Anda di halaman 1dari 22

JATI DIRI PEMUDA SEBAGAI GENERASI PENERUS BANGSA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah IAD/ISD/IBD

Disusun oleh:
1. Mochammad Jafarurromadhon E02219021
2. Erma Febrianty Putri E72219040
3. Helfiana Miftakhul Alimah E92219061

Dosen Pengampu:
Ida Rochmawati, M.Fil.I

PRODI STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDIN DAN FILSAFAT

UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah karena atas kehadirat-Nya dan berkat rahmat yang
diberikan penyusun mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya dosen mata
kuliah IAD/ISD/IBD yakni Bu Ida Rochmawati yang telah membimbing kami
dalam membuat makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-
rekan mahasiswa yang berkontribusi dalam memberi masukan pada makalah ini.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah IAD/ISD/IBD


dengan judul Jati Diri Pemuda Sebagai Generasi Penerus Bangsa yang
menjelaskan tentang bagaimana seharusnya sebagai generasi muda mampu menjadi
penerus bangsa yang senantiasa menjaga dan mempertahankan persatuan dan
kesatuan suatu bangsa dikemudian hari.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan maupun penyampaian. Maka
dari itu kami mengharapkan kritik dan saran agar nantinya menjadi makalah yang
lebih baik kedepannya. Dan apabila terdapat banyak kesalahan kami memohon
maaf sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi proses
pembelajaran selanjutnya.

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................I

DAFTAR ISI ................................................................................................ II

BAB I: PENDAHULUAN............................................................................ 1

1.1 Latar belakang ................................................................................. 1


1.2 Rumusan masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN............................................................................. 3

Jati diri generasi penerus bangsa ............................................................... 3

2.1 Pemuda dan identitas ....................................................................... 3


2.2 Potensi generasi muda ..................................................................... 5
2.3 Peranan generasi muda dalam masyarakat .................................. 7
2.4 Pengembangan generasi muda........................................................ 9
2.5 Pemuda dan permasalahan masa depan bangsa ......................... 14

BAB III: PENUTUP................................................................................... 18

3.1 Simpulan .......................................................................................... 18


3.2 Saran ................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 19

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Di dalam sebuah negara yang maju tentu ada masyarakat yang senantiasa
menjaga dan mempertahankan keutuhan sebuah bangsa. Dari sebelum
kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan masyarakat Indonesia yakni para
pejuang selalu menjunjung tinggi sebuah persatuan dan kesatuan dari
bangsa kita sendiri.
Dalam menjaga dan mempertahankan keutuhan Indonesia ini tentunya
diperlukan elemen-elemen masyarakat yang berperan aktif. Namun, kita
ketahui bahwa tidak semua masyarakat memiliki kesadaran untuk hal itu.
Pada zaman perang, para pahlawan berjuang untuk memerdekakan bangsa
ini. Seiring berjalannya waktu usia mereka semakin bertambah dan sangat
tidak mungkin apabila masa depan bangsa ini dilimpahkan kepada mereka.
Maka dari itu, diperlukannya generasi muda yang baru dengan semangat
juang yang lebih tinggi dan rasa cinta tanah air guna membangun Indonesia
maju untuk masa yang akan datang. Bahkan generasi muda adalah generasi
yang sangat berpengaruh dalam sebuah kelangsungan sebuah bangsa.
Dengan demikian, makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah, juga akan menjelaskan bagaimana sebenarnya generasi muda
sebagai jati diri bangsa yang dipundaknya membawa tanggung jawab arah
masa depan bangsa.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana mengkritisi pemuda dan identitas?
2. Bagaimana menganalisis potensi generasi muda?
3. Bagaimana menganalis peranan generasi muda dalam masyarakat?
4. Bagaimana menganalisis pengembangan generasi muda?
5. Bagaimana pemuda dan permasalahan masa depan bangsa?

1
1.3 Tujuan
1. Dapat mengkritisi pemuda dan identitas
2. Dapat menganalisis potensi generasi muda
3. Dapat menganalis peranan generasi muda dalam masyarakat
4. Dapat menganalisis pengembangan generasi muda
5. Dapat memahami pemuda dan permasalahan masa depan bangsa

2
BAB II

PEMBAHASAN

Jati Diri Generasi Penerus Bangsa


2.1 PEMUDA DAN IDENTITAS
Pada umumnya masyarakat telah menyadari bahwa “pemuda” atau yang
sering disebut “generasi muda” merupakan konsep-konsep yang lebih sering
dikaitkan dan dihubungkan dengan masalah “nilai”, hal ini merupakan
pengertian ideologis dan kultural daripada pengertian ilmiah.
Disebut sebagai “generasi muda” merupakan istilah demografis dan
sosiologis dalam konteks tertentu. Dalam Pola Dasar Pembinaan Dan
Pengembangan Generasi Muda bahwa yang dimaksud sebagai pemuda adalah
sebagai berikut.
1. Segi biologis
Bayi : 0 - 1 tahun
Anak : 1 - 12 tahun
Remaja : 12 - 15 tahun
Pemuda : 15 - 30 tahun
Dewasa : 30 tahun ke atas.
2. Segi budaya atau fungsional
Anak : 0 - 12 tahun
Remaja : 13 - 18 tahun – 21 tahun
Dewasa : 18 - 21 tahun ke atas
3. Segi angkatan kerja, ada istilah tenaga muda dan tenaga tua. Tenaga muda
berusia 18 sampai 22 tahun.
4. Segi perencanaan modern, digunakan istilah Sumber Daya Manusia Muda
(Young Human Resources) yang berusia 0 sampai 18 tahun.
5. Segi ideologis-politis, pemuda adalah sebagai pengganti terdahulu yang
berusia anatar 18 sampai 30 tahun.
3
6. Segi umur, berdasarkan Lembaga dan ruang lingkup tempat diperoleh 3
kategori yaitu:
Siswa, usia 6 - 18 tahun, masih ada di bangku sekolah.
Mahasiswa, usia 18 - 25 tahun, masih duduk di bangku kuliah.
Pemuda, yakni di luar lingkungan sekolah atau perguruan tinggi usia 15 -
30 tahun.
Dari pengkategorian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan pemuda adalah golongan manusia berusia 15 - 30 tahun.1Selain itu
pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam
harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena
pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan melanjutkan
perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi dan
melangsungkan estafeta pembangunan secara terus menerus.2 Hal tersebut
mengingat masa depan adalah kepunyaan generasi muda, namun disadari pula
bahwa masa depan tidak berdiri sendiri. Ia adalah lanjutan masa sekarang dan
masa sekarang adalah hasil masa lampau.3 Tanpa ikut sertanya generasi muda,
pembangunan ini sulit berhasil bukan saja karena pemuda merupakan lapisan
masyarakat yang cukup besar, tetapi lebih penting tanpa kegairahan dan
kreatifitas pemuda maka pembangunan bangsa kita dalam jangka panjang dapat
kehilangan kesinambungannya. Apabila pemuda pada masa sekarang terpisah
dari persoalan-persoalan masyarakatnya, maka sulit akan lahir pemimpin masa
datang yang dapat memimpin bangsanya sendiri.4

1
Wahyu, Wawasan Ilmu Sosial Dasar (Surabaya: Usaha Nasional, 1997), hlm. 68-70.
2
Hartomo dan Arnicun Aziz, MKDU Ilmu Sosial Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm. 109-110.
3
Ibid., hlm. 111.
4
Ibid., hlm. 112

4
2.2 POTENSI GENERASI MUDA
Menurut Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda, bahwa
potensi-potensi yang ada pada pemuda dapat di identifikasikan sebagai berikut:

1. Idealisme dan daya kritis


Secara sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada,
maka ia dapat melihat kekurangan-kekurangan dalam tatanan dan secara
wajar mampu mencari gagasan baru. Pengejewantahan idealisme dan daya
kritis perlu untuk senantiasa dilengkapi dengan landasan rasa tanggung
jawab yang seimbang.
2. Dinamika dan kreatifitas
Adanya idealisme pada generasi muda, maka generasi muda memiliki
potensi kedinamisan dan kreatifitas yakni kemampuan dan kesediaan untuk
mengadakan perubahan, pembharuan dan penyempurnaan kekurangan-
kekurangan yang ada ataupun mengemukakan gagasan-gagasan/alternatif
yang baru sama sekali.
3. Keberanian mengambil resiko
Perubahan dan pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko
dapat meleset, terhambat atau gagal. Namun mengambil resiko itu adalah
perlu jika kemajuan ingin diperoleh. Generasi muda dapat dilibatkan pada
usaha-usaha yang mengandung resiko, kesiapan pengetahuan, perhitungan
dan keterampilan dari generai muda akan memberi kualitas yang baik
kepada keberanian mengambil resiko.
4. Optimis dan kegairahan semangat
Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme
dan kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda akan merupakan
daya pendorong untuk mencoba lagi.

5
5. Sikap kemandirian dan disiplin murni
Generasi muda memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan
tindakannya. Sikap kemandirian itu perlu dilengakapi dengan kesadaran
disiplin murni pada dirinya, agar dengan demikian mereka dapat menyadari
batas-batas wajar dan memiliki tenggang rasa.
6. Terdidik
Walaupun dengan memperhitungkan faktor putus sekolah, secara
menyeluruh baik dalam arti kuantitatif maupun dalam arti kualitatif generasi
muda secara relatif lebih terpelajar karena lebih terbukanya kesempatan
belajar dari generasi-generasi pendahulunya.
7. Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
Keanekaragaman generasi muda merupakan cermin dari keanekaragaman
masyarakat kita. Keanekaragaman tersebut dapat merupakan hambatan jika
hal itu dihayati secara sempit dan eksklusif. Tapi keanekaragaman
masyarakat Indonesia dapat merupakan potensi dinamis dan kreatif jika
keanekaragaman itu ditempatkan dalam rangka integrase nasional yang
didasarkan atas semangat dan jiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 serta
kesamaan semboyan Bhineka Tunggal ika. Sehingga dengan demikian
merupakan sumber yang kaya untuk kemajuan bangsa itu sendiri. Untuk itu
generasi muda perlu didorong untuk menampilkan potensinya yang terbaik
dan diberi peran yang jelas serta bertanggung jawab dalam menunjang
pembangunan nasional.

6
8. Patriotism dan nasionalisme
Pemupukan rasa kebanggan, kecintaan dan turut serta memiliki bangsa dan
negara di kalangan generasi muda perlu lebih digalakkan, pada gilirannya
akan mempertebal semangat pengabdian dan kesiapannya untuk membela
dan mempertahankan bangsa dan negara dari segala bentuk ancaman.
Dengan tekad dan semangat ini generasi muda perlu dilibatkan dalam setiap
usaha dan pemantaban ketahannan dan pertahanan nasional.
9. Sikap kesatria
Kemurnian idealisme keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan
serta rasa tanggung jawab sosial yang tinggi adalah unsur-unsur yang perlu
dipupuk dan dikembangkan terus menjadi sikap kesatria di kalangan
generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan
keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
10. Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
Generasi muda dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka
pengembangan ilmu dan teknologi bila secara fungsional dapat
dikembangkan sebagai transformator dan dinamisator terhadap
lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidikan serta
penerapan teknologi, baik yang maju, madya maupun sederhana.5

2.3 PERANAN GENERASI MUDA DALAM MASYARAKAT


Pemuda sebagai bagian terbesar dari penduduk Indonesia memiliki berbagai
potensi serta permasalahan dan tantangan, yang perlu mendapatkan perhatian
dari semua pihak. Demi kelangsungan sejarah dan budaya bangsa, serta
terjaminnya proses kesinambungan nilai-nilai dasar negara-bangsa, maka
proses sosialisasi pemuda/generasi muda perlu mendapat perhatian. Hal ini
karena generasi muda merupakan grenerasi penerus yang akan melanjutkan
cita-cita perjuangan bangsa.6

5
Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar (Bandung: CV Pustaka Setia, 2007), hlm. 123.
6
Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar (Surabaya: Usaha Nasional, 1886), hlm. 107-109.

7
Dalam arti inilah, maka pembicaraan tentang generasi muda, khususnya
yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi menjadi penting, karena
berbagai alasan. Pertama, sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh
pendidikan terbaik, mereka memiliki pengetahuan yang luas tentang
masyarakatnya, karena adanya kesempatan untuk terlibat di dalam pemikiran,
pembicaraan serta penelitian tentang berbagai masalah yang ada dalam
masyarakat. Kesempatan ini tidak dimiliki oleh generasi muda pada umumnya.
Oleh karena itu, sungguh pun berubah-ubah, namun mahasiswa termasuk
yang terkemuka di dalam memberikan perhatian terhadap masalah-masalah
yang dihadapi oleh masyarakat secara nasional.
Kedua, sebagai kelompok masyarakat yang paling lama duduk di bangku
sekolah, maka mahasiswa mendapatkan proses sosialisasi terpanjang secara
berencana, dibandingkan dengan generasi muda/ pemuda lainnya. Melalui
berbagai mata pelajaran seperti PMP, sejarah, dan antropologi maka berbagai
masalah kenegaraan, dan kemasyarakatan dapat diketahui.
Ketiga, mahasiswa yang berasal dari berbagai etnis dan suku bangsa dapat
menyatu dalam bentuk terjadinya akulturasi sosial dan budaya. Hal ini akan
memperkaya khasanah kebudayaannya, sehingga mampu melihat Indonesia
secara keseluruhan.
Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas
dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise di dalam
masyarakat, dengan sendirinya merupakan elite dikalangan generasi
muda/pemuda. Sebab mahasiswa yang merupakan jumlah terkecil dari pemuda,
umunya mempunyai latar belakang sosial, ekonomi dan pendidikan lebih baik
dari keseluruhan generasi muda yang lainnya, dan adalah jelas bahwa
mahasiswa pada umumnya mempunyai pandangan yang lebih luas dan jauh ke
depan serta ketrampilan berorganisasi yang lebih baik dibandingkan dengan
generasi muda lainnya.7

7
Hartomo dan Arnicun Aziz, Loc. Cit.

8
Hal-hal seperti tersebut di atas merupakan “nilai lebih” yang dimiliki
mahasiswa, dibandingkan dengan keseluruhan generasi muda lainnya. Namun
demikian, di balik “nilai lebih” sebagaimana tersebut di atas, maka di pundak
mereka terletak tanggung jawab yang besar untuk membangun masyarakat,
bangsa dan negara. Pada diri mahasiswa – untuk sebagian – masa depan dan
negara dipertaruhkan.8

2.4 PENGEMBANGAN GENERASI MUDA


Adapun peranan generasi muda dalam masyarakat dan bangsa telah
digariskan oleh GBHN, yaitu (secara ringkas):
1. Pengembangan generasi muda dipersiapkan untuk kader penerus
perjuangan bangsa dan pembangunan nasional, dengan memberi bekal
keterampilan, kepemimpinan, kesegaran jasmani, daya kreasi, patriotisme,
idealisme, kepribadian dan budi yang luhur.
2. Pengembangan wadah pembinaan generasi muda, seperti sekolah,
organisasi fungsional pemuda seperti KNPI, Pramuka, organisasi olah raga,
dll.
3. Perlu diwujudkan suatu kebijaksanaan nasional tentang kepemudaan secara
menyeluruh dan terpadu.9

8
Darmansyah, Loc. Cit.
9
Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial (Bandung: PT Eresco,
1992), hlm. 106

9
Dalam pembahasan kali ini terdapat asas, arah, dan tujuan sebagai landasan
pentingnya dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda yaitu sebagai
berikut:
1. Asas pembinaan dan pengembangan generasi muda
a. Asas edukatif
 Pembinaan dan pengembangan oleh unsur di luar generasi muda,
didasarkan pada asas:
- Ing Ngarso Sung Tulodho
- Ing Madya Mangun Karso
- Tut Wuri Handayani
 Pembinaan dan pengembangan oleh sesame generasi muda
didasarkan pada asas:
- Silih Asih
- Silih Asah
- Silih Asuh
b. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
c. Asas swakarsa
Berdasarkan atas asas ini pembinaan dan pengembangan generasi muda
harus dapat menumbuhkan, membantu dan mengembangkan kemauan
dan kemampuan generasi muda untuk membina dan mengembangkan
dirinya sendiri dan lingkungannya.
d. Asas keselarasan dan terpadu
Pembinaan dan pengembangan secara swakarsa itu dilaksanakan selaras
dan terpadu dengan berbagai aspek kemampuan manusia yang
seutuhnya dan sekaligus dengan berbagai bidang pembangunan lainnya.
e. Asas pendayagunaan dan fungsional
Mengingat banyaknya dan beranekaragamannya organisasi pemuda
yang ada dewasa ini, maka perlu diadakan penataa untuk meningkatkan
daya guna dan hasil guna bagi pelaksanaan program-program generasi
muda dalam prinsipnya dalam pembnunan nasional.
10
2. Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditujukan pada
pembangunan yang memiliki keselarasan dan keutuhan antara ketiga sumbu
orientasi hidupnya, yakni:
a. Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai-nilai kerohanian
yang luhur dan falsafah hidup Pancasila
Pembinaan dan pengembangan generasi muda menurut sumbu orientasi
ke atas ialah pengembangan insan ber-Ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
yang bertakwa kepada-Nya dalam segala aspek kehidupannya, berbudi
pekerti luhur dan bermoral Pancasila.
b. Orientasi ke dalam terhadap dirinya sendiri
Pembinaan dan pengembangan generasi muda menurut sumbu orientasi
ke dalam ialah pengembangan sebagai insan biologis, insan intelek serta
insan kerja guna mengembangkan bakat-bakat dan kemampuan
jasmaniah dan rohaniah agar dapat memberikan prestasi yang
semaksimal mungkin dengan mengembangkan faktor-faktor
kemampuan dalam dirinya.
Faktor-faktor yang dimaksud ialah:
1) Dorongan untuk mempertahankan dan memelihara dirinya
2) Dorongan untuk mempertahankan jenis/generasinya
3) Dorongan untuk menyatakan dirinya
Dalam usaha ini mungkin saja individu akan bertentangan dengan
lingkungannya (keadaan maupun dorongan-dorongan) sehingga
diperlukan kekuatan/kemampuan untuk mempertahankan kepribadian
dirinya (agama, adat, dan moral).

c. Orientasi ke luar terhadap lingkungan (budaya, sosial, dan moral) dan


masa depannya

11
Pembinaan dan pengembangan generasia muda sumbu orientasi ke luar
di bagi atas:
1) Pengembangan sebagai innsan sosial budaya
2) Pengembangan sebagai insan sosial politik dan sebagai insan patriot
3) Pengembangan sebagai insan sosial ekonomi
Sebagai insan kerja dan insan profesi yang memiliki kemampuan
untuk menggali, memanfaatkan dan mendayagunakan SDA serta
menjaga kelestariannya.
4) Pengembangan pemuda terhadap masa depannya
Kepekaan terhadap masa depannya akan menumbuhkan
kemampuan untuk mawas diri, kreatif, kritis serta menumbuhkan
kesadaran bagi kesiambungan nilai-nilai luhur bangsa dan negara.
3. Tujuan pembinaan dan pengembangan generasi muda
a. Memantabkan persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan jiwa dan
semangat Sumpah Pemuda Tahun 1928 dalam rangka pembangunan
bangsa dan kepribadian bangsa.
b. Mewujudkan kader-kader penerus perjuangan bangs yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berpegang teguh kepada Pancasila
sebagai satu-satunya ideologi dan pandangan hidup bangsa.
c. Mewujudkan kader-kader pembangunan nasional dan angkatan kerja
yang berbudi pekerti luhur, dinamis dan kreatif.
d. Mewujudkan warga negara Indonesia di masa depan yang memiliki
kreatifitas kebudayaan nasional yang maju tetap bercirikan dan bercorak
kepribadian Indonesia.
e. Mewujudkan kader-kader patriot pembela bangsa dan negara yang
berkesadaran dan berketahanan nasional, pengembang dan penerus
nilai-nilai serta cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

12
Jalur pembinaan dan pengembangan generasi muda

1. Kelompok jalur utama


a. Jalur keluarga
Dalam jalur keluarga ini pelaksanaan pembinaan dan pengembangan
adalah orang tua serta anggota keluarga terdekat yang merupakan
lingkungna pertama dalam rangka pelaksanaan konsepsi Pendidikan seumur
hidup.
b. Jalur generasi muda
Pembinaan dan pengembangan melalui jalur ini termasuk di dalam
oragnisasi-organisasi pemuda yang telah ada selama ini. Adalah:
- Jalur SLTP dan SLTA melalui OSIS.
- Jalur kampus/perguruan tinggi/akademi melalui senat mahasiswa,
dll.
- Jalur kepemudaan melalui KNPI, Pramuka, karang taruna,
kelompok pencinta alam, dll.
2. Kelompok jalur penunjang
a. Jalur sekolah/pra sekolah
Biasa melalu organisasi orang tua murid sedang untuk jalur pra sekolah
bisa dilakukan dengan jalan peningkatan penataan maupun pembakuan
mutu dari para pendidiknya serta sarananya.
b. Jalur masyarakat
Lembaga peribadatan, organisasi sosial kemayarakatan dll. Pergaulan
sehari-hari, tempat rekreasi, dll.

13
3. Kelompok jalur koordinatif
Jalur pemerintah.
a. Sesuai dengan pengkoordinasian tunggal melalui badan Pembina
kebijakan yang bernama Badan Koordinasi Penyelenggaraan
Pembinaan Generasi Muda dimana departemen-departemen pemerintah
yang mempunyai program kepemudaan duduk bersama dalam badan ini
dengan maksud agar secara lintas sektoral kebijakan-kebijakan
pembinaan dan pengembangan dapat terkoordinir dan terpadu. Badan
ini dibentuk dari tingkat pusat-kecamatan.
b. Pelaksanan operasional pembinaan dan pengembangan generasi muda
melalui satuan pengendali pembinaan generasi muda yang dipimpin
oleh Menteri urusan pemuda yang sekarang Menteri Pemuda dan
Olahraga.10

2.5 PEMUDA DAN PERMASALAHAN MASA DEPAN BANGSA


Masa muda adalah suatu fase yang berproses kearah pekembangan dan
perubahan-perubahan yang transisional. Dalam hal ini uatu individu pemuda
selalu berhadapan dengan tantangan-tantangan, baik dari diri pemuda itu sendiri
maupun dari lingkungannya. Faktor lingkungan sangat mempengaruhi pada
data masa pendewasaan. Yang pertama adalah lingkungan keluarga dan yang
kedua adalah lingkungan masyarakat.

10
Hartomo dan Arnicun Aziz, Op. Cit., hlm. 128-130.

14
Munculnya perubahan-perubahan mengenai sosial budaya yang bergerak
cepat dalam abad modern ini sebagai akibat kemajuan IPTEK, diikuti dengan
masalah peledakan penduduk dan berbagai krisis dunia dalam bidang ekonomi,
moneter, energi dan lain-lain serta pembangunan nasional yang juga meliputi
bidang-bidang ekonomi, politik, sosial budaya maupun pertahanan dan
keamanan yang mempengaruhi setiap lapisan masyarakat dan dapat dirasakan
oleh generasi muda sebagai masalah yang langsung menyangkut
kepentingannya. Masalah masa kini sejatinya sebagai landasan yang akan
dihadapi di masa depan nanti.11
Secara garis besar, permasalahan generasi muda itu dapat dilihat dari
berbagai aspek sosial, yaitu:
1. Aspek sosial psikologi
Proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian serta
penyesuaian diri secara jasmani dan rohani seseorang sejak masa kanak-
kanak sampai usia dewasa, sangat tergantung kepada proses sosialisasi yang
telah dialaminya. Beberapa hambatan yang mungkin timbul dalam proses
sosialisasi seorang anak seperti hambatan pertumbuhan mental dan fisik,
salah asuh oleh orang tua/keluarga, maupun guru-guru di lingkungan
sekolah, menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang seperti kenakalan
remaja, ketidakpatuhan pada orang tua dan guru, kegandrungan kepada
narkotika, dll.
2. Aspek sosial budaya
Proses pembangunan dan modernisasi yang kini menjadi komitmen
berbagai negara dunia ketiga termasuk Indonesia tentu mempengaruhi
perkmebangan pemuda dalam proses pendewassannya. Apabila proses ini
tidak memperoleh arah yang jelas dikhawatirkan akan mempengaruhi corak
dan warna masa depan bangsa, yang lain daripada yang dicita-citakan.

11
Wahyu, Op. Cit., hlm. 63-74.

15
Dari aspek sosial budaya ini terlihat berbagai gejala yang
merisaukan. Benturan antara nilai-nilai budaya tradisional dan nilai-nilai
baru (modern) sebagai akibat pembangunan dan modernisasi, cenderung
menimbulkan pertentangan antara sesama generasi muda dan juga dengan
generasi muda dan juga generasi sebelumnya. Pertentangan ini disebabkan
oleh adanya perbedaan sistem nilai dan pandangan di antara mereka. Hal
tersebut akan memutuskan kesinambungan nilai-nilai perjuangan
proklamasi 17 agustus 1945.
Gejala-gejala yang tampak di masyarakat misalnya pola hidup yang
berdasarkan kekeluargaan gotong royong, salah satu ciri kehidupan
masyarakat Indonesia, makin tergeser kearah kehidupan yang materialistik
dan indivdualistis. Hal ini terutama dapat dilihat dikota-kota besar.
Keadaan seperti ini apabila terjadi secara terus menerus akan
mempengaruhi perkembangan generasi muda. Akibatnya, akan timbul rasa
tidak aman, penolakan dan keterasingan di kalangan mereka. Lebih lanjut
akan memungkinkan mereka mengasingkan diri dari masyarakat dengan
sikap dan cara berfikir yang lepas dari norma-norma dan sistem nilai yang
berlaku. Meremehkan ajaran-ajtran agama, pudarnya kesadaran berbangsa
dan berkepribadian nasional, yang akhirnya muncul dalam bentuk
kebanggaan terhadap budaya asing serta segala seuatu yang datang dari luar.
Keadaan ini akan menurunkan idealisme, patriotisme, dan
kesetiakawanan di kalangan generasi muda. Berbagai persoalan sosial
budaya sebagaimana yang disebutkan di atas, kiranya perlu mendapat
perhatian serius, karena hal ini menyangkut kelangsungan hidup berbangsa
dan bernegara.
3. Aspek sosial ekonomi
Tingginya angka pertumbuhan penduduk dan belum meratanya
pembangunan dan hasil-hasilnya di seluruh pelosok tanah air,
mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran di kalangan pemuda.
16
Kurangnya lapangan kerja, menimbulkan berbagai problematika
sosial dan frustasi di kalangan pemuda.
Sebagai akibat dari tingginya kebutuhan akan pendidikan yang
tidak seimbang dengan penyediaan sarana-sarana fasilitas pendidikan,
menyebabkan banyaknya pemuda putus sekolah dan tidak tertampung
pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Demikian pula akibat dari
anggaran pemerintah yang terbatas, pula mengakibatkan terbatasnya
kemampuan dalam peyediaan sarana-sarana dan peningkatan fasilitas bagi
latihan-latihan keterampilan.
4. Aspek sosial politik
Dalam kehidupan sosial politik, aspirasi pemuda berkembang dan
cenderung mengikuti infrastruktur politik yang hidup dan berkembang pada
suatu periode tertentu. Dengan demikian semakin dirasakan upaya untuk
menumbuhkan satu orientasi baru, yang menjangkau kepentingan nasional
dan bangsa di atas segala kepentingan lainnya.
Untuk memudahkan penyaluran aspirasi politik dari generasi muda
secara institusional dan konstitusional, maka perlu dilakukan pendidikan
politik yang menjangkau berbagai lapisan pemuda, terutama di pedesaan.
Termasuk di dalamya adalah untuk memberi pengertian tentang mekanisme
demokrasi Pancasila, maupun lembaga-lembaga konstitusional sebagai
wadah bagi penyaluran aspirasi tersebut.12

12
Darmansyah, Op. Cit., hlm. 101-103.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kita sebagai


generasi bangsa harus mengetahui siapa kita, apa tujuan kita, bagaimana jati
diri kita sesungguhnya agar kita lebih memahami makna sesungguhnya betapa
pentingnya menjadi generasi bangsa yang berbudi pekerti luhur,serta
menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara, serta tanggungjawab dalam perkembangan bangsa
ini mendatang

3.2 SARAN
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
Kedepannya penulis akan memberikan banyak referensi agar pembahasan
lebih lengkap dan mendalam. Kami sangat mengharap kritik maupun saran
pembaca agar makalah ini dapat berkembang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Arnicun dan Hartomo. 1993. MKDU Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Darmansyah. 1886. Ilmu Sosial Dasar. Surabaya: Usaha Nasional.

Noor, Arifin. 2007. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Soelaeman, Munandar. 1992. Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial.

Bandung: PT Eresco.

Wahyu. 1997. Wawasan Ilmu Sosial Dasar. Surabaya: Usaha Nasional.

19

Anda mungkin juga menyukai