PELAKSANAAN PRAKERIN
PEMBIBITAN
1
Syarat Lokasi Pembibitan
Ada beberapa syarat lokasi pembibitan yang harus dipenuhi dalam pembibitan kelapa sawit
yaitu, sebagai berikut:
b) Lokasi Pembibitan Dekat dengan Sumber Air dan Kualitas Air yang Baik
2
d) Lokasi Pembibitan memiliki Alat Pengukur Curah Hujan
3
Tahap Pembibitan
Tahap ini sering disebut sebagai tahap pembibitan awal atau pembibitan kecil
dengan waktu pemeliharaan bibit sekitar 3 bulan.
4
3. Pembuatan Bedengan Pembibitan
a) Pembuatan bedengan bertujuan untuk memudahkan penyusunan polybag.
b) Ukuran bedengan 10 m × 1,2 m (untuk 1.000 polybag) dan jarak antar bedengan
0,75-1 m.
5
5. Penanaman Kecambah Kelapa Sawit (KKS)
a) Sebelum KKS ditanam, terlebih dahulu dilakukan pengecekan dan perhitungan jumlah
KKS setiap bag dan untuk mencocokkan dengan surat jalan pengantar KKS.
b) Pengecekan KKS juga dilakukan untuk memisahkan KKS normal, Abnormal (patah,
dll), dan Double tone.
c) KKS Double tone ditanam pada bedengan terpisah dengan KKS yang normal, dan
pemisahan Double tone dilakukan pada umur bibit 6-8 minggu.
d) Penanaman KKS pada kedalaman ± 2 cm dari permukaan tanah dalam polybag dengan
posisi Plumula (bakal batang) ke atas dan Radikula (bakal akar) ke bawah.
6
6. Pemeliharaan Bibit
Setelah KKS ditanam, tahapan yang paling menentukan keberhasilan adalah tahapan
pemeliharaan bibit. Pemeliharaan pada tahapan Prenursery terdiri dari:
Penyiraman Bibit dilakukan setiap hari, pagi dan sore kecuali pada saat hujan dengan
curah hujan > 5 mm atau sesuai kebutuhan
Konsolidasi dilakukan rutin setiap 2 minggu sekali atau sesuai kondisi di pembibitan,
seperti penambahan tanah untuk menutup kecambah yang terlihat, penegakkan posisi
polybag, dan genangan air dalam polybag.
Pengendalian gulma dilakukan di dalam dan di luar polybag rutin setiap 2 minggu
sekali atau sesuai dengan kondisi di pembibitan secara manual.
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara rutin 2 minggu sekali dan sesuai
dengan kondisi serangan di pembibitan, dengan aplikasi insektisida dan fungisida
dengan konsentrasi 0,2% sebagai upaya pencegahan.
7
Keterangan: penyemprotan pada tahap prenursery
7. Seleksi Bibit
a. Tujuan utama seleksi bibit adalah untuk mendapatkan kualitas bibit kelapa sawit yang
baik dan tidak sampai bibit jelek tertanam di lapangan.
b. Seleksi bibit pada tahap prenursery ini dilakukan setiap bulan, dengan mencatat serta
mendokumentasikannya.
c. Pada bulan pertama, seleksi dlitujukan pada bibit yang tidak tumbuh.
d. Pada bulan ke-2 dan ke-3 dilakukan sesuai kriteria standar seleksi bibit, seperti;
Tumbuh kerdil, daun memutar, daun tidak sempurna.
e. Terhadap bibit hasil seleksi ini dipisahkan dari bedengan dan dilakukan pemusnahan.
8
b. Tahap Pembibitan Mainnursery
Tahap ini sering disebut sebagai Pembibitan Utama atau Pembibitan Besar dengan
waktu pemeliharaan bibit yaitu 6-9 bulan. Beberapa tahap dalam pembibitan
Mainnursery adalah sebag berikut.
2. Pengisian Polybag
a) Ukuran polybag 50 cm × 40 cm × 0,2 mm dengan lubang perforasi.
b) Media tanam (tanah) berasal dari tanah top soil yang diayak dengan ukuran 1
cm² dan dicampur dengan pupuk Rock Phosphate sebanyak 50 gr/polybag.
c) Pengisian polybag sebaiknya sudah selesai dilakukan minimal 2 minggu
sebelum transplanting dan disiram setiap hari.
9
b) Pembuatan lubang ditengah polybag dengan menggunakan pipa ukuran 4 inch
dengan kedalaman ±18 cm.
c) Pemberian pupuk lubang dengan 50 gr/ lubang Rock Phosphate.
d) Pengeceran bibit ke setiap polybag yang telah dilubangi dan diberi pupuk.
e) Melepaskan Baby Polybag sebelum ditanam dengan hati-hati supaya tanah
tidak pecah dari perakaran bibit.
f) Penanaman Bibit dilakukan dengan sangat hati-hati dengan posisi batang tegak
lurus (tidak boleh miring/doyong).
5. Pengelompokan Bibit/Ploting
a) Pengelompokan bibit bertujuan untuk membedakan jenis bibit/varietas,
memudahkan dalam menghitung kebutuhan material seperti pupuk dan
pestisida.
b) Setiap plot diberi papan identitas yang memuat informasi varietas bibit, tanggal
tanam, tanggal transplanting, dan jumlah bibit.
10
6. Pemberian Mulsa
a) Pemberian mulsa dari bahan organik seperti cangkang dan fiber kelapa sawit
sebanyak ± 500 gr/polybag.
b) Tujuan pemberian mulsa ini adalah untuk menjaga kelembaban tanah didalam
polybag, menekan pertumbuhan gulma dan cadangan bahan organik bagi bibit.
7. Pemeliharaan Bibit
Keberhasilan dalam pembibitan ada pada tahapan pemeliharaan bibit, pemeliharaan
pada tahapan Mainnursery ini terdiri dari:
a) Penyiraman Bibit dilakukan setiap hari, pagi dan sore kecuali pada saat hujan
dengan curah hujan > 5 mm atau sesuai kebutuhan.
11
Sistem penyiraman bibit ada 2, yaitu:
Hand Watering/ penyiraman manual untuk kapasitas bibit < 10.000
bibit.
12
c) Konsolidasi dilakukan rutin setiap bulan atau sesuai kondisi di pembibitan,
seperti memperbaiki posisi polybag, penambahan tanah, penegakkan alur
polybag, dan pembersihan selang penyiraman.
d) Pengendalian Gulma dilakukan secara manual didalam polybag rutin setiap 2
minggu sekali atau sesuai kondisi di pembibitan. Untuk gulma diluar polybag
dapat dilakukan dengan penyemprotan herbisida setiap bulan dengan alat
semprot dilengkapi dengan sungkup.
e) Pengendalian Hama dan Penyakit dilakukan secara rutin 2 minggu sekali dan
sesuai dengan kondisi serangan di pembibitan, dengan aplikasi insektisida dan
fungisida dengan konsentrasi 0,2% sebagai upaya pencegahan.
8. Seleksi Bibit
a) Pada tahapan Mainnursery, seleksi dilakukan pada bibit umur 6, 9, dan 12
bulan.
b) Kategori bibit yang harus diseleksi antara lain adalah daun bibit kerdil, pangkal
batang kecil, jarak pelepah daun yang sempit, jarak pelepah daun yang jarang,
daun tidak membuka/ tidak pecah, daun berwarna tidak segar, dll.
c) Bibit hasil seleksi dicabut/ dicincang dan didokumentasikan dalam berita acara.
13
PERMANENAN KELAPA SAWIT
Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu tahapan panen yang benar.
1. Memastikan Tandan Buah Segar (TBS) atau Buah Yang Akan Dipanen Adalah
TBS Yang Telah Matang Sempurna
a) Kandungan minyak pada daging buah telah maksimal pada saat buah telah
matang.
b) Ciri-ciri buah matang ditandai dengan berubahnya warna kulit buah menjadi
merah jingga dan membrondolnya buah.
c) Jumlah brondolan yang lepas secara alami dari tandan menjadi dasar untuk
panen buah.
14
2. Memotong Pelepah Bawah Buah
a) Daun pada tanaman berfungsi sebagai dapur bagi tamaman dalam proses
pemasakan makanan.
b) Begitu pula untuk tanaman kelapa sawit, jumlah pelepah yang di pertahankan
pada pokok sangat menentukan jumlah dan bobot buah yang akan dihasilkan.
Apabila pelepah terlalu banyak maka buah yang dihasilkan tidak sempurna
(buah abnormal) dan apabila pelepah terlalu sedikit maka banyak muncul
bunga jantan.
15
Mempermudah pekerjaan panen (melihat dan memotong buah matang).
Menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak cabang.
Menciptakan lingkungan yang tidak sesuai bagi perkembangan hama
dan penyakit.
Memperlancar proses penyerbukan secara alami.
3. Memotong Buah
Pemotongan Tandan Buah Segar (TBS) dilaksanakan dengan menggunakan alat:
•Dodos = > Untuk tanaman muda
•Egrek = > Untuk tanaman
Standar pemotongan TBS adalah dipotong semepet mungkin dengan batang tanaman.
16
e) Untuk menghindari kecelakaan kerja (tertimpa buah atau pelepah) saat panen,
jarak minimal pemanen dengan pokok adalah 2 meter. Maka standar lebar
piringan bebas dari pelepah adalah 2 meter dari pangkal batang.
Tujuan:
Mengurangi hilangnya minyak pada saat proses di PKS, karena tangkai yang
panjang dapat menghisap minyak. Hal ini dilakukan dilapangan merupakan
tindakan prepentif untuk mencegah terjadinya kehilangan minyak.
17
7. Mengangkut Buah ke TPH
Buah yang telah dipanen segera di angkut ke TPH dengan menggunakan lorri atau
di panggul pada daerah lebung.
8. Menyusun Buah di TPH
Tujuan:
a) Mempermudah proses pemuatan buah ke kendaraan.
b) Mempermudah penghitungan buah oleh kerani untuk pelaporan administrasi
hasil panen.
18
Brondolan merupakan bagian dari buah yang mengandung banyak minyak,
Pengutipan brondolan dilakukan setelah buah dari pohon di panen agar semua produksi
dapat terkutip.
Selain tahapan panen tersebut diatas, hal yang sangat penting untuk meningkatkan
mutu panen adalah:
*Rotasi Panen
*Pengancakan Panen
*Penyelesaian Acak Panen dan Pengeluaran Buah Secepatnya
19
• Faktor Pendukung
Lengkapnya fasilitas praktek kerja yang diberikan oleh
perusahaan.
Koordinasi yang baik dari karyawan di PT. PALM LAMPUNG
PERSADA saat melaksanakan praktek kerja industri.
• Faktor Penghambat
BAB IV
20
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian laporan diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut.
a. Suatu perusahaan dalam dunia usaha merupakan hal yang terpenting yang harus
memiliki kejujuran, keuletan, dan keahlian dalam bidang usaha.
b. Sangat pentingnya Ilmu pengetahuan perkembangan-perkembangan teknologi dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Saran
Setelah Penulis Melaksanakan Praktek Kerja Industri, Perusahaan Memberikan Saran-Saran
Sebagai Berikut.
21