Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

A.Perkembangan Angka di Eropa


Kira-kira tahun 825, seorang ahli Matematika Persia bernama Al-
Khawarizmi menulis buku tentang Aljabar yang antara lain berisi tentang sistem
bilangan Hindu secara lengkap. Kemudian buku ini diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin pada abad 12 dan buku-bukunya berpengaruh di Eropa. Terjemahan
inilah yang memperkenalkan sistem bilangan Hindu-Arab ke Eropa.
Perkembangan bilangan dari India - Eropa.

Pada simbol Brahmi belum mengenal angka nol. Angka nol mulai ada
setelah tahun 500 yaitu pada simbol Hindu hingga sekarang. Selanjutnya sistem
ini disempurnakan di Eropa dan hasil penyempurnaan itulah yang kita kenal
sekarang dalam sistem bilangan atau sistem Arab-Hindu.
Pada awal masuknya angka arab ke eropa, angka yang sering digunakan
orang-orang eropa untuk memcahkan masalah adalah menggunakan angka
romawi dimana dalam kode numerik angka romawi itu tidak ada istilah untuk
menyatakan angka nol, sehingga angka awalnya adalah satu dan seterusnya.
Silvister II yang dikenal dengan gerbert, setelah menyelesaikan studinya di
andalus dimana masa itu adalah masa pesatnya perkembangan islam, ia mencoba
memberi solusi masyarakat eropa yang tersendak pemikiran mereka dalam
perhitungan dikarenakan tidak adanya angka nol. Dengan kata lain silvister ingin
menunjukkan bahwa angka arab lebih lengkap ketimbang angka romawi.
Dalam perjalanannya selanjutnya, ia mendapatkan kendala karena
masyarkat eropa secara dominan lebih menjunjung tinggi budaya gereja mereka
dan budaya yunani, sehingga ia takut dikatakan bagian dari “barbarian
civilization”. Suatu istilah yang tunjukkan untuk sekelompok orang yang
mempunyai pemikiran berbeda dari yang lain. Ia pun menempuh jalan lain untuk
memasukkan angka arab ini ke eropa hingga pada ahirnya ia menemukan suatu
cara baru untuk mengelabuhi masyarakat eropa yaitu dengan menciptakan alat
yang disebut dengan abakus Gerbert.

Gambar Abakus Gerbert


Dalam abakus gerbert ini, kebanyakan pengoprasiannya dengan menggunakan
angka arab dan masyarakat eropa pun tak menyadari hal itu sehingga silvister II
ini oleh orang eropa dikenal dengan bapak angka.

Bangsa Eropa sendiri baru belakangan tertarik pada matematika. Selam


1000 tahun matematika berkembangdi Asia kecil (Yubabi, Arab). Tahun 400 –
120 perkembangan matematika dikatakan mandek, hanya beberapa gelintir orang
mengembangkan secara individual (tanpa ada komunikasi satu sama lain),
diantara mereka adalah Boethius, Alcuino, dan Gerberet, dan yang paling akhir
Leonardo Fibonacci. Barulah pada ke-16, pusat perkembangan matematika berada
di Eropa.
Leonardo dari Pisa

Perkembangan matematika pada abad pertengahan di Eropa seiring dengan


lahirnya Leonardo dari Pisa yang lebih dikenal dengan julukan Fibonacci (artinya
anak Bonaccio). Bonaccio sendiri artinya anak bodoh, tapi dia bukan orang bodoh
karena jabatannya adalah seorang konsul yang wewakili Pisa. Jabatan yang
dipegang ini membuat dia sering bepergian. Bersama anaknya, Leonardo, yang
selalu mengikuti ke negara mana pun dia melakukan lawatan.

Fibonacci menulis buku Liber Abaci setelah terinspirasi pada


kunjungannya ke Bugia, suatu kota yang sedang tumbuh di Aljazair. Ketika
ayahnya bertugas di sana, seorang ahli matematika Arab memperlihatkan
keajaiban sistem bilangan Hindu-Arab. Sistem yang mulai dikenal setelah jaman
Perang Salib. Kalkulasi yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan
notasi (bilangan) Romawi. Setelah Fibonacci mengamati semua kalkulasi yang
dimungkinkan oleh sistem ini, dia memutuskan untuk belajar pada
matematikawan Arab yang tinggal di sekitar Mediterania. Semangat belajarnya
yang sangat mengebu-gebu membuat dia melakukan perjalanan ke Mesir, Syria,
Yunani, Sisilia.
B. Tokoh –Tokoh Matematika Eropa sampai Abad ke XIV

Periode semenjak jatuhnya kekaisaran Romawi dalam abad ke V sampai


abad ke XI, dikenal sebagai masa suramnya ilmu pengetahuan di Eropa. Hanya
segelintir kaum pendeta biara dan masyarakat yang sedikit mengenal ilmu yang
berasal dari Yunani latin. Bagi mereka yang perlu dipelajari adalah aspek-aspek
praktis yang berhubungan dengan perdagangan dan tenik. Baru mulai abad ke XII
bangsa Eropa mulai bnagkit dari ketinggalannya dari bidang matematika dengan
munculnya mathematician terkenal. Yang akan dibahas pada pembahasan di
bawah ini;

1. JHON PHILOPONUS
Pada abad ke VI muncul sarjana terkenal bernama Jhon piloponus dari
Alexandria. Dia adalah seorang ahli fisika terkenal di dunia pada zamannya yang
tidak sependapat dengan hokum aristoteles mengenai gerakan benda-benda serta
kemustahilan ruang hampa udara. Philoponus juga menghasilkan karya dalam
bidang matematika diantaranya komentarnya atas karya
Nicomachus,”introduction to aritmatic”.

2. ALCUIN(735-804)
Alcuin dari York dilahirkan bertepatan dengan meninggalnya BeDe (673-
735), dia adalah mathematician Inggris yang banyak sekali menulis tentang
matematika, diantaranya yang paling terkenal adalah mengenai kalemder dan
finger reckoning (menghitung dengan jari). Alcuin mempunyai koleksi tentang
problem “puzzele” dan”rekreasi” berjudul “problems for the quickening of mind”,
diantara problem yang terdapat dalam buku ini adalah;
1) Apabila 100 gantang gandum dibagikan untuk 100 orang, dimana setiap laki-
laki memperoleh 3 gantang, wanita 2 gantang, sedangkan anak-anak
memperoleh masing-masing ½ gantang. Berapakah banyaknya laki-laki,
wanita dan anak-anak yang ada disana.
2) Seekor srigala, seekor kambing dan sebuah lobak akan dibawa menyeberang
sungai dengan perahu yang hanya bisa memuat salah satu dari ketiganya ini
disamping anak perahu. Bagaimanakah caranya tukang perahu membawa
mereka keseberang agar kambing tidak memakan lobak atau kambing tidak
dimakan serigala?
3) Seorang ayah yang akan meninggal dunia berpesan kepada istrinya yang
sedang hamil, apabila yang lahir seorang bayi laki-laki, anaknnya ini akan
memperoleh ¾ bagian dari harta yang ditinggalkan nya dan si ibu akan
memperoleh ¼ bagian sisanya. Tetapi jika yang lahi adalah anak perempuan,
puterinya ini akan memperoleh 7/12 bahagian dan si ibu mendapatkan sisanya
5/12 bahagian. Bagaimana cara membagi harta warisan si ayah jika yang lahir
adalah anak kembar, seorang laki-laki dan perempuan?

Selain itu Alcuin juga menulis tentang astronomi, tetapi karyanya ini tidak
sebaik karya-karya penulis Yunani.

3. GERBERT (940-1003)
Gerbert dilahirkan di Averge, perancis tetapi mendapatkan pendidikan di
Spanyol dan Italia. Dia pernah bekerja sebagai guru di Jerman dan diangkat
menjadi penasehat Kaisar Roma. Otto III, setelah menjadi Uskup Agung.
Kemudian pada tahun 999 Gerbert diangkat menjadi Paus dengan gelar Paus
Sylfester II. Dia adalah orang Kristen pertama yang belajar di sekolah Islam. Dia
membawa system numerasi Hindu tanpa nol ke Eropa. Gerbert juga menulis
tentang aritmatika dan geometri.
Masa ini juga disebut sebagai zaman kejayaan pengetahuan Islam tetapi
sarjana-sarjana latin tidak sedikitpun menghargai karya-karya Islam ini.

4. ADELARD (1075-1160)
Adelard adalah seorang sarjana Kristen yang belajar di sekolah Islam di
Spanyol. Mathematician yang berasal dari Inggris ini juga melakukan perjalanan
secara intensif ke Mesir, Yunani dan Syria.

Adelard menerjemahkan Elementsnya Euclid dari bahasa Arab ke bahasa


Latin, serta tabel-tabel astronomi dari Alkhawarizmi. Aderland juga
menerjemahkan Almagest karya Ptolemi kedalam bahasa Latin dari bahasa
Yunani tahun 1155.
5. GHERARDO dari Cremona (11114-1187)
Gherardo adalah penerjemah kelompok Spanyol yang terbesar pada
zamannya. Diantara kaya terjemahannya adalah versi baru dari Elements Euclid
karya Thabit ibn qurra dari bahasa Arab ke bahasa Latin. Dia juga menerjemahkan
karya Ptolemi yang berjudul Almagest, juga menerjemahkan lebih dari 90 karya
bahasa Arab termasuk Hisab aljabar wal muqubalah karya alkhawarizmi.

6. ROBERT dari Chester (1140)


Robert adalah seorang yang pertama kali menerjemahkan karya
Alkhawaritzmi, Hisab aljabar wal muqubalah pada tahun 1145. Dia juga orang
yang pertama kali menerjemahkan Al-Qur’an kedalam bahasa latin beberapa
tahun sebelum dia menerjemahkan karya Alkhawarizmi.

Karya-karya Alkhawarizmi merupakan karya yang paling terkenal pada


masa itu di Eropa, terutama karya Aljabarnya. Orang Eropa lebih menyenangi
matematika bangsa Arab dibandingkan dengan geometrinya Yunani.

Pada abad ke XII sarjana-sarjana latin bermunculan dan dengan serius


mempelajari trigonometri bangsa Arab yang muncul dalam karya-karya astronomi
Arab.perkataan SINUS pertamakali muncul dalam trigonometri berasal dari
Robert yang diambilnya dari bahasa arab “jiva” yang artinya teluk.

7. JHON HALFAK
Pada abad ke XII muncul beberapa mathematician Eropa, salah satunya
adalah Jhon halifak yang berasal dari Inggris. Dia adalah seorang guru yang
mengajar di Inggris dan disamping itu dia juga menulis kumpulan dari dalil-dalil
aritmatika.

8. LEONARDO FIBONACCI
Leonardo fibonaci atau yang lebih dikenal sebagai Leonardo de pisa adalah
mathematician yang paling berbakat pada abad pertengahan. Dia adalah anak
seorang pedagang yang mengikuti ayahnya berdagan ke Mesir, Sicilia,Yunani dan
Syria. Karyanya yang terbesar adalah subuah buku yang berjudul “Liber Abaci”
(buku Abacus). Buku ini berisi tentang problem-problem dengan menggunakan
lambing Hindu-Arab yang memperlihatkan bahwa dia dipengeruhi oleh aljabarnya
Alkhawarizmi dan Abu Kamil. Liber abaci ini lebih memfokuskan pada
aritmatika dibandingkan geometri, buku ini dimulai dengan penjelasan ‘sembilan
lambing bilangan India’ dengan menambahkan bilangan nol. Fibonacci pun secara
tetap menggunakan garis datar ( – ) sebagai lambang untuk menyatakan
pembagian, dalam buku ini Fibonacci menggunakan 3 jenis pecahan yaitu;
pecahan biasa, pecahan sexagesimal, dan pecahan unit.
Yang unik dari buku ini adalah cara penulisan pecahan campurannya
sebagai berikut;

misalnya pecahan 28 dalam buku ini ditulis 28


salah satu problem yang terdapat pada Liber Abaci ini adalah “ berapa
pasang kelinci yang akan dilahikan dalam satu tahun, yang dimulai dengan
sepasang kelinci, apabila setiap bulan masing-masing pasangan menghasilkan satu
pasang kelinci baru, dimana pasangan kelinci baru akan menghasilkan setelah
bulan ke-2. Problem ini dikenal sebagai barisan Fibonacci; 1,1,2,3,5,8,13,21 . . . .
Un dengan Un=Un-1+Un-2
bakat yang luar biasa dari Fibonacci ini menyababkan dia dipanggil oleh raja
Federick III untuk ikut dalam suatu perlombaan yang soalnya sudah disiapkan
oleh Jhon dari Pelermo, yaitu x2+5 adalah suatu kuadrat bilangan dan x2-5 juga
merupakan suatu kuadrat dari sebuah bilangan, dan Fibonacci menjawab dengan

tepat bahwa x bernilai problem ini terdapat dalam buku Liber Quadrtorum,
selain itu Fibonacci juga menuliskanidentitas-identitas dalam buku Liber
Quadrtorum seperti;

(a2+b2)(c2+d2) =(ac+bd)2+(bc–ad)2
=(ad+bc)2+(ac–bd)2

problem ke-2 adalah menyelesaikan persamaan akar pangkat tiga dari


x3+2x2+10x=20 Fibonacci menyelesaikannya dengan pecahan sexadesimal yaitu
1;22,7,42,33,4,40 yang dalam pecahan decimal sama dengan 1,3688081075.
Penyelesaian problem ini terdapat dalam bukunya yang berjudul Flos (bunga)
kemudian buku terakhirnya berjudul “Patricia Geometrica” buku ini berisi
kumpulan dari karya-karya geometri dan trigonometri.

9. JORDANUS NEMORARIUS
Jordanus adalah penulis dari karya-karya matematika seperti aritmatika,
geometri, astronomi, aljabar dan kemungkinan juga ststistika disampimg
mekanika.dia adalah mathematician yang pertamakali menggunakan huruf sebagai
lambang dari sebuah bilangan.
Bukunya “Aritmatica” adalah buku yang merupakan basis bagi komentator-
komentator pada universitas Paris dalam abad ke XVI, buku ini hampir
menyerupai filsafah. Karya Jhordanus yang lainnya adalah “De numeris datis”,
buku ini berisikan kumpulan dair hokum-hukum aljabar. Sebagai contohnya:
Apabila suatu bilanganyang diketahui dibagi menjadi dua bagian sedemikian
sehingga perkalian bahagian yang satu dengan bahagian yang lain diketahui, maka
masing-masing dari kedua bahagian ini dapat di tentukan” hukum ini dinyatakan
oleh Jhordanus sebagai berikut “Misalnya diketahui bilangan abc dan misalkan
bilangan yang dibagi menjadi 2 adalah ab dan c dan misalkan lagi d adalah hasil
perkalian ab dan c, diketahui pula. Misalkan kuadrat dari abc adalah e dan
misalkan lagi 4 kali d adalah f dan misalkan g adalah hasil dari pengambilan f dari
e. maka g adalah kuadrat dari selisih antara ab dan c. misalkan h akar pangkat tiga
dari g, maka h adalah selisih antara ab dan ac. Karena h diketahui maka c dan ab
akan dapat ditentukan.
“algorismus demonstratus” adalah sebuah karya Jhon nemorarius yang
berisikan tentang penjelasan tentang hukum-hukum aritmatika.

10. CAMPANUS dari Novara (1260)


Campanus mulai dikenal di Eropa mulai dikenal pada yahun 1260. Dia
adalah pendeta pada Paus Urban IV yang menerjemahkan karya Elements dari
Euclid. Pada akhir bab IV Elements dengan karya Jhordanus “de Triangulis”
yakni mengenai trisectin suatu sudut. Misalkan <AOB adalah sudut yang akan
dibagi menjadi tiga bagian yang sama besar, cara Campanus membagi <AOB ini
adalah dengan melukiskan <AOB pada lingkaran yang berpusat di O. sedemikian
sehingga panjang OA=OB, kemudian dari titik O do tarik garis OC yang tegak
lurus dengan garis OB dan melalui A dibuat garis AED sedemikian sehingga
panjang DE=OA. Apabila ditarik garis OF yang sejajar dengan garis AED maka
besar <FOB adalah 1/3 dari <AOB.

11. WILLIAM dari Moerbeke (1215-1286)


Tahun 1269 William Moerbeke mempublikasikansuatu terjemahan karya
terjemahan dari karya Archimedes tentang matematika dan limu pengetahuan
alan, semenjak itu orang lebih mengenal Archimedes. Karena Moerbeke ini
adalah seorang Uskup Agung jadi dia menerjemahkan karya Arcimedes ini secara
harfiah oleh sebab itu hasilnya kurang memuaskan. Karya Archimedes yang
diterjemahkan oleh Moerbeke diantaranya adalah; ‘on spiral’, ‘the quardature of
the parabola’, dan ‘on conoid and spheroid’ dan banyak lagi karya Archimedes
yang diterjemahkan oleh William ini.

12. THOMAS BRADWARDINE


Thomas bradwardine adalah seorang filosof, ahli theology, juga
mathematician yang meninggal ketika menjadi uskup agung Centerbury. Dia
menulis pengembangan dari teori Bacthius tentang ‘n-tuple proportion’ dalam
bukunya yang berjudul “Tachtatus the proportonibus” pada th 1328. Disamping
itu Bradwardine jug menulis buku tentang “aritmatic”,“geometri”, “geometrica
speculative” dan “tactatus de continuo”.

13. JOHN VON NEUMANN (1903 – 1957)

John von Neumann termasuk salah satu matematikawan abad 20. Seperti
kebanyakan matematikawan yang lain ia pun berkontribusi penting baik dalam
matematika maupun dalam sains. Von Neumann khususnya tertarik pada
permainan strategi dan peluang. Jadi tidak mengejutkan apabila ia adalah salah
seorang yang membuka bidang matematika baru yang disebut game theory (teori
permainan). Dengan menggunakan peluang yang terlibat dalam peluang strategi
dan ia membuat strategi yang menghasilkan “pemenang” dalam permainan
pembuatan keputusan, teori permainan von Neumann dapat menyelesaikan
masalah-masalah dalam ekonomi, sains, dan strategi militer.

Von Neumann dilahirkan di Budapest, Hongaria. Ketika berusia 6 tahun,


ia mampu melakukan operasi pembagian seperti 78.463.215: 49.673.235 di luar
kepala. Pada usia 8 tahun ia telah memperoleh master dalam kalkulus dan
mempunyai trik tertentu mengingat dalam sekali pandang terhadap nama, alamat,
dan nomor telepon dalam satu kolom buku telepon. Ketika berusia 23 tahun ia
menulis sebuah buku berjudul Mathematical Foundations of Quantum Mechanics,
yang digunakan dalam pengembangan energi atom.

Pada tahun 1930, von Neumann hijrah ke Amerika Serikat untuk


memangku jabatan guru besar dalam fisika-matematika pada Universitas
Princeton. Ia menjadi berminat dalam penggunaan komputer berskala besar dan ia
salah satu pembangun otak elektronik modern, yang disebut MANIAC
(Mathematical Analyzer, Numerical Integrator and Computer). Sebagai penasihat
selama Perang Dunia II, ia memberi kontribusi dalam mendisain senjata dan
peluru nuklir.

Von Neumann mempunyai banyak minat intelektual, namun kebanggaan


terbesarnya adalah menyelesaikan masalah. Suatu ketika ia menjadi begitu
berminat adalah sebuah masalah ketika dalam perjalanan ia ingin menelepon
istrinya untuk mencari tahu mengapa ia melakukan perjalanan. Karena
kemampuan von Neumann menyelesaikan masalah, cakrawala matematis kita
telah makin luas.

C. Kemajuan Matematika di daratan Eropa pada Abad ke 17

Berikut tokoh-tokoh termasyhur di Eropa pada abad ke 17, diantaranya:

a. Galileo (1564-1642)
Penemuan terpenting Galileo ialah ditemukannya salah satu rumus
yang berlatar belakang kecepatan benda jatuh tidak tergantung pada berat
benda itu, dalil itu sangat berlawanan dengan dalil Archimedes. Kemudian
pada tahun 1607, ia membuat sebuah teleskop dengan kekuatan pembesar
30 kali diameter benda yang diamati. Dengan teleskop buatannya, ia
berhasil mengamati titik bintik matahari, relief bulan, fase dari cincin
venus dan saturnus dan menemukan 4 satelit Jupiter. Dengan penemuan
itu menguatkan pendapat Copernicus tentang sistem matahari dan
menerbitkan buku pendukung teori Copernicus, dengan hasil karyanya
sangat menyumbang pertumbuhan ilmu pengetahuan akan mekanika
benda jatuh bebas.
Penemuan lainya adalah parabola dari proyektif dalam ruang
hampa dan juga menemukan hukum momentum, mikroskop dan kompas
juga hasil kreatif Galileo. Hasil pemikirannya yang lain adalah
menyatakan ekuivalensi dari himpunan tak hingga yang menjadi dasar
teori himpunan. Juga menerbitkan buku yang berjudul “DISCORSI F
DIMONSTRAZIONI MATHEMATICHE A DUE NUOVE SCIENCE”
pada tahun 1638 di leiden.

b. Kepler (1571-1630)
Ketertarikan Kepler akan pengetahuan astronomi dan
ketekunannya dalam melakukan berbagai percobaan, membuat dia
menyusun hukum-hukum tentang pergerakan planet, hukumnya adalah:

1) Planet bergerak mengelilingi matahari dalam orbit eliptik dengan


matahari pada salah satu focus;
2) Jari-jari vector yang menghubungkan satu planet ke matahari
melalui suatu luas daerah yang sama dalam interval waktu yang
sama;
3) Kuadrat dari waktu satu putaran dari suatu planet mengelilingi
orbitnya sebanding dengan pangkat 3 rata-rata jarak planet itu ke
matahari.
Penyusunan dari hukum itu sebelumnya adalah merupakan data-
data yang ditulis brahe, ahli astronomi istana kaizar Rudolph II

Dan pada tahun 1800 orang gerik menggambarkan sifat-sifat kerucut,


dimana Keplerlah yang pertama memakainya dalam praktek ilmu
pengetahuan. Dengan memperkenalkan konsep integral sekalipun masih
berbentuk kasar, pada tahun 1615 Kepler sudah memakai langkah-langkah
untuk menentukan isi dari benda ruang yang berputar mengelilingi pada
suatu ruas garis pada bidang irisan kerucut.
Kepler juga menemukan beberapa polyhedron. Dari Kepler juga
dikenal istilah focus irisan kerucut, pendekatan keliling dari elips dengan
panjang setengah sumbu adalah a dan b diberikan rumus , Kepler
meletakkan dasar konsep kontinuitas yang menjadi postulat ke
takberhinggaan pada suatu bidang. Dan juga menyumbangkan
pengetahuan pada ilmu pengetahuan geometri.

c. Desargues (1593-1662)

Karya Desargues berbentuk risalat-risalat mengenai irisan kerucut.


Desargues meletakkan dasar teori tentang involut daerah harmonis,
homologi garis kutub dan kutub perspektif. Teorema dasar geometri
proyektif dari Desargues berbunyi sebagai berikut: “Jika dua segitiga pada
suatu bidang atau tidak pada suatu bidang, terletak sedemikian sehingga
garis-garis yang menghubungkan dua titik sudut yang bersesuaian melalui
satu titik maka titik-titk potong bersesuaian terletak pada satu garis”.

d. Blaise Pascal (1623-1662)


Pada usia 12 tahun, Pascal sudah menemukan teorema geometri
elementer. Pada usia 14 tahun ikut serta dalam kelompok matematika
Perancis. Usia 16 tahun, menemukan teorema hexagram mistik dalam
geometri proyektif pada kurva-kurva. Isi dari Teorema tersebut adalah:
“jika suatu segi enam digambarkan dalam suatu irisan kerucut, maka titik-
titik potong dua sisi berhadapan terletak pada suatu garis”.
Dan teorema itu dibuktikan dengan benar untuk lingkaran. Dari
teorema ini, Blaise Pascal merumuskan 400 akibat teorema hexagram
mistik. Dan tahun 1640 mencetak karya lagi dengan judul “EASSY POUR
LES CONIQUES” dan mengumumkan semua penemuanya, salah satu
cetakan tersebut sekarang terdapat di hanover, satu lagi di perpustakaan
nasional Paris.
Teorema hexagram mistik terdapat pada cetakan itu, dalam aljabar
sekarang kita kenal segitiga Pascal. Unsur bilangan berikutnya adalah
diperoleh dari jumlah unsur sebelumnya, misalkan 56, maka itu terdiri dari
1+5+15+35, segitiga itu pada derajat tertentu digambar menurut diagonal.
Bilangan-bilangan pada diagonal itu adalah koefisien berturut-turut dari
pemangkatan binomial, misalnya bilangan pada diagonal kelima, yaitu
1,4,6,4,1 adalah koefisien pada penjabaran pangkat empat.
Kemudian pada usia 19 tahun, ia menemukan mesin hitung mekanika
fisika. Pada tahun 1648, ia kembali menunjukkan karyanya tentang irisan
kerucut secara lengkap, karena penyakit yang dideritanya pada tahun 1650,
ia memutuskan untuk meninggalkan matematika dan mengabdikan diri
pada renungan agama.
Namun pada tahun 1653, ia kembali pada kegiatan matematika dan
menulis buku dengan judul “TRAITE DU TRIANGLE
ARITHMATIQUE”, karya lainya adalah menemukan hukum Pascal, teori
peluang. Pada tahun 1654, ia mengalami kecelakaan ketika mengendarai
kuda, lalu meninggalkan kegiatan matematikanya lagi sama seperti yang
pernah dilakukannya sebelumnya. Kembali lagi pada kegiatan
matematikanya setelah dia sembuh, hasil pemikirannya adalah sifat
geometri dari cycloida.
e. Penemuan mesin hitung

Pada tahun 1642, mesin hitung pertama diperkenalkan oleh Pascal,


yaitu berfungsi untuk menjumlah, yang digunakan oleh bapaknya dalam
pemeriksaan pembukuan pemerintah di Ronen. Mesin hitung itu mampu
mengenal bilangan yang terdiri dari 6 angka. Keseluruhan mesin hitung
Pascal ada kurang lebih 50, satu diantaranya diawetkan di conservatoire
des arts et métiers di Paris.
Kemudian beberapa tokoh mulai mengembangkan mesin hitung,
seperti yang tampak pada tabel berikut.
Tahun
Tokoh Fungsi
Penemuan
Blaise Pascal 1642 Mekanika dan fisika
Leibniz 1671 Perkalian
Samuel Morland 1673 Perkalian
Thomas de Colmer 1820 Mengurangi dan pembagian
Frank Stephen Baldwin 1875 Penjumlahan, mengurang,
perkalian dan pembagian
Charles babbage 1792-1871 Tabel matematika tertentu

Atas berkat keteguhan beberapa tokoh, mesin hitung semakin


berkembang hingga seperti mesin hitung kita kenal sekarang.

D. Pusat Perkembangan Matematika berada di Eropa

Pada Matematika Kontemporer (1850 – Sekarang), Aritmetika memiliki


peran ganda: sebagai alat bantu sains dan perdagangan, dan sebagai uji komparatif
landasan dasar tempat sistem matematika itu dibangun. Hogben, Well, dan
McKey dan lain-lain telah melukiskan peran aritmetika dengan indahnya.

Perkembangan kalkulasi yang paling spektakuler adalah diciptakannya


“otak elektronik”, komputer. Komputer lebih banyak memerlukan matematika
daripada aritmetika elementer. Penciptaan komputer memerlukan kolaborasi para
pakar matematika, aritmetika, dan ahli teknik pakar mesin.

Pada abad 20, perkembangan aritmetika makin abstrak dan tergeneralisasi.


Perkembangannya mengacu pada aljabar dan analisis guna lebih “mengeraskan”
aritmetika. Sebaliknya yang terakhir ini disebut “arimetisasi”. Abstraksi dan
generalisasi pada abad 20, telah diantisipasi oleh Lobachevsky dengan munculnya
geometri non-euclidnya. Selanjutnya pakar-pakar lain seperti Peacock, Gregory,
DeMorgan, memandang aljabar dan geometri sebagai “hipothetico-deductive”
dengan cara Euclid.

Dengan kritikan tajam oleh Cantor, Dedekind, dan Weirstrass terhadap


sifat-sifat sistem bilangan (seperti faktorisasi, habis dibagi dan sebagainya) pada
tahun 1875, pada tahun 1899 Hilbert muncul dengan “metode postulatsional”.
Dengan demikian, dari pandangan ini, bilangan, titik, garis dan sebagainya adalah
abstrak murni, tidak mempunyai kaitan dengan benda fisik. Akhirnya Peano
berjaya menjelaskan bahwa sistem bilangan 1, 2, 3, . . . dapat diperluas (dalam arti
dapat “menghasilkan”) sistem bilangan bulat, rasional, real, dan kompleks hanya
melalui postulat pada bilangan alam.

Permasalahan terakhir adalah masalah “landasan” atau “pondasi”


matematika atas struktur matematika itu dibentuk. Matematika yang telah
berkembang selama dua ribu lima ratus tahun oleh generasi ke generasi, ternyata
dapat diajarkan kepada anak-anak “hanya” dalam beberapa tahun di sekolah. Oleh
karena itu, Prof Judd (psikolog) mengatakan bahwa aritmetika adalah kreasi
manusia paling perfect (sempurna) dan alat untuk berkomunikasi sesama manusia.
Dengan demikian matematika perlu dijaga dan dikembangkan untuk
mengantarkan manusia menyongsong hari esok yang cerah.

Landasan dan Paradoks dalam Matematika

Krisis landasan dalam matematika selalu diawali dengan munculnya


paradoks atau antinomi dalam matematika.
Krisis I. Pada abad ke-5 SM, muncul paradoks bahwa ukuran sama jenis (dalam
geometri) adalah proporsional. Konsekuensi dari paradoks ini menjadikan semua
‘teori proporsi’ model Pythagoras dicoret dan dinyatakan salah. Krisis ini tidak
segera di atasi dan baru sekitar 500 tahun kemudian oleh Eudoxus dengan
penemuannya bilangan rasional pada tahun 370 SM.

Krisis II. Pada abad ke-17, Newton dan Leibniz menemukan kalkulus. Hasil ini
sangat diagungkan karena penerapannya yang gemilang, dengan konsepnya
‘infinitesial’. Malangnya, hasil-hasil penerapannya justru digunakan untuk
menjelaskan landasannya. Krisis ini dapat diatasi pada abad ke-19 oleh Cauchy
dengan memperbaiki konsep kalkulus melalui konsep ‘limit’. Dengan aritmetisasi
oleh Wierstrass, krisis landasan II telah diatasi.

Abad ke-19 Cantor menemukan teori himpunan. Teori ini disambut


antusias oleh para matematikawan dan teori himpunan telah menjadi landasan
cabang-cabang matematika. Burali Forti, Bertrand Russel mengajukan paradoks-
paradoks dalam teori himpunan. Misalnya H = {x | x H}, yakni, H adalah
himpunan semua x sedemikian sehingga x H. Sampai sekarang krisis belum dapat
diatasi. Melalui filsafat (yang selalu mencari sesuatu yang hakiki) dilakukan
program-program mengatasi krisis. Ada tiga kelompok besar yang ingin
mengatasi krisis ini, yang memunculkan tiga aliran: logistis, formalis, dan
intuisionis.

Macam-macam Aliran dalam Membangun Landasan


Krisis landasan matematika, terutama yang berlandaskan teori himpunan dan
logika formal, memaksa para matematikawan mencari landasan filsafat yang ingin
mengonstruksi seluruh massa matematika yang besar, sehingga dapat diperoleh
landasan yang kokoh. Mereka terpecah ke dalam tiga aliran besar filsafat
matematika: logistis, intuisionis, dan formalis.

Kaum logistis dengan pimpinan Bertrand Russell dan Whitehead,


menganggap bahwa sebagai konsekuensi dari programnya, matematika adalah
cabang dari logika. Oleh karena itu, seluruh matematika sejak zaman kuno perlu
dikonstruksi kembali ke dalam term-term logika. Hasil program ini adalah karya
monumental “Principia Mathematica”. Dalam buku ini hukum ‘excluded middle’
dan hukum ‘kontradiksi’ adalah ekuivalen. Kesulitan timbul salam usaha mereka
merakit beberapa metode kuno untuk menghilangkan aksioma reduksi yang tidak
disukai.

Kaum intuisionis dengan pimpinan Brouwer, menganggap, sebagai


konsekuensi dari programnya, bahwa logika adalah cabang dari matematika.
Matematika haruslah dapat dikonstruksi seperti bilangan alam dalam sejumlah
langkah finit. Mereka menolak hukum ‘excluded middle’ jika akan diberlakukan
untuk langkah infinit. Heyting membangun perangkat logika-intuisionis dengan
lambang-lambang yang diciptakannya. Kesulitan yang timbul adalah berapa
banyak keberadaan matematika dapat dibangun tanpa tambahan (perangkat
logika) yang diperlukan.

Kaum formalis dengan pimpinan Hilbert menganggap bahwa matematika,


sebagai konsekuensi dari programnya, adalah sistem lambang formal tanpa
makna. Untuk mengonstruksi seluruh matematika yang telah ada, diperlukan
‘teori bukti’ untuk menjamin konsistensinya. Dengan lambang-lambang formal
kaum formalis menghasilkan karya monumentalnya “Grunlagen der
Mathematik:”, jilid I dan II. Malangnya, K. Godel, matematikawan Italia
menunjukkan bahwa konsistensi suatu perangkat aksioma karya Hilbert ‘tak dapat
ditentukan’, bahkan sebelum buku Hilebrt II diterbitkan.

Perkembangan matematika dilihat dari produktivitas baik kuantitatif


maupun kualitatif dari waktu ke waktu makin meningkat dan sangat cepat.
Perbandingan ini dikaitkan dengan skala waktu. Perbandingan produktivitas
terhadap skala waktu, secara kuantitatif dapat digambarkan mendekati secara
eksponensial pertumbuhan biologis.

Ada dua macam pembagian mengikuti waktu atau periode perkembangan.


Yang pertama, pembagian waktu ke dalam tiga periode, yakni, “dahulu”,
“pertengahan”, dan “sekarang”. Pembagian ini berdasarkan pertumbuhan
matematika sendiri dan daya tahan hidup sesuai zamannya. Yang kedua,
pembagian menurut cara konvensional dalam tujuh skala waktu menurut
penemuan naskah yang dapat dihimpun, yakni (1) Babilonia dan Mesir Kuno, (2)
Kejayaan Yunani (600 SM – 300), (3) Masyarakat Timur dekat (sebagian sebelum
dan sebagian lagi sesudah (2)), (4) Eropa dan masa Renaissance, (5) Abad ke-17,
(6) Abad ke-18 dan 19, dan (7) Abad ke-20. Pembagian ini mengikuti
perkembangan kebudayaan Eropa.

Setiap periode, baik yang membagi menjadi 3 atau pun 7, memiliki ciri
khas yang umum. Pada periode “dahulu”, ciri khasnya adalah empiris,
mendasarkan pada pengalaman (indera) hidup manusia. Periode “pertengahan”
mulai dengan analisis (Descartes, Newton, Leibniz, Galileo), sedangkan pada
periode “sekarang” ciri khasnya adalah metode abstraksi dan generalisasi.
Ternyata perkembangan matematika dilihat dari kualitas dan kekuatannya jauh
lebih penting daripada dilihat secara kuantitas. Ingatlah akan definisi matematika
yang mengatakan “matematika adalah cara berpikir dan bernalar”,

Perkembangan Matematika Sesudah Renaissance

Masing-masing dari 7 periode terdapat peningkatan kematangan yang


signifikan, namun juga terdapat keterbatasannya. Pada periode Yunani,
matematika masih bersifat empiris. Pada abad ke-17, kekurangan itu diperbaiki
dengan munculnya geometri analitik, proyektif, dan diferensial pada abad
berikutnya. Revitalisasi diperlukan agar pertumbuhan matematika makin
berkembang dan dapat digunakan dalam ilmu lainnya. Yang terakhir muncul
geometri baru (non-euclid) dan menyingkirkan geometri euclid (lama).

Dalam periode terakhir, daerah jelajah matematika makin luas. Beberapa


cabang menjadi terlepas dari induknya dan menjadi otonom. Beberapa di
antaranya diserap dalam wadah yang lebih besar, misalnya analisis telah
menggeneralisasi geometri. Pelarian dan penangkapan kembali ini mengilhami
para matematikawan untuk merangkum kembali seluruh matematika. Awal abad
ke-20 dipercayai unifikasi akan dicapai melalui logika matematis (Bertrand
Russell). Ternyata harapan ini sia-sia dan terlepas.
Motivasi yang melatar-belakangi perkembangan matematika semula
diperkirakan ekonomi. Penelitian lebih mendalam ternyata tidak demikian. Latar
belakang ekonomi benar untuk matematika praktis yang diterapkan pada
perdagangan, asuransi, sains, dan teknologi. Namun perkembangan matematika
dapat dimotivasi oleh agama (mistik), kuriositas intelektual, bahkan hanya untuk
‘makanan’ para pakar matematika. Bagi para pakar matematika ‘murni’ tidak ada
tujuan apa pun terkecuali untuk mengembangkan teorinya yang rigor, tanpa
memikirkan apakah kelak berguna atau tidak (baca lagi sisa-sisa zaman).

Banyak matematika yang telah dikembangkan begitu sulit oleh para


pekerja matematika, namun hasilnya terkubur begitu saja. Setiap zaman
meninggalkan hasil-hasil yang rinci. Sebagian hanya menarik bagi sejarawan
matematika. Jadi hasil-hasil karya setiap zaman dapat saja terkubur, tetapi tidak
perlu mati. Dan pekerja yang sudah bersusah-payah ini memang tidak perlu sia-
sia.

http://ulyanajra.blogspot.com/2012/01/perkembangan-matematika-eropa-
sampai.html
http://www.suaramedia.com/sejarah/sejarah-islam/13072-ahmad-ibnu-yusuf-
ilmuwan-ahli-matematika-dari-mesir.html
http://duniawiie.blogspot.com/2011/10/matematika-dan-warisan-budaya.html
http://akuyudhipblg.blogspot.com/2012/03/asal-mula-bilangan-nol-bilangan-
prima.html
http://personal.fmipa.itb.ac.id/hgunawan/files/2007/11/matematika-di-indonesia-
bagian-1.pdf
http://nadiyyazummi.blogspot.com/2012/09/perkembangan-matematika-pada-
abad.html

Anda mungkin juga menyukai