OLEH
NOVITA KARTIKA SARI
NIM 191720101006
A. Latar Belakang
Pelaku usaha pastinya berusaha untuk menciptakan produk baru yang belum
pernah ada sebelumnya. Produk yang diciptakan hendaknya memiliki daya saing
yang cukup kuat dan mampu bertahan di tengah padatnya persaingan pasar. Selain
menciptakan produk baru, juga bisa mengembangkan produk yang sudah ada
menjadi produk yang luar biasa. Dalam hal ini bisa meningkatkan kualitasnya,
memperbaharui bentuknya, atau mempercantik kemasan produknya. Menciptakan
produk baru membutuhkan ide dan berbagai kreativitas yang tidak bisa dianggap
main-main. Butuh berbagai tahapan hingga akhirnya mampu menciptakan
pengembangan untuk produk baru yang bisa diterima oleh masyarakat.
Pengembangan untuk produk baru itu sendiri merupakan suatu hasil inovasi yang
mana keberhasilannya akan sangat ditentukan oleh kualitas dari produk yang
dikembangkan.
Kue cenil merupakan makanan yang terbuat dari singkong yang dikukus dan
dibuat berwarna-warni agar menarik mata. Cenil umumnya disajikan dengan
siraman gula merah, taburan kelapa parut kukus, dan dibungkus dengan daun
pisang. Biasanya dijual di pasar-pasar daerah dengan harga yang relatif murah
yakni seribu hingga dua ribu rupiah. Disetiap daerah Cenil dikenal dengan nama
yag berbeda-beda, ada yang menyebutnya dengan nama “cetil”. Makanan ini
dibuat dengan warna-warna yang menarik terutama bisa menarik perhatian anak.
Warna yang biasa digunakan adalah warna merah, hijau dan putih (alami/tanpa
menggunakan pewarna). Akan tetapi, seiring perkembangan zaman dan dampak
B. Permasalahan
Produk cenil yang ada pada pasar saat ini kurang sesuai dengan standar
mutu pangan. Cenil termasuk salah satu makanan yang memiliki daya simpan
rendah. Cenil memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan pemakaian pewarna
makanan menggunakan bahan pewarna sintesis. Pada pasar tradisional cenil
dikemas sangat sederhana. Teknologi pengolahan makanan cenil masih sederhana.
Pengembangan produk cenil dapat dilakukan dengan melihat sejarah produk
tersebut dan perkembangan produk saat ini. Inovasi pengembangan produk dapat
dilakukan pada bahan baku cenil, proses pengolahan dan perubahan pada kemasan.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah
1. Mengetahui sejarah terciptanya produk cenil
2. Perkembangan produk cenil saat ini
3. Pengembangan produk cenil di masa mendatang.
BAB II. PEMBAHASAN
Cenil adalah makanan yang unik dan universal karena makanan ini mudah
dijumpai dipasar-pasar tradisional. Tidak ada data yang pasti berkaitan dengan
sejarah awal terciptanya makanan tradisional cenil. Beberapa daerah mengklaim
bahwa cenil merupakan makanan khas dari daerah mereka. Cenil memiliki nama-
nama yang berbeda di setiap daerah. Di Pulau Jawa sendiri cenil memiliki beberapa
nama seperti cetil (Jawa tengah) dan Cetot (Malang). Bentuk cenil pun berbeda-
beda pada masing-masing daerah.
Cenil sendiri sudah ada sejak masa lampu jika merujuk pada Serat Centini
(1814). Artinya (sudah) dua abad silam, makanan ini sudah akrab dengan lidah
masyarakat Jawa. Tapi bisa diyakini pula pada era Mataram Kuno abad VIII
makanan tersebut sudah muncul (Albert Supargo, 2019).
Berdasarkan sumber website Pacitanku.com (2013) Zaman dahulu cenil
merupakan makanan alternatif bagi masyarakat pacitan, karena saat itu terjadi
kelangkaan bahan baku beras sehingga masyarakat pacitan sehingga masyakat
berfikir untuk mengolah sagu menjadi sebuah makanan, saat itu masyarakat behasil
membuat sebuah makanan yang di sebut dengan cenil yang artinya menurut
masyarakat adalah “centil” karena makanan itu berwarna-warni sehingga
menggoda para peminat makanan ini.
Cenil berbahan dari tepung ketela yang dimasak hingga
kenyal. Makanan ini dibuat menjadi lingkaran-lingkaran (bulat) seukuran kuku ibu
jari orang dewasa, memanjang seperti jari atau Persegi dan diberi warna zat
pewarna makanan berwarna Merah, Hijau, dengan Parutan kelapa serta disiram
larutan gula jawa serta berwadah pincuk untuk menarik orang lain dan menambah
cita rasa legitnya. Penggunaan pincuk “ pinten-pinten cukup” dalam pemahaman
masyarakat Jawa yang berarti berapapun cukup, maksudnya adalah bersyukur dan
menerima segala pemberian dari Tuhan. Pada masa lalu pewarna cenil yang
digunakan biasanya adalah warna alami dari ketela yaitu putih serta warna hijau
yang didapat dari pandan dan daun suji. Kue cenil bersifat lengket dan sulit untuk
dipisahkan, hal ini menggambarkan karakter orang jawa memiliki sifat
persaudaraan yang sangat erat dan sulit untuk memecah belah tali persaudaraan
mereka.
Pada jaman dahulu cenil berbahan baku ketela, garam, daun suji, kelapa
parut (untuk taburan) dan larutan gula merah. Proses pembuatan diawali dengan
pengupasan ketela dan kemudian diparut. Parutan ketela dicampur dengan sedikit
garam dan perasan air daun suji. Adonan ketela kemudian dibentuk memanjang
seperti jari atau bulat-bulat sesuai selera dan akhirnya dimasukkan pada air yang
mendidih. Untuk mengetahui tingkat kematangan dengan menunggu hasil rebusan
mengambang dipermukaan air yang mendidih. Apabila sudah mengambang maka
cenil masak dapat diangkat dan ditiriskan. Cenil disajikan pada wadah pincuk daun
pisang kemudian ditaburi kelapa parut dan siraman larutan gula merah. Berikut ini
adalah diagram alir proses pembuatan cenil.
garam
Pengupasan
Pencucian Pemarutan
Pencampuran
Kelapa
parut
Larutan Gula
Merah
Larutan gula merah yang biasanya disiramkan pada cenil juga mengalami
beberapa perubahan. Gula merah nira kelapa yang biasanya digunakan diganti
dengan karamel gula tebu. Pemanfaatan gula tebu dimaksudkan agar rasa manis
yang dihasilkan lebih tinggi dari pada hanya menggunakan gula merah yang berasal
dari nira kelapa. Penggunaan pemanis buatan juga dilakukan pelaku usaha cenil
untuk menghemat pengeluaran mereka khususnya dalam pembelian gula merah.
2. Kemasan
Kemasan cenil yang menggunakan pincuk daun pisang dalam
perkembangannya berubah menjadi kertas berlapis plastik. Permintaan konsumen
yang menginginkan produk yang terlihat dengan menggunakan bahan tembus
pandang. Bahan tembus pandang yang dimaksudkan adalah mika plastik transparan
yang dianggap sebagian pelaku usaha menjadikan tampilan produk mereka semakin
menarik juga karena menjadi alternatif pengganti daun pisang yang semakin sulit
dicari.
VITA
VCenil
IT
Freeze dried
A
Cenil with fruits extrac
topped coconut, cheese and palm
sugar sauce
sauce
15g of Protein
Vit B, C, E
A. Kesimpulan
Makanan tradisional cenil berbahan baku ketela pohon menjadi alternatif
makanan pada masa lampau karena keterbatasan padi. Produk yang diolah dengan
cara dan bahan-bahan sederhana dapat menghasilkan makanan tradisional
sepanjang masa. Makanan tradisional yang penuh filosofi masyarakat Jawa.
Perkembangan jaman justru membuat makanan tradisional cenil menjadi
semakin hilang. Pemanfaatan bahan-bahan yang kurang menyehatkan tubuh
manusia justru lebih banyak dipakai. Pemanfaatan bahan tambahan dan kemasan
yang tidak alami dianggap solusi untuk efisiensi dan kelangkaan sumberdaya.
Pengembangan produk cenil dapat dilakukan dengan mereformulasi bahan
baku. Bahan baku tidak lagi hanya berasal dari pati singkong tetapi dengan
penambahan pati lain dan kacang-kacangan sehingga nutrisi menjadi bertambah.
pemanfaatan ekstrak buah, sayuran, keju pada produk dapat meningkatkan nutrisi
dari cenil. Proses freeze drying dapat membuat produk dapat mempertahankan
stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna, dan unsur organoleptik
lain) dan dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan. Kemasan yang tepat
selain meningkatkan selera, juga dapat memperlama umur simpan produk sehingga
segmen pasar bisa diperluas ke manca negara.
B. Saran
Charisma, T.R. 2018. Identifikasi Higiene Sanitasi dan Zat Pewarna Rhodamin B
Pada Cenil: Studi kasus pasar di Kabupaten Jember.
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86460 html [diakses pada 10
Oktober 2019]
Dewi. 2018. Cenil Pandan Saus Gula Merah. http://Cookpad.com/ html [diakses
pada 10 Oktober 2019]
Febriyanti. 2016. Pemanfaatan ekstrak kulit buah naga sebagai pewarna kue cenil
terhadap mutu organoleptik dan kadar vitamin C. Tugas Akhir. Stikes
Perintis. http://repo.stikesperintis.ac.id/ . Html [diakses pada 10 Oktober
2019]
Gustia, L. 2018. Pembuatan kue cenil dengan penambahan daun bayam merah.
Tugas Akhir. Stikes Perintis. http://repo.stikesperintis.ac.id/32/. Html
[diakses pada 10 Oktober 2019]
Mauliza, R. 2017. Jajan Pasar. http://steemit.com/food/ Html [diakses pada 10
Oktober 2019]
Putri, S, E. 2016. Upgrading nilai gizi dan image makanan tradisional cenil dengan
reformulasi bahan. Thesis. Universitas Brawijaya.
http://repository.ub.ac.id/150993/. html [diakses pada 10 Oktober 2019]