1
i
TARGET
2
i
STANDAR MUTU BUAH NAGA
Standar (Grade)
No. Kriteria
Super A B
1 Bobot (kg) > 0,7 > 0,50-0,70 0,35-0,50
2 Kadar Gula
min. 11 min. 11 min. 11
/Brix (%)
3 Kulit Buah normal normal normal
3
i
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
BUAH NAGA
I. PEMILIHAN LOKASI
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memilih lokasi tanam untuk
mencegah kegagalan proses produksi, serta
tercapainya produksi buah naga yang optimal dan
sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan.
B. Tujuan :
Agar tersedia kawasan/lahan untuk pertumbuhan
tanaman yang ideal sesuai dengan persyaratan
tumbuh tanaman buah naga.
C. Sasaran
a. Curah hujan yang cukup.
b.Suhu udara yang ideal antara 26°-36°C dan
kelembaban 70-90%.
c. Rata-rata pH tanah antara 6,5-7.
d.Ketinggian lahan sekitar 10 -700 m dpl.
I–1
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN I ..............
Halaman Revisi
Pemilihan Lokasi 2/2 ........
E Fungsi :
a. Data iklim untuk mengetahui tingkat curah hujan
dan suhu udara tahunan di suatu daerah.
b.pH meter untuk mengukur tingkat keasaman tanah.
c. Altimeter digunakan sebagai alat mengukur
ketinggian lahan.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Menghubungi Stasiun Meteorologi / Dinas
Pertanian terdekat untuk mendapatkan data iklim
10 tahun terakhir.
b.Mengukur pH tanah.
c. Mengukur ketinggian lokasi.
d.Mengetahui ketersediaan air.
G. Referensi :
a.Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten Sleman
b.Praktisi Buah Naga
c.Departemen Agronomi & Hortikultura - IPB
d.Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e.Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
I–2
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN II ..............
Penyiapan Tiang Halaman Revisi
Panjatan 1/3 ........
A. Definisi :
Membuat media sebagai panjatan tanaman buah naga
berupa tiang panjatan untuk tegakan tanaman.
B. Tujuan :
Menopang tanaman buah naga
C. Sasaran :
Tersedianya tiang panjatan yang siap untuk
menopang rambatan tanaman buah naga.
E. Fungsi :
a. Tiang beton, tanaman seperti kayu jaran, dan
glyricidea. digunakan sebagai panjatan tanaman
buah naga untuk menahan beratnya tanaman.
b. Besi/ban bekas/palang beton berbentuk “+”
digunakan untuk tempat bertenggernya cabang
dan anak cabang atau tunas.
II – 1
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN II .........
Penyiapan Tiang Halaman Revisi
Panjatan 2/3 ........
F. Prosedur Pelaksanaan :
II – 2
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN II .........
Penyiapan Tiang Halaman Revisi
Panjatan 3/3 ........
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e.Dinas Pertania Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
II – 3
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN III ..........
Pengolahan Lahan Halaman Revisi
1/3 …………
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan mempersiapkan lahan agar
kondisinya sesuai untuk pertumbuhan tanaman buah
naga.
B. Tujuan :
Agar tersedia lahan untuk pertumbuhan tanaman
yang ideal sesuai dengan persyaratan tumbuh
tanaman buah naga.
C. Sasaran :
Tersedianya lahan yang siap untuk ditanami buah
naga.
E. Fungsi :
a. Parang digunakan untuk memotong dan
membersihkan gulma dan rerumputan.
b. Cangkul berfungsi untuk menggemburkan tanah
c. Tugal digunakan untuk membuat lubang tanam
III – 1
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN III ............
Pengolahan Lahan Halaman Revisi
2/3 …………
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Gulma dibersihkan.
b. Dibuat pengajiran untuk jarak antar lubang
tanam. Jarak antar lubang tanam sekitar 2,5 m x
2,5 m.
c. Kemudian dibuat lubang tanam. Lubang tanam
dibuat sesuai cara tanamnya. Masing-masing cara
memerlukan pengolahan tanah dan pembuatan
lubang tanam yang berbeda.
d. Pengolahan tanah :
- Menyiapkan lubang sebagai tempat berdirinya
tiang panjatan dengan kedalaman lubang
sekitar 25 - 30 cm, panjang 60 cm, dan lebar
60 cm.
- Membuat lagi lubang kedua berukuran 10 cm
x 10 cm dengan kedalaman 50 cm pada
bagian tengah dasar lubang pertama yang
berukuran 60 cm x 60 cm x 30 cm. Lubang
kedua dibuat menggunakan linggis.
- Memasang tiang panjatan pada lubang kedua
- Membuat alur atau parit diantara lubang antar
baris sedalam 20 cm, agar air dapat mengalir
dan tidak tergenang di lahan.
- Membuat media tanam dengan
mencampurkan tanah galian lubang pupuk
kandang sebanyak 5 kg perlubang dan dapat
III – 2
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN III ............
Pengolahan Lahan Halaman Revisi
3/3 …………
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
III – 3
i
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN IV .........
Halaman Revisi
Sistem Pengairan 1/3 ..........
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan membuat sistem pengairan untuk
tanaman buah naga.
B. Tujuan :
Untuk mendapatkan sistem pengairan yang sesuai
dengan lahan yang digunakan untuk menanam buah
naga.
C. Sasaran :
Mendapatkan sistem pengairan yang sesuai dengan
areal lahan yang digunakan.
E. Fungsi :
a. Cangkul digunakan untuk membuka atau
menutup saluran air dengan tanah.
b. Tandon digunakan untuk menyimpan air.
c. Ember/alat penyiram digunakan untuk
mengambil air untuk menyiram.
IV - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN IV ............
Halaman Revisi
Sistem Pengairan 2/3 ............
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Sistem pengairan untuk budidaya buah naga
dapat menggunakan sistem leb / siram.
b. Pengairan sistem leb :
- Umumya dilakukan pada lahan persawahan,
juga dapat dilakukan pada lahan tegalan asal
memiliki sumber air.
- Biasa diterapkan pada tanah liat berpasir.
- Dibuat parit dengan kedalaman 20 cm dan
lebar 20 cm.
- Jarak tanaman dengan parit 20-40 cm.
- Pemasukan air ke areal tanam diatur per petak
lahan sesuai keadaan lahan.
- Air dimasukkan dari parit yang letak
kemiringannya lebih tinggi.
- Bagian akhir parit ditutup dulu dengan tanah
agar air menggenang dalam parit.
- Bila air sudah meresap merata, pengaliran air
dipindahkan ke parit pada petak lahan
berikutnya. Caranya ujung parit dibuka
hingga sisa air dari dalam parit berpindah
seluruhnya ke parit lainnya.
- Demikian seterusnya sampai seluruh petak
lahan terairi.
c. Pengairan sistem siram :
- Penyiraman dilakukan dengan mengambil air
dari sumber air terdekat/tandon penampung
air
IV - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN IV ............
Halaman Revisi
Sistem Pengairan 3/3 ...............
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
IV - 3
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN V ...........
Halaman Revisi
Persiapan Benih 1/5 ............
V. PERSIAPAN BENIH
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan menyediakan benih buah naga
bermutu dari varietas unggul dalam jumlah yang
cukup dan waktu yang tepat.
B. Tujuan :
a. Menyediakan benih bermutu dari varietas unggul
sesuai kebutuhan.
b. Menjamin benih bebas dari hama dan penyakit.
c. Menjamin benih dapat tumbuh baik dan
berproduksi optimal.
C. Sasaran :
Mendapatkan benih yang sesuai syarat tumbuh agar
tanaman dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
V-1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN V ............
Halaman Revisi
Persiapan Benih 2/5 ...............
E. Fungsi :
a. Pestisida (Fungisida, Insektisida) digunakan
untuk mencegah benih terserang OPT.
b. Sprayer digunakan untuk penyemprotan.
c. Polibag digunakan untuk tempat meletakkan
benih.
d. Dolomit digunakan untuk menyetabilkan pH
tanah.
e. Pupuk Anorganik dan Organik untuk memnuhi
kebutuhan unsur hara benih.
f. Zat Perangsang Tumbuh untuk merangsang
pertumbuhan benih.
g. Batang atau cabang sebagai bahan untuk
membuat setek yang akan digunakan sebagai
benih.
h. Gunting/pisau digunakan untuk
memangkas/memotong batang/cabang yang akan
dijadikan benih.
V-2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN V ............
Halaman Revisi
Persiapan Benih 3/5 ...............
F. Prosedur Pelaksanaan :
Perbanyakan vegetatif
- Setek diambil dari sulur yang telah berproduksi
minimal 2 kali
- Pangkas cabang/sulur
- Sulur dipotong-potong sepanjang 20 - 30 cm.
- Bagian yang akan ditanam dibentuk runcing,
caranya pada sepanjang 1-2 cm di salah satu sisi
batang dipotong miring ke arah batang pokok.
- Stek dikering-anginkan agar getah mengering.
V-3
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN V ............
Halaman Revisi
Persiapan Benih 4/5 ............
V-4
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN V ............
Halaman Revisi
Persiapan Benih 5/5 ...............
G. Referensi :
V-5
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VI ...........
Halaman Revisi
Penanaman 1/2 ...............
VI. PENANAMAN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan menempatkan benih di lahan
yang telah dipersiapkan sesuai dengan jarak tanam.
B. Tujuan :
Untuk memberikan lingkungan yang optimal
terhadap pertumbuhan tanaman, sehingga
memberikan hasil yang optimal.
C. Sasaran :
Melakukan penanaman sesuai prosedur.
E. Fungsi :
a. Benih sebagai bahan utuk menghasilkan buah.
b. Tugal digunakan untuk membuat lubang tanam.
c. Tali Rafia untuk mengikat benih pada tiang
panjatan.
VI - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VI ..........
Halaman Revisi
Penanaman 2/2 ...............
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Siapkan empat batang setek untuk setiap tiang
panjatan
b. Benih ditanam dengan kedalaman 5 cm merapat
pada tiang panjat.
c. Setek diikat dengan tali rafia pada panjatan.
G. Referensi :
VI - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VII ..........
Halaman Revisi
Penyulaman 1/2 ............
VII. PENYULAMAN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan mengganti tanaman yang mati,
busuk pada pangkal batang, tidak tumbuh, atau
kerusakan fisik lainnya.
B. Tujuan :
Agar jumlah tanaman yang dapat berproduksi
mencapai optimal.
C. Sasaran :
Tanaman dapat berproduksi secara optimal.
E. Fungsi :
a. Stek benih baru digunakan untuk mengganti setek
yang mati, busuk pada pangkal batang, tidak
tumbuh, atau kerusakan fisik lainnya.
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati.
b. Stek baru ditanam dengan perlakuan seperti pada
proses penanaman.
VII - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VII ...........
Halaman Revisi
Penyulaman 2/2 ............
G. Referensi :
VII - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VIII ...........
Pengaturan Letak
dan Pengikatan Halaman Revisi
Cabang atau Batang 1/2 ............
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan mengatur letak cabang atau
batang dengan cara pengikatan.
B. Tujuan :
Supaya batang atau cabang dapat diarahkan
pertumbuhannya sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi normal dan membentuk kanopi yang baik.
C. Sasaran :
Terwujudnya pertumbuhan tanaman yang
diharapkan.
E. Fungsi :
a. Tali rafia digunakan sebagai bahan untuk
mengikat cabang.
VIII - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN VIII ...........
Pengaturan Letak
dan Pengikatan Halaman Revisi
Cabang atau Batang 2/2 ............
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Setiap pertambahan ketinggian sekitar 30 cm
dilakukan pengikatan cabang.
b. Agar cabang atau batang tidak terjepit atau patah
sebaiknya ikatan tidak terlalu kencang.
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
VIII - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN IX ...........
Halaman Revisi
Pengairan 1/2 ............
IX. PENGAIRAN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memberikan air sesuai dengan
kebutuhan tanaman/ sesuai fase pertumbuhan.
B. Tujuan :
Untuk menyediakan air yang cukup dalam rangka
memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
C. Sasaran :
Memenuhi kebutuhan air tanaman.
E. Fungsi :
a. Tandon berfungsi sebagai alat
menampung/wadah air sebelum didistribusikan.
b. Pipa air berfungsi sebagai alat penyalur/distribusi
air.
IX - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN IX ...........
Halaman Revisi
Pengairan 2/2 ............
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Penyiraman dilakukan jika tanaman
membutuhkan air.
b. Bila air berlebih, maka air harus dialirkan melalui
saluran drainase.
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
IX - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN X ..............
Halaman Revisi
Pemupukan 1/3 ...............
X. PEMUPUKAN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memberikan pupuk organik
/anorganik untuk memenuhi unsur hara bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sehat.
B. Tujuan :
d. Memasok hara yang diperlukan tanaman untuk
mencapai produksi optimal.
e. Mempertahankan kesuburan tanah.
C. Sasaran:
Kebutuhan unsur hara bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman terpenuhi.
E. Fungsi :
a. Cangkul digunakan untuk membumbun setelah
tanaman dipupuk.
b. Ember sebagai tempat pupuk
X-1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN X ..............
Halaman Revisi
Pemupukan 2/3 ...............
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Pada awal tanam diberikan pupuk dasar (NPK)
sebanyak 20 g dan pupuk organik sebanyak 10 kg
per tiang rumpun.
b. Pemupukan berikutnya dilakukan :
i. Untuk tanaman yang menggunakan tiang
panjatan dari beton pemberian pupuk kandang
dilakukan setiap 4 bulan sekali sebanyak 10
kg.
ii. Untuk tanaman dengan tiang panjatan hidup
pemberian pupuk kandang dilakukan setiap 6
bulan sekali sebanyak 10 kg.
c. Setelah diberi pupuk, tanaman dibumbun.
d. Bila diperlukan, tanaman diberikan pupuk daun.
X-2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN X ..............
Halaman Revisi
Pemupukan 3/3 ...............
G. Referensi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
X-3
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XI ............
Halaman Revisi
Pemangkasan 1/2 ............
XI. PEMANGKASAN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan membuang batang/cabang, untuk
membentuk percabangan dan membentuk cabang
produktif.
B. Tujuan :
Memperoleh keseimbangan pertumbuhan.
C. Sasaran :
Mendapatkan tanaman yang seimbang
pertumbuhannya sehingga produktivitasnya tinggi.
E. Fungsi :
a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong
batang dan cabang.
F. Prosedur Pelaksanaan :
Pemangkasan dilakukan terhadap :
a. Cabang sekunder (cabang tumbuh dari cabang
utama /primer) yang tumbuh dibawah tajuk.
XI - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XI ............
Halaman Revisi
Pemangkasan 2/2 ............
G. Referansi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
XI - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 1/9 ...........
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan untuk mengendalikan
hama/penyakit dan gulma tanaman dengan satu atau
lebih teknik pengendalian agar tanaman tumbuh
optimal, produksi tinggi dan mutu buah baik.
B. Tujuan :
a. Untuk menghindari kerugian ekonomi berupa
kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu
(kualitas) produk.
b. Menjaga kesehatan tanaman dan kelestarian
lingkungan hidup.
C. Sasaran.
Mendapatkan tanaman yang sehat dengan
produktivitas tinggi.
XII - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 2/9 ...........
g. Detergen
h. Alkohol 70%, kloroks 1%, pembersih lantai,
kalium permanganat 0.05%.
i. Pisau.
j. Alat/sarana pelindung : sarung tangan, masker,
topi, sepatu boot, baju lengan panjang.
XII - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 3/9 ...........
F. Waktu :
a. Pengendalian OPT dilaksanakan setiap waktu,
disesuaikan dengan kondisi serangan OPT dan
fase/stadia tanaman terutama pada stadia kritis.
b. Keputusan tindakan pengendalian dilakukan
berdasarkan pengamatan terutama apabila OPT
dipandang perlu untuk dikendalikan.
G. Prosedur Pelaksanaan :
a. Lakukan pembersihan lahan dan pengendalian
gulma agar tidak mengganggu pertumbuhan
tanaman.
b. Lakukan pengamatan OPT secara berkala
(seminggu sekali) terhadap OPT utama.
XII - 3
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 4/9 ...........
XII - 4
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 5/9 ...........
b. Busuk bakteri
Penyakit busuk bakteri disebabkan oleh jamur
Pseudomonas sp.
Gejalanya : tanaman tampak layu, kusam,
dan terdapat lendir putih kekuningan di
batang yang berwarna cokelat atau batang
pokok.
Pengendalian yang dianjurkan adalah
dengan cara tanaman yang sakit dicabut, lalu
lubang bekas tanaman tersebut diberi
Basamid dengan dosis 0,5-1 g dalam bentuk
serbuk. Seminggu kemudian, lubang tersebut
ditanami benih baru.
XII - 5
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 6/9 ...........
c. Fusarium
Penyakit fusarium disebabkan oleh Fusarium
oxysporium Schl.
Gejalanya : cabang tanaman berkerut, layu,
dan berwarna busuk cokelat.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara
segera disemprot dengan Fungisida
berkonsentrasi 2 g/liter air tujuh hari sekali
hingga tiga kali peyemprotan. Penyemprotan
dilakukan pada bagian cabang atau batang.
Hama
a. Tungau (Tetranychus sp.)
Gejala : tungau menyerang kulit cabang
sehingga jaringan klorofil pada permukaan
kulit cabang berubah warna menjadi cokelat.
Pengendalian : dilakukan dengan
menyemprotkan Insektisida berkonsentrasi 1-
2 g/liter air. Penyemprotan Insektisida
dilakukan tujuh hari sekali sebanyak 2-3 kali
penyemprotan. Penyemprotan dilakukan pada
bagian cabang atau batang.
b. Kutu Putih
Gejala : kutu putih atau mealybug menyerang
tanaman sehingga permukaan kulit cabang
berselaput kehitaman atau tampak kotor.
XII - 6
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 7/9 ...........
XII - 7
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 8/9 ...........
e. Bekicot
Gejala : tunas tanaman menjadi rusak karena
digerogoti. Bahkan, terkadang tunas
membusuk.
Pengendalian : dengan cara sanitasi kebun.
Kebersihan kebun harus diperhatikan,
terutama keberadaan gulma harus
disingkirkan, karena gulma menjadi sarang
hama untuk berkembang biak.
f. Semut
Gejala : semut bermunculan pada saat
tanaman buah naga mulai muncul kuntum
bunga mengakibatkan kulit buah menjadi
berbintik-bintik. Bintik kasar berwarna
cokelat. Jika serangan parah maka pentil buah
akan menjadi kerdil dan mudah rontok.
Pengendalian : dilakukan dengan
penyemprotan Insektisida 2 cc per liter air.
XII - 8
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XII ...........
Halaman Revisi
Pengendalian OPT 9/9 ...........
g. Burung
Biasanya menyerang buah yang telah
berwarna merah dan terletak di bagian atas.
Serangan hama ini tidak menimbulkan
kerusakan yang parah, sehingga dapat
diabaikan.
h. Uret
Gejala : pertumbuhan stagnan.
Pengendalian : dilakukan dengan manual
H. Referansi :
XII - 9
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XIII .............
Halaman Revisi
Panen 1/2 ...............
XIII. PANEN
A. Definisi :
Rangkaian kegiatan memetik buah sesuai dengan
kriteria masak optimal.
B. Tujuan :
Untuk mendapatkan buah dengan tingkat kematangan
sesuai permintaan pasar dengan mutu buah yang baik
sesuai standar pasar yang dituju.
C. Sasaran :
Panen dapat dilakukan tepat waktu dan tepat cara.
E. Fungsi :
a. Gunting pangkas ranting digunakan untuk
memotong buah.
b.Keranjang panen digunakan untuk meletakkan buah
hasil yang belum disortir.
XIII - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XIII .............
Halaman Revisi
Panen 2/2 ...............
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Pemilihan Buah Siap Panen.
- Kulit buah sudah berubah warna menjadi
merah tua atau merah mengkilap.
- Sulur pada tangkai buah telah retak.
- Umur buah 40 – 60 hari sejak duri pecah.
b. Cara Panen.
- Dilakukan dengan cara memotong buah pada
tangkainya tanpa merusak sulur yang
merupakan tempat buah tumbuh.
- Buah yang akan dipetik dipegang, lalu
digunting pada bagian atas dan bawah tangkai
buah
G. Referansi :
a. Pengalaman Petani Buah Naga Kabupaten
Sleman
b. Praktisi Buah Naga
c. Departemen Agronomi & Hortikultura – IPB
d. Dinas Pertanian & Kehutanan Kabupaten Sleman
e. Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
XIII - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XIV .............
Halaman Revisi
Penyortiran Buah 1 /2 ...............
A. Definisi :
Kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah
berdasarkan ukuran dan kondisi buah.
B. Tujuan :
Memisahkan buah berdasarkan ukuran dan kondisi
buah.
C. Sasaran :
Terpisahnya antara buah yang rusak dengan yang
utuh dan dikelompokkannya buah yang utuh
berdasarkan bobot.
E. Fungsi
a. Timbangan sebagai alat mengelompokkan buah
b. Keranjang buah digunakan untuk tempat buah
sesuai dengan ukuran lingkar buah
XIV - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XIV .............
Halaman Revisi
Penyortiran Buah 2 /2 ...............
F. Prosedur Pelaksanaan :
G. Referansi :
XIV - 2
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XV .............
Halaman Revisi
Pengemasan Buah 1/2 ...............
A. Definisi :
Kegiatan pengemasan/penyusunan buah dalam suatu
wadah.
B. Tujuan :
Melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses
penyimpanan dan pengangkutan.
C. Sasaran
Mempertahankan penampakan buah agar kulit buah
tetap utuh dan segar
D. Alat
Kotak karton/kardus bersekat
E. Fungsi
Kotak karton/kardus bersekat berguna untuk
menempatkan buah yang telah siap untuk di pasarkan
F. Prosedur Pelaksanaan :
a. Buah mememiliki kelas yang sama dikemas
dengan karton yang berventilasi.
b. Karton yang sudah berisi buah dapat disimpan
atau dikirim.
XV - 1
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure SOP BN XV .............
Halaman Revisi
Pengemasan Buah 2/2 ...............
G. Referansi :
XV - 2
KATA PENGANTAR
i
Kami menyadari sepenuhnya buku ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan masukan
untuk perbaikan. Semoga buku ini bermanfaat.
Jakarta, 2009
Direktur Budidaya Tanaman Buah
ii
CONTOH FORM CATATAN KEGIATAN
Keterangan :
*) Catat informasi mengenai tinggi tempat, kesuburan
tanah, pH tanah, kelembaban, suhu udara, curah
hujan, komposisi bulan basah-kering, intensitas
penyinaran, tektur tanah, dll.
**) Catat informasi mengenai jenis tanaman yang
pernah ditanam, kapan terakhir lahan dimanfaatkan,
dll. Rencana penanaman tidak bertentangan dengan
Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana
Detail Tata Ruang Daerah (RDTRD).
II. Penyiapan Tiang Panjatan
Keterangan :
*) Catat asal bibit. Pilih batang atau cabang tanaman
buah naga yang sehat, keras, tua, sudah berbuah dan
berwarna hijau kelabu dengan panjang
batang/cabang 80-120 cm
Keterangan :
*) Benih yang digunakan harus berasal dari buah yang
sehat, tua dan matang di pohon. Apabila diperlukan,
sebelum ditanam, lakukan perlakuan terhadap benih
(seed treatment).
VI. Penanaman
Keterangan :
*) Kendala dilahan dijelaskan jenis-jenis gangguan
yang ditemui, cara mengatasi gangguan dan hasil
akhir dari penerapan cara penanggulangan.
**) Tanam benih sesuai dengan anjuran dan jarak
tanamnya. Kesehatan benih perlu dijaga dari
serangan OPT, dengan cara merendam benih
dalam larutan yang telah dicampur dengan agensia
hayati sebelum penanaman.
***) Hindari bibit dari cekaman seperti banjir,
kekeringan, tergenang atau cekaman abiotik
lainnya.
VII. Penyulaman
Keterangan :
*) Lakukan penyulaman dengan benar.
VIII. Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang
atau Batang
Keterangan :
*) Fase pertumbuhan mencakup umur dari tumbuhan.
**) Gunakan pupuk organik (pupuk kandang) dan
pupuk anorganik seperti Urea, KCl dan SP 36.
***) Catat semua pemakaian pupuk dan cara
aplikasinya. Berikan pupuk secara bertahap, sesuai
dengan tahapan pertumbuhan dan umur tanaman.
XI. Pemangkasan
Keterangan :
*) Gunakan pestisida yang terdaftar.
**) Berikan pestisida sesuai dengan dosis anjuran.
XIII. Panen
Keterangan :
*) Gunakan pisau yang bersih dan tajam. Setelah
dipanen, buah diletakkan pada wadah yang bersih
dan aman, untuk menghindari terjadinya
kontaminasi.
XIV. Penyortiran Buah
Keterangan
*) Kelas A : bobot buah antara 2,5 – 3,0 kg.
*) Kelas B : bobot buah antara 1,8 – 2,49 kg.
*) Kelas C : bobot buah antara 1,5 – 1,79 kg.
*) Kelas D : bobot buah kurang dari 1,5 kg atau lebih
dari 3,0 kg.
XV. Pengemasan Buah
Keterangan :
*) Lakukan pengemasan dengan baik, agar buah tidak
rusak. Gunakan wadah pengemas yang bersih serta
memiliki ventilasi untuk pertukaran udara.
**) Lokasi pengemasan hendaknya terlindung, bersih
dari hama dan pengganggu lainnya serta terpisah
dari tempat penyimpanan pupuk dan pestisida.