi benih
Luas Kendala Cara Nama
Tanggal Blok setelah ditanam
(Ha) di lahan*) **) Petugas
***)

Keterangan :
*) Kendala dilahan dijelaskan jenis-jenis gangguan
yang ditemui, cara mengatasi gangguan dan hasil
akhir dari penerapan cara penanggulangan.
**) Tanam benih sesuai dengan anjuran dan jarak
tanamnya. Kesehatan benih perlu dijaga dari
serangan OPT, dengan cara merendam benih
dalam larutan yang telah dicampur dengan agensia
hayati sebelum penanaman.
***) Hindari bibit dari cekaman seperti banjir,
kekeringan, tergenang atau cekaman abiotik
lainnya.
VII. Penyulaman

Nama Pemilik : .............................


Alamat Kebun : .............................

Catatan Kegiatan Penyulaman


Luas Umur Nama
Tanggal Blok Cara *)
(Ha) Tanaman Petugas

Keterangan :
*) Lakukan penyulaman dengan benar.
VIII. Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang
atau Batang

Nama Pemilik : ..........................


Alamat Kebun : ..........................

Catatan Kegiatan Pengaturan Letak dan Pengikatan


Cabang atau Batang
Luas Kondisi Tanaman Nama
Tanggal Blok Cara
(ha) setelah diikat Petugas
IX. Pengairan

Nama Pemilik : ..........................


Alamat Kebun : ..........................

Catatan Kegiatan Pengairan


Umur Luas Cara Jumlah Air yang Nama
Tanggal Blok
Tanaman (Ha) Pengairan diberikan Petugas
X. Pemupukan

Nama Pemilik : .............................


Alamat Kebun : .............................

Catatan Kegiatan Pemupukan


Jenis
Umur Tanaman Luas Cara Nama
Tanggal Blok Pupuk
*) (Ha) ***) Petugas
**)

Keterangan :
*) Fase pertumbuhan mencakup umur dari tumbuhan.
**) Gunakan pupuk organik (pupuk kandang) dan
pupuk anorganik seperti Urea, KCl dan SP 36.
***) Catat semua pemakaian pupuk dan cara
aplikasinya. Berikan pupuk secara bertahap, sesuai
dengan tahapan pertumbuhan dan umur tanaman.
XI. Pemangkasan

Nama Pemilik : .............................


Alamat Kebun : .............................

Catatan Kegiatan Pemupukan


Luas Jumlah Letak Nama
Tanggal Blok Cara
(Ha) Tunas Tunas Petugas
XII. Pengendalian OPT

Nama Pemilik : .............................


Alamat Kebun : .............................

Catatan Kegiatan Pengendalian OPT


Nama Bahan Do Cara
Umur Luas Jenis Nama
Tgl Blok Pengendali Sis Aplika Cuaca
tanaman (Ha) OPT Petugas
OPT*) **) si

Keterangan :
*) Gunakan pestisida yang terdaftar.
**) Berikan pestisida sesuai dengan dosis anjuran.
XIII. Panen

Nama Pemilik : .............................


Alamat Kebun : .............................

Catatan Kegiatan Panen


Luas Cara Jumlah Hasil Nama
Tanggal Blok
(Ha) Panen*) Panen (kg/buah) Petugas

Keterangan :
*) Gunakan pisau yang bersih dan tajam. Setelah
dipanen, buah diletakkan pada wadah yang bersih
dan aman, untuk menghindari terjadinya
kontaminasi.
XIV. Penyortiran Buah

Nama Pemilik : .............................


Alamat Kebun : .............................

Catatan Kegiatan Pengkelasan Buah


Jumlah dalam Kelas Nama
Jumlah buah % Rusak
Tgl Lokasi Mutu*) Petugas
(kg/buah)
A B C D

Keterangan
*) Kelas A : bobot buah antara 2,5 – 3,0 kg.
*) Kelas B : bobot buah antara 1,8 – 2,49 kg.
*) Kelas C : bobot buah antara 1,5 – 1,79 kg.
*) Kelas D : bobot buah kurang dari 1,5 kg atau lebih
dari 3,0 kg.
XV. Pengemasan Buah

Nama Pemilik : .............................


Alamat Kebun : .............................

Catatan Kegiatan Pengemasan Buah


Cara Lokasi
Jumlah Buah Nama
Tanggal Pengemasan Pengemasan
yang dikemas Petugas
*) **)

Keterangan :
*) Lakukan pengemasan dengan baik, agar buah tidak
rusak. Gunakan wadah pengemas yang bersih serta
memiliki ventilasi untuk pertukaran udara.
**) Lokasi pengemasan hendaknya terlindung, bersih
dari hama dan pengganggu lainnya serta terpisah
dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida.

Anda mungkin juga menyukai