Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PEMBIBITAN

1. Teknis budidaya bibitan yang baik sangat penting untuk menetapkan bahan tanam yang terbaik sesuai
kebutuhan penanaman.
2. Pedoman budidaya ini merupakan penggabungan informasi terbaru yang mencangkup semua panduan dan
pengalaman dilapangan.
3. Jika ada masalah khusus di luar pedoman teknis ini harus dikonsultasikan kepada divisi agronomi.
I.A. AREAL DAN PERHITUNGAN LUAS BIBITAN

Faktor yang harus di pertimbangkan dalam menentukan lokasi pembibitan :


● Sumber dan kualitas air yang baik dan bersih pH minimum 4 dan salinitas < 1000 μs dan yang cukup untuk mengairi
minimal 35.000 liter/ha/hari.
● Lahan datar, drainase baik.
● Top soil ,medium tekstur,kapasitas air yang baik.
● Lokasi pembibitan di tengah-tengah total areal yang akan dibuka/ditanam.
● Luas areal bibitan yang dibutuhkan tergantung pada jumlah bibit , jarak tanam dan kerapatan tanam yang digunakan.
Ketentuan umum yang perlu diperhatikan lainnya :
● Umur bibit siap tanam yang optimum 11-13 bulan (PN+MN).
● Jarak antar polybag besar 90 cm dengan bentuk segitiga sama sisi.
● Luas 1 Ha bibitan ± 12.000 bibit.
● Apabila umur bibit lebih dari 18 bulan, maka general manager mengajukan tindakan lanjutan kepada divisi
Agronomi untuk mendapat pertimbangan lebih lanjut.

I.B. PERSIAPAN SISTEM PENGAIRAN


Lahan bibitan PN harus sudah dalam kondisi bersih lengkap dengan instalasi air sebelum penanaman
kecambah dimulai.
I.B. PERSIAPAN SISTEM PENGAIRAN

Lahan bibitan PN harus sudah dalam kondisi bersih lengkap dengan instalasi air sebelum penanaman kecambah dimulai.

I.B.1. SISTEM PENGKABUTAN


Tujuan penerapan sistem irigasi yang tepat adalah untuk menjamin bahwa masing-masing polybag bibit memperoleh air
yang cukup setiap hari untuk mendapat pertumbuhan yang optimal.
Ketentuan penyiraman bibit PT.Gozco Plantations menggunakan sistem pengairan berkabut (mist irrigation). Penempatan
tube (selang) tempat penyemburan air pada setiap 4 baris polybag untuk MN sedangkan di PN ditempatkan pada setiap 2
bedeng bibitan. Petugas pengairan perlu melakukan pencucian (flushing) minimal seminggu sekali untuk mengeluarkan
sumbatan dan memastikan semburan air tidak kurang dari 2 meter.
.

I.B.2. Penyaringan Air


Penyaringan air dibutuhkan pada penyiraman yang mempergunakan mist irrigation karena dibutuhkan air yang betul-betul bersih
dari seresah.
,
Tujuannya adalah untuk menghindari adanya penyumbatan pada distribusi pipa yang bisa menyebabkan penyiraman tidak merata.

I.B.3. Ukuran Mesin dan pompa air


Kapasitas mesin dan pompa air yang digunakan disesuikan dengan kondisi lapangan dan harus memiliki alat pengukur tekanan
(pressure gauge).

TABEL I.B.3.Ukuran Pompa dan Mesin Air Untuk bibitan di Areal Datar

Plot bibitan Ukuran pompa Ukuran mesin

10 Ha 100 X 65 - 250 30 Hp

20 -30 Ha 125 X 100 - 250 60 Hp


GAMBAR.1.B.3.
Contoh Pressure gauge pada pompa dan di mesin sebagai alat control tekanan yang dibutuhkan
dalam penyiraman.
GAMBARAN INSTALASI AREAL BIBITAN
PER 20 Ha
GAMBARAN INSTALASI AREAL BIBITAN
PER 20 Ha
KEBUTUHAN BAHAN INSTALANSI PER Ha

NO. NAMA Spesifikasi Unit Sat


1 Pipa PVC 4” 100 M
2 PVC Reducing T 4”x 2” 3 Buah
3 Ball valve Socked 2” 3 Buah
4 PVC Palve Socked 2” 3 Buah
5 PVC T 2’x 2” 3 Buah
6 Pipa PVC 2” 100 Buah
7 PVC End Cap 2” 6 Buah
8 PVC T 2”x 3/4” 30 Buah
9 Pipa PVC 3/4” 30 Buah
10 Rubber Sheet 30 Buah

11 Hose Clip 1” 30 Buah


12 Tube Roll 30 Buah

Tambahan Instalasi dari pump Engine ke area bibitan

1 Pipa PVC 6” 23 m
2 Gate valve 6” 3 Buah
3 Pipa PVC 4” 618 m
4 Gate valve 4” 6 Buah
5 PVC T 6”x 4” 3 Buah
6 Elbo 4” 6 Buah
7 Glue
I.C. KEBUTUHAN BIBIT KELAPA SAWIT
Kebutuhan bibit perlu mempertimbangkan :
a. Jenis / Varietas Kecambah.
b. Klasifikasi tanah.
c. Program pembukaan lahan.
d. Jenis Kecambah yang akan dibeli disetujui oleh Divisi Agronomi serta Direksi.
e. Jenis bibit yang digunakan harus menggunakan kecambah dari produksi riset yang unggul dan sudah terdaftar.
f. Permintaan Kecambah untuk bibit harus disesuaikan dengan kerapatan tanam.
g. Prakiraan afkir Sebanyak maksimum 25%(PN s/d MN).
h. Kbutuhan bibit Penyisipan Sebanyak 10%dari total Kebutuhan bibit.

Rumus perhitungan kebutuhan kecambah sbb :

KERAPATAN TANAM X 110 % : 75 %


Tabel I.C. Kebutuhan Kecambah Berdasar Kerapatan Tanam

Kerapatan tanaman per Ha Kebutuhan Kecambah per Ha


131 200
148 215
160 235
I.C. Cara Simpan Kecambah

Kecambah yang di Terima di Kebun harus ditanam pada hari itu juga dan apabila Kecambah yang datang tidak bisa
ditanam pada hari yang sama maka perlu perlakuaan sebagai berikut:
● Plastik pembungkus kecambah dikeluarkan dari kotak atau box,pastikan bungkus kecambah tidak dibuka
●Jika kondisi plastik kecambah kelihatan mengering maka semprot dengan sedikit air. Kelebihan air akan
mengakibatkan kecambah busuk.
●Diletakan pada Ruangan yang teduh , jika memiliki fasilitas AC maka suhu harus diatur yang paling dingin.
Tujuannya dengan suhu yang rendah menahan pertumbuhan kecambah tanpa mempengaruhi pertumbuhan kecambah
setelah ditanam di polybag.
I.D. SISTEM PENGELOLAAN PEMBIBITAN
Sistem Pembibitan yang digunakan adalah sistem pembibitan dua tahap (double stage) yaitu terdiri dari pembibitan awal (pre
nursery) dan pembibitan utama (main nursery).
Kelebihan dengan sistem dua tahap adalah :
a.Kemudahan dalam pengawasan dan pemeliharaan serta tersedianya waktu dalam mempersiapkan pembibitan utama (MN).
b.Terjaminnya bibit yang akan ditanam kelapangan karena melalui beberapa tahapan seleksi baik di pre nursery maupun di main
nursery.
I.D.1. Pre Nursery
Tujuan Pre Nursery :
- Memberi waktu lebih longgar untuk membuat persiapan areal bibitan
- Mempersempit tempat pemeliharaan bibit selama 3 bulan pertama atau memiliki 4-5 helai daun
- Mempermudah pemeliharaan bibit dengan optimal
I.D.2. Media Tanam
●Menggunakan top soil (Kedalam maksimum 30 cm) tanah mineral dengan tekstur lempung.
●Diayak memakai saringan 1,0 cm x 1,0 cm untuk mencegah masuknya gumpalan-gumpalan tanah ,serta bersih dari sampah dan
kotoran.
●Dicampur dengan 50 Kg pupuk rock phosphate per ± 2 m3 tanah (± 1.000 polybag kecil).
I.D.3.Pengisian Polybag
Cara Pengisian polybag kecil:
a. Satu mingggu sebelum penanaman kecambah , pengisian polybag sudah
selesai. Dan disiram setiap hari sampai waktu penanaman kecambah.
b. Pastikan pemadatan tanah dalam polybag hingga mencapai ketinggian 1
cm di bawah bibir polybag.
c. Konsilidasi/ menambah tanah bila diperlukan.

I.D.1.4. Pengaturan dan penempatan polybag


a. Ukuran bedengan dengan lebar 100 cm dan panjang yang disesuikan
dengan kondisi areal (10-15 m), jarak antar bedengan 70 cm.
b. Bedengan ditinggikan ± 5 cm dengan tanah sehingga air tidak akan
tergenang di bedengan .
c. Pinggir bedengan diberi papan atau bambu untuk menahan polybag
tidak tumbang.
d. Polybag disusun secara rapat pada bedengan.
a. I.D.1.5. PENANAMAN KECAMBAH
a. Waktu penerimaan kotak diletakan ditempat yang teduh .
b. Tiap-tiap kantong dibuka , diperiksa dan dibiarkan terbuka beberapa menit untuk pertukaran udara.
c. Kecambah yang harus segera ditanam pada pagi hari setelah diterima.
d. Kecambah harus selalu berada pada tempat yang terlindung sejak diterima sampai selesai ditanam .
e. Kecambah abnormal diafkir oleh asisten bibitan (tidak boleh didelegasikan ke karyawan).
f. kriteria kecambah abnormal :
●Belum jelas radicula (berwarna putih) dan plumula (berwarna kuning).
●Radicula dan plumula yang busuk.
●Radicula dan plumula yang searah.
●Adanya pertumbuhan jamur.
●Bentuk yang tidak normal atau rusak/patah.
g. Penanaman dilakukan hati-hati dengan cara berikut:
●Lakukan penyiraman polybag sampai jenuh sebelum kecambah ditanam.
●Kecambah dikeluarkan dari kantong plastik dan diletakan di nampan yang beralaskan kain yang
sudah direndam larutan fungisida sistemik. konsentrasi 0,2%-0,3% (bahan aktif Difokenasol 250
EC) atau fungsida kontak (bahan aktif Mancozeb 80).
●Selanjutnya kecambah diseleksi dan dihitung.
●Kecambah ditanam 2 cm dibawah permukaan tanah polybag dengan memastikan arah plumula
keatas dan radikula kebawah dan disiram sampai jenuh.
I.D.6. Naungan
Pada tahap awal bibit diletakan dibawah naungan tujuannya adalah untuk menekan persentase kematian bibit dari
sengatan sinar Matahari langsung .
a. Setelah dua daun keluar , naungan dapat dikurangi sebesar 50%, setelah daun ketiga keluar naungan dihilangkan.
b. Pemberian naungan dari daun lalang kering/jerami kering yang sudah disemprot dengan fungsida (Mancozeb
dosis:2-3 gr/ltr air) dan insektisida (Sipermetrin dosis:3 cc/ltr air), cara penyemprotan naungan dilakukan sebelum
naungan diletakan diatas baby polybag.

I.D.7. Penyiraman
a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari(sebelum jam 10 pagi dan setelah jam 4 sore) setara dengan 8-10 mm
curah hujan.
b. Jika malam hari hujan ≥8 mm, maka besok pagi tidak dilakukan penyiraman dan sore hari tetap dilakukan.
c. Bila ada genangan air yang tertahan di polybag setelahy penyiraman, perlu dibuatkan tambahan lubang pada
polybag dengan menggunakan tusuk bambu dengan ujung runcing.
I.D.8. Pengendalian gulma.
Pengendalian gulma dilakukan secara manual didalam polybag dan tidak boleh menggunakan herbisida.

I.D.9.Seleksi
a. Seleksi dilakukan secara ketat umur 2 bulan dan saat transplanting.
b. bibit yang telah afkir dimusnahkan dan dilengkapi dengan berita Acara (BA)dan didokumentasikan.
c. Seleksi diawasi oleh asisten bibitan dan mendapatkan persetujuan dari pimpinan proyek dan diketahui oleh GM.
d. Setiap bibit yang dipindahkan ke polybag besar adalah bibit yang sehat dan normal.
e. Jumlah bibit afkir selama di pre nursery antara 5-10% dari total bibit yang ditanam.

I.D.9. Daftar bibit afkir (runts and roguest).


a. Pucuk bengkok atau daun berputar (twisted leaf)
Kondisi ini diakibatkan oleh penanaman kecambah yang dilakukan
terbalik dan atau karena faktor genetik dan dapat diketahui dari daun-
daun yang tumbuh melengkung membentuk setengah lingkaran.

b. Daun lalang atau daun sempit (grass leaf)


Bibit tumbuh dengan bentuk daun yang sempit memanjang dan tegak
menyerupai daun lalang,merupakan faktor genetik.

c. Daun kerdil dan sempit (stunted leaf)


Perkembangan helai daun tampak kerdil dan sempit.
d. Daun yang menggulung (rolled leaf)
Helai daun dari bibit tidak membuka secara normal , tetapi tergulung
disepanjang batang daun sehingga menyerupai bentuk tombak. Gejala berat
disebabkan oleh faktor genetik
e. Daun berkerut/keriput (crinkle leaf)
Bentuk daun ini memperlihatkan berbagai tingkatan kerutan dan pada tingkat
yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebut pecah menyilang . Gejala
berat disebabkan oleh faktor ginetik.
F. Daun melipat (collante)
Helai daun dari bibit tidak membuka secara normal, tetapi menciut lengket
seperti melipat dan tergulung. Gejala ini timbul akibat kekurangan air.
g. Chimaera
Sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris
kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dari jaringan
yang normal. Faktor genetik.
h. Bibit dengan serangan penyakit berat.
Contoh serangan Culvularia
I.D.2. Main Nursery
Sistem pembibitan dua tahap yang kedua adalah main nur sery, dengan
kriteria sbb:
●Bibit di pelihara dari umur 4 bulan sampai 12 bulan.
●persiapan lokasi untuk main nursery dengan sarana dan infrastrukturnya
diselesaikan paling lambat 2 bulan sebelum transplanting.
I.D.2.1. Ukuran polybag besar
a. Polybag besar (large polybag):0,15 mm x 50 cm lay flat (setelah diisi tanah
diameter ± 25 cm dan tinggi ±39 cm).
b. Berwarna hitam dengan 4 baris lubang perforasi berjarak 5cm x 5cm.
c. Letak lubang dimulai dari bagian tengah ke bawah pada polybag untuk drainase.
d. Kualitas polybag yang baik dan ketebelan merata (pastikan polybag dapat
dilihatdengan cara mengamatinya dibalik sinar matahari , tidak ada bagian yang
terang karena tipis).
e. Kelenturan polybag harus cukup agar tidak rusak atau mudah robek akibat trik
matahari dan polybag bukan merupakan hasil daur ulang.
I.D.2.1. Ukuran polybag besar
a. Polybag besar (large polybag):0,15 mm x 50 cm lay flat (setelah diisi tanah diameter ± 25 cm
dan tinggi ±39 cm).
b. Berwarna hitam dengan 4 baris lubang perforasi berjarak 5cm x 5cm.
c. Letak lubang dimulai dari bagian tengah ke bawah pada polybag untuk drainase.
d. Kualitas polybag yang baik dan ketebelan merata (pastikan polybag dapat dilihatdengan cara
mengamatinya dibalik sinar matahari , tidak ada bagian yang terang karena tipis).
e. Kelenturan polybag harus cukup agar tidak rusak atau mudah robek akibat trik matahari dan
polybag bukan merupakan hasil daur ulang.
I.D.2.2. Media tanam dan pengisian polybag
a. Hanya menggunakan top soil yang sudah diayak (saringan 1,5 cm x 1,5 cm).
b. Tekstur tanah yang mudah menyerap air.
c. Tanah 1m3 cukup untuk 55 polybag.
d. Polybag harus sudah siap diisi tanah minimal 4 minggu sebelum pemindahan bibit dari pre nursery.
Penyiraman dilakukan setiap hari untuk mendapatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil.
e. Polybag dapat dibalik sebelum diisi tanah agar polybag dapat berdiri tegak dan silindris.
f. Pengisian dibantu dengan alat isi yang berbentuk corong, sambil guncang polybag untuk
memadatkan tanah sampai 2,5 cm dari atas polybag.
I.D.2.4. Transpalanting di polybag besar
a. Siram bibit di pre nursery sebelum di pindahkan.
b. Pastikan polybag kecil dipindahkan dengan angkong,
meminimalkan kerusakan media tanah (soil core).
c. Pastikan hanya memperggunakan pisau silet/cutter untuk
menyayat polybag kecil dan tidak dibenarkan menarik bibit dari
polybag.
d. Satu hari sebelum transpalanting, siram tanah di polybag besar
sampai jenuh air, untuk memudahkan pembuatan lubang tanam
I.D.2.3.Penempatan polybag
a.Setelah pengisian tanah, polybag diangkut ke titik yang sudah
ditentukan dengan jarak tanam 90 cm segitiga sama sisi.
b.Pemancangan diselesaikan sebelum mulai transpalanting.
c.Pastikan penyiraman air dilakukan dengan jenuh 2 hari sekali
dan lakukan konsolidasi tanah sebelum melakukan
transpalanting.
d. satu hari sebelum transpalanting,siram tanah dipolybag besar
sampai jenuh air ,untuk memudahkan pembuatan lubang tanam
pada keesokan harinya.
e. Buat lubang ditengah polybag dengan menggunakan alat
pelubang yang sudah dipersiapkan. Kedalam lubang dibuat ± 20 cm
atau disesuikan dengan tinggi tanah di polybag kecil.
f. Dimasukkan 100 gr pupuk rock phospate ke lubang polybag
besar sebelum bibit ditanam.
g. Mengikuti jadwal pemupukan seperti pada Tabel VII.B
h.Penggunaan pupuk control release (pelepasan unsur hara kendali)
17-8-9+3MgO diizinkan apabila kebun kekurangan tenaga kerja,
dengan dosis 50 gr dimasukkan kedalam lubang tanam.
i. Segera dilakukan penyiraman secukupnya sesudah transpalanting.
I.D.2.5. Perawatan
Perawatan bertujuan membersihkan gulma didalam maupun diluar polybag. Penggunaan herbisida glyhosat sangat
dilarang dan apabila harus mempergunakan herbisida kontak maka pada saat aplikasi harus mendapatkan
pengawasan lebih ketat dan ujung nozle harus menggunakan sungkup/tudung untuk menghindari percikan larutan
mengenai bibit kelapa sawit, tabung knaps juga tidak boleh ada yang bocor.
Peralatan untuk kegiatan perawatan:alat semprot,ember,takaran dan pengaduk,diberi tulisan “khusus herbisida”
secara jelas dengan warna merah, penyimpanan dipisahkan dengan yang lainnya .
I.D.2.6. Penyiraman
Setiap kali penyiraman setara dengan 8-10 mm curah hujan.Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari(2
kali/hari).
I.D.2.7. Penambahan tanah
Permukaan tanah ±5 cm dibawah bibir polybag wajib dipertahankan. Apabila kurang segera dilakukan
penambahan.
I.D.2.8. Pemberian mulsa
Mulsa diberikan secara merata diatas permukaan tanah dalam polybag segera setelah penanaman. Mulsa yang akan
dianjurkan adalah:
a. Cangkang(shell).
b. Fiber(mesocarp).
c. Campuran cangkang dan fiber
d. Janjang kosong yang sudah dicacah.
e. Daun lalang yang sudah kering.
Pemberian naungan ditempatkan disekeliling bibit secara merata dengan ketebalan 2,0-2,5 cm dengan ketinggian 2
cm dibawah bibir polybag.
I.D.2.9. Seleksi (Culling)
Dalam keadaan normal seleksi harus diselesaikan pada bulan ke 12. bila bibit-bibit tertahan
di pembibitan untuk jangka waktu yang lebih lama, maka dilakukan tahap seleksi final bibit
sebelum dimuat dan diangkut ke lapangan. Tahapan seleksi pada umur 6,9,12 bulan dan saat
akan dilakukan pengangkutan kelapangan.
Tata cara pelaksanaan seleksi bibit :
a. Tandai polybag dengan cat warna putih di setiap bibit abnormal.
b. Buat berita acara dan foto semua bibit afkir.
c. Bibit afkir dipisahkan dari petak bibitan dan dimusnahkan , total bibit afkir di main
nursery antara 10%-15%.
Ciri bibit abnormal di main nursery :
a. Kerdil (Runt /Stunted)
Bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bibit sehat
seumurnya
b. Bibit erect
Akibat faktor genetik, daun terlihat tumbuh tegak . Biasanya anak daun tumbuh dengan
sudut yang sangat sempit terhadap tulang daun (rachis)dan terlihat sangat kaku.
c. Bibit yang layu dan lemah(limp)
Pelepah dan helai daun yang terlihat lemah/layu, penampilan bibit keseluruhan pucat dan
pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek dari yang seharusnya.
d. Bibit flat top
Akibat faktor genetik, daun baru (muda)terlihat tumbuh dengan ukuran yang mangkin
pendek dari daun yang lebih tua , sehingga tajuk bibit terlihat rata.
d. Short internode
Jarak antara anak daun pada tulang pelepah (rachis) terlihat sangat dekat dan
bentuk pelepah tampa pendek.
e. Wide internode
Jarak antara anak daun pada tulang pelepah (rachis)terlihat sangat lebar . Bibit terlihat
sangat terbuka dan lebih tinggi dari normal.
f. Anak daun yang sempit (Narrow leaf)
Bentuk helai anak daun terlihat sempit dan tergulung sepanjang alur
utamanya(lidi) sehingga berbentuk seperti jarum. Anak daun ini biasanya tumbuh
membentuk sudut yang tajam dengan tulang pelepah.
g. Anak daun tidak pecah (juvenile)
Helai anak daun tetap bersatu seluruhnya atau tidak pecah.
h. Chimaera
Sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah menjadi pucat atau bergaris
kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dari jaringan yang normal.
i. Bibit terserang Crown Disease
Akibat faktor genetik, pelepah menjadi bengkok, melintir dan mudah patah.
j. Bibit yang terserang berat oleh hama dan peyakit
Bibit yang terserang hama/peyakit harus dipisahkan. Contoh serangan Culvularia dan
hama tikus. Sebagai tambahan dari karakteristik yang telah dikemukakan diatas, bibit
yang terserang oleh bercak daun yang disebabkan oleh jamur Culvularia dan penyakit
Antracnose(daun membusuk mulai dari pinggir) yang disebabkan oleh jamur antara
lain;Botriodiplodia,Melanconium eleadis,dan Glomerella Singulata harus di afkir.

I.D.2.10. Pertumbuhan bibit Main Nursery


Pertumbuhan bibit di MN yang cukup baik dapat diukur dari kemajuan pertumbuhan bibit
yaitu melalui pengukuran tinggi dan jumlah pelepah serta besar bonggol bibit, seperti data
berikut.
Tabel I.D.2.10.Gambaran pertumbuhan bibit kepala sawit
D x P Sriwijaya (SJ1) yang tergolong Normal

Umur Rerata jumlah Tinggi Diameter bonggol


(bulan) pelepah (cm) (cm)
1 1 5,3 0,3
2 2 16,5 0,5
3 4 20,7 0,8
4 6 25 1,3
5 8,1 32,3 2,0
6 10,3 43,8 2,6
7 12,3 56,9 3,9
8 14,4 67,9 4,6
9 15,7 82,3 5,4
10 16 98,5 6,0
11 17,5 111,3 6,7
12 19,5 129,9 8,2
I.E. PERSIAPAN TRANSFER BIBIT KE LAPANGAN
I.E.1. Pemutaran Bibit (Rotating)
Persiapan pemindahan bibit dilakukan 2 minggu sebelum dikirim ke lapangan yaitu dengan melakukan
pemutaran bibit pada tempatnya atau setelah diputar dikelompokkan per 50 bibit. Bibit disiram air setiap
hari hingga pengiriman ke lapangan.

I.E.2. Perlakuan Bibit saat pengangkutan


Bibit diangkat dengan cara:
a. Satu tangan dibagian bawah polybag dan satu tangan lain memegang pangkal batang.
b. Tidak dibenarkan membawa bibit dengan menarik daunnya.
c. Bibit tidak boleh dilempar atau dibanting.
d. Bibit disusun satu lapis (susun botol) diatas truk.
e. Disiram sebelum berangkat ke lapangan.
F. Pada waktu pengiriman bibit ke lapangan, semua bibit kelapa sawit yang sudah diseleksi harus dalam
keadaan sehat dan segar.

I.F. PEMELIHARAAN PADA BIBIT TUA(>16 Bulan)


I.F.1. Pemangkasan
I.F.1.1. Waktu
Pemangkasan pelepah kerucut pertama kali pada usia 18 bulan di pembibitan utama (Main Nursery) . Setiap 4
bulan dilakukan Pengulangan pemangkasan hingga dikirim kelapangan.
I.F.1.2. Cara
Semua pelepah dipangkas dengan ketinggian 120 cm pada pelepah terluar hingga 150 cm pada pucuk dari
permukaan tanah . Didalam polybag, dan alat pemangkas harus tajam.
I.F.1.3. Penyiraman
Penyiraman yang cukup dibutuhkan setelah dilakukan pemangkasan kerucut.kekurangan air dapat menyebabkan
dampak Negatif (stress)pada bibit yang dipangkas.
I.F.1.4. Penempatan pelepah hasil pangkasan
Pelepah hasil pangkasan diletakan antar polybag bibitan,namun jika jumlahnya berlebih sebagian dapat dibuang ke luar
areal bibitan. jika terjadi serangan hama penyakit bercak daun (Culvularia,dll)maka pelepah hasil pangkasan harus
dibuang keluar bibitan dan dibakar.

I.F.1.5. Pemangkasan akar-root prunning


Tiga bulan sebelum penanaman di lapangan, harus dilakukan pemangkasan akar dengan cara memutar polybag dengan arah yang
Berlawanan . Penyiraman yang teratur akan memastikan bahwa bibit-bibit akan pulih kembali.Tiga minggu setelah pemangkasan
Akar, polybag harus diputar kembali untuk mencegah pertumbuhan akar kedalam tanah.pada sore hari sebelum pemindahan
Tanaman bibit-bibit harus disiram dengan cukup,guna mengurangi resiko kekurangan air pada saat pengangkutan(transportasi)
dan penanaman dilapangan.
I.G. ABLASI
Bunga yang muncul pada bibit yang tertahan di pembibitan selama lebih dari 24 bulan dibuang pada saat
pemangkasan pelepah.
BAB SUB BAB JENIS PEKERJAAN NORMA (HK/1000 Bibit) KETERANGAN

termasuk pencampuran pupuk


1 I.D.1.2 Kumpul dan ayak tanah 2 HK dan tanah
I.D.1.3 Pengisian baby polybag 2 HK 500 Baby/HK
I.D.1.4 Pembuatan bedengan 0,25 HK 4.000 Bibit/HK
Susun baby polybag 1 HK 1.000 Bibit/HK
Konsolidasi 0,125 HK 8.000 Bibit Baby polybag/HK
I.D.1.5 Seleksi kecambah 0,25 HK 4.000 Kecambah/HK
Penanaman kecambah 0,5 HK 1.000 Kecambah/HK
Tulis identitas Batch 0,08 HK 12.500/HK
1.D.1.6 Pemberian Mulsa 0,067 HK 15.000/HK
1.D.1.7 Penyiraman 0,02 HK 50.000/HK
1.D.1.8 Merumput gulma dalam babybag 0,2 HK 5.000/HK
1.D.1.9 Sensus PN 0,2 HK 5.000/HK
Seleksi PN 0,025 HK 40.000/HK
1.D.2.2 Ayak tanah 3,5 HK 286/HK
Isi tanah polybag 4,5 HK 222/HK
1.D.2.3 Pancang jalur 1 HK 1.000/HK
Susun polybag 5 HK 200/HK
Konsolidasi 2,5 HK 400/HK
1.D.2.4 Siram bibit 0,2 HK 5.000/HK
Pembuatan lubang tanam 2 HK 500/HK
Pemberian lubang tanam 0,5 HK 2.000/HK
Bongkar muat bibit 1,25 HK 800/HK
Langsir bibit PN 1,33 HK 750/HK
Tanam bibit MN 2 HK 500/HK
1.D.2.5 Membersihkan gulma didalam polybag 1 HK 1.000/HK
Semprot gulma diluar polybag 0.7 1.500/HK
1.D.2.6 Penyiraman bibit di MN 0,2 HK 5.000/HK
1.D.2.8 Pemberian Mulsa 0,7 HK 1.500/HK
Perawatan jalan manual 0,15 HK HA/HK
Pemeliharaan parit manual 0,15 HK HA/HK
1.D.2.9 Seleksi 0,2 HK 5.000/Hk
Sensus MN 0,6 HK 1.700/HK
1.E.1 Putaran bibit 5 HK 200/HK
Pangkas daun bibit 2 HK 500/HK
Ikat bibit 2 HK 500/HK

Anda mungkin juga menyukai